2/28/2011 6:01:50 AM
MISI
Original: English
Oktober 2002
2/28/2011 6:01:50 AM
RINGKASAN PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
10
5.
12
6.
14
7.
Dalam situasi apa Hukum Humaniter berlaku? Untuk siapa hukum ini ditujukan dan siapa yang dilindunginya?
16
8.
18
9.
Bagaimana Hukum Humaniter beradaptasi dengan perkembangan baru dan apa peran ICRC dalam proses tersebut?
20
10. Apa yang ditetapkan oleh Hukum Humaniter mengenai bantuan material bagi korban konflik bersenjata?
22
11. Apa yang ditetapkan oleh Hukum Humaniter mengenai pemulihan hubungan keluarga?
24
12. Seperti apa ketentuan-ketentuan Hukum Humaniter yang mengatur penggunaan lambang?
26
13. Bagaimana Hukum Humaniter melindungi pengungsi eksternal dan pengungsi internal?
28
14. Langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mengimplementasikan Hukum Humaniter?
30
15. Apa peran ICRC dalam memastikan penghormatan terhadap Hukum Humaniter?
32
34
17. Apa perbedaan antara Hukum Humaniter dan Hukum Hak Asasi Manusia?
36
18. Apakah Hukum Humaniter berlaku bagi operasi penjagaan perdamaian dan operasi penegakan perdamaian yang
38
39
Indeks
40
Bibliografi
41
3
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 3
2/28/2011 5:58:12 AM
aturan-aturan tersebut membatasi hak pihakpihak yang terlibat konflik dalam hal pemilihan
cara dan sarana berperang dan melindungi
orang-orang serta benda-benda yang terkena,
atau berkemungkinan terkena, dampak konflik
(lihat Pertanyaan 3, 6, dan 17, yang
memberikan informasi tambahan yang
berguna).
HHI, yang juga dikenal dengan nama Hukum Konflik Bersenjata atau
Hukum Perang (lihat Terminologi di halaman berikut), mempunyai
dua cabang:
Hukum Jenewa, yang disusun untuk melindungi personil militer
yang tidak lagi ambil bagian dalam pertempuran dan orang-orang
yang tidak terlibat aktif dalam peperangan, yaitu penduduk sipil;
Hukum Den Haag, yang menetapkan hak dan kewajiban pihakpihak yang berperang dalam melaksanakan operasi militer dan
menetapkan batasan-batasan mengenai sarana yang boleh dipakai
untuk mencelakai musuh.
2/28/2011 5:58:13 AM
Hukum
Pengungsi
Hukum yang
mengatur
penyelesaian
konflik secara
damai
Hukum yang
mengatur
hubungan
diplomatik
Hukum yang
mengatur
tanggung jawab
Negara
Terminologi
Istilah seperti Hukum Humaniter Internasional, Hukum Konflik
Bersenjata, dan Hukum Perang bisa dianggap berpadanan
satu dengan yang lain. Organisasi-organisasi internasional,
universitas-universitas, dan bahkan Negara-negara cenderung
memakai istilah Hukum Humaniter Internasional (atau Hukum
Humaniter) sedangkan dua istilah yang lain lebih sering
digunakan oleh angkatan bersenjata.
Hukum
HAM
Hukum
Humaniter
Internasional
Hukum
Lingkungan
Hukum yang
mengatur
organisasi
internasional
Hukum
Kelautan
Hukum yang
mengatur
ruang angkasa
Hukum yang
mengatur
hubungan
ekonomi
NB: Bagan ini bukan upaya untuk mengklasifikasikan atau memperingkat berbagai cabang yang ada pada Hukum Internasional Publik.
Bagan tersebut hanya menyebutkan beberapa dari cabang yang terkenal.
5
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 5
2/28/2011 5:58:13 AM
Thomas Pizer/ICRC
"... begitu mereka meletakkan senjata, mereka bukan lagi musuh atau agen dari musuh.
Mereka kembali menjadi orang biasa. Tidak lagi dibenarkan secara hukum membunuh mereka."
2/28/2011 5:58:13 AM
IMAJI, Guntur/ICRC
7
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 7
2/28/2011 5:58:15 AM
Elchin Mamedov/ICRC
Dunant:
"Pada kesempatan-kesempatan istimewa
tertentu, misalnya ketika para pendekar
seni perang dari berbagai kebangsaan
bertemu (), mungkin akan bermanfaat
jika mereka dapat menggunakan konggres
seperti ini untuk merumuskan suatu prinsip
internasional tertentu yang disetujui oleh
sebuah Konvensi dan memiliki sifat tidak
dapat diganggu gugat dan yang, bilamana
telah disetujui dan diratifikasi, dapat menjadi
landasan bagi berdirinya perhimpunan
bantuan bagi prajurit yang terluka di negaranegara Eropa."
