Referat Ispa
Referat Ispa
Oleh
Didiek Pangestu Hadi
I1A001057
Pembimbing
d r. F a r i d a H e r i y a n i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1. Latar Belakang........................................................................................
2. Permasalahan..........................................................................................
1. Definisi ..................................................................................................
2. Epidemiologi..........................................................................................
3. Etiologi...................................................................................................
4. Klasifikasi...............................................................................................
5. Diagnosis................................................................................................
7. Pengobatan..............................................................................................
8. Pemberantasan ISPA..............................................................................
14
21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 L a t a r B e l a k a n g
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkan tingginya
angka kesakitan dan kematian pada balita karena ISPA. Di negara berkembang
setiap tahun kira-kira 12 juta anak meninggal sebelum ulang tahunnya yang
kelima dan sebagian besar terjadi sebelum tahun pertama kehidupanya. Tujuh dari
sepuluh kematian itu disebabkan ISPA.1
Di Indonesia penyakit infeksi terutama ISPA masih merupakan penyakit
utama, baik infeksi saluran pernafasan atas maupun infeksi saluran pernafasan
bawah.2 ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien disarana
kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30%
kunjungan berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan
oleh ISPA.1,2
ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit
batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per
tahun. Ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak
3 sampai 6 kali setahun.1
Sudarti tahun 1999 melaporkan bahwa rendahnya pengetahuan masyarakat
berpengaruh pada tindakan masyarakat dalam pencarian pengobatan yang tepat.
Pada sisi lain, rendahnya pengetahuan petugas kesehatan tentang ISPA berakibat
pesan
masih
kurang
yakni
hanya
20%
petugas
yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena
meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu
besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya
atau berlebihannya pemakaian antibiotik 4
Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru
paru (alveoli). Terjadinya Pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan
terjadinya proses infeksi akut pada bronkhus yang disebut bronkopneumonia.
Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit ISPA semua bentuk Pneumonia
(baik Pneumonia maupun bronkopneumonia) disebut Pneumonia saja.1,2
II.2 Etiologi
1) Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan
riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptokokus.
Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium.
Virus Penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.1
Infeksi saluran pernapasan bagian atas yang disebabkan oleh virus,
sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim
dingin.4
2) Etiologi Pneumonia
Etiologi Pneumonia pada balita sukar untuk ditetapkan karena dahak
biasanya sukar diperoleh. Sedangkan prosedur pemeriksaan imunologi
ISPA RINGAN
Batuk
ISPA SEDANG
Tanda ISPA ringan
Pilek
Serak
Demam -/+
Wheezing
Congekan . 2 minggu
Demam
Nafas
cepat
39oC
atau sedang
>
atau
Chest Indrawing
Stridor
lebih
ISPA BERAT
Tanda ISPA ringan
mau makan
Sakit Telinga
Sianosis
Campak
Kejang
Dehidrasi
Kesadaran Menurun
Selaput Difteri
Untuk kelompok umur <2 bulan klasifikasi dibagi atas : Pneumonia berat
dan bukan Pneumonia. Dalam pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) klasifikasi pada kelompok umur <2 bulan adalah infeksi yang
serius dan infeksi bakteri lokal.
Klasifikasi Pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran
bernapas disertai sesak atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
(chest indrawing) pada anak usia 2 bulan -< 5 tahun. Untuk kelompok umur <
2 bulan diagnosis Pneumonia berat ditandai dengan adanya napas cepat (fast
breathing), dan tarikan kuat pada dinding dada bagian bawah kedalam (severe
chest indrawing).
Klasifikasi Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran
bernapas disertai adanya napas sesuai umur, batas napas cepat (fast brething)
pada anak usia < 2 bulan 60 kali per menit, pada usia 2 bulan -<1 tahun 50 kali
per menit dan 40 kali per menit untuk anak usia 1-<5 tahun.
