Anda di halaman 1dari 26

PROVINSI SULAWESI SELATAN

1. Suku Bangsa
Provinsi Sulawesi Selatan dihuni oleh beberapa suku diantaranya;
a. Suku Makassar
Suku Makassar adalah nama Melayu untuk sebuah etnis yang mendiami pesisir
selatan pulau Sulawesi. Lidah Makassar menyebutnya Mangkassara' berarti
Mereka yang Bersifat Terbuka.
Wilayah Suku Makassar
Suku Makassar mendiami beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan di antaranya
Gowa, Makassar, Takalar Jeneponto, Bantaeng, Selayar, Maros dan Pangkep.
b. Suku Bugis
Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku suku Deutero-Melayu, atau
Melayu muda. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari
daratan Asia tepatnya Yunan.
Wilayah Suku Bugis
Suku Bugis di Sulawesi Selatan mendiami beberapa Kabupaten yaitu : Kab.
Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Sidenreng-Rappang, Powelai-Mamasa, Luwu,
Pare-pare, Barru, Pangkajene, dan Maros.
c. Suku Mandar
Manusia Mandar adalah salah satu suku yang menetap di Pulau Sulawesi bagian
barat. Suku ini menetap di wilayah Kabupaten Polewali, Mandar dan Majene.
Wilayah Suku Mandar
Suku Mandar berada di provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju,
Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Utara. Di samping di wilayah-wilayah inti
suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan,
dan Kalimantan Timur.
d. Suku Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi
Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan sekitar
500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja
Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen,
sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal

sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini


sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.
Wilayah Suku Toraja
Suku Toraja mendiami Kabupaten Tanah Toraja, Sulawesi Selatan.
2. Bahasa Daerah
Bahasa daerah yang digunakan adalah;
a. Bahasa Makassar
Bahasa Makasar, juga disebut sebagai bahasa Makassar atau Mangkasara' adalah
bahasa
yang
dituturkan
oleh suku
Makassar,
penduduk Sulawesi
Selatan, Indonesia. Bahasa ini mempunyai abjadnya sendiri, yang disebut Lontara,
namun sekarang banyak juga ditulis dengan menggunakan huruf Latin.
Huruf Lontara berasal dari huruf Brahmi kuno dari India. Seperti banyak turunan
dari huruf ini, masing-masing konsonan mengandung huruf hidup "a" yang tidak
ditandai. Huruf-huruf hidup lainnya diberikan tanda baca di atas, di bawah, atau di
sebelah kiri atau kanan dari setiap konsonan.
b. Bahasa Bugis
Bahasa Bugis adalah bahasa yang digunakan etnik Bugis di Sulawesi Selatan.
Masyarakat Bugis memiliki penulisan tradisional memakai aksara Lontara. Pada
dasarnya, suku kaum ini kebanyakannya beragama Islam Dari segi aspek budaya,
suku kaum Bugis menggunakan dialek sendiri dikenali sebagai Bahasa Ugi dan
mempunyai tulisan huruf Bugis yang dipanggil aksara Bugis. Aksara ini telah
wujud sejak abad ke-12 lagi sewaktu melebarnya pengaruh Hindu di Kepulauan
Indonesia.
c. Bahasa Mandar
Bahasa Mandar sebetulnya tidaklah jauh berbeda dengan Suku Bugis-Makassar.
Bahasa Mandar memiliki huruf lontarak yg sama. Hanya saja, bahasa Mandar tdk
memiliki sebutan aE ().
d. Bahasa Suku Toraja
Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa'dan Toraja
sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat, akan tetapi bahasa Toraja
pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja.

3. Budaya dan adat istiadat


Salah satu kebiasaan yang cukup dikenal di Sulawesi Selatan adalah Mappalili.
Mappalili (Bugis) atau Appalili (Makassar) berasal dari kata palili yang memiliki makna
untuk menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau menghancurkannya.
Mappalili atau Appalili adalah ritual turun-temurun yang dipegang oleh masyarakat Sulawesi
Selatan, masyarakat dari Kabupaten Pangkep terutama Mappalili adalah bagian dari budaya
yang sudah diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu. Mappalili adalah tanda untuk mulai
menanam padi. Tujuannya adalah untuk daerah kosong yang akan ditanam, disalipuri (Bugis)
atau dilebbu (Makassar) atau disimpan dari gangguan yang biasanya mengurangi produksi.
3.1.

Rumah Adat Suku Makassar

Balla lompoa adalah rumah adat Makassar. Rumah dalam bahasa Makassar
disebut Balla, berbentuk rumah panggung dengan kayu sebagai penyangganya.

Balla, rumah adat Makassar


3.2.

Rumah Adat Suku Bugis

Umumnya rumah orang Bugis berbentuk rumah panggung dari kayu berbentuk segi
empat panjang dengan tiang-tiang yang tinggi memikul lantai dan atap. Konstruksi rumah
dibuat secara lepas-pasang sehingga bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Rumah adat suku Bugis dapat di bedakan berdasarkan status sosial orang yang
menempatinya, Rumah Saoraja (Sallasa) berarti rumah besar yang di tempati oleh keturunan
raja (kaum bangsawan) dan bola adalah rumah yang di tempati oleh rakyat biasa.

Rumah adat orang bugis


3.3.

