Oleh:
Nadia Kurnia Hapsari
021411131111
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, tugas
mandiri mata kuliah Ilmu Faal II yang berjudul Peran Hormon Adrenalin
terhadap Dilatasi Bronkus ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak pihak yang turut membantu dan
mendukung penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Jenny Sunariani, drg., MS, selaku Dosen Pembimbing Tugas
Mandiri Mata kuliah Ilmu Faal II
2. Keluarga dan teman-teman sejawat yang telah memberi dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini
Penulis mengharapkan agar makalah Peran Hormon Adrenalin terhadap Dilatasi
Bronkus ini bermanfaat, memberi pengetahuan, dan hikmah bagi pembaca
sehingga pembaca dapat mengerti mengenai hormon adrenalin dan proses dilatasi
bronkus.
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
DAFTAR TABEL....................................................................................................vi
ABSTRACTS...........................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................2
1.2 Tujuan ..............................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Adrenalin............................................................................................................4
2.1.1 Fisiologi......................................................................................................5
2.1.2 Reseptor......................................................................................................6
2.1.2.1 Adrenoreseptor 2..............................................................................6
2.1.2.1.1 Struktur........................................................................................6
2.1.2.1.2 Fisiologi......................................................................................7
2.1.2.1.3 Agonis Adrenoreseptor 2...........................................................7
2.1.3 Obat Herbal................................................................................................8
2.1.3.1 Ephedra...............................................................................................8
2.1.3.2 Citrus aurantium.................................................................................8
2.2 Sistem Pernapasan..............................................................................................9
2.2.1 Anatomi......................................................................................................9
2.2.2 Fisiologi......................................................................................................9
2.2.3 Bronkus.....................................................................................................10
2.2.3.1 Anatomi dan Fisiologi Bronkus........................................................10
2.2.3.2 Dilatasi Bronkus................................................................................11
2.2.3.3 Konstriksi Bronkus...........................................................................12
2.2.3.3.1 Asma..........................................................................................12
2.2.3.3.2 Emphysema...............................................................................13
BAB 3 KERANGKA KONSEP............................................................................15
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................16
BAB 5 PENUTUP..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagian dalam Kelenjar Adrenal.............................................................4
Gambar 2. Struktur Katekol dan Adrenalin..............................................................4
Gambar 3. Proses Pembentukan Adrenalin..............................................................5
Gambar 4. Struktur Adrenoreseptor 2....................................................................7
Gambar 5. Buah dari Tumbuhan Citrus aurantium.................................................8
Gambar 6. Struktur Sistem Pernapasan..................................................................11
Gambar 7. Model Perbedaan Saluran Pernapasan.................................................13
Gambar 8. Gambaran Emphysema.......................................................................13
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Adrenoreseptor dan Fungsinya...................................................................6
Tabel 2. Pembagian Zona Konduksi dan Respirasi..................................................9
ABSTRACTS
Pengaruh Hormon Adrenalin terhadap Dilatasi Bronkus
Bronkus adalah salah satu organ pernapasan yang berfungsi untuk menyediakan jalur bagi udara
untuk keluar masuk paru-paru. Bronkus dilapisi oleh otot polos yang dapat berkontraksi dan
relaksasi. Kontraksi otot polos bronkus menyebabkan kontriksi sehingga udara tidak dapat masuk
ke paru-paru. Sistem saraf akan mendeteksi kondisi ini dan akan mengirimkan sinyal ke medulla
adrenal. Medulla adrenal akan mengeluarkan hormon adrenalin sehingga dapat menyebabkan
relaksasi otot polos dan dilatasi bronkus. Pada penderita gangguan pernapasan, konstriksi yang
hebat akan menyebabkan sesak napas sehingga harus segera diberi pengobatan dengan
memberikan obat-obatan yang mempunyai efek sama dengan hormon adrenalin. Pengobatan yang
relatif lebih aman adalah pengobatan alami dari tumbuhan atau obat herbal. Beberapa obat dari
tumbuhan herbal seperti Ephedra sinica dan Citrus aurantium memiliki efek yang sama dengan
hormon adrenalin pada pernapasan yakni untuk mendilatasikan bronkus dan membantu mengobati
gangguan pernapasan.