Klasifikasi bukan-Pneumonia mencakup kelompok penderita balita dengan
batuk yang tidak menunjukan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak
cukup
untuk
conmarin,
4-ethyl
Tabel 2. Bagian Klasifikasi dan Tatalaksana ISPA untuk Bayi Kurang dari 2 Bulan
8,9
Tanda
Bila
ada
tanda-tanda
(60 x/mnt
Klasifikasi
Pengobatan
Tak
ada
tarikan
dinding dada
BUKAN PNEUMONIA
Beri nasehat cara perawatan di
rumah:
sakit
Teruskan
pemberian
Anjurkan
untuk
kembali
kontrol bila
Keadaan
bayi
memburuk
Bayi
sulit
untuk
minum
10
Tabel 3. Bagian Klasifikasi dan Tatalaksana ISPA pada Anak Umur 2 bulan
sampai 5 tahun 8,9
Tanda
tarikan
dinding
cepat
ada
ke dalam
Disertai
nafas
Tidak
dada ke dalam
ada
Tidak
>
>
50x/mnt
50x/mnt
untuk
wheezing
Tarikan
dinding dada ke
dalam
PNEUMONIA
ke
Rumah Sakit
Nasihati ibu
untuk tindakan
Beri Antibiotik
perawatan di
rumah
obati
BUKAN PNEUMONIA
Beri
Obati
lain (bila ada)
Nasehati
antibiotik selama 5
untuk
hari
rumah
Anjuran ibu
untuk control 2
hari atau lebih
cepat bila keadaan
penyakit
ibu
perawatan
di
Bila
demam
Bila
ada
obati
wheezing obati
memburuk
Bila demam
obati
11
Bila ada
wheezing obati
12
13
si bayi dan selimut yang hangat dan kering itu. Bila mungkin, usahakan agar
bayi selalu berada di samping tubuh ibunya. Sebuah topi atau tutup kepala
akan membantu mencegah kehilangan panas dari kepalanya. Jagalah kamar
agar tetap hangat bila mungkin.
3. Membersihkan cairan hidung
Bila hidung tersumbat, cairan hidung diisap dengan hati-hati. Hidung
yang tersumbat dapat mengganggu pemberian makan.
4. Diobati demam, bila ada
Demam meningkatkan pemakaian oksigen. Untuk umur 2 bulan
5 tahun mengatasi demam dengan memberikan parasetamol setiap 6 jam.
5. Mengatur pemberian cairan secara hati-hati
Anak-anak dengan pnemonia berat atau penyakit lain yang sangat berat
dapat timbul kelebihan cairan dengan mudah. Mereka jangan diberikan cairan
terlalu banyak.
Sebaliknya, anak-anak dengan pnemonia atau penyakit sangat berat
lainnya sering kehilangan cairan selama menderita infeksi pernafasan terutama
bila terdapat demam.
Mereka akan mengalami shock bila tidak mendapatkan cairan yang
cukup. Oleh karena itu, cairan harus diberikan secara hati-hati.
Ibu dianjurkan untuk meneruskan pemberian air susunya. Bila anak
sakit terlalu parah, ibu dapat memeras keluar air susunya dan memberikan
kepada anak dengan gelas dan sendok dengan hati-hati.
14
5 6 ml/kg/jam.
6.
Pnemonia
Diberi obat kotrimoksasol per oral. Bila penderita tidak mungkin diberi
kotrimoksasol, atau ternyata dengan pemberian kotrimoksasol keadaan penderita
menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti kotrimoksasol. Antibiotik
pengganti kotrimoksasol yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain. Bila
penderita memburuk menjadi pnemonia berat, rujuklah ke RS.10
7.
Umur
2 bulan - 6 bulan
6 bulan 3 tahun
3 tahun 5 tahun
2 x tablet
2 x tablet
2 x 1 tablet
Catatan :
Kotrimoksasol diberikan selama 5 hari
Dosis kotrimoksasol berdasarkan berat badan ialah 48 mg/kg BB/hari
Bila digunakan kotrimoksasol tablet pediatrik atau sirup maka perlu diketahui
bahwa :
15
Umur
2 bulan 6 bulan
6 bulan 3 tahun
3 tahun 5 tahun
sendok (2 ml)
1 sendok ( 5 ml)
2 sendok (10 ml)
Catatan :
-
Prokain penisilin
-
300.000 unit.
- 6 bulan 3 tahun
600.000 unit
- 3 tahun 5 tahun
750.000 unit
Obat Batuk
Dianjurkan pemberian obat batuk tradisional atau ekspektoran seperti obat
batuk
putih
(OBP),
yang
tidak
mengandung
antihistamin,
kodein,
dekstrometorfan.10
Contah obat tradisional
16
Jeruk nipis sendok teh, dicampur dengan kecap atau madu sendok
taeh, diberikan 3 kali sehari.10
II.6 Pemberantasan ISPA
Tugas pemberantasan penyakit ISPA merupakan tanggung jawab bersama.
Kepala puskesmas bertanggung jawab bagi keberhasilan pemberantasan di
wilayah kerjanya. Sebagian besar kematian akibat penyakit pnemonia terjadi
sebelum penderita mendapat pengobatan petugas puskesmas. Karena itu peran
serta aktif masyarakat melalui aktifitas kader akan sangat membantu menemukan
kasus-kasus pnemonia yang perlu mendapat pengobatan antibiotik dan kasuskasus pnemonia berat yang perlu segera dirujuk ke rumah sakit.10
Berikut ini ialah peran yang diharapkan dari dokter puskesmas,
perawat/paramedis/puskesmas/Pustu serta kader kesehatan.10
Dokter puskesmas
Membuat
rencana
aktifitas
pemberantasan
ISPA sesuai
dengan
17
18
19
tentang ISPA, sehingga kelak masyarakat bisa memanfaatkan kader yang telah
dilatih.10
Tujuan pelatihan kader :
Setelah selesai pelatihan diharapkan kader :10
1. Mampu mendiagnosa pnemonia pada balita serta merujuk ke fasilitas
kesehatan.
2. Mampu memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang batuk pilek yang
meliputi usaha perawatan di rumah, kewaspadaan akan tanda-tanda
penyakit pnemonia.
3. Mampu mengobati batuk pilek yang bukan pnemonia.
4. Untuk kader tertentu : diberikan kemampuan mengobati pnemonia dengan
obat antibiotik kotrimoksasol.
5. Mampu mencatat kasus batuk yang ditemukan.
Kader tertentu ialah : kader yang juga akan dilatih untuk mengobati pnemonia.
Ada beberapa ketentuan untuk kader tertentu yaitu :10
a. Latar belakang pendidikan kader, kalau mungkin tamat SLTP, minimal
bisa membaca dan menulis.
b. Selesai pelatihan, kader benar mampu melaksanakan tugasnya.
c. Diingatkan untuk tidak menggunakan tablet kotrimoksasol bagi kasus lain
seperti diare, batuk pilek biasa.
Pencatatan dan pelaporan kasus :10
a. Kader dilatih untuk mencatat kasus yang diperiksa, catatan ini disimpan di
Posyandu.
20
21
Metode :
- Video kaset diputar, ditunjukkan pernapasan normal, napas cepat, dan
tarikan dinding dada kedalam
- Latihan menghitung napas dengan melihat kasus dalam video. Dihitung
selama 1 menit penuh dengan memakai timer
- Menentukan ada tidaknya tarikan dinding dada kedalam dengan melihat
video.
Waktu :
Dilakukan selama 1 jam
2. Praktek pemeriksaan dan penatalaksanaan kasus beserta pencatatannya.
Peraga yang dibutuhkan :
Kasus balita yang sakit batuk
- Timer
- Tablet parasetamol
- Alat tulis/formulir pencatatan kader, formulir rujukan.
Materi :
- Memeriksa dan mengobati kasus batuk pilek
- Mengobati kasus bukan pnemonia
- Untuk kader tertentu dilatih juga mengobati kasus pnemonia (tidak
berat).
- Merujuk kasus pnemonia berat.
- Mencatat kasus pnemonia berat
- Mencatat kasus-kasus yang diperiksa dan yang dirujuk.
22
Waktu :
Dilakukan selama 2 Jam
Metode :
Peserta diminta untuk memeriksa kasus yang ada yaitu dengan cara melihat
gerakan dinding dada bagian bawah apakah ada atau tidak tarikan dinding
dada. Perlu diingat bahwa cara memeriksa yang baik ialah dengan ibu
memangku anaknya. Usahakan agar selama pemeriksaan anak tidak
menangis/meronta.
BAB III
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25