Anda di halaman 1dari 12

Percobaan ke-4

Kamis,22 Oktober 2015


Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi

I.

Tujuan
- Menentukan konsentrasi larutan etil asetat
- Menentukan harga x,yaitu jumlah mol/liter etil asetat atau OH- yang bereaksi pada waktu t
- Menghitung dan menentukan harga KI
- Menentukan bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh OH- adalah reaksi orde kedua
CH3COOC2H5 + OH-

CH3COO- + C2H5OH

- Menentukan tetapan laju reaksi penyabunan etil asetat oleh OH- dengan cara titrasi
II. Dasar Teori
Laju Reaksi atau kecepaan reaksi adalah laju atau kecepatan berkurangnya pereaksi atau
terbentuknya produk reaksi yang dapat dinyatakan dalam satuan (konsentrasi per waktu)
mol/L/s (untuk zat berwujud cair dan padat), atau atm/s (untuk zat berwujud gas).Tetapan Laju
reaksi disebut juga koefisien laju atau laju reaksi jenis, dengan lambang k (konstanta). Tetapan
laju adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasi kali konsentrasi spesi yang
mempengaruhi laju reaksi..(Anonim,2015).
Setiap reaksi mempunyai laju atau kecepatan. Ada reaksi yang berlangsung cepat dan ada
juga reaksi yang berlangsung sangat lambat. Ilmu yan\g mempelajari tentang laju reaksi adalah
kinetika kimia. Laju reaksi adalah sebuah variabel yang bergantung pada konsentrasi dari spesi
bereaksi, suhu, ada tidaknya katalis, dan sifat dari reaktan itu sendiri. (Hein,2011).
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau kimia. Dengan caraf isika,
penentuan konsentrasi dilakukan secara tidak langsung yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis
campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran. Penentuan secara kimia dilakukan
dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba. Setelah selang waktu tertentu, kemudian
konsentrasinya ditentukan dengan metode analisis kimia. Laju reaksi dapat ditentukan melalui
percobaan yaitu dengan mengukur konsentrasi salah pereaksi atau salah satu produk. Dengan
selang waktu tertentu selama reaksi berlangsung untuk reaksi yang berlangsung lambat, hal itu
dapat dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari campran reaksi lalu menganalisisnya
(Pratiwi,2012).
Laju reaksi yang sederhana dapat ditentukan oleh persamaan stoikiometri. Sebaliknya ada
reaksi yang bersifat kompleks yang tidak dapat ditentukan oleh stoikiometri. Laju reaksi
tersebut apabila diberi katalis maka reaksi akan cepat. (Chang, 2005).
Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah proses hidrolisis basa kuat seperti KOH dan
NaOH terhadap lemak (lipid). Dimana reaksinya akan menghasilkan gliserol sebagai hasil
sampingan.Sabun bertindak sebagai suatu zat pengemulsi untuk mendispersikan minyak dan
1

sabun teradsorpsi pada butiran kotoran (Keenan,1980). Keenan, C.W,dkk. 1990. Kimia Untuk
Universitas.Jakarta: Erlangga.
Reaksi yang terjadi pada penyabunan etil asetat merupakan salah satu reaksi berorde dua,
meskipun reaksi yang terjadi pada penyabunan etil asetat bukan reaksi sederhana. Sehingga
hukum hukum laju reaksi untuk penyabunan etil asetat dapat dinyatakan sebagai:
d [ester ]
k1[ester ][OH ]
dt
Dimana:
atau
dx
a = konsentrasi awal ester dalam dt k1(a x)(b x)
mol/liter
menjadi :
(b x)
b
ln
k1(b a )t ln
b = konsentrasi awal ion OH (a x )
a

dalam mol/liter
x = jumlah mol/liter ester atau basa yang telah bereaksi pada waktu t
k = tetapan laju reaksi
(Sudiarti, 2015)
III. Alat dan Bahan
a.

Alat

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
b.

Alat
Neraca Analitik
Botol timbang
Spatula
Labu Volumetrik
Pipet Volume
Filler
Buret
Labu erlenmeyer
Botol semprot
Stopwach
Pipet tetes
Gelas kimia
Klem dan statif
Batang pengaduk

Ukuran
250 mL
10 mL
50 mL
250 mL
500 mL
500 mL
-

Jumlah
1 buah
1 buah
2 buah
3 buah
2 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah

Bahan
Etil asetat p.a
NaOH

Konsentrasi
0,025 M

Jumlah
100 mL
300 mL

Bahan

No
1
2

3
4
5

HCl
Indikator pp
Aquades

0,025 M
-

150 mL
Secukupnya
Secukupnya

IV. Cara Kerja


1.