Kata kunci: adrenalin, bronkus, dilatasi, gangguan pernapasan, obat herbal
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pernapasan adalah sistem yang vital bagi kelangsungan hidup
manusia. Tanpa sistem pernapasan, metabolisme manusia tidak akan berjalan.
Sistem pernapasan merupakan proses menghirup oksigen yang akan disalurkan ke
seluruh jaringan dan mengeluarkan karbondioksida.
Sebagian masyarakat mengalami gangguan pada saluran pernapasan.
Menurut WHO, sebanyak 235 juta penduduk dunia adalah penyandang asma.
Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Selain itu,
WHO mengatakan bahwa di tahun 2012 sebanyak 3 juta penduduk dunia
meninggal karena gangguan pernapasan kronis.
Gangguan pernapasan dapat muncul karena berbagai faktor dan akan
menyebabkan penyempitan saluran pernapasan seperti bronkus. Hal itu dapat
mengarah pada kurangnya pasokan oksigen ke jaringan. Gangguan tersebut harus
segera ditangani sebelum adanya kerusakan jaringan bahkan kematian.
Salah satu pengobatan yang dapat diberikan adalah dengan hormon
adrenalin. Hormon adrenalin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar
adrenal atas perintah sistem saraf. (Hall, 2011) Hormon ini dapat menimbulkan
efek yang sangat luas, yaitu: laju dan kekuatan denyut jantung meningkat sehingga
tekanan darah meningkat, kadar gula darah dan laju metabolisme meningkat, bronkus
membesar sehingga memungkinkan udara masuk dan keluar paru-paru lebih mudah.
Atas dasar penjelasan tersebut, penulis ingin menjelaskan peranan hormon adrenalin
dalam membantu dilatasi bronkus.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon adrenalin pada dilatasi
bronkus.
1.3 Manfaat
Setelah membaca makalah ini diharapkan agar pembaca lebih memahami
fungsi hormon adrenalin dan kaitannya dengan sistem pernapasan yakni dilatasi
bronkus. Bagi penderita gangguan pernapasan, makalah ini dapat digunakan untuk
menambah pengetahuan akan pengobatan yang dapat diberikan terhadap
penderita.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hormon Adrenalin
Adrenalin adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh bagian medulla
kelenjar adrenal melalui rangsangan serabut saraf simpatis preganglion (Hall,
2011). Kelenjar adrenal adalah salah satu kelenjar endokrin yang terletak di
bagian atas ginjal. (Saladin, 2003)
Gambar 1. Bagian dalam dari kapsul kelenjar adrenal terdapat cortex adrenal dan medulla
adreenal. (Mescher, 2013)
Selain itu, hormon adrenalin dapat dibebaskan dari terminal saraf akibat
depolarisasi dan peningkatan permeabilitas terhadap kalsium yang masuk ke
dalam sel oleh serabut saraf adrenergik postganglion. (Neal, 2009)
2.1.1
Fisiologi
Gambar 2. Struktur Katekol dan Adrenalin. Kanan: struktur senyawa katekol dengan
rumus molekul C6H6O2. Kiri: struktur adrenalin dengan rumus molekul C9H13NO3.
(National Center for Biotechnology Information, 2004)
2.1.2
Reseptor Beta
Vasodilatasi (2)
Kardioakselerasi (1)
Peningkatan kekuatan miokardial (1)
Relaksasi usus (2)
Kontraksi pilomotor
Kontraksi sfingter kandung kemih
Menghambat pelepasan
neurotransmitter (2)
Lipolisis (1)
Relaksasi kandung kemih (2)
2.1.2.1Adrenoreseptor 2
2.1.2.1.1 Struktur
Adrenoreseptor 2 membuat fusi protein dengan
lisozim untuk meningkatkan permukaan hidrofilik dari
proteinnya agar terjadi crystal contact. (Cherezov, et al.,
2007)
2.1.2.1.2 Fisiologi
Berdasarkan
perbedaan
sensitivitas
yang
kerja langsung
dan
tidak
langsung.
