AGROFORESTRI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agroforestri
Disusun Oleh:
KELOMPOK B1.1
Dimas Aldytra N.F.
0910440263
Chintavia Kusuma W.
115040101111222
115040201111182
Muhamad Saifudin
115040201111341
Rio Alfian
125040100111026
125040100111076
Akhmad Iqbal H.
125040100111118
Pricilla E.Y.R.
125040100111185
Almaida
125040101111118
Lisa Desia
125040101111122
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
persoalan laki-laki. Penguatan rakyat ditumpukan pada kepemimpinan lokal yang ada
dan umumnya juga berada pada laki-laki.
Keluarga atau rumah tangga merupakan satuan masyarakat terkecil dimana segala
macam hubungan antara laki-laki dan perempuan dapat tercermin. Mulai dari pembedaan
peran, pembagian kerja, penguasaan dan akses atas sumber-sumber baik fisik, maupun
ideologis, hak dan posisi (Simatauw et al 2001). Peran gender pula yang mengakibatkan
perempuan memiliki tugas sehari hari yang sangat erat terkait dengan kelestarian
lingkungan sebagai sumber pemenuhan kehidupan keluarga. Perempuan yang hidup di
pedesaan menanam tanaman obat, sayuran, tanaman keras yang komersil untuk
keperluan keluarganya, disamping untuk memenuhi kebutuhan keluarga kegiatan
penanaman juga dapat melestarikan dan mendukung usaha konservasi sumberdaya hutan.
Menurut Simatauw et al (2001) kaitan perempuan dengan pembangunan kehutanan
khususnya dalam upaya konservasi sumberdaya hutan, jika ditinjau lebih jauh ternyata
memiliki sifat sebagai pemelihara kelestarian yang cocok dengan sifat lingkungan itu
sendiri.
Menurut Ratnapuri (2011) menunjukan bahwa peran perempuan dalam
pengelolaan agroforestri lebih rendah daripada peran laki-laki. Ditujukan dengan
rendahnya curahan waktu perempuan pada kegiatan produktif yang hanya sebesar 41,9%,
sedangkan laki-laki mencapai 80%. Namun berbanding terbalik pada hasil penelitian di
curahan waktu kegiatan reproduktif. Perempuan lebih mendominasi laki-laki.
Pengambilan keputusan di bidang pengelolaan Agroforestri lebih didominasi oleh suami.
Sedangkan masalah keuangan dan masalah yang menyangkut kepentingan bersama
diambil secara bersama-sama antara suami dan istri. Pada kegiatan reproduktif seperti
penentuan menu makanan para istri lebih dipercaya untuk mengambil keputusan.
3. Jelaskan bagaimana pengaruh pasar terhadap pengembangan agroforestri dan
diferensiasi sosial ekonomi dan politik dalam suatu masyarakat?
Sistem
agroforestri
dapat
dikatakan
menguntungkan
apabila
1)
dapat
menghasilkan tingkat output yang lebih banyak dengan menggunakan jumlah input yang
sama, atau 2) membutuhkan jumlah input yang lebih rendah untuk menghasilkan tingkat
output yang sama. Kondisi ini dicapai apabila ada interaksi antar komponen yang saling
menguntungkan baik dari segi biofisik, maupun ekonomi.Interaksi biofisik) sebenarnya
mencerminkan interaksi ekonomi, apabila output fisik per satuan lahan diubah menjadi
nilai uang per satuan biaya faktor produksi.Seperti juga dalam interaksi biofisik, interaksi
bagaimana
organisasi
keluarga
mempengaruhi
pengembangan
dikembangkan
dengan
dimodifikasi
dan
disesuaikan
dengan
berbagai
perkembangan zaman, untuk lebih mensejahteraan masyarakat lokal dan dapat mencegah
atau pun mengurangi gangguan penduduk terhadap hutan di Indonesia.
Pengambilan keputusan petani dalam pengusahaan agroforestri tidak selalu
didasarkan kepada pertimbangan finansial atau dengan kata lain pertimbangan finansial
tidak selalu menjadi aspek nomor satu dalam pengambilan keputusan tetapi ada aspek
sosial budaya yang lebih dominan. Pemenuhan kebutuhan jangka panjang merupakan
salah satu alasan petani menanam pohon. Produksi pohon yang dapat diambil secara
kontinyu sangat cocok sebagai tanaman pensiun. Adanya tanaman pensiun ini membuat
mereka lebih percaya diri, karena mereka tidak akan tergantung pada orang lain di masa
tua mereka. Mengingat keterbatasan tenaga dan kekuatan fisik yang semakin menurun,
mereka cenderung memilih tanaman tahunan yang tidak memerlukan pemeliharaan
intensif dan berat, namun memberikan penghasilan secara kontinyu.