Standarisasi NaOH dengan asam oksalat


10 mL asam oksalat dimasukan kedalam labu erlenmeyer, kemudian ditambahkan 3 tetes

indikator pp. Selanjutnya dititrasi dengan NaOH sampai larutan berwarna merah muda. Volume
NaOH yang terpakai dicatat dan ditentukan konsentrasinya. Titrasi ini dilakukan duplo.
2.

Standarisasi HCl dengan NaOH


10 mL HCl dimasukan kedalam labu erlenmeyer, kemudian ditambahkan 3 tetes indikator

pp. Selanjutnya dititrasi dengan NaOH sampai larutan berwarna merah muda. Volume NaOH
yang terpakai dicatat dan ditentukan konsentrasinya. Titrasi ini dilakukan duplo.
3.

Penentuan orde dan tetapan laju etil asetat


Larutan NaOH sebanyak 60 mL dimasukan kedalam gelas kimia kemudian ditambahkan

larutan etil asetat sebanyak 40 mL. Pada saat larutan dicampurkan stopwach dijalankan dan
didiamkan selama 3 menit. Larutan HCl sebanyak 20 mL dipipet kedalam 4 buah labu
erlenmeyer. Camuran larutan dipipet sebanyak 10 mL kemudian dimasukan kedalam salah satu
labu erlenmeyer yang berisis larutan HCl. Selanjutnya larutan diaduk dan dititrasi dengan
larutan standar NaOH, titrasi dilakukan dengan cepat. Pengambilan yang sama dilakukan pada
menit 8,15,25 dan 40.
V. Data Pengamatan
1.

Tabel titrasi NaOH dengan asam oksalat 0,02 M 10 mL

Volume NaOH (mL)


V awal
V akhir
1
2,10
20,80
2
0
20,70
V rata-rata = 19,70 mL
Titrasi Ke

2.

Warna awal
Tidak
Berwarna

Warna akhir
Merah muda

Tabel titrasi HCl dengan NaOH 0,02 M 10 mL

Titrasi Ke
1
2

3.

V terpakai
18,70
20,70

Volume NaOH (mL)


V awal
V akhir
V terpakai
0
9,0
9,0
9,0
18,2
9,2
V rata-rata = 9,10 mL

Tabel titrasi campuran etil asetat dan NaOH


3

Warna awal
Merah Muda

Warna akhir
Tidak
berwarna

HCl 10 mL dititrasi dengan NaOH dengan

indikator PP
Menit Ke
3
8
15
25
40

V awal
0
17,10
0
18,20
0

Volume NaOH (mL)


V akhir
V terpakai
17,10
17,10
34,70
17,60
18,20
18,20
37,00
18,80
19.70
19.70

Warna awal
Tidak
Berwarna

Pembuatan larutan
1.

2.

H2C2O4 0,02 M 100 mL

HCl 0,02 M 250 mL

MxMrxV
g
1000
0,02 Mx63 g / molx
100mL
g
0,126 g
1000

M 1 xV1 M 2 xV2
8MxV1 0,02Mx 250mL
V1 0,625mL
Vair 249,375mL
3.

NaOH 0,02 M 300 mL

4.

MxMrxV
g
1000250mL
0,02 Mx40 g / molx
g
0,24 g
1000
Etil asetat 0,02 M 250

mL
MxMrxV
g
0,02 Mx88,11g / 1000
molx 250mL
g
0,44 g
1000
Volume etil asetat = 40 mL
Volume NaOH = 60 mL
Volume campuran = 100 mL
5.

Standarisasi NaOH dengan asam oksalat 0,02 M 10 mL


molNaOH molH 2C2O4
V1M 1 V2 M 2
19,70mLxM 1 10mLx 0,02 Mx 2

6.

Standarisasi HCl dengan

M1

10mLx0,02Mx 2
0,0203M
19,70mL

NaOH 0,02M 10 mL

V1M 1 V2 M 2
10mLx 0,0203M 9,10mLxM 2
4

Warna akhir

Merah muda

7.

V NaOH yang bereaksi

M1

10mLx0,0203M
0,0223M
9,10mL

dengan asam asetat


a.

20[ H ]
Vcampuran
Vx VB
Vtitran x

10mL
[OH ]

Pada t = 3 menit

20[0,0223M ]
100mL
17,10mL x

[0,0203]

10mL Vx 60mL 21,9704 17,10mL x10

Vx 60mL

Vx 11,2956mL

b. Pada t = 8 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
17,60mL x

[0,0203
10mL
21,]9704 17,60mL x10
Vx 60mL

Vx 16,2956mL
c.

