JUDUL
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment And Satisfaction) Terhadap Hasil Belajar Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Sawan
Tahun Ajaran 2010/2011
B. IDENTITAS PENELITI
Nama
: I Komang Ferry Astrawan
Nim
: 0915057112
Jurusan
: Pendidikan Teknik Informatika
C. LATAR BELAKANG
Secara filosofis pendidikan merupakan hak asasi manusia. Pendidikan merupakan
hal yang bersifat terbuka, demokratis, tidak diskriminatif, dan menjangkau semua
warga negara tanpa kecuali. Untuk itu pemikiran dan realisasi ke arah upaya
memenuhi kebutuhan pendidikan harus terus dilakukan. Upaya pemenuhan kebutuhan
pendidikan di Indonesia telah melalui proses yang selalu mengalami penyempurnaan.
Pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan
yang berkualitas.
Belajar sering didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Walaupun belajar berjalan seiring dengan
berjalannya proses kehidupan, namun prosesnya tidak tercipta begitu saja, melainkan
memerlukan kondisi yang dibentuk secara sengaja. Untuk memperoleh kualitas
pendidikan yang baik, salah satu upayanya adalah meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar yang berlangsung dalam pendidikan. Proses belajar mengajar yang
berlangsung di dalam kelas akan berjalan dengan baik jika guru dan siswa sudah
mempunyai cukup bekal. Bekal yang dimaksud adalah persiapan-persiapan dalam
belajar mengajar. Persiapan-persiapan tersebut dimulai dari persiapan mental baik dari
guru maupun dari siswa, persiapan pengenalan terhadap tujuan pembelajaran dan
persiapan waktu belajar yang disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa hingga
persiapan materi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai mata pelajaran yang terhitung
masih baru jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, ternyata masih
dianggap sulit bagi sebagian siswa. Hal ini terjadi karena banyak siswa yang tidak
memahami penyampaian materi yang dilakukan oleh guru. Selain itu, guru pun tidak
terlalu banyak mendalami pemahaman siswa karena lebih fokus pada mengejar
pencapaian kurikulum. Akhirnya, materi pelajaran selesai dibahas, namun kemampuan
1
siswa terhadap materi tersebut belum memadai. Banyak siswa yang tidak bisa
mengikuti alur penyampaian oleh guru karena kemampuan mereka memahami materi
tersebut pun kurang. Timbul pertanyaan apakah mungkin dikembangkan suatu model
pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para
guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga
dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar?
SMP Negeri 1 Sawan sebagai salah satu sekolah yang telah mengkategorikan TIK
sebagai salah satu mata pelajaran penting dalam kurikulum sekolah. Dari hasil
pengamatan dan wawancara dengan guru TIK Ketut Nusantari S.Pd di SMP Negeri 1
Sawan, ada beberapa permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran TIK
berlangsung. Masalah tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, karakteristik siswa : 1). Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada
siswa, hanya beberapa siswa yang berusaha untuk menjawab. Siswa yang lain hanya
diam, tidak berusaha untuk menjawab pertanyaan dari guru. Siswa kurang memiliki
rasa percaya diri, keberanian untuk menjawab pertanyaan dan kurang memiliki
motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran TIK. 2). Jumlah siswa yang banyak,
menyebabkan guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga beberapa murid
yang khususnya berada pada tempat duduk paling belakang sering bermain-main pada
saat proses pembelajaran TIK berlangsung.
Kedua, belum maksimalnya hasil belajar siswa. Dari observasi yang dilakukan
peneliti, masih terdapat beberapa siswa yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Data hasil belajar TIK siswa dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa Kelas
VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Sawan Tahun Pelajaran 2010/2011.
(Sumber: observasi dengan Guru dan Tata Usaha SMP Negeri 1 Sawan)
NILAI HASIL BELAJAR
Kelas
Jumlah
KKM
Afektif
JSB
Kognitif
Psikomotor
JS<B
BT
(%)
BT
VIII A1
VIII A2
33
32
71
71
29
28
4
4
28
26
5
6
85%
80%
80%
75%
VIII B1
39
71
35
30
78%
74%
VIII B2
VIII C1
VIII C2
40
39
37
71
71
71
37
32
30
3
7
7
30
29
27
10
10
10
75%
74%
72%
72%
70%
70%
(%)
VIII D1
VIII D2
37
37
71
71
33
28
4
9
26
26
11
11
70%
70%
68%
65%
Keterangan :
T
BT
= Persentase ketuntasan
JSB = Jumlah Siswa dengan Katagori Baik
JS<B = Jumlah Siswa dengan Katagori < Baik
Dari analisis tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran TIK masih kurang dan belum memenuhi standar KKM.
Data yang diperoleh selama observasi, rata-rata nilai hasil belajar siswa yang belum
tuntas memiliki KKM berkisar antara 69 sampai dengan 70.
Ketiga, Guru jarang menggunakan variasi dalam proses pembelajaran TIK.
