Filsafat berperan sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang hakikat ilmu pengetahuan,
hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu. Adapun tujuan dari filsafat itu adalah untuk
menemukan kebenaran hakiki. Berikut merupakan pernyataan oleh Jujun yang dapat saja
diterima secara logis namun dapat dikoreksi dengan filsafat
Kalau Tuhan Maha Kuasa, Maka Ia Kuasa Membuat Batu yang Maha Besar, sehingga Ia
Tidak Kuasa Mengangkat Batu Tersebut
Pernyataan Jujun tersebut terdiri dari 3 premis sebagai berikut
1. Tuhan Maha Kuasa = Premis Mayor
2. Ia Kuasa Membuat Batu yang Maha Besar = Premis Minor
3. Ia Tidak Kuasa Mengangkat Batu Tersebut = Premis Minor
Premis minor dapat divalidasi dengan premis mayor, yaitu Premis-Premis Minor Harus
Konsisten dengan premis mayor.
Premis (2) dapat diterima karena konsisten dengan premis (1) sebagai premis mayor,
sedangkat premis (3) yang juga sebagai premis minor tidak dapat diterima karena tidak konsisten
dengan premis (1).
Contoh analogi diatas akan sangat mudah dapat diterima oleh orang orang yang
menggunakan logika commonsense atau akal sehat. Namun, jika orang itu berfilsafat lalu dia
menganalisis premis premis dari setiap analogi diatas dimana setiap premis-premis minor
haruslah konsisten dengan premis mayor maka analogi-analogi di atas bisa jadi tidak dapat
diterimanya.
Slide 5
Hakikat Kebenaran
Kebenaran menurut filsafat adalah sikap persesuaian yang setia dari pertimbangan dan
ide-ide kita kepada fakta pengalaman atau kepada alam seperti apa adanya. Terdapat dua macam
pendekatan yang dapat dilakukan ketika mencari kebenaran yaitu pendekatan Vitalistik dan
Mekanistik. Pada pendekatan vitalistik seseorang akan berpikir menggunakan teori causa prima
terlebih dahulu dan kemudian akan mengunakan teori Ilmiah esensi, ilmiah teoritis, dan terakhir
barulah menggunakan teori ilmiah praktis.
Semestinya
dalam
mencari
kebenaran
manusia
memulai
langkahnya
dengan
Slide 6
Filsafat adalah jalan yang dapat ditempuh oleh manusia dalam mendekati kebenaran. Filsafat
memiliki tugas yang berat untuk mengharmoniskan segala fenomena yang menjadi tidak teratur
dalam kehidupan manusia sebagai akibat dari sikap dan cara memandang kehidupan yang terlalu
bersandar kepada common sense manusia. Terdapat 3 tingkat kebenaran yang dapat dihubungkan
dengan manusia, yaitu :
1)
2)
3)
Pemikiran (Head)
Perbuatan (Hand)
Perasaan (Heart)
Pada tingkat pertama, apabila sesuatu yang ada secara akal (pemikiran) adalah benar,
Slide 7-11
Respritualisasi adalah pengembalian kembali spiritual (jiwa) kepada kebenaran yang hakiki
yaitu :
Back To The Causa Prima : kembali kepada nilai-nilai ketuhanan yang bisa didapatkan
Rosseau mengungkapkan Everything is good when it leaves the hands of the creator.
Eveything degenerates in the hand of men
Maksudnya adalah bahwa sesuatu baik ketika itu di tangan pencipta, namun sesuatu menjadi
jelek di tangan manusia. Apapun yang dilakukan manusia selama itu masih sesuai dengan
kebenaran Causa Prima maka sesuatu itu baik, tetapi apabila tidak sesuai maka sesuatu tersebut
adalah jelek. Hal ini dapat diringkas sebagai berikut :
Hidup Benar = Hidup Baik
Pendidikan Benar = Pendidikan Baik
Esensi dari pendidikan adalah untuk mengenal kebenaran.
Dapat disimpulkan bahwa : Karena berfilsafat (kebenaran esensi) maka suatu mahluk bisa
menjadi manusiawi, karena manusia maka pastilah berfilsafat. Filsafat adalah ciri khas manusia
Slide 12-14
Secara etimologis, kata filsafat berasal dari kata dalam bahasa Yunani philia atau
philein yang berarti cinta atau mencintai, dan sophos yang berarti kearifan atau
kebijaksanaan. Kata ini juga bisa dirunut secara etimologis ke bahasa Inggris: phylosophy yang
dibentuk dari kata philos dan shopia yang berarti mencintai kebijaksanaan.