Pada t = 15 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
18,20mL x

[0,0203
10mL
21,]9704 18,20mL x10
Vx 60mL

Vx 22,2956mL
d.

Pada t = 25 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
18,80mL x

0,0203
] 18,80mL
10mL
Vx 60[mL
21M,9704
x10

Vx 28,2956mL
e.

Pada t = 40 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
19,70mL x

[0,0203
10mL
21,]9704 19,70mL x10
Vx 60mL

Vx 37,2956mL
8.
a.
b.
c.

NaOH saat bereaksi


x

Pada t = 3 menit
Pada t = 8 menit
Pada t = 15 menit

[ NaOH ]xVx
Vcampuran

0,0203M 11,2956mL
2,2930 10 3 M
100mL

0,0203M 16,2956mL
3,3080 10 3 M
100mL

0,0203M 22,2956
4,5260 10 3 M
100mL
5

d.
e.
9.

Pada t = 25 menit
Pada t = 40 menit
Perhitungan a dan b

0,0203M 28,2956mL
5,7440 10 3 M
100mL

0,0203M 37,2956mL
7,5710 10 3 M
100mL

[etilasetat ] Va
a
Vtotal
[0,02 M ] 40
mL
a
8 10 3 M
100[mL
NaOH ] Vb
b
[0,0203M ] 60Vtotal
mL
b
1,128 10 2 M
100mL

10. Perhitungan y
a.

Pada t = 3 menit
y

1
b[a x]
ln
a b a[b x]

1
1,218 10 2 (8 10 3 2,2930 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 18 10 3 (1,218 10 2 2,2930 10 3 )
y
ln 0,8788
3
4,18
y 239,2344
(10
0,1292) 30,9091M

b. Pada t= 8 menit
y

1
1,218 10 2 (8 10 3 3,3080 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 18 10 3 (1,218 10 2 3,3080 10 3 )
y
ln 0,8052
3
4,18
y 239,2344
(10
0,2167) 51,8421M

c. Pada t = 15 menit
y

1
1,218 10 2 (8 10 3 4,5260 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 18 10 3 (1,218 10 2 4,5260 10 3 )
y
ln 0,6910
3
4,18
y 239,2344
(10
0,3696) 88,4210 M

d. Pada t = 25 menit
y

1
1,218 10 2 (8 10 3 5,7440 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 18 10 3 (1,218 10 2 5,7440 10 3 )
y
ln 0,5337
3
4,18(010
y 239,2344
,6279) 150,2153M

e. Pada t = 40 menit
y

1
1,218 10 2 (8 10 3 7,5710 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 18 10 3 (1,218 10 2 7,5710 10 3 )
y
ln 0,1417
3

4
,
18

10
y 239,2344 (2,3752) 568,2295M

11. Tabel hasil perhitungan


t

Vx (mL)
6

X (M)

Y (M)

menit
3
8
15
25
40

sekon
180
480
900
1500
2400

2,2930x10-3
3,3080x10-3
4,5260x10-3
5,7440x10-3
7,5710x10-4

11.2956
16,2956
22,2956
28,2956
37,2956

30,9091
51,8421
88,4210
150,2153
568,2295

12. Perhitunga harga k

y k .t
a.

Pada t = 180 s
mol-1 L s-1

b. Pada t = 480 s
mol-1 L s-1
c.

Pada t = 900 s
mol-1 L s-1

d.

Pada t = 1500 s
mol-1 L s-1

e. Pada t = 2400 s
mol-1 L s-1
12. Grafik waktu (s) terhadap

y
t

k1

30,9091M
0,1717
180 s

k2

51,8421M
0,1080
480 s

k3

88,4210 M
0,0982
900 s

k4

150,2153M
0,1001
1500 s

k5

568,2295M
0,2368
2400 s
1
b( a x )
ln
a b a (b x)

VI.

Pembahasan
Reaksi penyabunan etil asetat dengan ion hidroksida bukan erupakan reaksi sederhana,
amun ternyata bahwa reaksi ini merupakan reaksi orde dua. Tujuan percoaa ini untuk
menunjukan bahwa reaksi safonifikasi atau penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida ini adalah

