Diatom
Diatom
Pembimbing:
dr. Netty Herawati M.Ked (For) Sp.F
Abstrak
Diatom (tumbuhan air) pada air yang terhirup
ketika korban tenggelam masuk melalui alveoli
dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh.
Adanya diatom pada jenasah yang diduga mati
tenggelam menunjukkan bahwa korban masih
sempat bernafas saat masih didalam air.
Paru
Sum-sum
tulang
Hepar
Ginjal
Usus halus
duodenum
Mekanisme tenggelam
Mekanisme tenggelam dalam air tawar:
a) Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar
sehingga terjadi hemodilusi yang hebat sampai 72%
yang berakibat terjadinya hemolisis.
b) Oleh karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius,
dimana kalium dalam plasma meningkat dan natrium
berkurang, juga terjadi anoksia dalam miokardium.
c)
Hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah
dan sirkulasi berlebihan, terjadi penurunan tekanan
sistole dan dalam beberapa menit terjadi fibrilasi
ventrikel.
d) Jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan
lemah, terjadi anoksia cerebri yang hebat, hal ini
menerangkan mengapa kematian terjadi dengan cepat.
Pemeriksaan luar:
a) Tidak ada yang patognomonis untuk drowning,
fungsinya hanya menguatkan.
b) Hanya
beberapa
penemuan
memperkuat
diagnosa drowning antara lain: kulit basah,
dingin dan pucat.
c) Lebam jenazah biasanya sianotik, kecuali bila air
sangat dingin maka lebam jenazah akan
berwarna pink.
d) Kadang terdapat cutis anserina pada lengan,
paha dan bahu. Ini disebabkan suhu air dingin
yang menyebabkan kontraksi m. Erector
pilorum.
e)
f)
g)
h)
Pemeriksaan dalam:
a) Jalan nafas berisi buih, kadang ditemukan lumpur,
pasir, rumput air, diatom, dll.
b) Terjadi karena adanya kompresi terhadap septum
interalveoler atau oleh karena terjadinya fase
konvulsi akibat kekurangan oksigen.
c) Paru-paru membesar, mengalami kongesti dan
mempunyai gambaran seperti marmer sehingga
jantung kanan dan vena-vena besar dilatasi. Bila
paru masih fresh, kadang dapat dibedakan
apakah ini tenggelam dalam air tawar atau asin.
d) Banyak cairan dalam lambung.
e) Perdarahan
telinga
bagian
tengah
(dapat
ditemukan pada kasus asfiksia lain).
f.
g.
h.
2)
3)
Pemeriksaan DNA
False Positif
1.
Kontaminasi Antemortem
Penyerapan diatom pada gastrointestinal mungkin
terjadi sebagai akibat dari makan makanan
seperti salad dll yang masih terdapat diatom
didalamnya atau pada minuman, karena pada
beberapa negara penduduknya minum air yang
berasal dari sungai maupun sumur. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Splitz, Koseki dan
Foged menyebutkan bahwa diatom dapat juga
terhirup saat merokok apabila daun tembakau
masih terdapat diatom.
Komtaminasi Postmortem
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ludes dan
Coste menyatakan bahwa penetrasi diatom pada post
mortem mungkin terjadi selama adanya perendaman
tubuh jenasah pada tekanan hidrostatik yang tinggi.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Koseki menyatakan
bahwa tulang yang direndam dalam jangka waktu lama
dapat membuat suatu kesalahan dalam menentukan
sebab kematian karena diatom dapat masuk melalui
foramen nutricium atau pori-pori yang lain.
3.
Kontaminasi lain
Kemungkinan lain adanya kontaminasi diatom yaitu
selama pembuatan preparat, mulai dari pengambilan
sampel saat otopsi hingga kontaminasi pada slide
preparat.
2.
False Negatif
Kesimpulan
Pemeriksaan diatome pada korban diduga
tenggelam merupakan prosedur rutin yang harus
dilakukan. Adanya diatom pada jenasah yang
diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa
korban masih sempat bernafas saat masih didalam
air.
Hasil
pemeriksaan
yang
positif
pada
pemeriksaan diatom sangat membantu, tetapi hasil
yang negatif tidak memastikan bahwa korban tidak
meninggal dikarenakan tenggelam.
TERIMA KASIH