KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Iman
2.2. Wujud Iman
2.3. Proses terbentuknya Iman
2.4. Sifat- sifat dan tanda-tanda Orang Yang Beriman
2.5. Manfaat iman bagi kehidupan dan aktualisasi nilai keimanan
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan .
3.2. Saran.
DAFTAR PUSTAKA .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali orang yang merasa diri-nya beriman, mereka juga hafal
benar arti dari kata iman. Namun, sesungguhnya mereka belum mengerti apa makna dari
iman itu, serta tingka laku dan perbuatan mereka tidak mencerminkan diri-nya beriman. Kami
mengambil materi pembahasan Konsep Iman , selain sebagai tugas mata kuliah Al Islam 3
adalah untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan Iman dan memperbaiki konsep iman yang
belum sempurna serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah Pengertian Iman?
1.2.2. Bagaimanakah Wujud Iman?
1.2.3. Bagaimanakah Proses terbentuknya Iman?
1.2.4. Apa sajakah Sifat- sifat dan tanda-tanda Orang Yang Beriman?
1.2.5. Apakah Manfaat Iman Bagi Kehidupan dan Aktualisasi Nilai Keimanan?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Iman.
1.3.2. Untuk Mengetahui Bagaimana Wujud Iman.
1.3.3. Menjelaskan Bagaimana terbentuknya Iman.
1.3.4. Mengetahui Apa Saja Sifat-Sifat dan Tanda-Tanda Orang Beriman.
1.3.5. Mengetahui Manfaat Iman Dan Aktualisasinya dalam Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Iman
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Secara etimologis, iman merupakan suatu keadaan sikap
seseorang. Sedangkan secara umum iman dikatakan percaya. Maksudnya percaya yang
menunjukan sikap yang terdapat di dalam hati. Orang yang percaya kepada Allah SWT dan
lainnya yang tersebut di dalam rukum iman, walaupun dalam sikap keseharian tidak
mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya.Di dalam
surat Al Baqoroh : 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat
sangat cinta kepada Allah SWT beserta ajaran Nya. Sedangkan dalam hadits yang
diriwayatkan menurut Ibnu Majah Atthabrani, iman merupakan tambatan hati yang diikrarkan
dengan lisan dan dilanjutkan dengan amal perbuatan (Al iimaanu aqdun bil qalbi
waiqraarun bilisaani waamalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan
antara hati, ucapan, dan tingkah laku atau perbuatan seseorang.
2. Definisi Iman Menurut Para Ahli
Menurul imam al-bachwi r.a beliau berkata bahwa amal sholeh adalah bagian dari
iman. Menurut imam abu ubait al-khasim bin salam r.a berkata yakni bahwa iman itu meliputi
kumpulan niat atau keyakinan ucapan dan amal perbuatan. Menurut imam muhammad binalhusain al-anjuri r.a berkata bahwasannya sesuatu yang diyakini oleh para ulam umat Islam
adalah iman itu wajib bagi semua mahluq, yaitu membenarkan dengan hati, mengakui dengan
lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Ketahuilah, marifah (mengenal Allah)
dengan hati dan membenarkannya tidak cukup, kecuali jika disertai dengan pengakuan lisan
dan keyakinan hati; dan ucapan tidak sah , kecuali apabila dibuktikan dengan amal perbuatan
3. Wujud Iman
Wujud iman termuat dalam 3 unsur yaitu isi hati, ucapan, dan perbuatan. Dalam artian
diyakini dalam hati yaitu dengan percaya akan adanya Allah SWT, diucapkan dengan lisan
yaitu dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat, dan dilakukan dengan perbuatan maksudnya
menjalankan seluruh perintah Nya dan menjauhi seluruh larangan Nya.
Pengertian Iman adalah ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan
anggota badan. Jadi, Iman itu mencakup tiga hal :
1. Ikrar dengan hati.
2. Pengucapan dengan lisan.
3. Pengamalan dengan anggota badan
Jika keadaannya demikian, maka iman itu akan bisa bertambah atau bisa saja berkurang.
Lagi pula nilai ikrar itu tidak selalu sama. Ikrar atau pernyataan karena memperoleh satu
berita, tidak sama dengan jika langsung melihat persoalan dengan kepala mata sendiri.
Pernyataan karena memperoleh berita dari satu orang tentu berbeda dari pernyataan dengan
memperoleh berita dari dua orang. Demikian seterusnya. Oleh karena itu, Ibrahim Alaihis
Sallam pernah berkata seperti yang dicantumkan oleh Allah dalam Al-Quran.
Ya Rabbku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang yang
mati. Allah berfirman : Apakah kamu belum percaya. Ibrahim menjawab : Saya telah
percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya. (Al-Baqarah : 260)
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna
apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya
tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal
perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna.
Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.