reaksi orde kedua. Selain itu percobaan ini juga bertujuan untuk menentukan konstanta
lajunya.Penentuan laju reaksi etil asetat pada percobaan ini dilakukan dengan metode titrasi.
Prinsipnya percobaan ini adalah larutan NaOH yang berlebih akan bereaksi dengan etil
asetat ketika kedua larutan dicampurkan. Sisa NaOH akan bereaksi dengan asam berlebih yaitu
HCl. Sisa HCl akan bereaksi dengan larutan standar NaOH pada saat titrasi. Sehingga diketahui
jumlah mol HCl sisa dari volume NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan HCl.
Perlakuan pertama pada percobaan ini adalah standarisasi NaOH denga asam oksalat.
Larutan NaOH harus distandarisasi karena larutan tersebut erupakan larutan standar sekunder
yang tidak stabil dalam penyimpanannya. Laruta asam oksalat berfungsi sebagai larutan standar
primer yaitu larutan untuk membakukan konsentrasi larutan NaOH yang ketepatannya sukar
diperoleh melalui pembuatan secara langsung. Dari hasil standarisasi diperoleh konsentrasi
NaOH 0,0203 M. Setelah larutan NaOH distadarisasi, selanjutnya larutan HCl distandarisasi
oleh NaOH menggunakan indikator pp dan diperoleh kosentrasi laruta HCl 0,0223 M.
Perlakuan selanjutnya adalah mencampurkan NaOH dengan etil asetat dalam labu
erlenmeyer dan ditutup, fungsinya agar kedua larutan tersebut tidak terkontamiasi dengan zat
lain yang dapat epegaruhi konsetrasi kedua larutan. Selain itu untuk mejaga menguapnya etil
asetat karena sifatnya yang mudah menguap.
Pada saat NaOH dan etil asetat dicampurkan sehingga terjadi reaksi penyabunan atau
safonifikasi. Safonifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan sabun dan gliserol melalui
penghidrolisisan dengan basa, lemak atau minyak. Setelah itu campuran larutan ditambahkan
HCl. Tujuan ditambahkannya HCl ini adalah untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa
dalam proses saponifikasi serta memberkan suasana asam. Fugsi HCl adalah untuk
mempercepat reaksi.
Hasil reaksi awal saponifikasi adalah kasrboksilat. Sehingga penambahan HCl akan
mengubah karboksilat menjadi asam karboksilat. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan
indikator PP dan dititrasi dengan NaOH. Penambahan indikator PP bertujuan untuk mengetahui
titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari tak berwarna menjadi
merah muda yang tak hilang. Perubahan warna ini menandakan bahwa titik ekuivalen sudah
tercapai dimana mol NaOH sama degan mol HCl, warna tersebut adalah hasil dari reaksi NaOH
dengan indikator pp karena indikator pp akan menghasilkan warna merah muda dalam suasana
basa.Fungsi titrasi ini untuk mengetahui mol HCl sisa yang bereaksi dengan NaOH. Reaksi yang
terjadi yaitu:
CH3COOC2H5 + NaOH

CH3COONa + C2H5OH

NaOH sisa + HCl awal

NaCl + H2O

HCl sisa + NaOH awal

NaCl + H2O
8

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa semakin lama campuran NaOH dan etil asetat
didiamkan maka volume NaOH untuk menetralkan HCl sisa semakin bertambah. . Artinya
semakin banyak NaOH yang bereaksi dengan etil asetat. Hal ini juga menunjukkan bahwa
semakin banyak sisa asam (HCl) dalam campuran maka volume NaOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam tersebut semakin banyak, demikian juga apabila semakin sedikit sisa asam
(HCl) dalam campuran maka volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam tersebut
semakin sedikit.Konsentrasi NaOH yang bereaksi dapat ditentukan dari konsentrasi NaOH awal.
Penentuan orde reaksi penyabunan etil asetat pada percobaan ini menggunakan kurva. Reaksi
yang berorde dua akan menghasilkan garis lurus dengan kemiringan tertentu.
Dari kurva dapat dilihat bahwa kemiringan garis adalah 0,2332. Hal ini berarti konstanta
laju adalah 0,2332. Reaksi penyabunan etil asetat dengan ion hidroksida termasuk reaksi orde
dua karena garis yang terbentuk adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu.
Laju reaski dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.

Konsentrasi
Semakin besarnya konsentrasi reaktan, maka laju juga akan semakin besar karena semakin

banyaknya interaksi dalam reaksi yang akan mempercepat laju reaksi.


2.

Katalis
Dengan adannya katalis, energi aktivasi reaksi akan turun karena terbentuknya keadaan

transisi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan reaksi tanpa katalis.
3.

Suhu
Semakin tinggi suhu maka gerakan molekul akan semakin cepat sehingga semakin

sering bertumbukan, maka dengan naiknya suhu akan mempercepat laju reaksi.
4.

Luas Permukaan
Semakin luas permukaan zat, maka semakin banyak atau besar bidang sentuh zat yang dapat

bereaksi, sehingga laju reaksi akan naik.