Dufour (kepada Dunant):
"Kita perlu mengerti, melalui contoh-contoh
gamblang seperti yang Anda laporkan itu,
kesedihan dan penderitaan seperti apa
yang ada di balik kebesaran medan
pertempuran."
2/28/2011 5:58:17 AM
9
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 9
2/28/2011 5:58:20 AM
ICRC
10
Keluarga-keluarga yang dideportasi dari perkampungan Yahudi di Warsawa selama Perang Dunia Kedua
2/28/2011 5:58:24 AM
Asal-usul Konvensi-konvensi
Jenewa 1949
Konvensi-konvensi Jenewa 1949 menandai
sebuah kemajuan pesat dalam perkembangan
HHI. Namun, setelah dekolonisasi, Negaranegara yang baru terbentuk tidak bersedia
terikat oleh seperangkat aturan yang
penyusunannya tidak melibatkan mereka itu.
Apalagi, aturan-aturan perjanjian internasional
yang mengatur perilaku peperangan (the
conduct of hostilities) tersebut tidak
mengalami perkembangan baru semenjak
diadopsinya Konvensi-konvensi Den Haag
pada tahun 1907. Karena merevisi Konvensikonvensi Jenewa dikhawatirkan akan
Asal-usul Protokol-protokol
Tambahan 1977
Konvensi-konvensi Jenewa 1949 menandai
sebuah kemajuan pesat dalam perkembangan
HHI. Namun, setelah dekolonisasi, Negaranegara yang baru terbentuk tidak bersedia
terikat oleh seperangkat aturan yang
Konvensi-konvensi Jenewa 1949 dan Protokol-protokol Tambahan 1977 terdiri dari hampir 600 pasal dan merupakan instrumeninstrumen utama HHI.
11
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 11
2/28/2011 5:58:25 AM
12
...bekerja untuk pemahaman dan penyebarluasan pengetahuan tentang hukum humaniter internasional...
2/28/2011 5:58:26 AM
Didier Bregnard/ICRC
13
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 13
2/28/2011 5:58:30 AM
14
6
Tujuan HHI ialah untuk membatasi
penderitaan yang timbul akibat perang
dengan cara melindungi dan membantu
korban semaksimal mungkin. Karena itu,
hukum tersebut menyikapi realitas konflik
tanpa mempersoalkan alasan ataupun
legalitas bagi penggunaan kekuatan yang
sedang berlangsung. HHI hanya mengatur
aspek-aspek konflik yang berkaitan dengan
kepedulian kemanusiaan. HHI-lah yang
dimaksud dengan jus in bello (hukum dalam
perang). Ketentuan-ketentuan yang ada
pada hukum tersebut berlaku bagi pihak-
2/28/2011 5:58:34 AM
15
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 15
2/28/2011 5:58:34 AM
Ursula Meissner/ICRC
16
2/28/2011 5:58:35 AM
Thierry Gassmann/ICRC
(Contact Press Images)/ICRC
Bjorn Fjertoft/ICRC
...orang sipil
17
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 17
2/28/2011 5:58:37 AM
18
2/28/2011 5:58:40 AM
19
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 19
2/28/2011 5:58:45 AM
20
2/28/2011 5:58:49 AM
21
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 21
2/28/2011 5:58:53 AM
22
Korban perang punya hak untuk menerima bantuan yang mutlak mereka perlukan untuk bertahan hidup
10
2/28/2011 5:58:57 AM
23
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 23
2/28/2011 5:58:59 AM
24
11
2/28/2011 5:59:01 AM
Richard Fradin/ICRCRichar
Marwan Naam/ICRC
25
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 25
2/28/2011 5:59:05 AM
26
12
Dalam masa konflik bersenjata, lambanglambang tadi bisa digunakan sebagai alat
perlindungan hanya oleh:
Perhimpunan Nasional Palang Merah atau
Bulan Sabit Merah yang secara resmi
diakui dan diizinkan oleh pemerintahnya
untuk memberikan bantuan kepada dinas
medis angkatan bersenjata; Perhimpunan
Nasional boleh menggunakan lambang
tersebut untuk tujuan perlindungan hanya
bagi personil dan peralatan medis yang
dipakai membantu dinas medis resmi
pada masa perang, dengan ketentuan
bahwa personil dan peralatan tersebut
melaksanakan fungsi-fungsi yang sama,
dan bukan fungsi lain, dan bahwa mereka
tunduk pada hukum dan peraturan militer;
rumah sakit sipil dan sarana medis lain
yang diakui oleh pemerintah dan diizinkan
untuk memajang lambang untuk tujuan
perlindungan (pos pertolongan pertama,
ambulans, dll.);
2/28/2011 5:59:09 AM
Ursula Meissn
Thierry Gassman
Penggunaan lambang
Penggunaan lambang tersebut sebagai tanda perlindungan
merupakan perwujudan nyata dari perlindungan yang diberikan
oleh Konvensi-konvensi Jenewa bagi personil, unit, dan transportasi
medis.
