JUDUL PROGRAM
OSHANO INOVASI OBAT OSTEOARTHRITIS DARI LIMBAH KULIT
UDANG BERBASIS NANO-GLUKOSAMIN DENGAN METODE
HIDROLISIS ASAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
ALFIAN DONY SAPUTRA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas/Institut
e. Alamat Rumah
f. Alamat email
`
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti
b. Sumber lain
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
:OSHANO
Inovasi
Obat
Osteoarthritis dari Limbah Kulit
Udang Berbasis Nano-Glukosamin
dengan Metode Hidrolisis Asam
: PKM-P
: Alfian Dony Saputra
: 26010112130032L2E008072
: Perikanan
: Universitas Diponegoro
: Kp. Kelapa Citayam Rt. 01/ Rw.05
No. 69, Bogor
: dony_potret21mg@yahoo.com
: 3 orang
: Romadhon, S.Pi., M.Biotech
: 000609760708121 001
: Jl. Karang Rejo Barat No. 150,
Semarang dan 081325169820
: Rp. 11.307.500,-6.900.000.: Rp. : 5 bulan
Dosen Pendamping
Drs. Warsito, SU
NIP. 19540202 198103 1 014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
RINGKASAN .................................................................................................... vi
I.
PENDAHULUAN.............................................................................. .........
1.1. Latar Belakang ......................................................................................
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................
1.4. Urgensi Penelitian .................................................................................
1.5. Luaran yang Diharapkan .......................................................................
1.6. Manfaat Penelitian ................................................................................
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
4
4
6
6
6
9
9
9
DAFTAR PUSTAKA...
10
LAMPIRAN ....................................................................................................... 12
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kitosan. ............................................................................................ 4
Gambar 2. Struktur Kimia Glukosamin Hidroklorida dan Glukosamin Sulfat .............
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Spesifikasi Mutu Glukosamin Hidroklorida (GlcN) menurut (USP)..
55
vi
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kulit udang merupakan sumber potensial pembuatan kitin dan kitosan,
yaitu biopolimer yang secara komersil berpotensi dalam berbagai bidang industri.
Manfaat kitin dan kitosan di berbagai bidang industri modern cukup banyak,
diantaranya dalam industri farmasi, biokimia, bioteknologi, biomedikal, pangan,
gizi, kertas, tekstil, pertanian, kosmetik, membran dan kesehatan. Disamping itu,
kitin dan kitosan serta turunannya mempunyai sifat sebagai bahan pengemulsi
koagulasi dan penebal emulsi (Marganov, 2003). Kulit udang mengandung
protein 15,60-23,90%, kalsium karbonat 53,70-78,40%, dan khitin 18,70-32,20%
yang juga tergantung pada jenis udang dan tempat hidupnya (Marganov, 2003).
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi yang telah dimasukkan
dalam empat kondisi penyakit otot dan tulang yang dapat membebani hidup
seseorang (WHO 2007). Deteksi radiologis menunjukkan bahwa lebih dari 70%
penduduk dunia yang berusia di atas 70 tahun menderita osteoarthritis (EFSA
2009). Wang et al. (2007) menambahkan bahwa penyakit OA akan semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan tingkat obesitas. Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 2000 telah melaporkan bahwa
berdasarkan jumlah lanjut usia yang ada, Indonesia telah menduduki urutan
keempat terbanyak sesudah Cina, India, dan Amerika Serikat. Terapi medis pada
pasien osteoarthritis difokuskan kepada terapi nyeri sendi, yaitu penggunaan
analgesik dan anti inflamasi non steroid (NSAID), namun penggunaan kedua
bahan tersebut dinyatakan memiliki efektivitas yang kurang optimal (Felson
2006) dan masih terdapat hal-hal yang dipertanyakan tentang keamanannya
(Martha 2006), terutama tentang adanya indikasi peningkatan risiko
kardiovaskular (Mukherjee et al. 2001) dan hipertensi (Solomon et al. 2004). Diet
suplemen glukosamin dan kondroitin sulfat telah dianjurkan sebagai pilihan yang
aman dan efektif untuk pencegahan maupun pengobatan gejala osteoarthritis
(Richy et al. 2003; Institute of Medicine Report 2004; EFSA 2009).
