(RPP)
Satuan Pendidikan
Kelas/ Semester
:X/1
Mata Pelajaran
: Geografi
Pokok Bahasan
Tema
Pertemuan ke
: 1 s.d 6
KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati keadaan alam semesta beserta isinya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa
1.2 Mengembangkan perilaku proaktif dalam mempelajari peran geografi dalam kehidupan
1.3 Memahami pengetahuan dasar geografi dengan contoh kehidupan sehari-hari
1.4 Menyusun karya tulis berdasarkan hasil observas gejala litosfer, atmosfe, atau hidrosfer
di lingkungan sekitar dengan pendekatan geografi
1.5 Menjelaskan konsep Geografi
III.
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui menelaah siswa mampu menyebutkan pengertian konsep geografi
2. Melali penjelasan siswa dapat mengetahui ilm-ilm bantu geografi
3. Melalui Tanya jawab siswa mampu menjelaskan 10 konsep geografi
4. Melalui Tanya jawab siswa mampu membedakan 10 konsep geografi
V.
Materi Pembelajaran
Pengertian konsep geografi
10 konsep geografi yaitu konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, morfologi,
aglomerasi, nilaikegunaan, interaksi dan interdepedensi, deferensiasi areal, dan
keterkaitan keruangan (asosiasi).
VI.
VII.
Deskripsi Kegiatan
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa diberi arahan oleh guru untuk melakukan presensi dan
Alokasi Waktu
10 menit
(70 menit)
Mengamati (Observing)
10 menit
Guru menununjukkan beberapa pengertian geografi dengan
menggunakan PPT, guru menjelaskan cabang-cabang ilmu
geografi.
Menanya (Questioning)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi baik
10 menit
15 menit
Menalar ( Assosiating)
Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi beberapa
konsep geografi dari para ahli.
20 menit
Mencoba (Eksperimenting)
- Guru menugasi siswa untuk mencari obyek kajian
-
15 menit
10 menit
Deskripsi Kegiatan
A. Kegiatan Pendahuluan
Alokasi Waktu
15 menit
kedua
(2x45
menit)
10 menit
15 menit
20 menit
Mencoba (Eksperimenting)
Guru menugasi siswa secara individu untuk mencari masingmasing contoh 10 konsep geografi
10 menit
10 menit
Deskripsi Kegiatan
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa diberi arahan oleh guru untuk melakukan presensi dan
Alokasi Waktu
15 menit
5 menit
10 menit
30 menit
Mencoba (Eksperimenting)
Guru memberi kuis atau ulangan kepada peserta didik
sebanyak 30 soal objektif
Mengkomunikasi/ Membuat Jejaring
Guru membahas mencocokkan soal dan jawaban dan
mendiskusikan bersama peserta didik
10 menit
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dibantu guru untuk bersama-sama membuat kesimpulan
10 menit
Aspek
Sangat
Skor
Baik
Baik
1.
Catatan
Kurang
Baik
2.
telah ditentukan
Penggunaan bahasa yang baik dan benar
Deskripsi
Sangat
tepat
tepat
1.
2.
Kelogisan
Mengemukakan pendapat
pendapat yang
dikemukakan
geografi
Kurang
tepat
Deskripsi
1.
Berkomunikasi
Kemampuan berkomnikasi
dalam diskusi
Sangat
tepat
yang santun
tepat
Kurang
tepat
Skor penilaian:
skor penilaian sikap+ skor penilaian pengetahuan + skor penilaian keterampilan = 100
3
Guru Pamong
Guru Praktik,
________________
NIM. ___________
Mengetehui,
Kepala Sekolah
2. Manusia dan kebudayaannya tidak ditentukan oleh alam, tetapi manusia mempunyai
peranan aktif terhadap alam, sehingga manusia dapat memilih kebudayaannya, sedangkan
alam hanya memberikan kemungkinankemungkinan.
Kedua pandangan tersebut sampai sekarang masih banyak penganutnya, satu sama lain
saling mempertahankan. Pendapat pertama (Fisis Determinis) mempertahankan pengaruhnya
terhadap kritikan-kritikan dari pendapat kedua (Possibilis). Pendapat pertama menyatakan bahwa
faktor-faktor geografik atau alam sering memainkan peranan yang dinamik dalam perkembangan
kebudayaan manusia, berarti alam tidak memainkan peranan yang pasif. Pendapat
kedua (Possibilisme) menyatakan bahwa hampir semua praktik kebudayaan yang spesifik tidak
dengan logis dikembalikan langsung pada alam sebagai habitat geografis semata-mata,
melainkan manusia yang memegang peranan dalam menentukan budayanya (aktif).