Selama ini
rasa percaya diri dan bangga pada siswa, membangkitkan minat atau perhatian serta
memberi kesempatan kepada mereka untuk mengevaluasi diri. Dalam proses
pembelajaran dengan model ARIAS sebelum siswa mulai dengan materi pelajaran,
guru akan memberikan motivasi kepada siswa untuk berhasil dengan menggunakan
suatu standar yang memungkinkan siswa untuk mencapainya, mengembangkan sikap
mental dan emosi serta percaya diri siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan manfaat materi atau relevansi pembelajaran terhadap kehidupan
siswa baik sekarang maupun akan datang. Guru akan melanjutkan dengan
menumbuhkan minat siswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan variasi agar siswa selalu tertarik dalam mengikuti pelajaran. Penilaian
dan pemberian penguatan atas keberhasilan siswa merupakan langkah selanjutnya
dalam proses pembelajaran dengan model ARIAS.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Parsa (2008) pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 5 Singaraja, Bali. Disimpulkan bahwa prestasi dan motivasi belajar siswa
pada bidang studi fisika meningkat dengan penerapan model pembelajaran ARIAS,
dalam penelitian tersebut hasil yang diperoleh adalah siswa memiliki motivasi belajar
dengan kategori tinggi yaitu 88,57% dan lebih baik dari prestasi belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Suwateriningsih (2009) dalam penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2
Singaraja, Bali pada kelas VII juga menyatakan bahwa model pembelajaran ARIAS
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika yang
berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengkaji lebih jauh
apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran ARIAS terhadap hasil belajar
siswa dengan materi Microsoft Office Excel. Pemilihan materi Microsoft Office Excel,
karena dalam materi ini diperlukan kecermatan dan ketelitian agar dapat memahami
konsep yang ada pada materi tersebut. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
mengangkat judul penelitian Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment And Satisfaction ) Terhadap Hasil
Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 1 Sawan Tahun Ajaran 2010/2011.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
terhadap
penerapan
model
pembelajaran
ARIAS
dalam
pembelajaran TIK?
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap hasil belajar TIK
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawan tahun ajaran 2010/2011 .
2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap motivasi belajar
TIK siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawan tahun ajaran 2010/2011 .
3. Mengetahui respon siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawan terhadap penerapan
model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran TIK tahun ajaran 2010/2011.
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara
praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan disiplin ilmu pengetahuan dalam memberikan sumbangan
pemikiran teoritik guna pengembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai
pemanfaatan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran TIK.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat karena secara tidak langsung akan
membantu dalam pembelajaran, yang membuat siswa merasa percaya
diri, termotivasi, aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar secara optimal.
2. Bagi Guru
5
f. Lembar kerja (workbook) baris ini berisikan informasi halaman, section, letak
insertion point dan tombol pengendali.
g. Cell merupakan tempat menuliskan atau mengedit data dan dikelilingi oleh
garis batas yang lebih tebal.
h. Nomor baris untuk setiap baris memiliki nama berdasarkan angka dari 1
hingga 1048576.
i. Nomor kolom setiap kolom memiliki nama berdasarkan Abjad, dari kolom A
hingga Z, dilanjut AA hingga XFD.
j. Nama range merupakan nama sel yang sedang aktif yang akan ditampilkan
pada Name Box
k. Formula bar untuk mengedit data pada sebuah cell.
l. Penggulung vertikal dan horisontal fasilitas untuk menggeser layar secara
vertikal maupun horisontal.
Dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada jenjang
sekolah menengah pertama (SMP) materi Microsoft Office Excel diperoleh di kelas
VIII. Materi yang dipelajari merupakan materi dasar-dasar Excel misalnya
pengenalan lembar kerja, menu, ikon, format angka dan penggunaan rumus
sederhana.
satisfaction
(kepuasan/bangga)
dan
Assessment
(evaluasi).
memelihara
minat/perhatian
tersebut
selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung. Untuk memperoleh akronim yang lebih baik dan lebih bermakna maka
urutannya pun dimodifikasi menjadi assurance, relevance, interest, assessment dan
satisfaction. Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan
pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan
pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan
memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan menumbuhkan
10
11
14
Relevance
14
Fase
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
- Menumbuhkan
rasa - Menggali pengetahuan awal siswa yang - Siswa mulai menggali pengetahuan
percaya diri dalam diri
berhubungan dengan materi pelajaran
sudah
dimiliki
sebelumnya,
siswa
yang akan diajarkan.
menghubungkannya dengan materi
Contoh: menanyakan salah satu contoh
akan dipelajari.
perangkat
lunak
pengolah
angka
Contoh : menjawab pertanyaan
(pertanyaan yang tidak terlalu susah).
diberikan guru.
