Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan

: SMA Negeri 10 Malang

Kelas/ Semester

:X/1

Mata Pelajaran

: Geografi

Pokok Bahasan

: Pengertian Dasar Geografi

Tema

: Menjelaskan konsep Geografi

Pertemuan ke

: 1 s.d 6

Alokasi Waktu: 6 X pertemuan (1 X pertemuan = 2 X 45 menit)


I.

KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

II.

KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati keadaan alam semesta beserta isinya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa
1.2 Mengembangkan perilaku proaktif dalam mempelajari peran geografi dalam kehidupan
1.3 Memahami pengetahuan dasar geografi dengan contoh kehidupan sehari-hari
1.4 Menyusun karya tulis berdasarkan hasil observas gejala litosfer, atmosfe, atau hidrosfer
di lingkungan sekitar dengan pendekatan geografi
1.5 Menjelaskan konsep Geografi

III.

Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan konsep geografi dari berbagai sumber
2. Menyimpulkan konsep geografi dalam kajian geografi

IV.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui menelaah siswa mampu menyebutkan pengertian konsep geografi
2. Melali penjelasan siswa dapat mengetahui ilm-ilm bantu geografi
3. Melalui Tanya jawab siswa mampu menjelaskan 10 konsep geografi
4. Melalui Tanya jawab siswa mampu membedakan 10 konsep geografi

V.

Materi Pembelajaran
Pengertian konsep geografi
10 konsep geografi yaitu konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, morfologi,
aglomerasi, nilaikegunaan, interaksi dan interdepedensi, deferensiasi areal, dan
keterkaitan keruangan (asosiasi).

VI.

VII.

Pendekatan/ model/ metode


1. Pendekatan pembelajaran: Scientific Approach
2. Model pembelajaran: Ceramah, membaca, diskusi, dan tanya jawab
3. Metode: penugasan dan kuis
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
ke
Pertemuan
pertama
(2x45
menit)

Deskripsi Kegiatan
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa diberi arahan oleh guru untuk melakukan presensi dan

Alokasi Waktu
10 menit

memanjatkan doa (apersepsi)


2. Siswa diberi arahan untuk meyakini setiap manusia adalah
makhluk Tuhan YME
3. Siswa diberi arahan untuk bersikap aktif selama proses
pembelajaran
4. Siswa diberi arahan untuk bersikap siap selama proses
pembelajaran
5. Siswa diberi arahan untuk bertanggung jawab selama proses
pembelajaran
6. Siswa diberi informasi tentang tujuan pembelajaran
7. Siswa diberi motivasi oleh guru tentang pengetahuan dasar
geografi dengan cara ceramah
B. Kegiatan Inti

(70 menit)

Mengamati (Observing)
10 menit
Guru menununjukkan beberapa pengertian geografi dengan
menggunakan PPT, guru menjelaskan cabang-cabang ilmu
geografi.
Menanya (Questioning)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi baik

10 menit

dengan guru maupun dengan siswa lainnya tentang konsep


geografi; siswa diberi kesempatan untuk bertanya materi yang
telah disampaikan

15 menit

Menalar ( Assosiating)
Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi beberapa
konsep geografi dari para ahli.

20 menit

Mencoba (Eksperimenting)
- Guru menugasi siswa untuk mencari obyek kajian
-

geografi yang ada di lingkungan sekolah


Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk

15 menit

mencari ilmu-ilm bantu geografi dan member contoh


pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari
Mengkomunikasi/ Membuat Jejaring
siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil telaah
tentang konsep geografi dan beberapa konsep geografi dari
berbagai sumber.
Siswa mengungkapkan obyek apa saja yang bisa dimasukkan
dalam ilm geografi dari pengamatan peserta didik di sekitar
lingkungan sekolah
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dibantu guru untuk bersama-sama membuat kesimpulan

10 menit

tentang asal mula terbentuknya jagat raya dan tata surya


2. Siswa diberi informasi oleh guru tentang materi yang akan
dibahas di pertemuan selanjutnya
Pertemuan
ke
Pertemuan

Deskripsi Kegiatan
A. Kegiatan Pendahuluan

Alokasi Waktu
15 menit

kedua
(2x45
menit)