Glukosamin merupakan senyawa yang secara alami terdapat pada tubuh,
terutama pada jaringan penghubung dan jaringan tulang rawan (Anderson et al.
2004). Kemampuan untuk mensintesis glukosamin pada tubuh akan mengalami
penurunan seiring dengan bertambahnya umur. (Santhosh & Mathew 2008).
Glukosamin terbukti dapat menstimulasi produksi tulang rawan dan menghambat
enzim yang menghancurkan tulang rawan. Selain itu, glukosamin juga dapat
membantu menghambat terjadinya perubahan metabolisme tulang pada penderita
osteoarthritis (Towheed et al. 2005; Clegg et al. 2006).Chen dan Chiou (2004)
menyampaikan bahwa modifikasi hidrolisis kimia untuk memproduksi
glukosamin dengan cepat, produktivitas tinggi serta memiliki tingkat konsentrasi
yang dapat diandalkan menjadi fokus utama dalam beberapa tahun terakhir ini.
Recovery process menjadi salah satu teknologi alternatif yang semakin banyak
dikembangkan untuk memanfaatkan limbah terbuang menjadi produk yang
bernilai ekonomis (Holanda et.al 2006). Shantosh dan Mathew (2007)
menyatakan bahwa kitin merupakan salah satu produk bernilai ekonomis tinggi
yang dapat disintesis dari kulit udang serta dapat dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan glukosamin.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, adapun
perumusan masalah yang dapat disusun dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana cara mengatasi melimpahnya limbah kulit udang. yang belum
termanfaatkan?
b. Bagaimana proses pembuatan suplemen atau obat berbasis nano-glukosamin
dari limbah kulit udang?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis glukosamin hidroklorida dari
kulit udang melalui hidrolisis kimiawi serta menganalisis tingkat konsentrasinya
sebagai sediaan suplemen penyakit osteoarthritis
1.4.
Urgensi Penelitian
Limbah kulit udang selama ini tidak termanfaatkan secara maksimal.
Padahal kulit udang dapat dijadikan bahan baku dalam pembuatan kitin dan
kitosan. Di dalam perkembangannya pemanfaatan kitin dapat dijadikan sebagai
bahan baku pembuatan obat. Pada penelitian ini, kitin yang terbentuk di hidrolisis
menggunakan asam klorida yang akan menghasilkan glukosamin. Di dalam tubuh,
glukosamin dapat membantu menghambat terjadinya perubahan metabolisme
tulang pada penderita osteoarthritis. Penelitian ini juga mensintesis glukosamin
dalam ukuran nano, diharapkan dalam bentuk nano-glukosamin dapat dijadikan
sebagai inovasi obat atau suplemen yang memiliki tingkat efektivitas tinggi di
dalam tubuh.
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu menambah khazanah ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan, menambah nilai ekonomis dari kulit udang yang selama ini
kurang termanfaatkan, serta menambah ragam bahan baku untuk pembuatan obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kulit Udang
Badan Pusat Statistik tahun 2008 mencatat bahwa produksi udang
Indonesia meningkat sebesar 5% setiap tahunnya. Departemen Kelautan dan
Perikanan juga melaporkan bahwa volume ekspor udang pada tahun 2002-2007
meningkat dari 124,763 ton mencapai 157,545 ton, dengan nilai devisa sebesar
USD 1,029 juta (DKP 2008). Akan tetapi, terdapat permasalahan utama dalam
industri pengolahan udang ini, yaitu menghasilkan limbah dalam jumlah yang
sangat besar. Berdasarkan FAO (2011) sebesar 80-90% ekspor udang dunia
dilakukan dalam bentuk udang beku tanpa kepala dan kulit (peeled), sehingga
dapat diperkirakan bahwa limbah dari pengolahan udang adalah sekitar 35-45%
dari bobot udang utuh (Shahidi et al. 1999). No et al. (1989) melaporkan bahwa
udang memiliki bagian-bagian seperti kepala yang merupakan bagian terbesar dari
seluruh bobot udang dapat mencapai 36-49%, bagian daging dapat mencapai 2441%, serta bagian kulit dan ekor dapat mencapai 17-23%.