- Menyampaikan
yang
dan
yang
yang
- memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar - Aktif dalam proses belajar.
dan mayakinkan mereka bahwa mereka
Contoh : menumbuhkan motivasi diri,
berhasil dalam belajar.
dan yakin terhadap diri sendiri untuk
Contoh : dengan menampilkan beberapa
berhasil dalam pembelajaran.
contoh video atau gambar seseorang yang
telah
berhasil
dalam
penggunaan - Siswa senantiasa membiasakan diri untuk
Ms.Excel.
selalu bertanya jika menemukan
masalah.
- Memberikan bimbingan kepada siswa yang
Contoh:
menanyakan
hal
yang
mengalami masalah belajar.
berhubungan dengan materi Ms. Excel
Contoh: menanyakan masalah yang
jika menemukan masalah.
dihadapi siswa terkait materi Ms.Excel
dan memberikan solusi dari permasalahan. - Mendengarkan respon yang diberikan oleh
guru.
- Selalu memberikan respon yang positif
Contoh : respon positif dari guru
terhadap siswa.
digunakan
sebagai
acuan
untuk
Contoh: selalu memberikan reinforcment
meningkatkan
motivasi
belajar
dari setiap pendapat atau jawaban siswa
Ms.Excel.
meskipun itu salah atau kurang tepat agar
siswa tetap merasa percaya diri.
- Guru menyampaikan standar kompetensi, - Siswa mencermati standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dan tujuan
kompetensi
dasar
dan
tujuan
15
kompetensi
dasar,
indikator dan tujuan
pembelajaran.
-Menyampaikan relevansi - Menghubungkan materi pelajaran dan - Siswa menghubungkan materi pelajaran
relevansinya dengan kehidupan nyata,
yang akan dipelajari dengan pengalaman
materi pembelajaran
dan
manfaatnya
bagi
kehidupan
siswa.
belajar siswa dalam kehidupan seharidengan
kehidupan
Contoh: materi excel bisa digunakan
hari.
nyata.
dalam pengolahan nilai rapor dan soal
Contoh : dengan menghubungkan materi
matematika dan pengolahan angka yang
excel dan manfaatnya dalam kehidupan
lain.
sehari-hari, misalnya dalam pengolahan
nilai rapor.
- Menyampaikan
materi
- Guru menyampaikan materi inti dengan - Siswa menyimak dan mengikuti pelajaran
inti pelajaran
menggunakan alternatif strategi dan media
inti dengan baik.
pembelajaran.
Contoh: siswa meyimak materi dan
Contoh: menggunakan alternatif strategi
mengikuti strategi pelajaran yang
pembelajaran dari belajar individu menjadi
digunakan oleh guru, misalnya belajar
kelompok.
kelompok.
- Memberikan bimbingan
- Guru memberikan soal terkait dengan materi - Siswa mengerjakan soal yang diberikan
belajar.
dengan
menghubungkan
dengan
oleh guru.
kehidupan sehari-hari.
Contoh: mengerjakan soal perhitungan
Contoh: memberikan soal perhitungan
nilai rapor siswa.
nilai rapor siswa kepada siswa.
- Membimbing siswa jika mengalami - Siswa bertanya kepada guru jika
kesulitan atau masalah dalam pengerjaan
mengalami kesulitan dalam pengerjaan
latihan soal.
soal.
Contoh : memberikan bimbingan kepada
Contoh: menanyakan kepada guru jika
15
16
Interest
Assessment
hasil - Melakukan Quis/tes pada tiap pertemuan. - Mengerjakan tes/quis yang diberikan
Contoh: mengadakan quis/tes terkait
secara mandiri/berkelompok.
Ms.Excel dalam setiap pertemuan sebagai
Contoh: mengerjakan tes/quis Ms. Excel
bahan evaluasi.
dalam setiap pertemuan.
- Memberikan Postest di akhir penelitian - Mengerjakan Postest yang diberikan
kepada siswa untuk mengevaluasi
sebagai bahan evaluasi.
pemahaman siswa setelah mendapat
Contoh : mengerjakan tes obyektif dan
perlakuan ARIAS.
tes praktikum pada akhir penelitian.
Contoh: evaluasi dilakukan dengan tes
obyektif dan tes praktikum di akhir - Mengerjakan tugas tambahan/pekerjaan
penelitian terkait materi Ms.Excel.
rumah yang diberikan guru.
Contoh : mengerjakan tugas rumah
- Memberikan tugas tambahan atau pekerjaan
manfaat dari Ms. Excel dalam kehidupan
rumah.
sehari-hari.
16
17
- Memberikan penguatan - Menuntun siswa merangkum ataupun - Merangkum ataupun menarik kesimpulan
menarik kesimpulan terhadap materi yang
terhadap materi yang diberikan.
retensi dan transfer
sudah diberikan.
Contoh : merangkum materi penggunaan
Contoh : bersama siswa merangkum
fungsi IF dalam Ms.Excel untuk
materi penggunaan fungsi IF dalam
memantapkan pemahaman materi yang
Ms.Excel.
dipelajari.
- Memberikan
penguatan,
penghargaan
kepada siswa atas keberhasilan yang
diperoleh.
Contoh : memberikan reinforcement
terhadap
siswa
atas
keberhasilan
melakukan presentasi atau merangkum
materi Ms.Excel.