Penggunaan lambang tersebut sebagai tanda pengenal di masa
perang ataupun di masa damai menunjukkan bahwa orang atau
27
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 27
2/28/2011 5:59:14 AM
Willem Smit/ICRC
28
Penghormatan terhadap Hukum Humaniter mencegah terjadinya perpindahan penduduk secara paksa
13
2/28/2011 5:59:18 AM
Boris Heger/ICRC
29
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 29
2/28/2011 5:59:21 AM
Priska Spoerri/ICRC
30
14
penggantinya;
tindakan oleh ICRC (lihat Pertanyaan
15).
Langkah penindakan (represi), yang
didasarkan pada kewajiban pihak-pihak
yang terlibat konflik untuk mencegah dan
menghentikan segala bentuk pelanggaran,
yaitu antara lain:
kewajiban bagi pengadilan nasional
untuk menindak pelanggaran berat
(grave breaches) yang dianggap
sebagai kejahatan perang (mengenai
pengadilan internasional, lihat Pertanyaan
16);
pertanggungjawaban pidana dan
pertanggungjawaban disipliner dari
atasan dan kewajiban komandan untuk
menindak dan melaporkan pelanggaran;
bantuan timbal balik antar-Negara
menyangkut masalah-masalah kejahatan
pidana.
2/28/2011 5:59:24 AM
"Atas permintaan salah satu Pihak Peserta Agung atau lebih, dan atas
persetujuan mayoritas Pihak Peserta Agung, pihak yang penyimpan
Protokol ini (the depository of this Protocol) harus menyelenggarakan
pertemuan Pihak-pihak Peserta Agung untuk membicarakan masalahmasalah umum menyangkut pelaksanaan Konvensi-konvensi Jenewa
dan Protokol ini."
(Ps. 7, Protokol I)
"Dalam situasi pelanggaran serius (serious violations) terhadap Konvensikonvensi Jenewa atau terhadap Protokol ini, Pihak-pihak Peserta Agung
harus berusaha mengambil tindakan, secara bersama-sama atau
sendiri-sendiri, dengan bekerja sama dengan Perserikatan Bangsabangsa (PBB) dan dengan cara yang sesuai dengan Piagam PBB."
(Ps. 89, Protokol I)
"Pihak-pihak Peserta Agung harus memberikan bantuan sebesarbesarnya kepada satu sama lain sehubungan dengan proses pengadilan
pidana menyangkut pelanggaran berat (grave breaches) terhadap
Konvensi-konvensi Jenewa atau terhadap Prototol ini (). Bilamana
keadaan mengizinkan, Pihak-pihak Peserta Agung harus bekerja sama
dalam masalah ekstradisi ()"
(Ps. 88, Protokol I)
"Sebuah Komisi Pencari Fakta Internasional () yang terdiri dari 15
anggota yang moralnya tinggi dan ketidakmemihakannya telah diakui
harus dibentuk (). Komisi ini harus memiliki kompetensi untuk (i)
menyelidiki setiap fakta yang diduga merupakan pelanggaran berat
sebagaimana didefinisikan oleh Konvensi-konvensi Jenewa dan oleh
Protokol ini atau yang diduga merupakan pelanggaran serius lainnya
terhadap Konvensi-konvensi Jenewa atau terhadap Protokol ini ()."
(Ps. 90, Protokol I)
31
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 31
2/28/2011 5:59:25 AM
32
ICRC mengingatkan pihak-pihak yang terlibat konflik bersenjata akan kewajiban mereka untuk mengizinkan penyelenggaraan registrasi dan repatriasi bagi tawanan perang.