5.

Energi aktivasi
Semakin kecil energi aktivasi maka energi yang dibutuhkan untuk membentuk produk

semakin sedikit.
VII.

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan reaksi penyabunan etil asetat dengan ion hidroksida adalah

reaksi orde kedua dilihat dari grafik yang membentuk garis lurus dengan nilai kemiringan 0232.
Konsentrasi etil asetat pada waktu 3815,25 dan 40 menit secara berturut-turut adalah 6,475x10 -4
; 1,3475x10-3; 2,5225x10-3; 4.6025x10-3 dan 7.06x10-3 M. Tetapan laju reaksi penyabunan etil
asetat dengan ion hidroksida ini adalah 0,1430 mol-1 L s-1.
9

\
Daftar Pustaka

Anonim. 2015.Laju Reaksi dan Tetapan laju.. https://edukatindo.wordpress.com/materi-kimiasmk/kimia-smk-kelas-xii/laju-reaksi/ (diakses pada 30 Oktober 2015 21:38 WIB)\
Chang, Raymond. 2005. Kimia dasar: Konsep-konsep inti. Jakarta: Erlangga.
Hein, Morris. 2011. Introduction to Chemistry. Louisiana: John Wiley and Sons, Inc, ed 13.
Keenan, C.W,dkk. 1990. Kimia Untuk Universitas.Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, Ni Mde Susita. 2012. Orde Reaksi.
https://www.scribd.com/doc/158150325/Laporan-Praktikum-Penentuan-Orde-Reaksi
(diakses pada 30 Oktober 2015 20:00 WIB)
Sudiarti, Tety. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Bandung: UIN SGD Bandung

10

Tugas
1. Dari hasil pengamatan pada waktu reaksi selesai, tentukanlah konsentrasi dari larutan etil
asetat dengan teliti.
2. Tentukan harga x, yaitu jumlah mol/Liter etil asetat atau ion OH- yang bereaksi pada waktu t
3. Buatlah label yang berisi waktu, harga (a-x)(b-x) dan harga ln (a-x)(b-x) atau waktu dan
x/a(a-x) tergantung pada tugas yang diberikan
4. Hitung harga k rata-rata
5. Buatlah grafik dengan ln(a-x)(b-x) dan t sebagai absis, x/a(a-x) sebagai ordinat dan t sebagai
absis, tergantung pada tugas yang diberikan. Kemudian tentukan harga k1 serta perhatikan
sauan yang diberikan.
Jawab
1. Konsentri etil asetat
a. Pada t = 3 menit
M 1V1 M 2V2
b. Pada t = 8 menit

2,2930 10 3 11,2956 M 2 40mL


M2

c. Pada t = 15 menit

0,0259
6,475 10 4 M
40

M 1V1 M 2V2
d. Pada t = 25 menit

4,5260 10 3 22,2956 M 2 40mL


M2

0,1009
2,5225 10 3 M
40

M 1V1 M 2V2
a.

Pada t = 3 menit

3,3080 10 3 16,2956 M 2 40mL


M2

7,5710 10 3 37,2956 M 2 40mL


0,2824
M2
7,06 10 3 M
40
0,0203M 11,2956mL
x
2,2930 10 3 M
100mL
11

0,0539
1,3475 10 3 M
40

M 1V1 M 2V2
5,7440 10 3 28,2956 M 2 40mL
M2

e. Pada t = 40 menit
2. Harga x

M 1V1 M 2V2

0,1625
4,0625 10 3 M
40

b. Pada t = 8 menit
c. Pada t = 15 menit

d. Pada t = 25 menit
e. Pada t = 40 menit
3. Tabel waktu, harga

0,0203M 16,2956mL
3,3080 10 3 M
100mL
0,0203M 22,2956
4,5260 10 3 M
100mL

0,0203M 28,2956mL
5,7440 10 3 M
100mL

0,0203M 37,2956mL
7,5710 10 3 M
100mL

(a-x)(b-x) dan ln (a-x)(b-x)


Waktu (menit)
3
8
15
25
40

Waktu (s)
180
240
900
1500
2400

(a-x)(b-x)
5,6425x10-5
4,1627x10-5
2,6589x10-5
1,4519x10-5
1,9773x10-6

4. Harga k1 rata-rata
mol-1 L s-1.
5. Grafik x/a(a-x)

k1

0,1717 0,1080 0,0982 0,1001 0,2368


0,1430
5

terhadap waktu
harga
k=0,2322

mol-1 L s-1.

12

ln (a-x)(b-x)
-5,1774
-10,0868
-10,5350
-11,1400
-13,1338

Anda mungkin juga menyukai