17
18
1. Motivasi intrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang alam aktivita belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajarnya
(Sardiman, 2005)
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
karena adanya rangsangan dari luar. Mitivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan suatu dorongan dari luar yang secara mutlak tidak terkait dengan
aktivitas belajar (Sardirman, 2005).
Dalam proses pembelajaran guru dapat membangkitkan motivasi intrinsik
siswa dengan membuatnya merasa memerlukan apa yang perlu dipelajari, namun
motivasi intrinsik tidak dapat diharapkan sepenuhnya untuk mendukung kegiatan
belajar. Terdapat situasi dimana suatu dorongan eksternal diperlukan untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga guru harus mendorong dan
memelihara motivasi intrinsik sambil menyiapkan motivasi ekstrinsik dengan tepat
dalam melaksanakan pembelajaran. Jika dikaitkan dengan kegiatan belajar TIK,
maka motivasi belajar dimaksudkan sebagai dorongan baik eksternal maupun
internal yang memacu siswa untuk mempelajari TIK demi memperoleh hasil yang
memuaskan. Jadi motivasi belajar TIK mencangkup dorongan yang berasal dari
dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa yang menyebabkan
adanya perubahan perilaku siswa untuk berinteraksi dan berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran TIK di kelas. Siswa yang termotivasi untuk belajar hanya
dapat diduga dari prilaku yang ditunjukkannya.
5. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar, yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c)
sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang
20
telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori belajar,
yakni: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) startegi kognitif, (d)
sikap, dan (e) keterampilan motoris.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan hasil belajar banyak menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Aspek pertama, kedua dan ketiga termasuk kognitif tingkat rendah,
sedangkan aspek keempat, kelima dan keenam termasuk kognitif tingkat tinggi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah
psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: (a) gerakan refleks, (b)
keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau
ketetapan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan
interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan pengajaran.
5.1 Penilaian Hasil Belajar
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik,
sedang, kurang, diperlukan adanya ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang
sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria. Dari pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah adanya objek atau program
yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara apa
yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai. Perbandingan bisa bersifat
mutlak, bisa pula bersifat relatif.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa
objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar
21
dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan kemampuan dan tingkah
laku yang diinginkan dikuasai siswa (kompetensi) menjadi unsur penting sebagai
dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses pebelajaran adalah upaya memberi
nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
5.2 Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada
diri siswa. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana
perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya. Dengan
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan
perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Misalnya
dengan melakukan perubahan dalam strategi mengajar, memberikan bimbingan
dan bantuan belajar kepada siswa. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak
hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan tingkah laku
siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses
pembelajaran.
Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan proses pebelajaran dalam
mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan
proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai
siswa merupakan akibat dari proses pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman
belajarnya). Sejalan dengan pengertian diatas maka penilaian berfungsi sebagai
berikut:
a. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan pembelajaran. Dengan
fungsi ini maka penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan
pembelajaran sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaran.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar
siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru dan media pembelajaran.
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan
belajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk
nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
6. Kerangka Berpikir
22
Pada proses pembelajaran yang efektif, yang aktif dalam proses pembelajaran
adalah siswa, guru merupakan fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran.
Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran akan mengkonstruksi pengetahuan yang
dimiliki nantinya, yang akan berdampak pada hasil belajar siswa.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mata pelajaran TIK
Ketut Nusantari S.Pd, hasil belajar pada mata pelajaran TIK Semester I Tahun
Pelajaran 2010/2011 siswa kelas kelas VIII di SMP Negeri 1 Sawan tergolong masih
rendah, rata-rata masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Seperti
yang sudah dipaparkan sebelumnya, rendahnya hasil belajar bidang studi TIK di
kelas VIII SMP Negeri 1 Sawan pada umumnya, hal itu disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu masih kurangnya rasa percaya diri siswa, masih kurangnya minat siswa
terhadap bidang studi TIK dan kurangnya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Berbagai teknik dan metode dilakukan oleh guru TIK untuk mengatasi
masalah tersebut, misalnya guru akan memberikan nilai bonus bagi setiap siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran, memberikan quis atau latihan-latihan soal, namun
hal itu belum menunjukkan perubahan yang berarti untuk meningkatkan motivasi,
percaya diri dan hasil belajar belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawan.
Dari beberapa permasalahan tersebut, agar tidak berdampak negatif terhadap
proses pembelajaran TIK selanjutnya, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan di
dalam proses pembelajaran yaitu dengan memilih dan menerapkan model
pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan masalah tersebut. Sebagai salah satu
alternatif untuk mengatasi masalah tersebut, adalah penggunaan model pembelajaran
ARIAS. Langkah awal penggunaan model pembelajaran ARIAS adalah menekankan
pada penanaman rasa percaya diri siswa dan menumbuhkan minat siswa sebelum
siswa siap untuk melakukan proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran
TIK sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Sawan tahun pelajaran 2010/2011.
