Anda di halaman 1dari 23

Pemeriksaan Diatom pada

Korban Diduga Tenggelam


Saubanur Ramadhan
Jevo Rifan Sandikta
Harsoeni

Jurnal reading oleh :

Pembimbing:
dr. Netty Herawati M.Ked (For) Sp.F

Abstrak
Diatom (tumbuhan air) pada air yang terhirup
ketika korban tenggelam masuk melalui alveoli
dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh.
Adanya diatom pada jenasah yang diduga mati
tenggelam menunjukkan bahwa korban masih
sempat bernafas saat masih didalam air.

Terdapat beberapa cara pemeriksaan diatom, dari


yang paling sederhana menggunakan sediaan basah
mikroskopis, hingga tingkat molekuler (DNA), tiap tiap
jenis pemeriksaan memeiliki
keberhasilan yang berbeda beda.

akurasi dan tingkat

Definisi dan morfologi


Diatom kelompok besar dari alga plankton yang
termasuk paling sering ditemui, Diatom sendiri
merupakan fitoplankton yang termasuk dalam
kelas Bacillariophyceae, Ia terdapat dimana saja,
dari tepi pantai hingga ke tengah samudra.
Dari bentuknya, diatom itu sendiri dikenal
dengan:
cell

diatom melingkar (Centric diatom)


cell diatom memanjang (pennate diatom)

Beberapa bagian penting pada sel diatom


sentric (centric diatom) (A) dan pada
diatom penat (pennate diatom) (B)

Tabel 1: spesies diatom yang sering


ditemukan berdasar sampel organ
Organ tubuh

Spesies Diatom yang sering ditemukan

Paru

Achnanthes minutissima, Cyclotella


cyclopuncta, Fragilaria brevistriata, Navicula
etc.

Sum-sum
tulang

Hepar

Achnanthes minutissima, Cocconeis


placentula, Fragilaria ulna var. acus,
Navicula lanceolata etc.

Ginjal

Achnanthes biasolettiana, N. seminulum etc.

Usus halus

Achnanthes minutissima, Cyclotella


cyclopuncta, Gomphonema minutum etc.

duodenum

Asterionella Formosa, Cyclotella comensis,


Gomphonema pumilum and Nitzscia pura
etc.

Stephanodicus parvus, Navicula, Diatoma


and fragments of Synedra ulna.

Mekanisme tenggelam
Mekanisme tenggelam dalam air tawar:
a) Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar
sehingga terjadi hemodilusi yang hebat sampai 72%
yang berakibat terjadinya hemolisis.
b) Oleh karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius,
dimana kalium dalam plasma meningkat dan natrium
berkurang, juga terjadi anoksia dalam miokardium.
c)
Hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah
dan sirkulasi berlebihan, terjadi penurunan tekanan
sistole dan dalam beberapa menit terjadi fibrilasi
ventrikel.
d) Jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan
lemah, terjadi anoksia cerebri yang hebat, hal ini
menerangkan mengapa kematian terjadi dengan cepat.

Mekanisme tenggelam dalam air asin:


a) Terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi tertarik
keluar sampai 42% dan masuk kedalam jaringan paru
sehingga terjadi edema pulmonum yang hebat dalam
waktu relatif singkat.
b) Pertukaran
elektrolit
dari
asin
kedalam
darah
mengakibatkan
meningkatnya
hematokrit
dan
peningkatan kadar natrium plasma.
c)
Vibrilasi ventrikel tidak terjadi, tetapi terjadi anoksia pada
miokardium dan disertai peningkatan viskositas darah
akan menyebabkan payah jantung.
d) Tidak
terjadi hemolisis melainkan hemokonsentrasi,
tekanan sistolik akan menetap dalam beberapa menit.