Filsafat dapat dibatasi sebagai pengetahuan tentang hakikat ilmu pengetahuan, atau sari,
inti, esensi segala sesuatu untuk menemukan kebenaran hakiki.
Filsafat merupakan regina sientrum (ratu segala ilmu) yang mencakup alam semesta
dengan segala isinya (dunia makrokosmos) sampai kepada hal-hal kecil yang melibatkan proses
mental manusia (dunia mikrokosmos), bahkan juga mencakup berbagai persoalan dan pemikiran
praktis sampai kepada hal-hal pemikiran yang bersifat jenius. Batasan ini mengimplikasikan
sejumlah dimensi yang cakupannya luas, komprehensif, dan sekaligus esensial tentang filsafat,
termasuk di dalamnya hakikat kebenaran.
Slide 15-18
THE POWER OF PERSONALITY
THE END OF KNOWLEDGE IS LOVE
THE END OF WISDOM IS FREEDOM
THE END OF CULTURE IS PERFECTION
THE END OF EDUCATION IS CHARACTER
KEBENARAN
A WISE MAN NEITHER SUFFER HIMSELF TO BE GOVERNED, NOR ATTEMPTS
TO GOVERN OTHERS.
(La Bruyere, Jean de)
WHAT IS BEAUTIFUL, IS GOOD
AND WHO IS GOOD, WILL SOON BE BEAUTIFUL
(Sappho, penyair)
TEMPAT TIDUR YG MAHAL DPT DIBELI, TIDUR NYEYAK TIDAK DPT DIBELI.
OBAT-OBAT YG MAHAL DPT DIBELI, KESEHATAN TDK DPT DIBELI.
JIKA KITA TIDAK BISA MENJADI MATAHARI, SEPERTI KUNANG-KUNANG PUN
JADILAH.
UANG ADALAH PELAYAN YANG SANGAT LUAR BIASA TETAPI IA ADALAH TUAN
YANG BURUK
Slide 19-20
Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :
1. Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang
dialami manusia.
2. Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara,
diolah pula dengan rasio
3. Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu
semakin tinggi nilainya
4. Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan
dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan
KEBENARAN PRAKTIS INDERA
1. Mengandung kebenaran
2. Melalaui Penginderaan Dan PENGOLAHAN PIKIRAN ELEMENTER
3. TIDAK DENGAN SADAR DICARI
4. BERGUNA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
5. WUJUDNYA PENGALAMAN INDERA
KEBENARAN KEILMUAN
1. MENCARI KEBENARAN
2. MELALUI PENGALAMAN EMPIRI DAN DIPIKIRKANSECARA TERATUR
3. DENGAN SADAR DICARI UNTUK MENGETAHUI KEBENARAN SESUAU
DENGAN MENENTUKAN OBYEK TERTENTU
4. MUNGKIN
LANGSUNG
BERGUNA UNTUK
KEHIDUPAN
SEHARI-HARI,
KEILMUAN
TERMASUK
KE
DALAM
HUMANIORA)
7. PERWUJUDANNYA: KEBENARAN ESENSI
GOLONGAN
ILMU
(ILMU
Slide 24
Terdapat tiga karakteristik dalam berfilsafat yaitu Holistik, Mendasar, dan Spekulatif.
Holistik adalah merupakan cara berfikir dengan melihat keseluruhan, tidak hanya dari satu sudut
maupun satu pandangan, seperti saat kita melihat sebuah kolam kita tidak bisa hanya melihat
bentuk kolam tersebut, tapi harus pula melihat apa isi kolam, kebersihan kolam, dan hal-hal
lainnya.
Mendasar adalah Yang dimaksud dengan berfikir secara mendasar/radikal adalah melihat segala
sesuatunya dari hal-hal yang mendasar sesuai dengan kata radikal itu sendiri yang berarti akar
pohon, seperti saat kita melihat sebuah bangunan kita harus melihat dari fondasinya, tidak
melihat bahwa itu adalah bangunan yang bagus atau mewah.
Spekulatif adalah berspkekulasi dengan segala sesuatu hal sehingga dapat ditemukan
kemungkinan akan hal-hal baru. Pemikiran filsafat yang berciri spekulatif memungkinkan
adanya transendensi untuk menunjukkan sebuah perspektif yang luas tentang aneka kenyataan.