H. HIPOTESIS
Berdasarkan kaitan antara masalah yang dirumuskan dengan teori yang
dikemukakan maka dapat disusun suatu hipotesis awal adalah:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model pembelajaran
ARIAS terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawan.
23
2. Terdapat motivasi belajar siswa yang tinggi atau lebih dalam penggunaan model
pembelajaran ARIAS.
3. Terdapat respon yang positif atau lebih dari siswa dalam penggunaan model
pembelajaran ARIAS.
I. METODE PENELITIAN
1. DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen.
Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen semu (quasi eksperiment) mengingat tidak semua variabel (gejala
yang muncul) dan kondisi ekperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh model pembelajaran yang
digunakan terhadap hasil belajar dalam pembelajaran untuk siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Sawan.
2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sawan yang berada di
Desa Sawan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng dengan waktu
pelaksanaan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2010/2011.
3. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3.1 POPULASI
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawan tahun akademik
2010/2011. Distribusi populasi tersaji dalam tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3 Distribusi Populasi
(sumber: Guru dan Tata Usaha SMP Negeri 1 Sawan)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Kelas
VIII A1
VIII A2
VIII B1
VIII B2
VIII C1
VIII C2
VIII D1
VIII D2
Jumlah Siswa
33
32
39
39
39
37
37
37
3.2 SAMPEL
Dalam penelitian sampel merupakan bagian dari populasi, yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Pada penelitian ini teknik
24
yang
mendapat
perlakuan
sebagai
kelas
eksperimen
yang
Nama Kelas
VIII B2
VIII A2
Jumlah
Jumlah Siswa
39
32
71
4. RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan quasi eksperimen
dengan
rancangan
Postest-Only
Control
Grup.
Dalam rancangan
ini
O1
KK:
O2
a. Prosedur penelitian
Setiap penelitian harus ada tahap-tahap penelitian yang akan
dilaksanakan untuk dapat mengungkapkan secara tuntas terkait permasalahan
yang diajukan. Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Tahapan Penelitian Model Pembelajaran ARIAS
No
1
Tahapan
Orientasi
Uraian Kegiatan
1. Peneliti menentukan sekolah yang
akan dijadikan tempat penelitian.
2. Peneliti
melakukan
penjajagan
penelitian..
3. Peneliti menetapkan kelas yang akan
dijadikan
populasi
penelitian.
peneliti
menentukan
Selanjutnya
mengadakan
sosialisasi
Observasi awal
peneliti
akan
mengadakan
belajar
Merancang perangkat
pembelajaran dan
pembelajaran
instrumen penelitian
model
seperti
pembelajaran
RPP dengan
ARIAS
dan
tentang
instrumen
penelitian
Revisi instrumen
penelitian
Memberikan perlakuan
kelas,
ARIAS
model
(Assurance,
test
akhir
Mengadakan Quesioner
perlakuan.
1. Peneliti
mengadakan
Quesioner
terkait
pembelajaran
10
penerapan
ARIAS
menggunakan angket.
1. Peneliti menganalisis
model
dengan
data
hasil
penelitian.
2. Peneliti menguji hipotesis yang telah
11
Pembuatan laporan
dirumuskan sebelumnya.
1. Penyusunan laporan.
2. Ujian.
28
29
ARIAS
sedangkan
kelas
kontrol
menggunakan
model
suatu
penelitian
sering
digunakan
metode
angket
30
item
angket.
Jadi
dalam
implementasinya
siswa
31
penting dalam suatu penelitian, dan dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah tes hasil belajar siswa.
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes
pilihan ganda atau tes obyektif untuk postest. Peneliti menyusun tes ini
dengan jumlah butir soal sebanyak 40 butir soal, masing-masing soal terdiri
dari lima buah pilihan jawaban (a,b,c,d dan e) dengan skor 1 untuk jawaban
yang bernilai benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
Peneliti memilih tes pilihan ganda dalam melakukan evaluasi dalam
penelitian ini karena peneliti memiliki bebrapa alasan yaitu :
1. Tes pilihan ganda dapat menggunakan jumlah butir soal yang relatif
banyak, mencakup hampir seluruh materi dan memudahkan
responden dalam penyelesaiannya.
2. Dalam pemberian skor, peneliti dapat melakukannya dengan objektif.
3. Memudahkan peneliti untuk melakukan analisis butir soal
4. Mengurangi kemungkinan responden untuk menebak jawaban,
karena pilihan jawaban tes pilihan ganda lebih dari dua pilihan.
Dalam penyusunan tes hasil belajar yang akan digunakan untuk bahan
evaluasi, ada beberapa langkah atau tahapan. Tahapan tersebut adalah
sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
Tes hasil belajar yang dikembangkan berdasarkan jenjang taksonomi
Bloom pada ranah kognitif adalah sebagai berikut.
a.
perangkat lunak
pengolah angka
Jumlah Item
Analisis (C4)
Aplikasi (C3)
(C2)Pemahaman
17.14 %
31.43 %
% Item Soal
21.43 %
Indikator
(KD)
30%
Kompetensi Dasar
(C1)Pengetahuan
14
2. Formatting
20%
3. Drawing
c.Menjodohkan menu dan
ikon sesuai dengan
fungsinya
2.3.Menggunakan
menu a.