1. Siswa diberi arahan oleh guru untuk melakukan presensi dan


memanjatkan doa (apersepsi)
2. Siswa diberi arahan untuk meyakini setiap manusia adalah
makhluk Tuhan YME
3. Siswa diberi arahan untuk bersikap aktif selama proses
pembelajaran
4. Siswa diberi arahan untuk bersikap siap selama proses
pembelajaran
5. Siswa diberi arahan untuk bertanggung jawab selama proses
pembelajaran
6. Siswa diberi informasi tentang tujuan pembelajaran
7. Siswa diberi motivasi oleh guru tentang pengetahuan dasar
geografi dengan cara ceramah
B. Kegiatan Inti
(60 menit)
Mengamati (Observing)
5 menit
Guru menugasi peserta didik untuk mengidentifikasi gambargambar (10 konsep geografi)
Menanya (Questioning)
Guru bertanya kepada siswa mengenai gambar yang di

10 menit

tampilkan oleh guru termasuk dalam konsep geografi apa


Menalar ( Assosiating)
Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat

15 menit

tentang gamba-gambar ataupun penalaran mengena materi


yang belum dipahami oleh siswa

20 menit

Mencoba (Eksperimenting)
Guru menugasi siswa secara individu untuk mencari masingmasing contoh 10 konsep geografi

10 menit

Mengkomunikasi/ Membuat Jejaring


Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan contoh
masing-masing konsep yang telah mereka temukan di depan
kelas
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dibantu guru untuk bersama-sama membuat kesimpulan
tentang asal mula terbentuknya jagat raya dan tata surya
2. Siswa diberi informasi oleh guru tentang materi yang akan

10 menit

dibahas di pertemuan selanjutnya


Pertemuan
ke
Pertemuan
ketiga
(2x45
menit)

Deskripsi Kegiatan
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa diberi arahan oleh guru untuk melakukan presensi dan

Alokasi Waktu
15 menit

memanjatkan doa (apersepsi)


2. Siswa diberi arahan untuk meyakini setiap manusia adalah
makhluk Tuhan YME
3. Siswa diberi arahan untuk bersikap aktif selama proses
pembelajaran
4. Siswa diberi arahan untuk bersikap siap selama proses
pembelajaran
5. Siswa diberi arahan untuk bertanggung jawab selama proses
pembelajaran
6. Siswa diberi informasi tentang tujuan pembelajaran
7. Siswa diberi motivasi oleh guru tentang pengetahuan dasar
geografi dengan cara ceramah
B. Kegiatan Inti
(60 menit)
Mengamati (Observing)
5 menit
Guru menugasi peserta didik untuk mempelajari materi yang
telah diberikan pada pertemuan sebelumnya
Menanya (Questioning)
Guru bertanya kepada siswa mengenai materi apa yang belum

5 menit

dipahami oleh peserta didik


Menalar ( Assosiating)
Guru menugasi peserta didik untuk menjawab beberapa

10 menit

pertanyaan sebagai review pengetahuan sebelum dilakukan


kuis

30 menit

Mencoba (Eksperimenting)
Guru memberi kuis atau ulangan kepada peserta didik
sebanyak 30 soal objektif
Mengkomunikasi/ Membuat Jejaring
Guru membahas mencocokkan soal dan jawaban dan
mendiskusikan bersama peserta didik

10 menit

C. Kegiatan Penutup
1. Siswa dibantu guru untuk bersama-sama membuat kesimpulan

10 menit

tentang asal mula terbentuknya jagat raya dan tata surya


2. Siswa diberi informasi oleh guru tentang materi yang akan
dibahas di pertemuan selanjutnya
VIII.

Penilaian proses dan hasil belajar:


Penilaian Sikap
No.

Aspek
Sangat

Skor
Baik

Baik
1.

Catatan
Kurang
Baik

Perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin


dalam proses pembelajaran geografi untuk
menunjukkan tahapan dan langkah yang

2.

telah ditentukan
Penggunaan bahasa yang baik dan benar

Rubrik Penilaian Pengetahuan


No. Aspek

Deskripsi

Sangat

tepat

tepat
1.

2.

Kelogisan

Mengemukakan pendapat

pendapat yang

mengenai pengertian konsep

dikemukakan

geografi

Kurang
tepat

Ketepatan jawaban Menjawab pertanyaan sesuai


dengan gambar yang
ditayangkan oleh guru

Rubrik Penilaian Keterampilan


No. Aspek

Deskripsi

1.

Berkomunikasi

Kemampuan berkomnikasi

dalam diskusi

dengan sikap dan bahasa

Sangat
tepat

yang santun

tepat

Kurang
tepat

Skor penilaian:
skor penilaian sikap+ skor penilaian pengetahuan + skor penilaian keterampilan = 100
3

Guru Pamong

Guru Praktik,

Dra. Noenoek Noerhajati


NIP. 196709172000032004

________________
NIM. ___________
Mengetehui,
Kepala Sekolah

Dra. Niken Asih Santjojo


NIP. 19550627198003002
MATERI
KD 1.1 KONSEP GEOGRAFI
Pada bab ini akan dipelajari tentang hakikat geografi sebagai disiplin ilmu dan
manfaatnya bagi kehidupan manusia di permukaan bumi. Dengan mempelajarinya, diharapkan
kalian memahami berbagai konsep, pendekatan, dan prinsip yang digunakan dalam ilmu
geografi, serta ruang lingkup yang menjadi kajiannya.
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa di permukaan bumi terdapat hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan alam. Pandangan tersebut, garis besarnya sebagai
berikut:
1. Kehidupan manusia dan kebudayaannya ditentukan oleh alam.

2. Manusia dan kebudayaannya tidak ditentukan oleh alam, tetapi manusia mempunyai
peranan aktif terhadap alam, sehingga manusia dapat memilih kebudayaannya, sedangkan
alam hanya memberikan kemungkinankemungkinan.
Kedua pandangan tersebut sampai sekarang masih banyak penganutnya, satu sama lain
saling mempertahankan. Pendapat pertama (Fisis Determinis) mempertahankan pengaruhnya
terhadap kritikan-kritikan dari pendapat kedua (Possibilis). Pendapat pertama menyatakan bahwa
faktor-faktor geografik atau alam sering memainkan peranan yang dinamik dalam perkembangan
kebudayaan manusia, berarti alam tidak memainkan peranan yang pasif. Pendapat
kedua (Possibilisme) menyatakan bahwa hampir semua praktik kebudayaan yang spesifik tidak
dengan logis dikembalikan langsung pada alam sebagai habitat geografis semata-mata,
melainkan manusia yang memegang peranan dalam menentukan budayanya (aktif).
Berdasarkan pernyataan paham fisis determinis maupun paham possibilis, yang terus
menerus saling mempengaruhi pemikiran manusia dan saling melakukan kritikan, maka secara
sederhana dapat diambil jalan tengah, yaitu melalui beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Berapa jauh kebudayaan suatu wilayah atau suatu bangsa ditentukan oleh alam dan
lingkungannya?
2. Berapa jauh bahwa lingkungan alam dapat diubah oleh kegiatan manusia?
Selain itu, dalam kenyataan sehari-hari banyak kita temukan berbagai kenampakan dan
gejala di muka bumi yang tanpa disadari membawa kita untuk merenung dan berpikir. Misalnya,
mengapa permukaan bumi ini tidak rata, melainkan ada bagian yang tinggi seperti dataran tinggi,
bukit, gunung atau pegunungan serta ada pula bagian-bagian yang rendah seperti lembah,
palung, atau ngarai, sehingga terdapat berbagai kawasan muka bumi yang berbeda
karakteristiknya? Bagaimana fenomena alam ini dapat terjadi? Mengapa suhu udara di wilayah
pantai sangat panas, sedangkan di pegunungan dingin? Mengapa daerah A memiliki curah hujan
tinggi, sehingga berbagai jenis tetumbuhan tumbuh subur, sedangkan daerah B sangat gersang?
Apa yang menyebabkan daerah dataran rendah sangat cocok ditanami kelapa atau padi sawah,
sedangkan di dataran tinggi cocok untuk sayur-mayur?
Disadari atau tidak, pada hakikatnya pertanyaan-pertanyaan tersebut telah menuntun kita
ke arah pemahaman konsep-konsep geografi. Dalam mengkaji gejala atau peristiwa dalam ruang,
geografi selalu mempergunakan konsep lokasi, hubungan timbal balik, gerakan, dan
perwilayahan. Agar dapat memahami geografi, diperlukan konsep-konsep dasar mengenai

geografi itu sendiri, artinya memahami pengertian istilah-istilah yang umum digunakan oleh
geografi sebagai disiplin ilmu. Konsep ini merupakan suatu hal yang abstrak berkenaan dengan
gejala nyata tentang geografi untuk mengungkapkan beberapa gejala, faktor atau masalah,
sehingga setiap kata mengandung arti tersendiri.
Pemahaman geografi dimulai dari hal yang konkret secara bertahap akan menuju kepada
hal yang abstrak. Misalnya, dalam memahami atmosfera dan mempelajari cuaca, tentu saja harus
mengenal unsur-unsur cuaca, yaitu salah satunya adalah hujan. Sebelum terjadinya hujan tentu
terjadi pemanasan oleh sinar matahari yang menimbulkan penguapan, kemudian membentuk
awan, tentu saja awan apabila berkondensasi maka akan menimbulkan hujan. Hujan yang
diturunkan di suatu tempat dapat dipengaruhi angin. Dengan demikian, angin berperan dalam
menjatuhkan hujan. Apabila hal ini terus menerus berlangsung maka dinamakan daur hidrologi.
Dari uraian di atas, dapat ditarik beberapa konsep, yaitu hujan, penguapan, awan,
kondensasi, dan angin. Apabila seseorang telah dapat membina konsepnya, maka ia akan dapat
mengembangkan generalisasi. Maksudnya bahwa pengertian goegrafi sudah tidak perlu
diuraikan, baik secara denotatif maupun konotatif lagi, melainkan secara langsung orang yang
bersangkutan dapat berbicara tanpa mendefinisikan konsep tersebut satu persatu.
Generalisasi adalah hubungan atau gabungan antara dua konsep atau lebih. Dengan
demikian, pernyataan generalisasi berupa prinsip geografi. Contoh, generalisasi terdiri atas
beberapa konsep seperti berikut ini:
1. Urbanisasi merupakan masalah sosial yang harus diatasi karena menambah padatnya
kota, sedangkan commuter atau penglaju memerlukan sarana transportasi yang
mendukung dari sub-urban ke wilayah-wilayah kegiatan di kota
2. Awan Cumulonimbus dapat mendatangkan hujan besar jika telah berkondensasi
3.

dibanding dengan awan Cirrus.


Erosi yang dominan terjadi di sungai bagian hilir yaitu erosi lateral, sehingga di daerah
ini banyak dijumpai meander.
Banyak para ahli yang memberikan konsep-konsep tentang geografi, sehingga perlu

dibentuk konsep dasar bagi perkembangan geografi di Indonesia. Untuk itu, diselenggarakan
Seminar dan Lokakarnya Ahli Geografi tahun 1998 yang menghasilkan kesepatan berupa 10
konsep esensial geografi, yaitu sebagai berikut:
1. Konsep lokasi
Suatu tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan dengan harga.

Misalnya:
a. Di daerah dingin orang cenderung berpakaian tebal.
b. Nilai tanah atau lahan untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan dengan kuburan,
terminal kendaraan umum, pasar, atau pabrik karena kebisingan dan pencemaran.
Lokasi adalah posisi suatu tempat, benda, peristiwa, atau gejala di permukaan bumi dalam
hubungannya dengan tempat, benda, gejala, dan peristiwa lain. Terdapat dua komponen lokasi,
yaitu arah dan jarak. Arah menunjukkan posisi suatu tempat jika dibandingkan dengan tempat
di mana orang tersebut berada. Adapun jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau
gejala tersebut. Contoh, Bandung terletak di sebelah selatan Jakarta, arah tersebut akan berbeda
jika orang yang bertanya berada di Semarang, Bandung terletak di sebelah barat. Contoh lain
adalah istilah Timur Tengah. Timur Tengah adalah sebutan Negara Arab bagi orang Eropa,
sedangkan orang yang berada di sebelah timur Arab tentu harus menyebutnya sebagai daerah
Barat Tengah. Jadi, arah suatu tempat bersifat relatif. Demikian pula dengan istilah dekat atau
jauh, besar atau kecil, cepat atau lambat, yang pasti arah dan jarak akan menentukan intensitas
hubungan dari dua tempat yang berbeda.
Ada dua macam lokasi yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah posisi
sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya, Indonesia terletak di
antara 6 LU11 LS dan antara 95 BT141 BT. Contohnya, Kota Pontianak terletak pada
garis lintang 0 dan 109,3 BT.
Lokasi absolut mutlak adanya dan dapat dipercaya karena massa daratan relatif tetap,
aspek perubahannya kecil sekali, dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut,
seseorang dapat mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi.
Dengan bantuan garis lintang seseorang dapat menggambarkan kondisi iklim suatu daerah,
berarti dapat diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan, dan penduduk nya secara lebih rinci.
Misalnya Indonesia terletak di daerah iklim tropis, berarti vegetasinya bersifat heterogen, selalu
menghijau, kehidupan hewannya beragam, penduduknya termasuk ras mongoloid, sebagian
besar penduduknya hidup dalam bidang pertanian, dan ciri-ciri lainnya. Dengan mengetahui
lokasi suatu tempat berdasarkan garis lintang, seseorang akan memperoleh gambaran tentang
kondisi iklim, kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusianya. Garis bujur akan memenga ruhi
perbedaan waktu. Dengan mengetahui posisi suatu tempat menurut garis bujur dapat mengetahui
kapan suatu aktivitas dapat dilaksanakan. Contohnya, di Inggris pada pukul 01.00 pagi orang-

orang masih tidur, tetapi di Indonesia bagian barat pada waktu yang sama berarti sudah pukul
08.00 pagi (GMT+ 7 jam), berarti aktivitas manusia sudah ber langsung. Orang Inggris dapat
melakukan hubungan bisnis dengan orang Indonesia. Dengan demikian, dalam melakukan
hubungan dengan orang lain yang berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus benar-benar
memerhatikan waktu agar tidak menimbulkan adanya salah pengertian.
2. Konsep jarak
Jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga manusia cenderung
akan memperhitungkan jarak. Misalnya:
a. Harga tanah akan semakin tinggi apabila mendekati pusat kota dibandingkan
dengan harga tanah di pedesaan.
b. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran,
agar telur dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak
mengalami kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh
dari kota.
3. Konsep keterjangkauan
Hubungan atau interaksi antartempat dapat dicapai, baik dengan menggunakan
sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki. Misalnya:
a. Keterjangkauan, Jakarta Biak (pesawat terbang); Bandung Jakarta
(kereta api).
b. Daerah A penghasil beras dan daerah B penghasil sandang. Kedua daerah
ini tidak akan berinteraksi apabila tidak ada transportasi.
c. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh
sarana transportasi.
Jika jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, manusia cenderung akan
memperhitungkan jarak. Misalnya, antara Bandung dengan Jakarta jaraknya 140 km, dahulu
jarak tempuh Bandung-Jakarta naik bus mencapai 5 jam. Sekarang dengan adanya jalan tol
Cipularang dapat dijangkau hanya sekitar 3 jam saja dengan jenis kendaraan yang sama. Waktu
tempuh tersebut akan berbeda jika orang tersebut mempergunakan jalan Sukabumi, atau Cianjur.
Waktu tempuh Bandung-Jakarta akan berbeda pula jika menggunakan kereta api atau pesawat
terbang. Bahkan jika seseorang mempergunakan telepon untuk berhubungan dengan orang di
Jakarta, rasanya sudah tidak punya waktu tempuh lagi.