Tegasnya, melalui ciri pemikiran filsafat yang spekulatif dimaksud, orang tidak sekedar hanya
menerima sebuah kenyataan (kebenaran) secara informatif, sempit, dan dangkal, tetapi dengan
sikap kritis, dan penuh imajinasi untuk memahami (verstending) dan mengembangkannya secara
luas dalam berbagai khasana pemikiran yang beraneka.
Slide 25
KEBENARAN RELIGIUS
1. MENCARI KEBENARAN MUTLAK, SEMPURNA DAN UNIVERSAL,
2. TUJUANNYA UNTUK MENCAPAI HIDUP SEJAHTERA DAN BAHAGIA YANG
HAKIKI (LAHIR DAN BATHIN),
3. ATAS DASAR KEPERCAYAAN/KEYAKINAN (PIKIR RELIGIUS),
4. KEBENARAN SESUATU DIDASARKAN ATAS WAHYU TUHAN
5. FIRMAN TUHAN YANG TERKUMPUL DI DALAM KITAB-KITAB SUCI, YANG
DIPERCAYAI OLEH PEMELUKNYA SEBAGAI KEBENARAN MUTLAK.
SLIDE 26-27
TEORI KOHERENSI
SUATU PERNYATAAN DIANGGAP BENAR BILA PERNYATAAN ITU BERSIFAT
KOHEREN
ATAU
KONSISTEN
DENGAN
PERNYATAAN-
PERNYATAAN
ATAU
KONSISTEN
DENGAN
PERNYATAAN-
PERNYATAAN
diartikan
bahwa
teori
yang
diterapkan
atau
dikemukakan
tidak
boleh
KOHERENSI
YAKNI
TEORI
KEBENARAN
KONSISTENSI
ARGUMENTASI.
Slide 29
Revolusi Ilmiah dan Thomas S. Kuhn
Paradigma bisa didefinisikan oleh suatu pencapaian ilmiah sebagai contoh atau sampel dimana
sejumlah kesulitan ilmiah diatur dan dipecahkan dengan menggunakan pelbagai teknik
konseptual dan empiris.
Pada tahap pra-paradigma, Unsur yang penting adalah adanya ketidaksepahaman yang
mendalam tentang teori fundamental dan banyak soal menyangkut himpunan data yang berada
diluar prosedur yang diterima. Pada titik tertentu hal-hal berubah dan muncullah suatu
kesepakatan yang luas bahwa ada karya ilmiah dalam suatu bidang merupakan suatu contoh dan
contoh itu harus diikuti. Periode ini disebut suatu paradigma khusus. Sementara paradigma yang
mendominasi karya contoh yang ada pada pusat paradigma pada umumnya tidak dipertanyakan.
Semua aktivitas ini disebut Ilmu normal. Unsur yang paling penting terjadi bila suatu karya
dalam satu bidang membentuk ilmu normal yakni berbagai masalah diselesaikan menurut cara
kerja karya contoh itu. Pengetahuan-pengetahuan faktual terkumpulkan dan menjadi lebih tepat.
Namun, setelah beberapa waktu sejumlah masalah yang tidak dipecahkan terjadi dan banyak dari
antaranya amat penting menurut asumsi komunitas ilmuwan. Situasi ini disebut sebagai suatu
Anomali. Kalau anomali semakin banyak dan ada dari antaranya terasa amat penting maka ilmu
dalam bidang itu masuk dalam masa krisis. Krisis ini baru teratasi apabila paradigma baru
menggantikan paradigma lama.
ILMIAH ESENSI (FILOSOFIS)
BERDASARKAN RUANG LINGKUPNYA TIDAK HANYA TERBATAS PADA ILMU ILMU RASIONAL DAN EMPIRIK, MELAINKAN TEMBUS SAMPAI PADA DUNIA
METAFISIS SUPRARASIONAL
DAN INTUITIF
ILMIAH TEORETIS
RUANG LINGKUPNYA TERBATAS PADA ILMU-ILMU
RASIONAL DAN EMPIRIK
ILMIAH PRAKTIS
TEKNOLOGIS - COMMONSENCE
TEORI
TEORI IALAH SEBUAH SISTEM PROPOSISI-PROPOSISI ATAU SEBUAH
RANGKAIAN TERPADU DARI PROPOSISI-PROPOSISI. PROPOSISI ADALAH
KOMPONEN PEMBENTUK TEORI
KONSEP
KONSEP IALAH
TERTENTU
SIMBOL
YANG
DIGUNAKAN
MEMAKNAI
FENOMENA