Menggunaka
n sub menu pada menu
dan ikon pokok pada
bar
perangka
lunak b.
Menggunaka
n menu dan ikon-ikon
pengolah angka
pada Toolbar :
22,85 %
1. Standard
16
2. Formatting
3. Drawing
34
a.
Membuat dokumen
baru
Mengatur width
column dan high row
c.
Meletakkan data
a pada worksheet yang
1
1
0
1
1
2
0
0
21
15
22
12
40
b.
dikehendaki
b Pada folder
yang
dikehendaki
d.
Mengatur tampilan
Border
e.
Mengedit column
dan row
f.
g.
h.
i.
j.
Menyisipkan objek
Mengatur format
Angka
Menggunakan
rumus dan fungsi
Mengatur Halaman
Mencetak
dokumen
70
Tabel 1.6 di atas, merupakan kisi-kisi untuk tes hasil belajar untuk
ranah kognitif yang menggunakan tes pilihan ganda. Total item tes hasil
belajar untuk ranah kognitif sebanyak 70 item dengan persebaran merata
pada tiap kompetensi dasar.
Tes praktek (ranah psikomotor) yang akan diberikan berupa contoh
kasus yang terkait dengan indikator pembelajaran yang telah diterapkan. Tes
ketrampilan psikomotor terdiri dari 12 unjuk kerja. Tes hasil belajar yang
dikembangkan
berdasarkan
jenjang
taksonomi
Bloom
pada
ranah
35
INDIKATOR
DASAR
1. Menggunakan
KETERAMPILAN
TOTAL UJI
P1
8,3
%
P2
83,3
%
P3
8,3
%
KETERAMPILAN
3. Drawing
a. Membuat
dokumen baru
b.
a.
Menggu
nakan sub menu
menu dan ikon
pada menu bar
pokok
pada b.
Menggu
nakan menu dan
perangkat
lunak
ikon-ikon pada
pengolah angka
Toolbar
1. Standard
2. Formatting
2. Membuat
dokumen pengolah
angka sederhana
c.
Mengatur
width column dan
high row
10
Meletakan
data
1. Pada worksheet
36
yang
dikehendaki
2. Pada
folder
yang
dikehendaki
d.
Mengatur
tampilan Border
e.
Mengedit
column dan row
f.
Menyisipkan
objek
g.
Mengatur
format Angka
h.
Menggunaka
n rumus dan fungsi
i.
Mengatur
Halaman
0
j.
Mencetak
dokumen
Total Uji Keterampilan Ranah psiokomotor
15
Sumber Data
Metode
Siswa dari kelas Tes
Instrumen
Waktu
Tes
hasil sesudah
belajar
eksperimen dan
belajar
siswa
kontrol
(postest)
proses
psikomotor
(tes
ganda
Sifat Data
Skor Rasio
(postest)
pilihan
dan
keterampilan
)
37
Motivasi
Angket
Sesudah
Skor
siswa
Eksperimen
Motivasi
proses
interval
Respon
Belajar siswa
Angket
pembelajaran
Sesudah
Skor
siswa
eksperimen
respon siswa
proses
interval
pembelajaran
5.3 Uji Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian sebelum instrumen penelitian digunakan,
peneliti harus melakukan pengujian terhadap instrumen tersebut. Dalam
penelitian ini instrumen penelitian untuk ranah kognitif diuji apakah sudah
layak untuk digunakan dalam tes hasil belajar. Suatu instrumen penelitian
bisa dikatakan sebagai sebuah instrumen yang baik, berkualitas dan sesuai
jika instrumen tersebut telah memenuhi kriteria reliabilitas, validitas,
kualitas item.
5.3.1
Uji Validitas
Hal pertama dan paling penting yang harus dimiliki suatu
instrumen adalah validitas. Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas
paling banyak diukur dengan menyelidiki bagaimana skor tes itu
berhubungan dengan beberapa kriterium, yaitu beberapa perilaku,
prestasi pribadi, atau karakteristik-karakteristik yang menunjukkan
ciri-ciri yang ingin di ukur dari tes tersebut.
a. Validitas isi
Gay (1987) menyatakan bahwa validitas isi (content validity)
adalah derajat pengukuran yang mencerminkan domain isi yang
diharapkan. Validitas
isi penting
untuk
tes
hasil
belajar
38
Validitas isi suatu tes hasil belajar tidak terlalu penting untuk
dikuantifikasi.
Validitas
isi
cukup
diestimasi
berdasarkan
pertimbangan ahli isi. Sebagai ahli isi dapat ditunjuk seorang guru
pada bidang studi yang sama yang memiliki kualifikasi dan
pengalaman kerja yang cukup. Pertimbangan ahli tersebut dianggap
cukup representatif sebagai dasar untuk memutuskan bahwa tes
yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas isi. Di
samping pemeriksaan oleh ahli isi, tes juga perlu diuji
keterbacaannya ditinjau dari pemakai (siswa). Prosedur ini
dilakukan
melalui
uji
kelompok
kecil
dan
kelas
yang
sesungguhnya.
b. Validitas isi tes hasil belajar TIK siswa
Dalam suatu penelitian, sebuah item dikatakan valid apabila
mempunyai dukungan yang benar terhadap skor total, atau dengan
kata lain, sebuah item mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Kesejajaran antara validitas item dengan skor total dapat diartikan
sebagai korelasi. Sehingga untuk mengetahui validitas item
digunakan rumus korelasi (Arikunto, 2002). Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Office
Excel. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan rpbis
hitung dengan rpbis tabel dalam taraf signifikansi 5 %. Rumus yang
digunakan untuk menguji validitas butir soal adalah koefisien
korelasi biserial yang dirumuskan sebagai berikut.
pbis=
M pM t
St
p
q
..(i)
Keterangan :
pbis
= koefisien korelasi poin biserial
Mp
Mt
St
P
Kriteria butir soal dalam katagori valid jika r pbs hitung > rpbs tabel
pada taraf signifikan 5%.
5.3.2
Uji Reliabilitas
Analisis butir tes standar tidak dapat ditentukan hanya oleh IKB,
IDB, dan untuk tes pilihan ganda oleh keefektifan pengecoh, tetapi
juga harus ditambah oleh analisis konsistensi internal baik konsistensi
internal butir maupun konsistensi internal tes (reliabilitas tes).
Gay (1987) menyatakan konsistensi internal butir adalah derajat
konsistensi pengukuran yang ditampilkan oleh butir terhadap apa yang
ingin diukur. Jadi konsistensi butir berkenaan dengan tingkatan atau
derajat yang menunjukkan seberapa jauh butir dapat mengukur secara
konsisten apa yang seharusnya diukur.
Wiersma (1991) menyatakan konsistensi internal tes atau reliabilitas
tes berarti konsistensi dari tes dalam mengukur apa yang seharusnya
diukur. Pengukuran konsisten berarti akan memberikan hasil yang
sama untuk subjek yang sama pada waktu yang berbeda. Koefesien
reliabilitas tes dapat bernilai antara 0,00-1,00. Gay (1987) menyatakan
reliabilitas tes adalah derajat pada mana suatu tes dapat mengukur
secara konsistens apa yang seharusnya diukur.
Konsistensi internal tes atau reliabilitas internal tes dapat
ditentukan dengan beberapa metode diantaranya metode belah dua,
metode Kuder-Rechadson 20 (K-R
20
r xy =
n
pq
1
n1
S x2
...
(ii)
Keterangan
40
0,20
Kategori
Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20
<
1
R1
<
0,40
0,40
<
1
R1
<
0,60
<
1
R1
<
0,80
<
1
R1
<
1,00
0,60
0,80
1
5.3.3
B
JS
.....(iii)
Keterangan
P = indeks kesukaran butir
B = jumlah responden yang menjawab benar
Js = jumlah responden seluruhnya
Klasifikasi indeks kesukaran butir yang umum digunakan adalah
seperti pada tabel 1.10 berikut.
41
=
<
<
<
=
0,00
0,30
0,70
1,00
1,00
Kategori
Terlalu sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu mudah
sebagai
akibat
konstruksinya
ambigu
atau
Rentangan IKB
DB
0,00
< DB
0,20
< DB
0,40
< DB
0,70
< DB
<
<
<
<
<
0,00
0,20
0,40
0,70
1,00
Kategori
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
RKA R KB
1
T
2
..
(iv)
Keterangan
IDB = indeks daya beda butir
5.3.5
R KA
R KB
6. ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif. Data tersebut diolah menggunakan analisis statistik dan analisis
non statistik. Data kuantitatif akan dianalisis dengan analisis statistik
deskriptif untuk mendeskripsikan data hasil belajar siswa.
Analisis statistik digunakan untuk men-genaralisasi hasil penelitian
yang meliputi estimasi (perkiraan), uji prasyarat berupa uji normalitas dan
uji homogenitas, serta uji hipotesis. Dalam menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan uji t. Analisis data ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
6.1 Deskripsi Data
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya
hasil belajar TIK. Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara
pengolahan data yang dilakukan dengan cara menyusun secara sistematis
dalam bentuk angka-angka atau presentase, mengenai suatu objek yang
diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Analisis deskriptif dilakukan
terhadap nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi, varian, skor
maksimum, skor minimum, dan jangkauan. Untuk menentukan tinggi
rendahnya kualitas variabel-variabel tersebut dikonversikan dengan
menggunakan kriteria rata-rata (mean) ideal dan standar deviasi (SD) ideal
masing-masing variabel tersebut pada Tabel 1.12.
Tabel 1.12 Kriteria Uji Mean Ideal dan Standar Deviasi Ideal
Nurkancana dan sunartana (1992)
Variabel standar deviasi
Mi + 2 Sdi s.d Mi + 3,0 Sdi
Mi + 1 Sdi s.d Mi + 2 Sdi
Mi - 1 Sdi s.d Mi + 1 Sdi
Mi - 2 Sdi s.d Mi - 1 Sdi
Mi - 3 Sdi s.d Mi - 2 Sdi
Kriteria
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Keterangan:
1
Mi = Rata-rata ideal dihitung dengan rumus: 2 (S.MaXI + S.Min)
1
Sdi = Standar deviasi ideal dihitung dengan rumus: 6 (S.MaXI + S. Min)
44
( fofe )2
x =
fe
2
........................................................................(v)
Keterangan:
XI2 : Chi-Square
f0
fe
6.2.2
Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F
dengan rumus pada persamaan 1.6 (Sudjana, 2002).
Hipotesis yang akan diujikan adalah :
Ho
Ha
Fhit =
s1
2
s2
..................................................................................(vi)
Keterangan:
45
2 1
pengujian
F n1 1, n2 1
dengan
dengan
menggunakan
rumus
signifikan
dalam
X1 X 2
s12 s2 2
n1 n2
...............................................................................(vii)
46
X1 X 2
2
(n1 1) s1 (n 2 1) s 2
n1 n 2 2
1
1
n1 n 2 (viii)
Keterangan :
X1
n2
s12
s22
2
1
22
2
2
2. Bila n1 n2, varian homogen 1 2 , dapat digunakan
2
2
3. Bila n1 = n2, varian tidak homogen 1 2 , dapat digunakan
Polled Varian.
2
2
4. Bila n1 n2, varian tidak homogen 1 2 , untuk ini
belajar siswa M , mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI).
Mean Ideal (MI )
1
= 2 (skor maksimum + skor minimum).
1
= 6 (skor maksimum + skor minimum).
i 1
..(ix)
Keterangan :
48
M
i 1
Rata-rata skor motivasi belajar siswa yang diperoleh dicocokkan dengan kriteria
penggolongan berikut.
Tabel 1.13 Kriteria Penggolongan Motivasi Belajar Siswa
(Ratumanan dalam Ari Septiana 2010)
Kriteria
M MI 1,5.SDI
Kategori
Sangat tinggi
MI 0,5.SDI M MI 1,5.SDI
Tinggi
MI 0,5.SDI M MI 0,5.SDI
Cukup
MI 1,5.SDI M MI 0,5.SDI
Rendah
M MI 1,5.SDI
Sangat Rendah
8. RESPON SISWA
Respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran ARIAS
dikumpulkan dengan menggunakan angket tanggapan siswa. Angket yang
digunakan adalah skala Likert dengan 5 pilihan, yaitu
a. Sangat Setuju (SS)
b. Setuju (S)
c. Kurang setuju (KS)
d. Tidak Setuju (TS)
e. Sangat Tidak Setuju (STS)
Sedangkan untuk acuan respon negatif dilakukan dengan pemberian skor
terbalik dengan item positif.
Tabel 1.14 Kriteria Pemberian Skor Respon Siswa
Analisis Jawaban
SS
S
KS
TS
Nilai Item
Positif (+)
Negatif (-)
5
1
4
2
3
3
2
4
49
STS
Untuk mencari skor rata-rata atau mean ( X ) dapat dilakukan dengan membagi
jumlah semua skor (XI) dengan jumlah siswa (N) (Masidjo, 1995).
X
X=
...........................................................................................(xi)
Keterangan :
X
= Skor rata rata respon siswa
X
N
Untuk mencari mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut.
1
MI = 2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
1
SDI= 6 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
Respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran ARIAS yang
diterapkan dapat diketahui berdasarkan tabel di bawah ini.
Tabel 1.15 Kategori Respon Siswa
Masidjo (1992)
Rentangan Skor
MI + 1,5 SDI X
MI + 0,5 SDI X MI + 1,5 SDI
MI - 0,5 SDI X MI + 0,5 SDI
MI - 1,5 SDI X MI - 0,5 SDI
X MI - 1,5 SDI
No
Kegiatan
Januari 2011
1 2 3 4
Kategori
Sangat Positif
Positif
Cukup Positif
Kurang Positif
Sangat Kurang
Februari 2011
1 2 3 4
Maret 2011
1 2
3 4
1
50
April 2011
2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
RPP
Ujian proposal
Uji coba instrumen penelitian
Analisis butir soal
Mengimplementasikan Model
8
9
10
Pembelajaran
Analisis data dan pengujian hipotesis
Pembuatan laporan
Ujian Skripsi
53
51
DAFTAR PUSTAKA
pada
52
Yuni, Ni Wayan. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Tik Siswa Kelas Xi Bahasa1 Sma Negeri 3 Singaraja Tahun
Ajaran 2009/2010. Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, UNDIKSHA Singaraja.
53