15
2/28/2011 5:59:25 AM
33
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 33
2/28/2011 5:59:29 AM
34
menyerang penduduk sipil dan harta benda mereka adalah kejahatan perang
16
2/28/2011 5:59:33 AM
35
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 35
2/28/2011 5:59:35 AM
Didier Bregnard/ICRC
36
17
2/28/2011 5:59:36 AM
Instrumen-instrumen HAM
HAM "Inti"
b)Instrumen regional
Konvensi Eropa 1950 tentang HAM
Konvensi Amerika 1969 tentang HAM
Piagam Afrika 1981 tentang HAM dan Hak Asasi Bangsa-Bangsa
(the African Charter of Human and Peoples' Rights 1981)
37
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 37
2/28/2011 5:59:42 AM
38
18
2/28/2011 5:59:45 AM
ICRC
19
terorisme, yaitu:
penyerangan terhadap penduduk sipil
dan objek-objek sipil [Ps. 51(2) dan Ps.
52 Protokol I; Ps. 13 Protokol II)
penyerangan secara membabi buta [Ps.
51(4) Protokol I)
penyerangan terhadap tempat ibadah
[Ps. 53 Protokol I; Ps. 16 Protokol II]
penyerangan terhadap bangunan dan
instalasi yang mengandung tenaga
berbahaya [Ps. 56 Protokol I; Ps. 15
Protokol II]
penyanderaan [Ps. 75 Protokol I; Ps. 3
Ketentuan Yang Sama pada keempat
Konvensi Jenewa; Ps. 4(2)(b) Protokol
II)
pembunuhan terhadap orang yang tidak,
atau tidak lagi, terlibat dalam peperangan
39
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 39
2/28/2011 5:59:48 AM
40
INDEKS
Aksesi: h. 12
Protokol-protokol Tambahan dan/atau Konvensi-konvensi Jenewa:
lihat "Konvensi-konvensi Jenewa."
Konflik bersenjata (internasional/non-internasional/"jenis baru"): h.
4, 10, 14, 15, 16, 17, 18, 22, 24
Pasal 3 (Ketentuan Yang Sama): h. 2, 16, 17, 18, 19
Bantuan: h. 22, 23
Pelanggaran (breaches/violations): h. 27, 30, 31, 32, 33, 35, 39
Pengembangan Hukum Humaniter: h. 10, 11, 20, 21
Diseminasi (penyebarluasan): h. 6, 13, 31, 32
Definisi: merupakan salah satu kegiatan ICRC, mencakup
peningkatan kesadaran akan HHI, Gerakan pada umumnya,
dan ICRC pada khususnya dan akan Prinsip-prinsip
Fundamental yang menjadi pedoman bagi aksi dan kegiatan
mereka, dalam rangka membatasi pelanggaran hukum,
mencegah penderitaan, dan memfasilitasi aksi kemanusiaan.
Konferensi Diplomatik: h. 8, 11, 20, 21
Definisi: merupakan pertemuan wakil-wakil dari Negaranegara untuk mengadopsi perjanjian internasional; salah
satunya diadakan pada tahun 1949 untuk mengadopsi
Konvensi-konvensi Jenewa, salah satunya lagi diadakan
pada tahun 1977 untuk mengadopsi Protokol-protokol
Tambahannya.
Pengungsi: 16, 28, 29
Lambang: h. 6, 8, 26
Jenewa (Hukum Jenewa): h. 4
Konvensi-konvensi Jenewa dan/atau Protokol-protokol Tambahan:
h. 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 28,
31, 33, 39
Grotius [Hugo de Groot (1583-1645), seorang ahli hukum dan
diplomat Belanda yang sangat berpengaruh terhadap teori tentang
hukum dan Negara pada umumnya dan teori tentang Hukum
Internasional pada khususnya]: h. 5, 7
Hak asasi manusia: h. 17, 35, 36, 37
Implementasi Hukum Humaniter: h. 30, 31
Komite Internasional Palang Merah (ICRC): h. 8, 11, 13, 19, 20,
21, 23, 24, 25, 27, 30, 31, 33, 36, 37
Intervensi (hak intervensi): h. 23
jus ad bellum/jus in bello: h. 14, 23
Hukum Bangsa-bangsa: h. 5
Kode Lieber: h. 9 (lihat juga "Lieber, Francis")
Lieber, Francis [profesor dari Colombia College (New York); atas
permintaan Abraham Lincoln, menyusun serangkaian instruksi bagi
prajurit Union dalam Perang Saudara Amerika ; lihat juga "Kode
Lieber"): h. 19
Mandat: h. 2, 21, 23, 29, 31, 37
Martens, Fyodor (ahli hukum dan diplomat dari Rusia; penyusun
klausula dengan nama yang sama): h. 7
Perhimpunan Nasional: h. 2, 13, 26
Penengah yang netral: h. 2, 31
Peserta (Negara Peserta; Peserta Agung): h. 11, 12, 13, 14, 19,
22, 31, 32
Definisi: Negara yang telah meratifikasi antara lain
Konvensi-konvensi Jenewa
Pihak yang terlibat konflik: h. 7, 16, 19, 31
Definisi: Negara atau gerakan yang mengangkat
senjata dan terlibat langsung dalam sebuah konflik
Operasi pemeliharaan/penegakan perdamaian: h. 36, 37
Orang yang dicabut kebebasannya (tawanan perang, internir sipil,
tahanan): h. 16, 24, 25, 31, 33
Prinsip-prinsip (Hukum Humaniter): h. 7
Promosi: lihat "Diseminasi" (penyebarluasan)
Protokol-protokol Tambahan untuk Konvensi-konvensi Jenewa: lihat
"Konvensi-konvensi Jenewa"
Hukum Internasional Publik: h. 4, 5
Ratifikasi: h. 12
Pengungsi eksternal (refugees): h. 16, 28, 29
Reservasi: h. 12
Penghormatan terhadap Hukum Humaniter: h. 31, 33
Pemulihan hubungan keluarga: h. 24, 25
Hak prakarsa kemanusiaan: h. 2, 23
Peran ICRC: h. 11, 13, 19, 21, 23, 24, 25, 29, 31, 37
Rousseau, Jean-Jacques [penulis dan filsuf, kelahiran
Jenewa (1712-1778), penulis The Social Contract (Kontrak
Sosial), di mana beliau menjelaskan prinsip-prinsipnya]: h. 7
Aturan-aturan (Hukum Humaniter): h. 6, 17, 33
St. Petersburg (Deklarasi): h. 7, 10
Penandatanganan: h. 12
Terorisme: h. 39
Den Haag (Hukum): h. 4
Traktat/perjanjian internasional: h. 8, 9, 10, 11, 12, 15, 20, 21, 29,
30, 35, 37
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB): h. 14, 15, 20, 21, 28,
29, 30, 33, 36, 37
Korban (kategori): h. 16, 19, 24, 28
Pelanggaran (violations): h. 27, 31, 33, 35, 39
Kejahatan perang: h. 27, 33
2/28/2011 5:59:50 AM
BIBLIOGRAFI
Sejumlah publikasi memberikan penjelasan lebih lanjut tentang
HHI pada umumnya dan tentang topik-topik tertentu yang dibahas
di buku ini pada khususnya. Publikasi-publikasi ini antara lain
adalah artikel-artikel dan cetakan-cetakan lepas dari International
Review of the Red Cross sebagai berikut:
41
03-42_Hukum Humaniter DR.indd 41
2/28/2011 5:59:50 AM
42
Plattner D. Assistance to the civilian population: The development
and present state of international humanitarian law; Mei-Juni
1992
Rey-Schyrr C. The Geneva Conventions of 1949: a decisive
breakthrough; Juni 1999
Roberge M,-Cl. The new International Criminal Court :A preliminary
assessment; Desember 1998
Ryniker A. Observance by United Nations forces of international
humanitarian law: Comments on the Secretary Generals Bulletin
of 6 August 1999; Desember 1999
Sandoz Y. Advisory Opinion of the International Court of Justice
on the legality of threat or use of nuclear weapons; Februari
1997
Sandoz Y. Droit or devoir dingerence and the right to
assistance: The issues involved; Mei-Juni 1992
Sassli M. The national information bureau in aid of victims of
armed conflicts; Januari-Februari 1987
Sassli M. State responsibility for violations of international
humanitarian law; Juni 2002
Schindler D. Significance of the Geneva Conventions for the
contemporary world; Desember 1999
Sommaruga C. Unity and plurality of the emblems; Juli-Agustus
1992
Stroun J. International criminal jurisdiction, international
humanitarian law and humanitarian action; Desember 1997
Torelli M. From humanitarian assistance to intervention on
humanitarian grounds?; Mei-Juni 1992
2/28/2011 5:59:50 AM