Hayes et al. (2008) menyatakan bahwa sebagian besar limbah kulit udang
masih dimanfaatkan secara tradisional, seperti hidrolisat protein, silase, pasta
udang (petis) dimana nilai ekonomisnya masih tergolong rendah, padahal kulit
udang mengandung kitin yang cukup tinggi yaitu sekitar 17-40% (Synowiecki &
Al-Khateeb 2003; Kurita 2006).
2.2.
Osteoarthritis
Osteoarthritis yang juga sebagai penyakit degeneratif pada sendi adalah
bentuk penyakit radang sendi yang paling umum dan merupakan sumber utama
penyebab rasa sakit dan lumpuh, terutama pada orang lanjut usia (lansia).
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif kronik pada sendi yang terjadi
akibat menipisnya lapisan tulang rawan yang melindungi ujung tulang sejati.
Tulang rawan menjadi kasar sehingga menimbulkan gesekan dan peradangan.
Bentuk kerusakan yang terjadi ialah perubahan struktural dan pengikisan kartilago
yang menimbulkan rasa sakit dan kaku (Kralovec dan Barrow 2008).
Osteoarthritis dapat disebabkan oleh penekanan beban tubuh yang secara
terus-menerus terhadap persendian, sehingga mengakibatkan kerusakan terhadap
tulang rawan sendi. Akibat lanjut dari osteoarthritis diantaranya adalah timbulnya
rasa nyeri karena terjepitnya ujung-ujung saraf sensoris oleh osteofit-osteofit yang
terbentuk serta adanya pembengkakan dan penebalan jaringan lunak di sekitar
sendi yang akan mengakibatkan deformitas, terlepasnya osteofit pada gerakan
menimbulkan krepitasi pada sendi tersebut (Carter 1995 dalam Utami 2010).
2.3.
Kitosan
Kitosan dihasilkan dari kitin melalui proses deasetilasi yaitu dengan cara
direaksikan dengan menggunakan alkali konsentrasi tinggi dengan waktu yang
relatif lama dan suhu tinggi. Kitosan adalah biopolimer yang dalam larutan asam,
kitosan memiliki karakteristik kation dan bermuatan positif, sedangkan dalam
larutan alkali, kitosan akan mengendap.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam proses pembuatan OSHANO
Obat Osteoarthritis dari Limbah Kulit Udang Berbasis Nano-Glukosamin
adalah sebagai berikut:
a.
Pembuatan Kitosan
Kulit udang dikeringkan dibawah sinar matahari dan setelahnya diblender
hingga halus dan diayak. Serbuk kulit tersebut masuk ke dalam tahap deproteinasi
dimana kulit udang direndam dalam larutan NaOH 1M selama 1 jam pada suhu
90oC dan di aduk. Selanjutnya kulit udang di cuci hingga pH netral dan
dikeringkan. Kulit udang yang telah kering kemudian masuk ke tahap
demineralisasi dimana kulit udang direndam dan diaduk dalam larutan HCl 1,5M
pada suhu kamar selama 1 jam. Setelahnya kulit udang disaring dan dicuci dengan
air hingga pH netral dan dikeringkan. Kulit udang yang telah kering selanjutnya
masuk ke dalam tahap akhir yaitu tahap deasetilasi. Tahap ini kulit udang di
rendam dan di aduk dalam larutan NaOH 1 M dengan suhu 120oC selama 1,5 jam.
Setelahnya kulit disaring dan dicuci dengan air hingga pH netral dan dikeringkan.
b.
Pembuatan Glukosamin
Ekstraksi glukosamin dari kitosan dilakukan dengan cara hidrolisis
kimiawi. Proses ekstraksi diawali dengan merendam kitosan 2,5 gram dalam
larutan HCl 10 M (sampel:HCl=1:9) disertai pengadukan. Suhu pemanasan yang
diberikan adalah 60, 70, dan 80oC selama 6 jam dan 12 jam. Sampel yang telah
direaksikan dicuci dengan alkohol hingga pH-nya mencapai 3-5. Sampel
kemudian dioven pada suhu 80oC selama 4 jam dan dihitung rendemennya.