Sistem penggunaan lahan yang diterapkan secara perorangan harus selaras
dengan budaya setempat dan visi masyarakat terhadap kedudukan dan hubungan mereka
dengan alam.
merupakan bagian dari identitas masyarakat yang hidup di dalamnya. Petani biasanya
memiliki kebutuhan yang kuat untuk memihak pada budaya setempat. Sejarah dan
tradisi memainkan peranan penting dalam kehidupan, cara dan sistem penggunaan lahan
mereka. Perubahan yang tidak selaras dengan nilai-nilai sosial, budaya, spiritual mereka,
bisa menyebabkan stress dan menciptakan kekuatan yang berlawanan.
Kemampuan untuk memperoleh kehidupan yang layak (termasuk mewariskan
sesuatu kepada anak cucu) dan sesuai dengan budaya setempat akan memberikan rasa
hargdiri pada individu atau keluarga. Identitas suatu keluarga petani atau komunitas
dipertahankan dengan teknologi yang memungkinkan mereka menjadi mandiri dan
mampu mengendalikan pengambilan keputusan atas pemanfaatan sumber daya dan
produk setempat (Reijntjes et al., 1992).
Dalam organisasi keluarga dalam sistem agroforestri ini melibatkan semua
anggota keluarga dalam mengolah lahan pertanian mereka, pada sistem ini akan
mempermudah dalam menyelesaikan tugas dari masing-masing individu karena dalam
sistem agroforestri ini seperti kepala keluarga (bapak), ibu, serta anak-anaknya samasama memiliki peran didalam sistem agroforesti. Sehingga kemampuan organisasi
anggota keluarga akan semakin baik dalam pengembangan agroforestri dalam
meningkatkan pendapatan keluarga tersebut karena dalam sistem pengelolaan
agroforestri mereka menggunakan tenaga kerja dari keluarga mereka sendiri sehingga
dapat meminimalkan dalam pengguanaan biaya dan upah tenaga kerja. Agroforestri
sebagai suatu sistem produksi tentunya memberikan pendapatan terhadap pengelolanya
baik langsung maupun tidak langsung. Analisis ekonomi yang banyak dilakukan di
Indonesia adalah melihat seberapa besar suatu sistem agroforestri memberikan kontribusi
terhadap pendapatan total keluarga dan juga bagaimana kontribusi hasil dari suatu sistem
agroforestri terhadap perekonomian daerah setempat.
5. Buatlah suatu analisis finansial dan ekonomi terhadap suatu sistem agroforestri
yang ada di lingkungan tempat tinggal anda. Apakah sistem agroforestri tersebut
layak untuk diusahakan?
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan kepada Pak Narto di Kecamatan
Wonosalam Kab.Jombang per tahunnya. Dengan luas lahan 4,5 hektar.
Komoditas
Durian
Kuantitas
Harga
(kg)
(/kg)
33.750
20.000
Jumlah
675.0000.000
675.0000.000
Harga
Kuanti
Umur
Harga
tas
Ekonomis
Sisa
Penyusutan
Cangkul
50.000
10.416
Sabit
25.000
5.208
SewaLa
hanSawa
5.000.
000
5.000.000
5.015.624
Kuantitas
Jumlah
batang)
4,5
337.500
Urea
2.000
200 kg
400.000
Ponska
2.400
200 kg
480.000
Za
3.000
200 kg
600.000
Bibit
75.000
(per
100
Durian
Pupuk
40
Kandang
15.000
karung
600.000
40.000
500 cc
40.000
Pestisida
Pestona
Natural
Glio
10
29.000
0 gr
29.000
POC Nasa
10.500
500 cc
10.500
35000
10
350.000
aan
35000
13
455.000
Panen
35000
10
350.000
TenagaKer
ja
Pengolaha
nTanah
Pemelihar
3.652.000
Rp 8.667.624
NPV
666332376
2562890625
0,25
BCR
675.0000 .000
8
(1+14)
8.667.624
8
(1+14 )
0,26/0,03
8,66
Berdasarkan perhitungan BCR tersebut, didapatkan nilai BCR sebesar 8,66. Maka
analisis finansial pada tanaman durian milik pak Narto dapat dikatakan menguntungkan
karena nilai BCR > 1.
IRR
666332376
2562890625
= 0,25
Pada tingkat suku bunga 20% (NPV2)
666332376
37822859360
= 0,0176
IRR
i1+
NPV 1
(i2i1)
( NPV 1NPV 2)
=
=
14+
0 , 25
(2014)
( 0 ,250 , 0176)
14+
0 , 25
(6)
0 , 2324
14,179
Berdasarkan hasil analisis IRR, didapatkan nilai sebesar 14,179. Maka dapat dikatakan
tanaman durian milik Bapak Narto layak dengan IRR>0.