Temuan Makroskopis pada korban tenggelam

Pemeriksaan luar:
a) Tidak ada yang patognomonis untuk drowning,
fungsinya hanya menguatkan.
b) Hanya
beberapa
penemuan
memperkuat
diagnosa drowning antara lain: kulit basah,
dingin dan pucat.
c) Lebam jenazah biasanya sianotik, kecuali bila air
sangat dingin maka lebam jenazah akan
berwarna pink.
d) Kadang terdapat cutis anserina pada lengan,
paha dan bahu. Ini disebabkan suhu air dingin
yang menyebabkan kontraksi m. Erector
pilorum.

e)

f)
g)

h)

Buih putih halus pada mulut dan hidung,


sifatnya
lekat
(cairan
kental
dan
berbuih).
Kadang terdapat cadaveric spasme pada
tangan dan kotoran dapat tergenggam.
Bila berada cukup lama pada air, kulit
telapak
tangan
dan
kaki
akan
mengeriput dan pucat.
Kadang terdapat luka berbagai jenis
pada yang tenggelam di pemandian atau
yang meloncat dari tempat tinggi yang
dapat merobek paru, hati, otak atau iga.

Pemeriksaan dalam:
a) Jalan nafas berisi buih, kadang ditemukan lumpur,
pasir, rumput air, diatom, dll.
b) Terjadi karena adanya kompresi terhadap septum
interalveoler atau oleh karena terjadinya fase
konvulsi akibat kekurangan oksigen.
c) Paru-paru membesar, mengalami kongesti dan
mempunyai gambaran seperti marmer sehingga
jantung kanan dan vena-vena besar dilatasi. Bila
paru masih fresh, kadang dapat dibedakan
apakah ini tenggelam dalam air tawar atau asin.
d) Banyak cairan dalam lambung.
e) Perdarahan
telinga
bagian
tengah
(dapat
ditemukan pada kasus asfiksia lain).

Pemeriksaan Khusus Pada Tenggelam


1)

Pemeriksaan Diatom (Destruction Test)

Cara melakukan pemeriksaan diatome yaitu:


a.
Ambil potongan jaringan sebesar 2-5 gram (hati, ginjal,
limpa dan sumsum tulang).
b.
Potongan jaringan tersebut dimasukkan 10 mL asam nitrat
jenuh, 0,5 ml asam sulfat jenuh.
c.
Kemudian dimasukkan lemari asam sampai semua jaringan
hancur.
d.
Warna jaringan menjadi hitam oleh karena karbonnya.
e.
Ditambahkan natrium nitrat tetes demi tetes sampai warna
menjadi jernih.

f.

g.

h.

Kadang-kadang sifat cairan asam sehingga


sukar untuk melakukan pemeriksaan, oleh
karena itu ditambahkan sedikit NaOH lemah
(sering tidak dilakukan oleh karena bila
berlebihan akan menghancurkan chitine).
Kemudian dicuci dengan aquadest. Lalu
dikonsentrasikan
(seperti
telur
cacing),
disimpan/diambil sedikit untuk diperiksa,
diteteskan pada deck gelas lalu keringkan
dengan api kecil.
Kemudian ditetesi oil immersion dan diperiksa
dibawah mikroskop.

2)

Pemeriksaan Getah Paru

Cara pemeriksaan getah paru yaitu:


a.
Paru-paru dilepaskan satu persatu secara tersendiri dengan
memotong hilus.
b.
Paru-paru yang sudah dilepas tidak boleh diletakkan tetapi
langsung disiram dengan dengan air bersih (bebas diatom dan
alga).
c.
Permukaan paru dibersihkan dengan cara dikerik/dikerok 2-3
kali, lalu pisau kembali dibersihkan dengan air yang mengalir.
d.
Dengan mata pisau yang tegak lurus permukaan paru,
kemudian permukaan paru diiris sedangkal (subpleura), lalu
pisau kembali dibersihkan di bawah air yang megalir, lalu
dikibaskan sampai kering.
e.
Dengan ujung pisau, getah paru pada irisan tadi diambil
kemudian diteteskan pada objek glass lalu ditutup cover glass
dan diperiksa di bawah mikroskop.
f.
Cara lain yaitu dengan menempelkan objek glass pada
permukaan irisan didaerah subpleural, lalu ditutup cover glass
pada permukaan irisan didaerah subpleural, lalu ditutup cover
glass dan diperiksa dibawah mikroskop.