Berdasarkan pernyataan paham fisis determinis maupun paham possibilis, yang terus
menerus saling mempengaruhi pemikiran manusia dan saling melakukan kritikan, maka secara
sederhana dapat diambil jalan tengah, yaitu melalui beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Berapa jauh kebudayaan suatu wilayah atau suatu bangsa ditentukan oleh alam dan
lingkungannya?
2. Berapa jauh bahwa lingkungan alam dapat diubah oleh kegiatan manusia?
Selain itu, dalam kenyataan sehari-hari banyak kita temukan berbagai kenampakan dan
gejala di muka bumi yang tanpa disadari membawa kita untuk merenung dan berpikir. Misalnya,
mengapa permukaan bumi ini tidak rata, melainkan ada bagian yang tinggi seperti dataran tinggi,
bukit, gunung atau pegunungan serta ada pula bagian-bagian yang rendah seperti lembah,
palung, atau ngarai, sehingga terdapat berbagai kawasan muka bumi yang berbeda
karakteristiknya? Bagaimana fenomena alam ini dapat terjadi? Mengapa suhu udara di wilayah
pantai sangat panas, sedangkan di pegunungan dingin? Mengapa daerah A memiliki curah hujan
tinggi, sehingga berbagai jenis tetumbuhan tumbuh subur, sedangkan daerah B sangat gersang?
Apa yang menyebabkan daerah dataran rendah sangat cocok ditanami kelapa atau padi sawah,
sedangkan di dataran tinggi cocok untuk sayur-mayur?
Disadari atau tidak, pada hakikatnya pertanyaan-pertanyaan tersebut telah menuntun kita
ke arah pemahaman konsep-konsep geografi. Dalam mengkaji gejala atau peristiwa dalam ruang,
geografi selalu mempergunakan konsep lokasi, hubungan timbal balik, gerakan, dan
perwilayahan. Agar dapat memahami geografi, diperlukan konsep-konsep dasar mengenai
geografi itu sendiri, artinya memahami pengertian istilah-istilah yang umum digunakan oleh
geografi sebagai disiplin ilmu. Konsep ini merupakan suatu hal yang abstrak berkenaan dengan
gejala nyata tentang geografi untuk mengungkapkan beberapa gejala, faktor atau masalah,
sehingga setiap kata mengandung arti tersendiri.
Pemahaman geografi dimulai dari hal yang konkret secara bertahap akan menuju kepada
hal yang abstrak. Misalnya, dalam memahami atmosfera dan mempelajari cuaca, tentu saja harus
mengenal unsur-unsur cuaca, yaitu salah satunya adalah hujan. Sebelum terjadinya hujan tentu
terjadi pemanasan oleh sinar matahari yang menimbulkan penguapan, kemudian membentuk
awan, tentu saja awan apabila berkondensasi maka akan menimbulkan hujan. Hujan yang
diturunkan di suatu tempat dapat dipengaruhi angin. Dengan demikian, angin berperan dalam
menjatuhkan hujan. Apabila hal ini terus menerus berlangsung maka dinamakan daur hidrologi.
Dari uraian di atas, dapat ditarik beberapa konsep, yaitu hujan, penguapan, awan,
kondensasi, dan angin. Apabila seseorang telah dapat membina konsepnya, maka ia akan dapat
mengembangkan generalisasi. Maksudnya bahwa pengertian goegrafi sudah tidak perlu
diuraikan, baik secara denotatif maupun konotatif lagi, melainkan secara langsung orang yang
bersangkutan dapat berbicara tanpa mendefinisikan konsep tersebut satu persatu.
Generalisasi adalah hubungan atau gabungan antara dua konsep atau lebih. Dengan
demikian, pernyataan generalisasi berupa prinsip geografi. Contoh, generalisasi terdiri atas
beberapa konsep seperti berikut ini:
1. Urbanisasi merupakan masalah sosial yang harus diatasi karena menambah padatnya
kota, sedangkan commuter atau penglaju memerlukan sarana transportasi yang
mendukung dari sub-urban ke wilayah-wilayah kegiatan di kota
2. Awan Cumulonimbus dapat mendatangkan hujan besar jika telah berkondensasi
3.
dibentuk konsep dasar bagi perkembangan geografi di Indonesia. Untuk itu, diselenggarakan
Seminar dan Lokakarnya Ahli Geografi tahun 1998 yang menghasilkan kesepatan berupa 10
konsep esensial geografi, yaitu sebagai berikut:
1. Konsep lokasi
Suatu tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan dengan harga.
Misalnya:
a. Di daerah dingin orang cenderung berpakaian tebal.
b. Nilai tanah atau lahan untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan dengan kuburan,
terminal kendaraan umum, pasar, atau pabrik karena kebisingan dan pencemaran.
Lokasi adalah posisi suatu tempat, benda, peristiwa, atau gejala di permukaan bumi dalam
hubungannya dengan tempat, benda, gejala, dan peristiwa lain. Terdapat dua komponen lokasi,
yaitu arah dan jarak. Arah menunjukkan posisi suatu tempat jika dibandingkan dengan tempat
di mana orang tersebut berada. Adapun jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau
gejala tersebut. Contoh, Bandung terletak di sebelah selatan Jakarta, arah tersebut akan berbeda
jika orang yang bertanya berada di Semarang, Bandung terletak di sebelah barat. Contoh lain
adalah istilah Timur Tengah. Timur Tengah adalah sebutan Negara Arab bagi orang Eropa,
sedangkan orang yang berada di sebelah timur Arab tentu harus menyebutnya sebagai daerah
Barat Tengah. Jadi, arah suatu tempat bersifat relatif. Demikian pula dengan istilah dekat atau
jauh, besar atau kecil, cepat atau lambat, yang pasti arah dan jarak akan menentukan intensitas
hubungan dari dua tempat yang berbeda.
Ada dua macam lokasi yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah posisi
sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya, Indonesia terletak di
antara 6 LU11 LS dan antara 95 BT141 BT. Contohnya, Kota Pontianak terletak pada
garis lintang 0 dan 109,3 BT.
Lokasi absolut mutlak adanya dan dapat dipercaya karena massa daratan relatif tetap,
aspek perubahannya kecil sekali, dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut,
seseorang dapat mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi.
Dengan bantuan garis lintang seseorang dapat menggambarkan kondisi iklim suatu daerah,
berarti dapat diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan, dan penduduk nya secara lebih rinci.
Misalnya Indonesia terletak di daerah iklim tropis, berarti vegetasinya bersifat heterogen, selalu
menghijau, kehidupan hewannya beragam, penduduknya termasuk ras mongoloid, sebagian
besar penduduknya hidup dalam bidang pertanian, dan ciri-ciri lainnya. Dengan mengetahui
lokasi suatu tempat berdasarkan garis lintang, seseorang akan memperoleh gambaran tentang
kondisi iklim, kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusianya. Garis bujur akan memenga ruhi
perbedaan waktu. Dengan mengetahui posisi suatu tempat menurut garis bujur dapat mengetahui
kapan suatu aktivitas dapat dilaksanakan. Contohnya, di Inggris pada pukul 01.00 pagi orang-
orang masih tidur, tetapi di Indonesia bagian barat pada waktu yang sama berarti sudah pukul
08.00 pagi (GMT+ 7 jam), berarti aktivitas manusia sudah ber langsung. Orang Inggris dapat
melakukan hubungan bisnis dengan orang Indonesia. Dengan demikian, dalam melakukan
hubungan dengan orang lain yang berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus benar-benar
memerhatikan waktu agar tidak menimbulkan adanya salah pengertian.
2. Konsep jarak
Jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga manusia cenderung
akan memperhitungkan jarak. Misalnya:
a. Harga tanah akan semakin tinggi apabila mendekati pusat kota dibandingkan
dengan harga tanah di pedesaan.
b. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran,
agar telur dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak
mengalami kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh
dari kota.
3. Konsep keterjangkauan
Hubungan atau interaksi antartempat dapat dicapai, baik dengan menggunakan
sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki. Misalnya:
a. Keterjangkauan, Jakarta Biak (pesawat terbang); Bandung Jakarta
(kereta api).
b. Daerah A penghasil beras dan daerah B penghasil sandang. Kedua daerah
ini tidak akan berinteraksi apabila tidak ada transportasi.
c. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh
sarana transportasi.
Jika jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, manusia cenderung akan
memperhitungkan jarak. Misalnya, antara Bandung dengan Jakarta jaraknya 140 km, dahulu
jarak tempuh Bandung-Jakarta naik bus mencapai 5 jam. Sekarang dengan adanya jalan tol
Cipularang dapat dijangkau hanya sekitar 3 jam saja dengan jenis kendaraan yang sama. Waktu
tempuh tersebut akan berbeda jika orang tersebut mempergunakan jalan Sukabumi, atau Cianjur.