Semakin lengkap sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi seolah-olah semakin
dekat jarak antara dua tempat sehingga hubungan dan pengaruh (baik positif maupun negatif )
akan semakin intensif. Sebaliknya, walaupun dua tempat jarak absolutnya relatif dekat, tetapi
jika trans portasi dan komunikasinya tidak ada atau terbatas, akan semakin lama dan terbatas
hubungan yang dapat dijalin. Sekarang dengan semakin majunya teknologi komunikasi dan
transportasi di dunia, jarak bukan lagi menjadi masalah. Tempat-tempat di dunia terasa semakin
dekat, menyatu, dan transparan, semua itu dikenal dengan era globalisasi.
4. Konsep pola
Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam,
hubungannya dengan pola persebaran, seperti sebagai berikut.
a. Pola aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.
5. Konsep morfologi
Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas
manusia. Misalnya:
a. Bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan
lahan, ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya.
b. Pengelompokan pemukiman cenderung di daerah datar.
6. Konsep aglomerasi
Pengelompokan penduduk dan aktivitasnya di suatu daerah. Misalnya:
a. Masyarakat atau penduduk cenderung mengelompok pada tingkat sejenis,
sehingga timbul daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang
besi tua, pedagang barang atau pakaian bekas, dan lain-lain.
b. Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.
7. Konsep nilai kegunaan
Manfaat suatu wilayah atau daerah mempuyai nilai tersendiri bagi orang yang
menggunakannya. Misalnya:
a. Daerah sejuk di pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti di Puncak
antara Bogor dengan Cianjur, banyak dijadikan tempat peristirahatan
dan rekreasi.

b. Lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani dibandingkan


bagi nelayan atau karyawan/pegawai kantor.
8. Konsep interaksi dan interdependensi
Setiap wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan
hubungan dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam
bentuk arus barang dan jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain. Misalnya: gerakan orang,
barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti,
a. Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan migrasi.
b. Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke
kota.
c. Pergerakan berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan
lain-lain, terhadap pembaca atau pemirsa.
9. Konsep differensiasi area (struktur keruangan atau distribusi keruangan)
Suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain. Wilayah di permukaan bumi memiliki
perbedaan nilai yang terdapat di dalamnya. Misalnya:
a. Fenomena yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, seperti:
1) jarak dekat, jarak sedang, atau jarak jauh.
2) pemukiman padat, sedang, atau jarang.
Pertanian sayuran dihasilkan di daerah pegunungan; perikanan laut atau tambak di pantai; dan
padi di daerah yang relatif datar.
10. Konsep keterkaitan keruangan (proses keruangan)
Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain, atau
adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya.
Misalnya, jika dikaji melalui peta, maka terdapat konservasi spasial (keterkaitan wilayah) antara
wilayah A, B, C, dan D.
Sepuluh konsep tersebut, sengaja dibuat untuk penyatubahasaan pemikiran geografi,
semuanya merupakan awal dari memahami geografi. Dengan demikian, pendidikan geografi
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi harus mencakup sepuluh konsep tersebut,
hanya materi yang diberikan sesuai dengan jenjang pendidikannya.

LAMPIRAN
1.
SOAL KUIS
Nama
:
No. Absen
:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1) Konsep esensial geografi yang berkaitan dengan bentuk muka bumi adalah
a. morfologi
b. aglomerasi
c. aksesibilitas
d. jarak
e. nilai kegunaan
2) Konsep dasar geografi!
1. Persebaran
4. Ekologi
2. Keterjangkauan
5. Jarak
3. Interaksi
6. Distribusi
Pernyataan yang benar diatas adalah
a. 1, 4, dan 5
b. 2, 3, dan 6
c. 4, 5, dan 6
d. 2, 3, dan 5
e. 1, 4, dan 3