3)

Pemeriksaan DNA

Metode lain dalam pengidentifikasian diatom adalah


dengan amplifikasi DNA ataupun RNA diatom pada
jaringan manusia, analisa mikroskopis pada bagian
jaringan,
kultur
diatom
pada
media,
dan
spectrofluophotometry untuk menghitung klorofil
dari plankton di paru-paru.
Metode pendeteksi diatom di darahmeliputi observasi
secara langsung diatom pada membrane filter,
setelah darah dihemolisa menggunakan sodium
dodecyl sulfate, atau dengan metode hemolisa
kombinasi, 5 mm pori membrane filter. Dicampur
dengan asam nitrat, dan disaring ulang.

Setelah pencampuran selesai diatom


dapat diisolasi dengan metode sentrifuse
atau
membrane
filtration.
Siklus
sentrifuse mengkonsentrasikan diatom
dan menyingkirkan semua sisa asam
dengan pencucian berulang, supernatant
diganti tiap beberapa kali dengan air
distilled.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan

False Positif
1.

Kontaminasi Antemortem
Penyerapan diatom pada gastrointestinal mungkin
terjadi sebagai akibat dari makan makanan
seperti salad dll yang masih terdapat diatom
didalamnya atau pada minuman, karena pada
beberapa negara penduduknya minum air yang
berasal dari sungai maupun sumur. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Splitz, Koseki dan
Foged menyebutkan bahwa diatom dapat juga
terhirup saat merokok apabila daun tembakau
masih terdapat diatom.

Komtaminasi Postmortem
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ludes dan
Coste menyatakan bahwa penetrasi diatom pada post
mortem mungkin terjadi selama adanya perendaman
tubuh jenasah pada tekanan hidrostatik yang tinggi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Koseki menyatakan
bahwa tulang yang direndam dalam jangka waktu lama
dapat membuat suatu kesalahan dalam menentukan
sebab kematian karena diatom dapat masuk melalui
foramen nutricium atau pori-pori yang lain.
3.
Kontaminasi lain
Kemungkinan lain adanya kontaminasi diatom yaitu
selama pembuatan preparat, mulai dari pengambilan
sampel saat otopsi hingga kontaminasi pada slide
preparat.
2.

False Negatif

Ada beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya


false positif pada pemeriksaan diatom pada jenasah mati
tenggelam yaitu rendahnya jumlah diatom pada tempat
tenggelam, jumlah air yang terhirup sedikit dan
berkurangnya jumlah
diatom
selama
pembuatan
preparat.
Data yang didapat dari penelitian yang dilakukan oleh
Muller
ditetapkan
bahwa
batas
minimal
yaitu
20.000/100ml pada percobaan dengan
menggunakan tikus dan 13.500/100ml pada percobaan
dengan menggunakan kelinci. Jumlah dari false negatif
pada kasus dugaan mati tenggelam sangat bervariasi.

Tingkat Keberhasilan Pemeriksaan Diatom


Diatom dapat ditemukan di dalam korban
tenggelam untuk memperjelas diagnosis
penyebab kematian. Diatom tidak selalu
ditemukan di semua kasus tenggelam, tetapi
jika didapatkan pada organ-organ dalam
jumlah banyak, hal ini dapat mempertegas
diagnosis tenggelam antemortem.

Oleh karena itu, pemeriksaan diatom


memang
salah
satu
tanda
yang
patognomonis untuk mendiagnosis kasus
tenggelam. Keberadaan diatom di organorgan tubuh yang dianalisis baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, bukan hanya
dapat menentukan penyebab kematian
tetapi
juga
dapat
digunakan
untuk
menentukan tempat kejadian yang dicurigai
sebagai tempat tenggelamnya korban.
Sementara hasil pemeriksaan yang positif
pada
pemeriksaan
diatom
sangat
membantu, tetapi hasil yang negatif juga
tidak dapat mengindikasikan bahwa korban
tidak meninggal dikarenakan tenggelam.

Kesimpulan
Pemeriksaan diatome pada korban diduga
tenggelam merupakan prosedur rutin yang harus
dilakukan. Adanya diatom pada jenasah yang
diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa
korban masih sempat bernafas saat masih didalam
air.
Hasil
pemeriksaan
yang
positif
pada
pemeriksaan diatom sangat membantu, tetapi hasil
yang negatif tidak memastikan bahwa korban tidak
meninggal dikarenakan tenggelam.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai