Anda di halaman 1dari 15

Materi Penyuluhan Pertanian

15
Materi Penyuluhan
A. Ragam Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan, pada hakekatnya merupakan segala pesan yang
ingin dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat
penerima manfaatnya. Dengan kata lain, materi penyuluhan adalah
pesan yangg ingin disampaikan dalam proses komunikasi
pembangunan.
Sehubungaan dengan itu, pada Bab-7 telah dikemukakan bahwa
pesan yang disampaikan dalam setiap proses komunikasi dapat
dibedakan dalam bentuk-bentuk pesan yang bersifat: informatif,
persuasif, dan intertainment. Pada bagian lain juga dikemukakan
bahwa, pesan yang disampaikan dalam proses penyuluhan harus
bersifat inovatif yang mampu mengubah atau mendorong terjadinya
perubahan-perubahan ke arah terjadinya pembaharuan dalam segala
aspek kehidupan masyarakat penerima manfaat demi selalu terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh
warga masyarakat yang bersangkutan.
Selaras dengan pengertian tentang "inovasi", Rahim (1971)
membedakan adanya dua macam tipe pesan, yaitu: pesan ideologis
dan pesan informatif.
1) Pesan ideologis, ialah konsep dasar yang melandasi dan dijadikan
alasan untuk melaksanakan perubahan-perubahan atau pembangunan
yang direncanakan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup.
Sebagai contoh, pembangunan di Indonesia menetapkan tujuan
"pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur,
materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila" sebagai pesan
ideologisnya.
Pesan ideologis seperti itu, terus menerus dimasyarakatkan dan
ditanamkan ke dalam lubuk hati segenap warga masyarakat, baik
sebelum perencanaan program-program pembangunan maupun
selama proses pelaksanaan pembangunan, dengan maksud untuk

Sistem Penyuluhan Pertanian

menumbuhkan dan menggerakkan partisipasi masyarakat, serta


menjaga agar pembangunan dapat terus berlangsung dan mencapai
tujuan yang diinginkan.
Melalui penyampaian pesan-pesan ideologis juga dimaksudkan agar
proses pembangunan dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai
kehidupan yang dijadikan acuannya, dan hasilnya dapat dinik mati
oleh setiap individu dan seluruh warga masyarakat secara adil,
seimbang, selaras, dan serasi. Dengan demikian, proses
pembangunan dapat tetap berlangsung dalam kerangka pembangunan
untuk manusia dan bukannya justru menjadikan manusia sebagai
obyek pembangunan semata. Di lain pihak, hasil-hasil pembangunan
harus benar-benar mampu memperbaiki mutu hidup masyarakat,
dalam arti: meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan,
meningkatkan pemerataan dan mengurangi kesenjangan, memperluas
lapangan dan kesempatan kerja, dan menjamin kebebasan dari
segala macam bentuk penindasan (Seers, 1981).
2) Pesan informatif, ialah segala bentuk informasi yang berkaitan
dengan dan bergantung pada pesan ideologisnya.
Pesan informatif dapat berbentuk kebijakan pembangunan, nilai-nilai
sosial budaya, dan semua informasi yang berkaitaan dengan tujuan
yang ingin dicapai serta segala macam upaya yang ingin dilaksanakan
melalui kegiatan-kegiatan pembangunan yang direncanakan, seperti:
ide-ide, metoda, petunjuk teknis, informasi teknologi baru, dan lain
sebagainya.
Tentang pesan informatif ini, Havelock (1969) membedakannya
dalam 4 (empat) macam tipe pesan, yaitu: pengetahuan dasar, hasil
riset terapan dan pengembangan, penngetahuan praktis, dan pesan
dari penggunanya. Dari keempat tipe pesan tersebut, tiga pesan yang
pertama merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh "sumber"
(sub sistem pemerintah/penguasa), sedang pesan terakhir merupakan
umpan balik yang disampaikan oleh "penerima manfaat"
penyuluhannya (Gambar 34).
Dalam kehidupan sehari-hari, keempat tipe pesan tersebut ternyata
memiliki keterkaitan dan saling hubungan antara satu dengan yang
lainnya.
(1) Pengetahuan tentang ilmu dasar
Merupakan hasil penelitian dasar yang berupa metoda dan teori-teori,
yang belum dapat dijadikan acuan untuk langsung diterapkan oleh
masyarakat luas.

PESAN RISET TERAPAN DAN PENGEMBANGAN

ILMU DASAR

hasil dari
ditransfor
penelitian terapan dan pengembangan

Hasil dari kegiatan penelitian dasar

masikani

ditransfor
masikan

PENGETAHUAN PRAKTIS

Materi
hasilPenyuluhan Pertanian
pengalaman
dan praktek

HASIL (OUTPUT) PENELITIAN


ditransformasikan

PESAN PENGGUNA

Gambar 34. Ragam Pesan Informatif

Sistem Penyuluhan Pertanian

hasil dari para pengguna, masyarakat luas, pembeli konsumen, dll

Materi Penyuluhan Pertanian


Karena itu, jika informasi seperti ini ingin dijadikan acuan untuk
segera diterapkan, harus terlebih dahulu dikaji lebih lanjut melalui
riset terapan dan pengembangan.
(2) Hasil riset terapan dan pengembangan/pengujian
Riset terapan dan pengembangan/pengujian, pada hakekatnya merupakan kegiatan lanjutan untuk mengkaji hasil-hasil peneliti-an dasar
jika diterapkan di suatu wilayah dengan kondisi fisik/ alami atau
kondisi sosial budaya tertentu.
Informasi yang berasal dari hasil riset terapan atau pengembangan/
pengujian, sebenarnya sudah dapat dijadikan acuan untuk diterap-kan
oleh masyarakat setempat, atau yang memiliki kondisi fisik/ alami
dan kondisi sosial budaya yang sama dengan lokasi dilaksanakannya
riset terapan dan pengembangan/pengujian tersebut. Tetapi, informasi
seperti ini umumnya masih disajikan dalam ben-tuk yang seringkali
belu dapat dipahami oleh masayarakat luas.
(3) Pengetahuan praktis
Pengetahuan praktis, merupakan ringkasan dari hasil riset terap-an
dan pengembangan/pengujian yang telah "diolah" dan dikaji ulang
menjadi informasi yang mudah dipahami oleh semua pihak yang
ingin menggunakannya.
Pengetahuan praktis ini, pada umumnya disajikan berupa: petunjuk teknis yang dapat langsung digunakan oleh pengguna atau digunakan oleh para penyuluh, maupun berupa produk-produk yang siap
pakai. Ditinjau dari proses pembentukannya, pengetahuan praktis
dapat langsung diolah dari hasil penelitian dasar, olahan riset
terapan dan pengembangan/pengujian, pengetahuan praktis yang
sudah ada, atau berasal dari pesan penggunaan seperti yang akan
disampaikan pada percakapan tentang pesan pengguna (Gambar 35).
(4) Pesan pengguna
Berbeda dengan pengetahuan praktis yang umumnya dihasilkan oleh
para peneliti atau para penyuluh untuk disebarluaskan kepada
seluruh masyarakat pengguna, "pesan pengguna" "umpan balik"
atau informasi yang disampaikan oleh masyarakat yang telah
menerapkan inovasi yang ditawarkan oleh para penyuluhnya. Karena
itu, pesan pengguna dapat berupa masukan bagi kegiatan
penelitian (ilmu dasar dan terapan) praktis, atau dapat dijadikan
pengetahuan praktis baru yang dapat dimanfaatkan oleh penyuluh
atau warga masyarakat yang lainnya.
PENGETAHUAN PRAKTIS
YANG TELAH BERLAKU

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian

PENGETAHUAN BARU
HASIL PENELITIAN
(DASAR & TERAPAN)

Pengetahuan
Praktis
Yang Baru

PENGGU
NAAN

PERMINTAAN DAN REAKSI


PENGGUNA

Gambar 35. Unsur-unsur Pembentuk Pengetahuan Praktis


Pesan pengguna, dalam kehidupan nyata dapat berbentuk:
a) ekspresi tentang kebutuhan, yang berupa: keluhan, kepuasan,

kegembiraan, atau cerita tentang pengalaman yang disampaikan


oleh pengguna kepada penyuluh atau teman-temannya, setelah
ia menerapkan invasi yang ditawarkan oleh penyuluhnya.
b) Reaksi konsumen, yang berupa:
meningkatnya kebutuhan akan inovasi yang bersangkutan
(dalam bentuk informasi/penjelasan atau produk),
perbaikan produksi dan pendapatan setelah menerapkan
inovasi yang ditawarkan,
sikap negatif yang ditunjukkan kepada penyuluh/tokoh
masyarakat, jika ternyata inovasi yang ditawarkan tidak
memberikan manfaat/perbaikan mutu hidup atau bahkan
merugikan dan menuntut pengorbanan yang harus ditanggungnya.
Khusus untuk penyuluhan pertanian, ragam materi yang perlu
disiapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan perlu menca-kup
(Vademecum Bimas, 1977):
Kebijakan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembangunan pertanian (baik dari tingkat pusat


maupun sampai di tingkat lokalitas usahatani), seperti: pola
kebijakan umum pembangunan pertanian, kebijakan harga dasar,
penyaluran kredit usahatani, distribusi sarana produksi,
pengelolaan air, dll.

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


Hasil-hasil penelitia/pengujian dan rekomendasi teknis yang

permintaan oleh instansi yang berwenang.


Pengalaman petani yang telah berhasil.
Informasi pasar seperti: harga barang, penawaran dan permintaan
produk usahatani, dll
Petunjuk teknis tentang penggunaan alat dan sarana produksi.
Informasi tentang kelembagaan dan kemudahan-kemudahan yang
berkaitan dengan pembangunan pertanian, misal; informasi
tentang pusat-pusat informasi pertanian, lembaga-lembaga penelitian, lembaga keuangan dan perbankan, lembaga-lembaga pemasaran sarana produksi, perlengkapan pertanian, dan produk usahatani, dll.
Dorongan dan rangsangan untuk terciptanya swakarsa, swakarya
dan swadaya masyarakat.

B. Pokok-pokok Bahasan (Subject Matter)


Sebagai proses pendidikan, setiap kegiatan penyuluhan perlu untuk
merinci ragam pokok bahasan yang akan disuluhkan. Di lain pihak,
perlu untuk selalu diingat bahwa penerima manfaat penyuluhan
adalah manusia yang akan diperbaiki mutu kehidupannya. Karena
itu, ragam pokok bahasan di dalam kegiatan penyuluhan tidak
hanya cukup dibatasi kepada hal-hal yang berkaitan langsung
dengan kegiatan yang harus dikerjakan, tetapi juga harus mencakup
hal-hal yang berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraan
keluarga-nya, dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan yang
harus di hadapi ditengah-tengah masyarakatnya.
Di dalam penyuluhan pertanian, Mosher (1966) dengan jelas dengan
telah memaparkan bahwa, usahatani bukanlah sekadar kegiatan bertani untuk menghasilkan sesuatu produk, tetapi merupakan suatu
system produksi yang memadukan unsur-unsur manusia (seba-gai
pribadi, pengelola dan sekaligus juru-tani), modal, tenaga-kerja
(termasuk pengetahuan dan ketrampilannya), sumber daya alam,
kelembagaan, dan didukung oleh sarana serta prasarana yang memadai. Karena itu, pokok bahasan yang disampaikan oleh seorang
penyuluh (pertanian) kepada masyarakat penerima manfaatnya harus
mencakup banyak hal. Baik yang berkaitan langsung dengan
kegiatan bertani, pengelolaan usahatani, pengelolaan rumah tangga
petani, kelembagaan pertanian, maupun politik pembangunan pertatanian.
Telaahan terhadap ragam pokok bahasan yang diperlukan dalam
kegiatan penyuluhan pertanian, misalnya, ternyata menghasilkan
beberapa pokok bahasan seperti yang dikemukakan berikut ini.

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


(1) Ilmu budidaya pertanian, yang tidak hanya berisikan petunjuk
atau informasi tentang "apa" yang harus dikerjakan, tetapi juga
mencakup: mengapa, bagaimana, berapa, kapan, dan dimana
kegiatan itu harus dilaksanakan agar dapat menaikkan hasil (fisik)
dan pendapatan (ekonomi) serta memperbaiki kesejahteraan (sosial
budaya) dirinya sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya.
Termasuk dalam materi tentang ilmu budidaya pertanian, harus
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan menghasilkan
(pra panen), yang mencakup:
a)
b)
c)
d)
e)

teknik budidaya tanaman dan atau hewan (ternak dan ikan)


pemilihan benih/bibit unggul
perlindungan tanaman dan atau hewan
penggunaan sarana produksi dan atau pakan hewan
pengaturan pengairan untuk tanaman dan atau hewan

Di samping itu, tidak boleh dilupakan penyampaian materi yang


berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan agar produk yang
dihasilkan nanti dapat dijual untuk memperoleh penghasilan yang
biasa disebut dengan "teknologi pasca panen" yang meliputi:
a)
b)
c)
d)

cara panen/pengumpulan hasil


pengangkutan dan penyimpanan
pengolahan dan pengepakan
pemilihan dan penyeragaman

Berkaitan dengan teknologi budidaya, penting dicatat beberapa hal


sebagai berikut:

a) Revolusi Hijau, yang banyak dikritik namun belum ada cara lain
yang lebih efektif untuk meningkatkan produksi (pangan).
Yang dimaksud dengan Revolusi Hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi
(pangan), dari pertanian tradisional menjadi pertanian yang
menggunakan teknologi lebih maju.
Pada penerapannya di Indonesia, yangdimaksud dengan teknologi
maju disini adalah: panca-usaha (benih unggul, pengolahan
lahan, cara bercocok tanam, perlindungan hama dan penyakit,
serta pengairan yang teratur) (ditambah dengan teknologi pascapanen dan pemasaran hasil) yang kemudian dikembangkan
menjadi sapta usaha, dan pada pelaksanaan Supra Insus
dikembangkan lagi menjadi 10 Jurus Teknologi (dengan

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


memasukkan: penataan pola-tanam, pergiliran varietas tanaman
dan pemupukan berim-bang)

b) Pemanfaatan bioteknologi, yaitu cabang ilmu yang mempelajari


pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur, virus, dll) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

c) Pembangunan berbasis teknologi-lokal (endogenous technology),


yaitu suatu pembangunan yang (meskipun tidak dalam
pengertian eksklusif) berbasis pada pengetahuan, kelembagaan dan sumberdayan lokal.
Pembangunan berbasis lokal, adalah pembangunan dari,
oleh dan untuk masyarakat setempat, serta selalu dikendalikan/diawasi oleh orang-orang setempat.
d) Pembangunan Pertanian Berkelanjutan (sustainable agriculture),
yang memadukan tiga tujuan yang meliputi: pengamanan
lingkungan, pertanian yang menguntungkan dan ke-sejahteraan
masyarakat petani (.Gold, 1999).
Pertanian Berkelanjutan tidak berarti kembali kepada pertanian
berproduktivitas rendah, atau petani yang miskin, sebagaiman
yang dicirikan pada abad 19. Lebih dari itu, keberkelanjutan
dibangun di atas prestasi pertanian, mengadopsi pendekatan yang
canggih yang dapat memelihara produksi dan keuntungan
pertanian yang tinggi tanpa harus menguras sumberdaya yang
sangat menentukan keberhasilan pertanian.
Dalam pengertian ini, diupayakan keberkelanjutan agro-ekosistem yang berarti (Gliessman, 1998):

Memelihara basis sumberdaya-alam meraka


Menyandarkan pada minimasi penggunaan input buatan
dari luar sistem pertaniannya
Mengelola hama dan penyakit melalui mekanisme aturan internal
Perbaikan-ulang kerusakan ysng disebabkan oleh kegiatkegiatan budidaya dan panen

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


(2) Ilmu ekonomi pertanian, yang terutama diarahkan kepada
perbaikan pengelolaan usahatani yang lebih efisien agar dapat lebih
memberikan manfaat ekonomi (pendapatan, keuntungan) yang lebih
tinggi. Termasuk dalam ilmu ekonomi pertanian adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

pengelolaan usahatani
ekonomi produksi
pemasaran hasil
pembeayaan usahatani
perencanaan dan evaluasi
akutansi
kewirausahaan

(3) Ilmu pengelolaan rumah tangga petani


Tidak dapat disangkal bahwa pelaksana utama pembangunan
pertanian pada umumnya adalah petani-petani kecil yang belum
dapat memisahkan secara tegas antara pengelolaan usahatani dan
kehidupan petani kecil, selalu dapat dijumpai adanya kenyataan
bahwa: kegiatan usahatani merupakan bagian dari kegiatan rumah
tangga secara keseluruhan. Karena itu, kegiatan penyuluhan
pertanian yang terutama ditujukan kepada terwujudnya efisiensi
pengelolaan usaha tani harus pula dibarengi dengan kegiatan
penyuluhan tentang pengelolaan rumah tangga petani itu sendiri.
Tentang hal ini, Peterson (1960) mengemukakan beberapa pokok
bahasaan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan rumah
tangga petani yang mencakup:
a) Pengenalan tentang makna dan hubungan antaraa usahatani

dengan ekonomi rumaah tangga sebagai yang dikemukakan


dalam Gambar 36).
b) Pengelolaan ekonomi rumah tangga secara keseluruhan (termasuk
usahataninya), yang mencakup: inventarisasi sumber daya yang
tersedia dan dapat dimanfaatkan optimasi alokasi sumberdaya
perencanaan dan evaluasi pengelolaan ekonomi rumah tangga.
(4) Pelembagaan petani
Berbeda dengan golongan masyarakat yang lain, petani di perdesaan umumnya masih memiliki hubungan sosial yang sangat erat
kaitannya satu dengan yang lain. Hal ini terjadi, bukan saja karena
masih memiliki hubungan kekerabatan dalam satu sistem keluarga
luas (extended family), tetapi sifat pekerjaan dari usahatani yang
mereka lakukan seringkali menuntut kerjasama dan kesepakatan
Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


bersama (seperti dalam: pengaturan pengairan, perlin-dungan hama
dan penyakit tanaman, pengurusan kredit dan sarana produksi,
pemasaran hasil, dll).
/
MACAM KEPUTUSAN
USAHATANI

MACAM KEPUTUSAN
RUMAH-TANGGA

TUJUAN

pangan,
pemukiman, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan anak, jaminan hari-tua,
TETAP
TETAP
tabungan
lahan , iklim,
umur, ukuran keluarga,
harga internasional
kesehatan, harga barang
yang dibeli
PERUBAHAN SECARA
PERLAHAN-LAHAN
bangunan, sistim irigasi,
alat/mesin, ternak
BERULANG-ULANG
komoditi,
sarana produksi
yang akan diusahakan

KELUARGA PETANI
__________________
KEPUTUSAN

PERUBAHAN SECARA
PERLAHAN-LAHAN
rumah, pendidikan-anak
pernikahan, asuransi
tabungan
BERULANG-ULANG
prioduksi rumah-tangga
nutrisi, pakaian

SUMBER (RESOURCES)
tanah, tenaga-kerja, modal, pendidikan,
kesehatan, motivasi persaudaraan komunitas,
hukum, peraturan, dll.

Gambar 36. Pengelolaan Rumah Taangga Petani


Karena itu, di dalam kegiatan penyuluhan mutlak untuk diperhatikan
hal-hal yang berkaitaan dengan pelembagaan petani, khusus-nya
yang menyangkut dinamika kelompok dan kepemimpinan kelompok
tani.
(5) Politik pembangunan pertanian
Disamping pokok-pokok bahasan yang telah disebutkan terdahulu, selama penyuluhan pertanian harus pula diperhatikan pokok
bahasan yang menyangkut politi pembangunan pertanian yang
sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini sangat penting,
karena tujuan pembangunan pertanian tidak hanya untuk perbaikan
mutu hidup orang per orang atau perbaikan kesejahteraan masyarakat
setempat saja, melainkan demi terwujudnya perbaikan mutu hidup
dan kesejahteraan seluruh masyarakat dalam negara yang bersangkutan.

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian

Termasuk dalam pokok bahasan ini, adalah;


a) Peranan pembangunan pertanian dalam pembangunan nasional
b) Peran, tanggungjawab dan kewajiban-kewajiban yang harus

dipenuhi oleh setiap petani


c) Kebijakan-kebijakan dan kemudahan-kemudahan yang disedia-

kan pemerintah bagi pembangunan pertanian

C. Sumber Materi Penyuluhan


Pada bagian terdahulu dari Bab ini telah dikemukakan bahwa tipe
materi penyuluhan sangatlah beragam, dan beragam pula sumber
informasi yang dijadikan materi penyuluhan. Baik yang dihasilkan
oleh para peneliti, penyuluh, atau oleh masyarakat pengguna
sendiri yang lebih dahulu telah menerapkan inovasi yang ditawarkan.
Dari beragam sumber materi tersebut, dapat dikelompokkan
menjadi:
1) Sumber resmi dari instansi pemerintah, baik yang berasal dari:
a) Departemen/dinas-dinas terkait.
b) Lembaga penelitian dan pengembangan.
c) Pusat-pusat pengkajian.
d) Pusat-pusat informasi.
e) Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh.
2) Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya

masyarakat, yang khusus bergerak di bidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi.
3) Pengalaman petani, baik dari pengalaman usahataninya sendiri

atau hasil dari "petak pengalaman" yang dilakukan secara


khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya.
4) Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar

dari para pedagang, perguruan tinggi,


5) Publikasi (buku teks, jurnal), media-masa (majalah, surat-kabar,

tabloid), internet, dll.


Sehubungan dengan ragam sumber materi yang disebutkan di atas,
perlu diingat bahwa:

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


1) Materi yang berasal dari lembaga-lembaga resmi (pemerintah dan

atau swasta) seringkali tidak selalu sesuai dengan kondisi


pengguna, meskipun telah teruji melalui metoda ilmiah tertentu.
Hal ini disebabkan karena, baik lingkungan fisik maupun sumber
daya yang digunakan tidak selalu sama seperti yang dimiliki atau
yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna, khususnya yang
berkaitan dengan: peralatan yang digunakan, pengetahuan dan
ketrampilan yang dikuasai dan tersedianya modal yang terbatas.
Sehingga, tidaklah mengherankan jika materi-materi yang
disampaikan seringkali ternyata:
a) secara teknis tak dapat dilaksanakan,
b) secara ekonomi tidak menguntungkan,
c) tidak dapat diterapkan karena pertimbangan-pertimbangan

politis, sosial, dan budaya setempat yang tidak mendukungnya.


2) Materi yang berasal dari pengalaman petani, seringkali masih

diragukan keterandalannya (ketepatan dan ketelitiannya),


karena seringkali tidak dilaksanakan dengan mempehatikan
metoda ilmiah tertentu yang telah dibakukan.
3) Materi yang berasal dari sumber lain, seringkali tidak jujur,

karena dari padanya melekat kepentingan-kepentingaan tertentu


yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
pengguna maupun masyarakat secara keseluruhan
Oleh karena itu, diseyogyakan agar setiap pengguna inovasi selalu
bersikap hati-hati, dengan selalu mencoba terlebih dahulu dalam
skala usaha yang relatif kecil sebagai petak pengalaman atau
dengan melakukan pengujian lokal (local verification trials).
Penerapan secara langsung seetiap inovasi dalam skala luas, hanya
dapat diterima manakala pengguna telah memiliki pengalaman yang
"baik" dengan setiap sumber materi yang diterimanya.
Terkait dengan sumber materi, selama ini inovasi yang disampaikan
oleh para penyuluh relatif didominasi oleh materi yang berasal dari
luar sistem sosial masyarakat penerima manfaatnya.
Tentang hal ini, sudah saatnya para penyuluh mulai menaruh
perhatian terhadap inovasi-lokal yang berupa; keunggulan lokal,
pengalaman masyarakat (petani) setempat, nilai-nilai tradisi atau
kearifan lokal (endegenuous technology)yang selain telah teruji oleh

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


waktu, seringkali juga memiliki banyak keunggulan dibanding
dengan inovasi yang berasal dari luar

D. Sifat-sifat Materi Penyuluhan


Ditinjau dari sifatnya, Mardikanto (1985) membedakan adanya tiga
macam materi penyuluhan, yaitu:
a) Yang berisi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi

Seperti tersebut dalam filosofi penyuluhan yang berusaha


untuk: membantu orang lain agar mereka dapat memban-tu
dirinya sendiri, materi yang berisikan pemecahan masalah
merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat
penerima manfaat. Karena itu, di dalam setiap kegiatan
penyuluhan, materi ini harus lebih diutamakan terlebih dahulu,
sebelum menyampai-kan materi-materi yang lainnya. Sebaiknya,
adanya kebiasaan penyuluh menyampaikan materi-materi yang
hanya bernilai sebagai "informasi" biasa, seringkali membuat
masyarakat pene-rima manfaat kurang menaruh simpati, yang
pada gilirannya dapat berakibat fatal karena tidak pernah
mengabaikan setiap materi penyuluhan yang disampaikannya.
b) Yang berisi petunjuk dan rekomendasi, yang harus dilaksanakan

Materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi yang


harus dilaksanakan, sering kali sangat diharapkan oleh
masyarakat penerima manfaat, meskipun kurang memperoleh
prioritas dibanding dengan materi yang berisi pemecah-an
masalah. Karena itu, materi seperti ini hanya dibatasi pada
petunjuk/rekomendasi yang harus segera dilaksanakan. Penyuluh
yang cerdik, pasti tidak akan memberikan petunjuk/rekomendasi yang baru akan dilaksanakan pada masa-masa mendatang
(yang masih memerlukan waktu beberapa lama lagi), sebab, pada
saatnya harus dilaksanakan/diterapkan masyarakat penerima
manfaatnya sudah lupa dan harus diulang kembali. Bahkan,
mungkin petunjuk/rekomendasi tersebut sudah seharusnya
diperbaiki/disempurnakan lagi sesuai dengan peru-bahan
perkembangan keadaan yang dihadapi.
c) Materi yang bersifat instrumental

Berbeda dengan kedua materi yang dikemukakan di atas, materi


penyuluhan seperti ini tidak harus "dikonsumsi" dalam waktu
cepat, tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan dan

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


mempunyai manfaat jangka panjang, seperti: kewirausahaan,
pembentukan koperasi, pembinaan kelompok, dll.
Sesuai dengan sifatnya, materi-materi yang disampaikan biasanya berkaitan dengan upaya peningkatan dinamika kelompok,
dorongan bagi tumbuhnya swakarsa, swakarya, dan swa-daya,
atau hal-hal yang berkaitan dengan kemandirian yang lain.

E. Pemilihan Materi Penyuluhan


Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang
penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus
selalu mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh
masyarakat penerima manfaatnya. Tetapi, di dalam praktek, seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih dan menyajikan
materi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat penerima
manfaatnya. Hal ini, bisa disebabkan karena keragaman penerima
manfaat yang dihadapi (sehingga menuntut keragaman kebutuhan
yang berbeda), atau keragaman materi yang harus disampaikan pada
saat yang sama. Kesulitan lain juga dapat muncul manakala
pemahaman tentang sasaraan dan waktu menjadi pembatas.
Sehubungan dengan itu, Arboleda (1981) memberikan acuan agar
setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya seperti tersebut
dalam Gambar 37.

Superfluous
0%

Helpful
20%

Vital
50%

30%
Important

Gambar 37. Ragam Materi Penyuluhan


Menurut Kebutuhan Penerima manfaat

Sistem Penyuluhan Pertanian

Materi Penyuluhan Pertanian


1) Materi pokok, yaitu materi yang benar-benar dibutuhkan dan
2)
3)

4)
5)

6)
7)

harus diketahui oleh penerima manfaat utamanya.


Materi pokok, sedikitnya mencakup 50% dari seluruh materi yang
ingin disampaikan pada saat yang sama.
Materi yang penting, yaitu materi yang berisi dasar pemahaman
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan yang
dirasakan oleh penerima manfaatnya.
Materi ini, diberikan sekitas 30% dari seluruh materi yang
ingin disampaikannya.
Materi penunjang, yaitu materi yang masih berkaitan dengan
kebutuhan yang dirasakan, yang sebaiknya diketahui oleh
penerima manfaat untuk memperluas cakrawala pemahamannya
tentang kebutuhan yang dirasakannya itu.
Materi ini maksimal sebanyak 20% dari seluruh materi yang
diberikan.
Materi yang mubazir, yaitu materi yang sebenarnya tidak perlu
dan tidak ada gayutannya dengan kebutuhan yang dirasakan oleh
masyarakat penerima manfaatnya.
Karena itu, dalam setiap kegiatan penyuluhan, sebaiknya justru
dihindari penyampaian materi-materi seperti ini.

Sistem Penyuluhan Pertanian

Anda mungkin juga menyukai