(Rahardjo, 2008)
Obat agonis adrenoreseptor 2 adalah obat yang
secara langsung merangsang adrenoreseptor 2 dan begitu
selesai merangsang, obat ini tidak akan kembali ke saraf.
2.1.3
(Neal, 2009)
Obat Herbal
Obat herbal adalah obat-obatan yang dibuat dari bahan tumbuhan,
2.2.2
Zona respirasi
Bronkhiolus respiratorius
Alveolus
Fisiologi
Menurut Hall (2011), pernapasan menyediakan oksigen bagi
terletak
ventrolateral
B
Gambar 6. Struktur sistem pernapasan. A) Paru-paru dan sistem kardiovaskuler
yang ada pada paru-paru. B) Serat-serat otot polos berwarna merah kecoklatan
yang mengelilingi bagian luar bronkiolus. (Barrett, et al., 2010)
Dilatasi
Dilatasi bronkus adalah melebarnya diameter dinding otot
Konstriksi
Menurut World Health Organization (2005), konstriksi
untuk
menghantarkan
udara
mengalami
11
penyempitan
bronkus
pada
penderita
asma
Emphysema
Emphysema adalah keadaan paru-paru yang teriritasi
karena polusi udara dan menyebabkan respon inflamatori
sehingga saluran pernapasan menyempit dan jaringan paruparu mengalami kerusakan. (Rabe, et al., 2007)
12
13
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Pernapasan
Hormon Adrenalin
+
2 adrenoreceptor
Bronkus
Konstriksi
Dilatasi
Gangguan pernapasan
Asma
Emphysema
14
BAB 4
PEMBAHASAN
Hormon adrenalin merupakan hormon sekaligus neurotransmitter yang
dapat mempengaruhi organ-organ di dalam tubuh yang memiliki reseptor untuk
hormon adrenalin. Hormon adrenalin memiliki efek yang berbeda di tiap organ
efektor tergantung reseptor yang ada pada organ tersebut.
Kerja hormon adrenalin mempunyai hubungan erat dengan sistem saraf.
Pada saat ada rangsangan, seperti saat seseorang sedang berolahraga atau
ketakutan, sistem saraf otonom simpatis akan mendeteksi keadaan ini dan akan
membawa impuls tersebut masuk menuju kelenjar adrenal bagian medulla.
Kelenjar adrenal akan menerima rangsangan ini dan akan mengeluarkan hormon
adrenalin menuju sirkulasi darah. Hormon adrenalin yang telah dikeluarkan akan
dibawa menuju target organ di seluruh tubuh dan masuk melalui reseptor protein
yang ada pada organ tersebut.
Adrenalin akan masuk pada adrenoreseptor di hepar dan mengubah
glikogen menjadi glukosa. Glukosa yang didapat berperan sebagai suplai energi.
Glukosa yang dikeluarkan akan diedarkan sistem sirkulasi darah bersama
adrenalin dan akan dipecah melalui rangkaian proses glikolisis menjadi ATP.
Selain proses glikolisis, adrenalin yang beredar akan menuju jantung dan
mempengaruhi kerja jantung. Adrenalin akan meningkatkan curah jantung
sehingga denyut jantung akan semakin cepat. Pada pembuluh darah otot, adrenalin
akan memberikan efek vasodilatasi sehingga darah dapat dialirkan lebih banyak
ke otot.
Salah satu bagian sistem pernapasan yang dapat dirangsang kerjanya oleh
hormon adrenalin adalah bronkus. Bronkus terletak di bawah trakhea dan
berfungsi untuk menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar paru-paru.