3) Adanya pengelompokan perumahan elit atau mewah, pemukiman kumuh, pemukiman


khusus pegawai, daerah industry dan daerah pendidikan merupakan penerapan dari
konsep essensial
a. keterjangkauan
b. interaksi
c. aglomerasi
d. pola
e. deferensial areal
4) Penduduk cenderung menempati wilayah yang banyak memiliki cadangan air dengan
topografi datar. Dalam geografi fenomena tersebut sesuai dengan salah satu konsep
esensialnya, yaitu konsep
a. keterjangkauan
b. aglomerasi
c. interaksi
d. diferensiasi areal
e. morfologi
5) Kawasan perumahan di perkotaan ditata sedemikian rupa agar memudahkan masyarakat
mencapait empat kerja, sekolah, dan pasar. Hal tersebut adalah penerapan dari konsep
a. aglomerasi
b. diferensiasi areal
c. lokasi
d. pola
e. jarak
6) Indonesia terletak pada 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT. Lokasi tersebut termasuk
pada konsep lokasi
a. lokasipeta
b. lokasi azimuth
c. lokasirelatif
d. lokasiinti
e. lokasiabsolut
7) Surabaya Pamekasan dapat ditempuh dalam waktu 3 jam dengan menggunakan
sepeda motor atau mobil melalui Jembatan Suramadu. Hal tersebut merupakan contoh
konsep
a. lokasi
b. jarak
c. interaksi
d. keterjangkauan
e. morfologi
8) Penjualan hasil pertanian di pedesaan yang di angkut dan di jual kedaerah perkotaan
merupakan salah satu bentuk konsep
a. keterjangkauan
b. lokasi
c. interaksi
d. nilai kegunaan
e. aglomerasi

9) Pulau Madura merupakan suatu daerah yang dikelilingi oleh laut. Mata pencaharian
penduduk sebagai nelayan dan petani garam. Hal tersebut merupakan contoh dari
konsep
a. nilaikegunaan
b. keterkaitan keruangan
c. morfologi
d. pola
e. keterjangkauan
10) Pulau Madura terkenal dengan karapan sapi sedangkan Kabupaten Kediri terkenal
denganjaranan (kuda lumping). Hal tersebut merupakan contoh dari konsep
a. morfologi
b. keterkaitan keruangan
c. lokasi
d. interaksi
e. diferensiasi areal
Kunci Jawaban
1) A
2) D
3) C
4) A
5) D
6) E
7) B
8) C
9) B
10) E
2.

GAMBAR
NO GAMBAR

KETERANGAN
OBYEK KAJIAN GEOGRAFI

Konsep lokasi
a. Lokasi absolute: Indonesia terletak
di antara 6 derajat LU - 11 derajat
LS sampai 95 derajat BT - 141
derajat BT.
b. Lokasi relative: Indonesia terletak
di antara 2 benua dan 2 samudera.
Lokasi Indonesia menurut lokasi
relatifnya yaitu terletak di antara 2
benua yaitu Asia dan Australia,
serta terletak di antara 2 samudera
yaitu Hindia dan Pasifik
Konsep jarak
a. Jarak mutlak: Jarak antara Jakarta
ke Bandung adalah 150 km. jarak
tersebut diukur memanjang dari
titik A (Jakarta) dan titik B
(Bandung) dan dihitung dengan
satuan ukuran kilometer.
b. Jarak relative: jarak relatif yaitu
jarak antara Jakarta ke Bandung
dapat ditempuh dalam waktu 2
jam melewati Tol Purbaleunyi.
Tentu jarak relatiif tersenut akan
berbeda apabila keadaan jalan tol
sedang macet atau perjalanan ke
Bandung tidak melewati jalan tol.
Konsep morfologi: daerah Malang Selatan
merupakan daerah pegunungan kapur.

Konsep keterjangkauan: Bantuan bencana


sulit mencapai lokasi karena medan yang
berat

Pola: Pemukiman memanjang di


sepanjang jalan raya pantura Jawa

Aglomerasi: Kegiatan industri terpusat di


kawasan industri

Nilai kegunaan: Pulau Madura yang panas


dan tanah yang tidak subur tidak cocok
sebagai laha pertanian, tetapi dari lokasi
geografisnya banyak dijadikan sebagai
kawasan tambak garam
Interaksi/Interpendensi: Desa sebagai
pemasok tenaga kerja dan kota sebagai
pemasok bahan produksi untuk desa.

Diferensiasi Areal: Di dearah pantai


penduduk bermata pencaharian sebagai
nelayan, sedangkan di pegunungan
penduduk bermata pencaharian sebagai
petani.

Keterkaitan Ruang: Lalu-lintas di Jakarta


selalu macet karena adanya mobilitas
penglaju (pekerja) yang rumahnya di
pinggiran Jakarta (Bodetabek) tetapi
bekerja di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai