I.
Tujuan
- Menentukan konsentrasi larutan etil asetat
- Menentukan harga x,yaitu jumlah mol/liter etil asetat atau OH- yang bereaksi pada waktu t
- Menghitung dan menentukan harga KI
- Menentukan bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh OH- adalah reaksi orde kedua
CH3COOC2H5 + OH-
CH3COO- + C2H5OH
- Menentukan tetapan laju reaksi penyabunan etil asetat oleh OH- dengan cara titrasi
II. Dasar Teori
Laju Reaksi atau kecepaan reaksi adalah laju atau kecepatan berkurangnya pereaksi atau
terbentuknya produk reaksi yang dapat dinyatakan dalam satuan (konsentrasi per waktu)
mol/L/s (untuk zat berwujud cair dan padat), atau atm/s (untuk zat berwujud gas).Tetapan Laju
reaksi disebut juga koefisien laju atau laju reaksi jenis, dengan lambang k (konstanta). Tetapan
laju adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasi kali konsentrasi spesi yang
mempengaruhi laju reaksi..(Anonim,2015).
Setiap reaksi mempunyai laju atau kecepatan. Ada reaksi yang berlangsung cepat dan ada
juga reaksi yang berlangsung sangat lambat. Ilmu yan\g mempelajari tentang laju reaksi adalah
kinetika kimia. Laju reaksi adalah sebuah variabel yang bergantung pada konsentrasi dari spesi
bereaksi, suhu, ada tidaknya katalis, dan sifat dari reaktan itu sendiri. (Hein,2011).
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau kimia. Dengan caraf isika,
penentuan konsentrasi dilakukan secara tidak langsung yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis
campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran. Penentuan secara kimia dilakukan
dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba. Setelah selang waktu tertentu, kemudian
konsentrasinya ditentukan dengan metode analisis kimia. Laju reaksi dapat ditentukan melalui
percobaan yaitu dengan mengukur konsentrasi salah pereaksi atau salah satu produk. Dengan
selang waktu tertentu selama reaksi berlangsung untuk reaksi yang berlangsung lambat, hal itu
dapat dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari campran reaksi lalu menganalisisnya
(Pratiwi,2012).
Laju reaksi yang sederhana dapat ditentukan oleh persamaan stoikiometri. Sebaliknya ada
reaksi yang bersifat kompleks yang tidak dapat ditentukan oleh stoikiometri. Laju reaksi
tersebut apabila diberi katalis maka reaksi akan cepat. (Chang, 2005).
Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah proses hidrolisis basa kuat seperti KOH dan
NaOH terhadap lemak (lipid). Dimana reaksinya akan menghasilkan gliserol sebagai hasil
sampingan.Sabun bertindak sebagai suatu zat pengemulsi untuk mendispersikan minyak dan
1
sabun teradsorpsi pada butiran kotoran (Keenan,1980). Keenan, C.W,dkk. 1990. Kimia Untuk
Universitas.Jakarta: Erlangga.
Reaksi yang terjadi pada penyabunan etil asetat merupakan salah satu reaksi berorde dua,
meskipun reaksi yang terjadi pada penyabunan etil asetat bukan reaksi sederhana. Sehingga
hukum hukum laju reaksi untuk penyabunan etil asetat dapat dinyatakan sebagai:
d [ester ]
k1[ester ][OH ]
dt
atau
dx
k1(a x)(b x)
dt
menjadi :
(b x)
b
ln
k1(b a )t ln
(a x)
a
Dimana:
a = konsentrasi awal ester dalam mol/liter
b = konsentrasi awal ion OH- dalam mol/liter
x = jumlah mol/liter ester atau basa yang telah bereaksi pada waktu t
k = tetapan laju reaksi
(Sudiarti, 2015)
III. Alat dan Bahan
a.
Alat
No
Alat
Ukuran
Jumlah
Neraca Analitik
1 buah
Botol timbang
1 buah
Spatula
2 buah
Labu Volumetrik
250 mL
3 buah
Pipet Volume
10 mL
2 buah
Filler
2 buah
Buret
50 mL
2 buah
Labu erlenmeyer
250 mL
6 buah
Botol semprot
500 mL
1 buah
10
Stopwach
1 buah
11
Pipet tetes
2 buah
12
Gelas kimia
500 mL
2 buah
13
2 buah
14
Batang pengaduk
2 buah
No
Bahan
Konsentrasi
Jumlah
100 mL
NaOH
0,025 M
300 mL
HCl
0,025 M
150 mL
Indikator pp
Secukupnya
Aquades
Secukupnya
b.
Bahan
indikator pp. Selanjutnya dititrasi dengan NaOH sampai larutan berwarna merah muda. Volume
NaOH yang terpakai dicatat dan ditentukan konsentrasinya. Titrasi ini dilakukan duplo.
2.
pp. Selanjutnya dititrasi dengan NaOH sampai larutan berwarna merah muda. Volume NaOH
yang terpakai dicatat dan ditentukan konsentrasinya. Titrasi ini dilakukan duplo.
3.
larutan etil asetat sebanyak 40 mL. Pada saat larutan dicampurkan stopwach dijalankan dan
didiamkan selama 3 menit. Larutan HCl sebanyak 20 mL dipipet kedalam 4 buah labu
erlenmeyer. Camuran larutan dipipet sebanyak 10 mL kemudian dimasukan kedalam salah satu
labu erlenmeyer yang berisis larutan HCl. Selanjutnya larutan diaduk dan dititrasi dengan
larutan standar NaOH, titrasi dilakukan dengan cepat. Pengambilan yang sama dilakukan pada
menit 8,15,25 dan 40.
V. Data Pengamatan
1.
Titrasi Ke
Warna awal
V awal
V akhir
V terpakai
2,10
20,80
18,70
Tidak
20,70
20,70
Berwarna
Warna akhir
Merah muda
V rata-rata = 19,70 mL
2.
Titrasi Ke
V akhir
V terpakai
9,0
9,0
9,0
18,2
9,2
Warna awal
Merah Muda
Warna akhir
Tidak
berwarna
V rata-rata = 9,10 mL
3.
indikator PP
Menit Ke
V akhir
V terpakai
17,10
17,10
17,10
34,70
17,60
15
18,20
18,20
25
18,20
37,00
18,80
40
19.70
19.70
Pembuatan larutan
1.
2.
MxMrxV
1000
M 1 xV1 M 2 xV2
8MxV1 0,02 Mx 250mL
V1 0,625mL
Vair 249,375mL
4
Warna awal
Tidak
Berwarna
Warna akhir
Merah muda
3.
4.
MxMrxV
1000
MxMrxV
1000
10mLx0,02 Mx 2
0,0203M
19,70mL
V1M 1 V2 M 2
10 mLx 0,0203 M 9,10 mLxM 2
M1
7.
10mLx0,0203M
0,0223M
9,10mL
20[ H ]
Vcampuran
Vx VB
Vtitran x
[OH ]
10mL
a.
Pada t = 3 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
17,10mL x
[0,0203]
10mL
Vx 60mL 21,9704 17,10mL x10
Vx 11,2956mL
b.
Pada t = 8 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
17,60mL x
[0,0203]
10mL
Vx 60mL 21,9704 17,60mL x10
Vx 16,2956mL
c.
Pada t = 15 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
18,20mL x
[0,0203]
10mL
Vx 60mL 21,9704 18,20mL x10
Vx 22,2956mL
d.
Pada t = 25 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
18,80mL x
[0,0203M ]
10mL
Vx 60mL 21,9704 18,80mL x10
Vx 28,2956mL
e.
Pada t = 40 menit
20[0,0223M ]
100mL
Vx 60mL
19,70mL x
[0,0203]
10mL
Vx 60mL 21,9704 19,70mL x10
Vx 37,2956mL
8.
x
a.
Pada t = 3 menit
x
b.
0,0203M 11,2956mL
2,2930 10 3 M
100mL
Pada t = 8 menit
x
c.
[ NaOH ]xVx
Vcampuran
0,0203M 16,2956mL
3,3080 10 3 M
100mL
Pada t = 15 menit
0,0203M 22,2956
4,5260 10 3 M
100mL
d.
Pada t = 25 menit
x
e.
Pada t = 40 menit
x
9.
0,0203M 28,2956mL
5,7440 10 3 M
100mL
0,0203M 37,2956mL
7,5710 10 3 M
100mL
Perhitungan a dan b
[etilasetat ] Va
Vtotal
[0,02 M ] 40mL
8 10 3 M
100mL
[ NaOH ] Vb
Vtotal
[0,0203M ] 60mL
1,128 10 2 M
100mL
10. Perhitungan y
y
a.
1
b[a x]
ln
a b a[b x]
Pada t = 3 menit
1
1,218 10 2 (8 10 3 2,2930 10 3 )
y
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 8 10 3 (1,218 10 2 2,2930 10 3 )
y
1
ln 0,8788
4,18 10 3
1
1,218 10 2 (8 10 3 3,3080 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 8 10 3 (1,218 10 2 3,3080 10 3 )
1
ln 0,8052
4,18 10 3
1
1,218 10 2 (8 10 3 4,5260 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 8 10 3 (1,218 10 2 4,5260 10 3 )
1
ln 0,6910
4,18 10 3
d. Pada t = 25 menit
1
1,218 10 2 (8 10 3 5,7440 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 8 10 3 (1,218 10 2 5,7440 10 3 )
1
ln 0,5337
4,18 10 3
1
1,218 10 2 (8 10 3 7,5710 10 3 )
ln
(8 10 3 ) (1,218 10 2 ) 8 10 3 (1,218 10 2 7,5710 10 3 )
1
ln 0,1417
4,18 10 3
Vx (mL)
X (M)
Y (M)
180
11.2956
2,2930x10-3
30,9091
480
16,2956
3,3080x10-3
51,8421
15
900
22,2956
4,5260x10-3
88,4210
25
1500
28,2956
5,7440x10-3
150,2153
40
2400
37,2956
7,5710x10-4
568,2295
menit
sekon
y k .t
k
a.
y
t
Pada t = 180 s
k1
30,9091M
0,1717 mol-1 L s-1
180 s
b. Pada t = 480 s
k2
c.
Pada t = 900 s
k3
d.
51,8421M
0,1080 mol-1 L s-1
480 s
88,4210 M
0,0982 mol-1 L s-1
900 s
Pada t = 1500 s
8
k4
150,2153M
0,1001 mol-1 L s-1
1500 s
e. Pada t = 2400 s
k5
568,2295M
0,2368
2400 s
mol-1 L s-1
1
b( a x )
ln
a b a (b x)
VI. Pembahasan
Reaksi penyabunan etil asetat dengan ion hidroksida bukan erupakan reaksi sederhana,
amun ternyata bahwa reaksi ini merupakan reaksi orde dua. Tujuan percoaa ini untuk
menunjukan bahwa reaksi safonifikasi atau penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida ini adalah
reaksi orde kedua. Selain itu percobaan ini juga bertujuan untuk menentukan konstanta
lajunya.Penentuan laju reaksi etil asetat pada percobaan ini dilakukan dengan metode titrasi.
Prinsipnya percobaan ini adalah larutan NaOH yang berlebih akan bereaksi dengan etil
asetat ketika kedua larutan dicampurkan. Sisa NaOH akan bereaksi dengan asam berlebih yaitu
HCl. Sisa HCl akan bereaksi dengan larutan standar NaOH pada saat titrasi. Sehingga diketahui
jumlah mol HCl sisa dari volume NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan HCl.
Perlakuan pertama pada percobaan ini adalah standarisasi NaOH denga asam oksalat.
Larutan NaOH harus distandarisasi karena larutan tersebut erupakan larutan standar sekunder
yang tidak stabil dalam penyimpanannya. Laruta asam oksalat berfungsi sebagai larutan standar
primer yaitu larutan untuk membakukan konsentrasi larutan NaOH yang ketepatannya sukar
diperoleh melalui pembuatan secara langsung. Dari hasil standarisasi diperoleh konsentrasi
NaOH 0,0203 M. Setelah larutan NaOH distadarisasi, selanjutnya larutan HCl distandarisasi
oleh NaOH menggunakan indikator pp dan diperoleh kosentrasi laruta HCl 0,0223 M.
Perlakuan selanjutnya adalah mencampurkan NaOH dengan etil asetat dalam labu
erlenmeyer dan ditutup, fungsinya agar kedua larutan tersebut tidak terkontamiasi dengan zat
lain yang dapat epegaruhi konsetrasi kedua larutan. Selain itu untuk mejaga menguapnya etil
asetat karena sifatnya yang mudah menguap.
Pada saat NaOH dan etil asetat dicampurkan sehingga terjadi reaksi penyabunan atau
safonifikasi. Safonifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan sabun dan gliserol melalui
penghidrolisisan dengan basa, lemak atau minyak. Setelah itu campuran larutan ditambahkan
HCl. Tujuan ditambahkannya HCl ini adalah untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa
dalam proses saponifikasi serta memberkan suasana asam. Fugsi HCl adalah untuk
mempercepat reaksi.
Hasil reaksi awal saponifikasi adalah kasrboksilat. Sehingga penambahan HCl akan
mengubah karboksilat menjadi asam karboksilat. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan
indikator PP dan dititrasi dengan NaOH. Penambahan indikator PP bertujuan untuk mengetahui
titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari tak berwarna menjadi
merah muda yang tak hilang. Perubahan warna ini menandakan bahwa titik ekuivalen sudah
tercapai dimana mol NaOH sama degan mol HCl, warna tersebut adalah hasil dari reaksi NaOH
dengan indikator pp karena indikator pp akan menghasilkan warna merah muda dalam suasana
basa.Fungsi titrasi ini untuk mengetahui mol HCl sisa yang bereaksi dengan NaOH. Reaksi yang
terjadi yaitu:
CH3COOC2H5 + NaOH
CH3COONa + C2H5OH
NaCl + H2O
NaCl + H2O
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa semakin lama campuran NaOH dan etil asetat
didiamkan maka volume NaOH untuk menetralkan HCl sisa semakin bertambah. . Artinya
semakin banyak NaOH yang bereaksi dengan etil asetat. Hal ini juga menunjukkan bahwa
semakin banyak sisa asam (HCl) dalam campuran maka volume NaOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam tersebut semakin banyak, demikian juga apabila semakin sedikit sisa asam
(HCl) dalam campuran maka volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam tersebut
semakin sedikit.Konsentrasi NaOH yang bereaksi dapat ditentukan dari konsentrasi NaOH awal.
Penentuan orde reaksi penyabunan etil asetat pada percobaan ini menggunakan kurva. Reaksi
yang berorde dua akan menghasilkan garis lurus dengan kemiringan tertentu.
10
Dari kurva dapat dilihat bahwa kemiringan garis adalah 0,2332. Hal ini berarti konstanta
laju adalah 0,2332. Reaksi penyabunan etil asetat dengan ion hidroksida termasuk reaksi orde
dua karena garis yang terbentuk adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu.
Laju reaski dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.
Konsentrasi
Semakin besarnya konsentrasi reaktan, maka laju juga akan semakin besar karena semakin
Katalis
Dengan adannya katalis, energi aktivasi reaksi akan turun karena terbentuknya keadaan
transisi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan reaksi tanpa katalis.
3.
Suhu
Semakin tinggi suhu maka gerakan molekul akan semakin cepat sehingga semakin
sering bertumbukan, maka dengan naiknya suhu akan mempercepat laju reaksi.
4.
Luas Permukaan
Semakin luas permukaan zat, maka semakin banyak atau besar bidang sentuh zat yang dapat
Energi aktivasi
Semakin kecil energi aktivasi maka energi yang dibutuhkan untuk membentuk produk
semakin sedikit.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan reaksi penyabunan etil asetat dengan ion hidroksida adalah
reaksi orde kedua dilihat dari grafik yang membentuk garis lurus dengan nilai kemiringan 0232.
Konsentrasi etil asetat pada waktu 3815,25 dan 40 menit secara berturut-turut adalah 6,475x10-4 ;
1,3475x10-3; 2,5225x10-3; 4.6025x10-3 dan 7.06x10-3 M. Tetapan laju reaksi penyabunan etil
asetat dengan ion hidroksida ini adalah 0,1430 mol-1 L s-1.
11
Daftar Pustaka
12
Tugas
1. Dari hasil pengamatan pada waktu reaksi selesai, tentukanlah konsentrasi dari larutan etil
asetat dengan teliti.
2. Tentukan harga x, yaitu jumlah mol/Liter etil asetat atau ion OH- yang bereaksi pada waktu t
3. Buatlah label yang berisi waktu, harga (a-x)(b-x) dan harga ln (a-x)(b-x) atau waktu dan
x/a(a-x) tergantung pada tugas yang diberikan
4. Hitung harga k rata-rata
5. Buatlah grafik dengan ln(a-x)(b-x) dan t sebagai absis, x/a(a-x) sebagai ordinat dan t sebagai
absis, tergantung pada tugas yang diberikan. Kemudian tentukan harga k1 serta perhatikan
sauan yang diberikan.
Jawab
1. Konsentri etil asetat
a. Pada t = 3 menit
M 1V1 M 2V2
2,2930 10 3 11,2956 M 2 40mL
M2
0,0259
6,475 10 4 M
40
b. Pada t = 8 menit
M 1V1 M 2V2
3,3080 10 3 16,2956 M 2 40mL
M2
0,0539
1,3475 10 3 M
40
c. Pada t = 15 menit
M 1V1 M 2V2
4,5260 10 3 22,2956 M 2 40mL
M2
0,1009
2,5225 10 3 M
40
d. Pada t = 25 menit
M 1V1 M 2V2
5,7440 10 3 28,2956 M 2 40mL
M2
0,1625
4,0625 10 3 M
40
e. Pada t = 40 menit
M 1V1 M 2V2
7,5710 10 3 37,2956 M 2 40mL
M2
0,2824
7,06 10 3 M
40
13
2. Harga x
a.
Pada t = 3 menit
0,0203M 11,2956mL
2,2930 10 3 M
100mL
b. Pada t = 8 menit
0,0203M 16,2956mL
3,3080 10 3 M
100mL
c. Pada t = 15 menit
0,0203M 22,2956
4,5260 10 3 M
100mL
d. Pada t = 25 menit
0,0203M 28,2956mL
5,7440 10 3 M
100mL
e. Pada t = 40 menit
0,0203M 37,2956mL
7,5710 10 3 M
100mL
Waktu (s)
(a-x)(b-x)
ln (a-x)(b-x)
180
5,6425x10-5
-5,1774
240
4,1627x10-5
-10,0868
15
900
2,6589x10-5
-10,5350
25
1500
1,4519x10-5
-11,1400
40
2400
1,9773x10-6
-13,1338
4. Harga k1 rata-rata
k1
14