594
Allah
595
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal, (QS. 8:2)
b. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah yang diiringi dengan
doa.
c. Tertib melaksanakan sholat dan selalu menjaga pelaksanaannya (Al Anfal : 3 dan Al
Muminun : 2). Yang artinya: (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. 8:3) yaitu) orangorang yang khusyu' dalam shalatnya, (QS. 23:2)
d. Menafkahkan rizki yang diterima (Al Anfal : 3 dan Al Muminun :4). Hal ini dilakukan
sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya
pemerataan ekonomi.Yang artinya: (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. 8:3) dan orangorang yang menunaikan zakat, (QS. 23:4)
e. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (Al Muminun :
3,5). Yanng artinya: dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, (QS. 23:5) dan orangorang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (QS. 23:3)
f. Memelihara amanah dan menepati janji (Al Muminun : 6). Yang artinya: kecuali terhadap
isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki 995; maka sesungguhnya mereka dalam hal
ini tiada tercela. (QS. 23:6)
g. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (Al anfal : 74).
Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa Iman akan menimbulkan rasa kasih sayang
kepada sesama dan akan meningkatkan tali persaudaraan dengan-Nya.
Iman akan membebaskan jiwa manusia dari kekuasaan orang lain Iman yang hakiki itu
dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin terus maju karena membela kebenaran.
Iman yang disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci dibukakannya kehidupan yang
baik, adil dan makmur.
Orang yang beriman akan diberikan kekuasaan dengan mengangkatnya sebagai khalifah di muka
bumi.
sedangkan sekelompok orang yang mereka tidak muslim akantetapi mereka hidup senang,
jadi di manakah kedudukan sunnatullah yang tidak akan berubah tersebut?
Jawabannya adalah bahwa mereka yang mengatakan diri mereka muslim tersebut
bukanlah seorang mukmin ataupun seorang yangmuttaqin, dikatakan begitu karena mereka
belum sepenuhnya ikhlas beribadah kepada Allah Swt, dan tidak mewujudkanmakna dalam
kehidupannya sehari-hari. Semua itu baru mereka lakukan hanyasebatas pemenuhan
kewajiban dan bahkan menganggap ibadah itu sebagai suatu kebiasaan dan ritual yang
harusdilaksanakan.Begitu juga dengan pengucapan kalimat Syahadat baru hanya sebatas
ucapan di lidah saja tanpa adaaplikasi dari sikap dan tingkah lakunya untuk mengerjakan apa
yang diperintahkan Allah dan menjauhi semua yangdilarang Allah Swt.Karena itulah mereka
belum bisa merasakan manisnya iman.
Sedangkan orang yang tidak beriman dan bertaqwa mereka diberi rezki yang banyak,
bukan berarti itu memberikan keberkahan kepada mereka, bisa jadi rezki yang banyak itu
juga merupakan ujian bagi mereka. Karena ujian dengan kenikmatan dan kemewahan lebih
berbahaya dan lebih sulit dibandingkan dengan ujian kesusahan dan kemelaratan,banyak
orang yang bisa sabar ketika di uji dengan kekurangan dan kemelaratan, tetapi ketika di uji
dengan kesenangandan kemewahan mereka tidak bisa sabar untuk senantiasa taat kepada
Allah Swt. Jadi, keberkahan tidak dapat di ukur dengan banyak atau sedikit nikmat yang kita
peroleh, keberkahan bisa kita dapatkan dengan nikmat yang sedikit, ketika nikmat yang
diberikan itu bisa bermanfaat bagi kita dan juga bagi orang lain, ketika nikmat itu bisa
memberikanketenangan, ketentraman dan melahirkan keridhoan dan keikhlasan maka itu bisa
kita katakan nikmat itu berkah bagidirinya.
Berapa banyak kita lihat ketika seseorang hidup dengan kemewahan dan harta yang
berlimpah ruah, akan tetapi kehidupannya tidak melahirkan ketenangan jiwa dan banyak yang
frustasi, menimbulkan stress karena mengurus hartakekayaannya, bahkan terkadang bisa
menghancurkan hidupnya, menimbulkan perselisihan kepada generasi setelahnyayang sibuk
bersaing untuk mendapatkan harta warisan. Nauzubillah min dzalik..,semua itu merupakan
perhiasan yang tidak memberikan berkah kepada pemiliknya, bahkan menjadikan azab dan
bencana kepadanya.
Sesungguhnya keberkahan itu hanya dapat diwujudkan dengan iman dan taqwa,
keberkahan yang didapat dariketaqwaan dan keimanan akan memberikan berkah dalam
semua sisi kehidupan, berkah kepada dirinya, berkah kepadakeluarganya, berkah kepada
masyarakat dimana dia tinggal bahkan berkah bagi semua makhluk yang ada di dunia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah
membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan
dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan
dengan amal perbuatan secara nyata.
Seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,
maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga
unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
3.2. Saran
Layaknya sifat seorang muslim yang beriman, adalah ia yang mudah menerima
nasehat dan senang mencari serta menambah ilmu. Dapatlah makalah ini dijadikan sebagai
salah satu acuan dalam kehidupan kita sehari-hari karena didalamnya ada ilmu serta nasehatnasehat yang insyaallah dapat berguna di dalam kehidupan.Aamiin
Daftar Pustaka
http://alhijrah.cidensw.net Powered by Joomla! Dibuat pada: 9 October, 2011, 14:54