Waktu tempuh Bandung-Jakarta akan berbeda pula jika menggunakan kereta api atau pesawat
terbang. Bahkan jika seseorang mempergunakan telepon untuk berhubungan dengan orang di
Jakarta, rasanya sudah tidak punya waktu tempuh lagi.
Semakin lengkap sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi seolah-olah semakin
dekat jarak antara dua tempat sehingga hubungan dan pengaruh (baik positif maupun negatif )
akan semakin intensif. Sebaliknya, walaupun dua tempat jarak absolutnya relatif dekat, tetapi
jika trans portasi dan komunikasinya tidak ada atau terbatas, akan semakin lama dan terbatas
hubungan yang dapat dijalin. Sekarang dengan semakin majunya teknologi komunikasi dan
transportasi di dunia, jarak bukan lagi menjadi masalah. Tempat-tempat di dunia terasa semakin
dekat, menyatu, dan transparan, semua itu dikenal dengan era globalisasi.
4. Konsep pola
Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam,
hubungannya dengan pola persebaran, seperti sebagai berikut.
a. Pola aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.
5. Konsep morfologi
Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas
manusia. Misalnya:
a. Bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan
lahan, ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya.
b. Pengelompokan pemukiman cenderung di daerah datar.
6. Konsep aglomerasi
Pengelompokan penduduk dan aktivitasnya di suatu daerah. Misalnya:
a. Masyarakat atau penduduk cenderung mengelompok pada tingkat sejenis,
sehingga timbul daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang
besi tua, pedagang barang atau pakaian bekas, dan lain-lain.
b. Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.
7. Konsep nilai kegunaan
Manfaat suatu wilayah atau daerah mempuyai nilai tersendiri bagi orang yang
menggunakannya. Misalnya:
a. Daerah sejuk di pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti di Puncak
antara Bogor dengan Cianjur, banyak dijadikan tempat peristirahatan
dan rekreasi.
LAMPIRAN
1.
SOAL KUIS
Nama
:
No. Absen
:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1) Konsep esensial geografi yang berkaitan dengan bentuk muka bumi adalah
a. morfologi
b. aglomerasi
c. aksesibilitas
d. jarak
e. nilai kegunaan
2) Konsep dasar geografi!
1. Persebaran
4. Ekologi
2. Keterjangkauan
5. Jarak
3. Interaksi
6. Distribusi
Pernyataan yang benar diatas adalah
a. 1, 4, dan 5
b. 2, 3, dan 6
c. 4, 5, dan 6
d. 2, 3, dan 5
e. 1, 4, dan 3
9) Pulau Madura merupakan suatu daerah yang dikelilingi oleh laut. Mata pencaharian
penduduk sebagai nelayan dan petani garam. Hal tersebut merupakan contoh dari
konsep
a. nilaikegunaan
b. keterkaitan keruangan
c. morfologi
d. pola
e. keterjangkauan
10) Pulau Madura terkenal dengan karapan sapi sedangkan Kabupaten Kediri terkenal
denganjaranan (kuda lumping). Hal tersebut merupakan contoh dari konsep
a. morfologi
b. keterkaitan keruangan
c. lokasi
d. interaksi
e. diferensiasi areal
Kunci Jawaban
1) A
2) D
3) C
4) A
5) D
6) E
7) B
8) C
9) B
10) E
2.
GAMBAR
NO GAMBAR
KETERANGAN
OBYEK KAJIAN GEOGRAFI
Konsep lokasi
a. Lokasi absolute: Indonesia terletak
di antara 6 derajat LU - 11 derajat
LS sampai 95 derajat BT - 141
derajat BT.
b. Lokasi relative: Indonesia terletak
di antara 2 benua dan 2 samudera.
Lokasi Indonesia menurut lokasi
relatifnya yaitu terletak di antara 2
benua yaitu Asia dan Australia,
serta terletak di antara 2 samudera
yaitu Hindia dan Pasifik
Konsep jarak
a. Jarak mutlak: Jarak antara Jakarta
ke Bandung adalah 150 km. jarak
tersebut diukur memanjang dari
titik A (Jakarta) dan titik B
(Bandung) dan dihitung dengan
satuan ukuran kilometer.
b. Jarak relative: jarak relatif yaitu
jarak antara Jakarta ke Bandung
dapat ditempuh dalam waktu 2
jam melewati Tol Purbaleunyi.
Tentu jarak relatiif tersenut akan
berbeda apabila keadaan jalan tol
sedang macet atau perjalanan ke
Bandung tidak melewati jalan tol.
Konsep morfologi: daerah Malang Selatan
merupakan daerah pegunungan kapur.