Dinding bronkus dilapisi otot polos yang dikendalikan oleh sistem saraf otonom,
yaitu sistem saraf yang sama yang merangsang pengeluaran adrenalin dari
medulla adrenal.
15
Ketika terdapat obstruksi dan konstriksi pada bronkus, aliran udara yang
dihantarkan menuju paru-paru akan menurun karena bronkus mengalami
penyempitan. Sistem saraf akan mendeteksi kejadian ini dan merangsang
pengeluaran adrenalin di medulla adrenal seperti yang telah dijelaskan di atas.
Adrenalin dibawa melalui aliran darah yang telah mengalami vasodilatasi dan
sampai pada gerbang adrenoreseptor 2 yang terdapat pada bronkus. Selanjutnya,
adrenalin berikatan dengan reseptor 2 dan menyebabkan perubahan struktur
molekul dan merangsang sel.
Perangsangan sel diawali dengan pengaktifan enzim adenil siklase pada
membran plasma. Enzim adenil siklase bertugas untuk mengubah ATP menjadi
cAMP, messenger yang meneruskan rangsangan adrenalin ke sitoplasma karena
adrenalin tidak bisa masuk ke dalam membran. Sitoplasma akan memproses
stimuli dari cAMP sebagai kebutuhan untuk merelaksasikan sel otot polos dengan
jalan menurunkan konsentrasi ion Ca2+ pada cairan intraseluler. Penurunan ion
Ca2+ berdampak pada penurunan tegangan otot polos, sehingga otot polos pada
bronkus akan mengalami relaksasi.
Bronkus yang telah mengalami relaksasi akan menyebabkan pelebaran
dinding otot polos. Proses pelebaran ini adalah dilatasi bronkus. Dilatasi bronkus
menyebabkan ventilasi paru kembali meningkat sehingga udara dapat dipasok ke
seluruh jaringan yang ada di dalam tubuh.
Pada penderita gangguan pernapasan yang mengalami kesusahan untuk
bernapas, terdapat penyempitan dan pembengkakan pada bagian saluran
pernapasan. Penyempitan, disebut pula dengan konstriksi, menyebabkan udara
susah untuk dihantarkan sehingga jaringan dalam tubuh kekurangan pasokan
oksigen. Penderita yang mengalami gangguan pernapasan kronis seperti asma dan
emphysema membutuhkan pengobatan dengan tujuan untuk mendilatasikan
bronkus.
Selain hormon adrenalin yang dieksitasi oleh tubuh, manusia telah
menciptakan obat-obatan yang memiliki efek serupa dengan hormon adrenalin.
Obat-obatan itu disebut dengan obat agonis adrenoreseptor. Pada saluran
16
17
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Hormon adrenalin merupakan hormon yang disekresikan atas perintah
sistem saraf simpatis karena adanya stimulus dari organ-organ pernapasan
khususnya pada bronkus untuk mendilatasikan bronkus. Bronkus dapat
dikendalikan
oleh
hormon
adrenalin
karena
memiliki
reseptor
yaitu
18
DAFTAR PUSTAKA
Abourashed, E., El-Alfy, A., Khan, I. & Walker, L., 2003. Ephedra in perspective--a current
review. Phytother Res, 17(7), pp. 703-712.
Andrea,
M.,
2009.
National
Plant
Data
Center,
diakses dari http://plants.usda.gov, pada tanggal 16 Juni 2015.
Baton
Rouge.
19
Rabe, K. et al., 2007. Global Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease: GOLD Executive Summary. Am. J. Respir. Crit. Care
Med., 176(6), p. 532.
Saladin, K. S., 2003. Anatomy and Physiology: The Unity of Form and Function. 3rd ed. New
York: McGraw-Hill Pub, p. 571.
Rahardjo, R., 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, hal. 356-357, 359.
Somantri, I., 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika, hal. 43-44.
Suryo, J., 2010. Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B First, hal. 1-2.
World Health Organization, 2005. Hazardous Chemicals in Human and Environmental Health.
Jakarta: EGC.
20