Selanjutnya dilakukan uji karakter fisika glukosamin yakni uji Fourier Transform
Infrared (FTIR), uji titik leleh, dan kenampakan warna.
c.
Uji Kelarutan
Kelarutan merupakan salah satu cara yang paling mudah dilakukan untuk
mengenali sampel sebagai glukosa atau glukosamin. Uji ini dilakukan dengan cara
melarutkan sampel glukosamin dalam air. Sampel sebanyak 100 mg dilarutkan
dalam 1 ml air dingin bersuhu 20oC sehingga sampel larut sempurna.
d.
Penampakan dan Warna
Penampakan glukosamin dianggap baik jika glukosamin berbentuk serbuk
setelah dihaluskan. Warna sampel glukosamin dianggap baik jika berwarna putih
atau mendekati putih. Penampakan dan warna dilihat langsung secara visual
kemudian dibandingkan dengan glukosamin standar yang sudah ada.
e.
Analisa FTIR
Penentuan spektrum glukosamin hasil penelitian ditentukan melalui uji
FTIR. Padatan glukosamin hidroklorida hasil hidrolisis dan standar masingmasing dicampur dengan KBr dengan nisbah 1:100 lalu digerus sampai rata
dengan menggunakan mortar. Campuran ini ditempatkan dalam alat pengepresan
dan dilakukan pengepresan pada tekanan beban 800 kg. Kepingan hasil
pengepresan diukur absorbansinya menggunakan FTIR. Kisaran scanning yang
digunakan antara 450-4000 cm-1.
f.
Uji Titik Leleh
Uji titik leleh dilakukan dengan bantuan alat Melting point. Serbuk
glukosamin hidroklorida dimasukkan ke dalam pipa kapiler melalui ujung tabung
yang terbuka. Dasar pipa kemudian diketuk di bagian bawah atau dijatuhkan
melalui sebuah tabung sempit yang panjang. Hal ini dimaksudkan agar
glukosamin menjadi padat sehingga proses pelelehan berlangsung secara merata.
Cara ini dilakukan berulang kali untuk mendapatkan contoh padat dalam tabung
setinggi 1,5-3 mm. Tabung kapiler dimasukkan ke dalam pemanas listrik yang
dilengkapai dengan termometer 400oC untuk penetapan titik leleh. Alat
dinyalakan dan suhu dinaikkan perlahan sampai titik leleh tercapai. Pengujian titik
leleh ini dilakukan secara triplo.
g.
Uji Loss on Dry
Uji LoD dilakukan dengan cara mengoven sampel kering pada suhu 105oC
selama dua jam. Kondisi sampel dianggap baik jika pengurangan bobot sampel
setelah pengovenan nilainya tidak lebih dari 1%. Persentase LoD dihitung dengan
rumus
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1.
No
1
2
3
4
Anggaran Biaya
Jenis Pengeluaran
Peralatan penunjang
Bahan habis pakai
Perjalanan
Lain-lain: administrasi, publikasi, laporan
Jumlah
Biaya (Rp)
2.450.000
4.097.500
2.000.000
2.760.000
11.307.500
4.2.
Jadwal Kegiatan
Bulan I
Bulan II
Bulan III
Bulan IV
Bulan V
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perijinan
1 Tempat
Penyediaan
Alat dan
2 Bahan
Pembuatan
3
kitosan
Pembuatan
4
glukosamin
5 Pengujian
Pembuatan
nano6 glukosamin
7 Pengujian
Pembuatan
8 Laporan
Pembuatan
Artikel
9
Ilmiah dan
Paten
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdel FW, Hammad T. 2001. Chondroitin sulfate and glucosamine: A review of
their safety profile. Journal American Nutraceutical Association 3: 16-23.
Anderson JW, Nicolosi RJ, Borzelleca JF. 2005. Glucosamine effects in humans:a
review of effects on glucose metabolism, side effects, safety
considerations and efficacy. Food and Chemical Toxicology 43:187-201.
Chang, Ke LB, Tai MC, Cheng H. 2001. Kinetics and products of the degradation
of chitosan by hydrogen peroxide. Journal of Agricultural Food Chemistry
49: 4845.
Chen W, Chiou RYY. 1999. A modified chemical procedure for rapid
determination of glucosamine and its application for estimation of mold
growth in peanut kernels and koji. Journal of Agricultural and Chemistry
47: 1999-2004.
Chmielowski RA, Wu HS, Wang SS. 2007. Scale-up of upstream and downstream
operations for the production of glucosamine using microbial
fermentation. Biotechnology Journal 2: 9961006.
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2009. Indeks Statistik Perikanan
Indonesia. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan.
EFSA [European Food Safety Authority]. 2009. Scientific Opinion on the
substantiation of a health claim related to glucosamine hydrochloride and
reduced rate of cartilage degeneration and reduced risk of development of
osteoarthritis pursuant. Parma, Italy. European Food Safety Authority
7(10): 1358.
Felson DT. 2006. Osteoarthritis of the knee. New England Journal of
Medicine.354: 841-848
Hathcock JN, Andrew S. 2006. Risk assessment for glucosamine and chondroitin
sulfate. Regulatory Toxicology and Pharmacology 47: 7883
Holanda HD, Netto FM. 2006. Recovery of component from shrimp
(Xiphopenaeus kroyeri) processing waste by enzymatic hydrolysis.
Journal of Food Science 71:298
Kralovec JA, Barrow CJ. 2008. Marine Nutraceutical and Functional Foods:
Glucosamine Production and Health Benefits. Canada: CRC Press.
Kurita K. 2006. Chitin and chitosan: functional biopolymers from marine
crustaceans. Macromolecular Biotechnology 8(3): 203226.
10
11
11
12
12
13
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah usulan proposal PKM.
Semarang, 18 September 2014
Pengusul
SMA
SMP N 1 Kudus
SMA N 1 Kudus
2005-2008
IPA
2008-2011
13
14
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah usulan proposal PKM.
Semarang, 18 September 2014
Pengusul
14
15
15
16
16
17
5.
I. IDENTITAS DIRI
Nama
(L)
Jabatan Fungsional
Akademik
Jabatan structural
NIP/NIK
NIDN
0006097607
Alamat Rumah
Nomor Hp
081325169820
Alamat kantor
Telp./Faks.
024-7474698
Alamat e-mail
Romi_thp@yahoo.co.id
Asisten Ahli
Promotor
S-1
Universitas Diponegoro
Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan
1996
2001
Analisis kerusakan lemak
pada tepung ikan Kembung
selama masa penyimpanan
dengan teknik pengeringan
yang berbeda
1. Dr. Farid Maruf, MSc
2. Ir. Eko Nurcahya Dewi,
MSc
S-2
Universitas Gadjah Mada
Bioteknologi
2009
2012
Isolasi, karakterisasi dan Uji
Potensi Bakteriosin bakteri
Asam Laktat dari Udang
Margino, Ph.D.
2. Prof. drh. Widya Asmara,
SU, Ph.D
17
18
Tahun
1
2007
Judul Penelitian
Peningkatan Kualitas dan
Perluasan Pasar produk
Bandeng Presto Sebagai
makanan Tradisional kota
Semarang Melalui Penerapan
manajemen Mutu Terpadu
dalam mendukung
ketahananpangan Daerah
Tim
Sumber
Dana
Anggota
DP2M
Dikti
Jumlah (Rp)
Dinas P
dan K
ProvinsiJa
wa Tengah
2008
2012
Mandiri
Mandiri
2012
anggota
PNBP
UNDIP
Ketua
Rp.5.000.000,-
1.
2008
Sumber
Jumlah
PS. THP
18
19
2.
3.
4.
2008
2008
2008
PelatihanPengolahan Nugget
Ikandari Air Tawarbagiibu-ibu
PKK di DesaBawenKabupaten
Semarang
PelatihanPengolahanIkanBumbu
Kentucky (Ajifurai)
BerbahanbakuIkan Mata
Besaribu-ibu PKK di
DesaBawenKabupaten
Semarang
Pelatihan pengolahan Bakso
Ikan Manyung bagi ibu-ibu PKK
Pengusaha Industri Rumah
Tangga di Desa Tunjung Rejo
kecamatan margoyoso
KabupatenPati
PS.THP
PS.THP
PS.THP
5.
2008
DIKTI
Rp.7.500.000,-
6.
2007
DIKTI
Rp. 10.000.000,-
7.
2009
DIKTI
Rp. 10.000.000,-
8.
2009
DIKTI
Rp. 10.000.000,-
19
20
Jumlah
(Rp)
800.000
1.200.000
450.000
2.450.000
Akuades Demineral
Kulit Udang
Alkohol
NaOH
HCl
pH indikator
Justifikasi
Pemakaian
Untuk
melarutkan
sampel
glukosamin
Sebagai bahan
penelitian
Untuk
pencucian
sampel
Untuk
merendam kulit
udang
Untuk
merendam
kitosan
Untuk
mengayak kulit
udang yang
sudah
dikeringkan
Untuk menguji
kadar pH larutan
Kuantitas
50 liter
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
5.000
250.000
10.000
50.000
125.000
750.000
5 kg
80.000
400.000
5 liter
75.000
375.000
5 lembar
30.000
150.000
250.000
250.000
5 kg
6 liter
1 pack
20
21
Tween 80
Kloroform
Karagenan
3.
Untuk
menambahkan
campuran
larutan
glukosamin dan
karagenan
Untuk
melarutkan
campuran
larutan
glukosamin dan
karagenan
dengan Tween
80
Untuk
pembuatan
NanoGlukosamin
2 liter
300.000
280.000
3 liter
292.500
877.500
2 kg
357.500
715.000
4.097.500
Perjalanan
Justifikasi
Pemakaian
Biaya transportasi
Untuk
Semarang
melakukan
Yogyakarta (PP)
pengujian di
UGM
Biaya
transportasi Untuk membeli
dalam
Kota alat dan bahan
Semarang
uji
Material
Kuantitas
4 orang
100.000
400.000
2.000.000
Justifikasi
Harga
Kuantitas
Pemakaian
Satuan (Rp)
Sewa laboratorium Untuk penelitian 1
500.000
Kimia Organik FSM selama 3 bulan
Universitas
Diponegoro
Sewa laboratorium Untuk penelitian 1
500.000
Teknologi
Hasil selama 3 bulan
Jumlah
(Rp)
500.000
4.
4 orang
Harga
Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
400.000 1.600.000
Lain-lain
Material
500.000
21
22
Perikanan
Universitas
Diponegoro
Publikasi
penelitian
Seminar
FPIK
300.000
300.000
500.000
500.000
60.000
120.000
60.000
240.000
300.000
300.000
300.000
300.000
2.760.000
11.307.500
22
23
Nama/NIM
Program
Bidang
Waktu
Studi
Ilmu
(Jam/
Uraian Tugas
Minggu)
1
Alfian Dony
Manajemen
IPA
42 jam
Mengkoordinir
Saputra/
Sumberdaya
jalannya
26010112130032
Perairan
penelitian dan
pembuatan nanoglukosamin, serta
pembuatan
laporan
Rosa Arie
Teknologi
IPA
42 jam
Mengkoordinir
Suryani/
Hasil
Pengadaan Alat
26030111130078
Perikanan
Kimia
IPA
42 jam
24030111130067
Survei dan
pengambilan
bahan penelitian,
mengkoordinir
pembuatan
glukosanamin
Fawaz
Ilmu
Muhammad
Kelautan
IPA
42 jam
Mengkoordinir
publikasi jurnal
Sidiqi/
penelitian
26020113130084
pengujian
dan
23
24
Mengetahui,
Pembantu Rektor III
Bidang Kemahasiswaan
24