Rumah Adat Suku Mandar

Rumah adat suku Mandar disebut Boyang. Dikenal adanya dua jenis boyang, yaitu :
boyang adaq dan boyang beasa.
Boyang adaq ditempati oleh keturunan bangsawan, sedangkan boyang beasa
ditempati oleh orang biasa. Pada boyang adaq diberi penanda sebagai simbolik identitas
tertentu sesuai tingkat status sosial penghuninya. Simbolik tersebut, misalnya tumbaq layar
yang bersusun antara 3 sampai 7 susun, semakin banyak susunannya semakin tinggi derajat
kebangsawanan seseorang. Sedangkan pada boyang beasa, tumbag layar nya tidak
bersusun. Simbolik lain dapat dilihat pada struktur tangga. Pada boyang adaq, tangganya
terdiri atas dua susun, susunan pertama yang terdiri atas tiga anak tangga, sedangkan susunan
kedua terdiri atas sembilan atau sebelas anak tangga. Kedua susunan anak tangga tersebut
diantarai oleh pararang. sedangkan boyang beasa, tangga tidak bersusun.

Boyang, Rumah Adat Suku Mandar


3.4.

Rumah Adat Suku Toraja

Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan
dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata "tongkonan" berasal dari
bahasa Toraja tongkon ("duduk").

Tongkonan, rumah adat orang Toraja

3.5.

Pakaian adat dan senjata tradisional

3.5.1. Pakaian Adat dan Senjata Tradisional Suku Makassar


Pakaian Adat Makassar adalah Implementasi dari perpaduan dari nilai Siri Sileo
Pangngali (Harga diri dan Kehormatan) yang melahirkan nilai Sipakatau (Saling Menghargai)
dalam realitas empiris masyarakat etnis Makassar. banyak simbol-simbol makna yang
melengkupinya dan pada umumnya diperkaya oleh assesoris aksesoris yang juga sarat akan
makna.
Busana adat Makassar Khusus untuk pria :
1. Songko Nibiring (Jas tutu,Barocci,Lipa Garrusu/Lipa Sab'be,Sele dan Sulepe/Tali
Bannang).
2. Songko Niura/Songko Kebo (Baju Balladada, Tope, Sele dan Sulepe).
3. Passapu (Patinra/Patonro dan Putara) Putara terdiri dari tiga ragam Padompe, Bereng
Bereng, dan Paerang dipakai oleh Pasolle, anrong Guru Pakarena. Orang yg memakai
passapu disebut Pa Passapu perangkatnya Baju Kapa-Kapa, Lipa Sab'be, Barocci dan
Sulepe.

Pakaian adat bagi Wanita Makassar :


1.
2.

Baju Bodo bahannya dari Sutra atau Katun, warna tradisi merah, kamummu ungu,
Hijau dan Hitam,Merah Jambu yang kemudian dalam perkem bangangnnya
menjadi berbagai Warna.
Pelengkap yang menyertainya Lipa Sab'be, Simboleng Pele/Patinra,
Bangkara/Subang, Jima Jima,Pinang Goyang/Bunga Sibollo dan Sulepe.
6

3.

Baju Labbu dari bahan sutera atau satin. Bila Baju Bodo bagai tak berlengan maka
Baju Labbu berlengan panjang warnanya sama saja dengan warna baju bodo, tapi
dalam memakai Baju Labbu ini warnanya harus disesuaikan dengan warna baju
penganten.

Baju bodo
Senjata tradisional suku Makassar.
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh
masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan
panjang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan
bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun, berbeda dari keris, badik tidak
pernah memiliki ganja (penyangga bilah).

Badik Makassar
7

3.5.2. Pakaian Adat dan Senjata Tradisional Suku Bugis


Adapun pakaian adat untuk pria disebut baju balla dada, atau baju yang berbentuk jas yang
tertutup, yang pada umumnya menggunakan warna merah, biru, dan warna hitam.
Bawahannya kain sarung songket yang disebut rope. Terdapat juga keris yang disebut
tataroppeng dan hiasan kepala bernama sigara.

Pakaian adat pria suku bugis


Pakaian adat wanita bugis adalah baju bodo, sama seperti suku Makassar.
Baju Bodo sudah dikenal pada pertengahan abad IX (pen), hal ini diperkuat dari sejarah kain
Muslin, kain yang digunakan sebagai bahan dasar baju bodo itu sendiri. Kain Muslin adalah
lembaran kain hasil tenunan dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun. Memiliki
rongga dan kerapatan benang yang renggang menjadikan kain Muslin sangat cocok untuk
daerah tropis dan daerah beriklim kering.
Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku
lengan. Walaupun potongan baju bodo mirip dengan baju kurung, tapi tentu saja berbeda.
Baju bodo bisa dikatakan minim jahitan. Baju ini hanya menyatukan bagian kiri dan bagian
kanan baju. Pada bagian leher tidak terdapat kerah baju seperti baju kurung.
Menurut adat Bugis, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan Bugis
menunjukkan usia atau martabat pemakainya.
Warna
Jingga

Arti
dipakai oleh anak perempuan berumur 10 tahun
8

Jingga dan merah


Merah
Putih
Hijau
Ungu

dipakai oleh gadis berumur 10-14 tahun


dipakai oleh perempuan berumur 17-25 tahun
dipakai oleh para pembantu dan dukun
dipakai oleh perempuan bangsawan
dipakai oleh para janda

Baju Bodo
Lipa Sabe
Lipa sabe adalah pakaian adat suku Bugis lainnya. Lipa sabe adalah sarung sutra yang
biasa digunakan sebagai bawahan baju bodo. Motif lipa sabe kotak-kotak dengan warnawarni cerah.
Pemakai kedua pakaian adat suku Bugis ini biasanya akan memadupadankan warna yang
sesuai antara baju bodo dan lipa sabe. Memakainya pun sangat mudah.
Senjata Tradisional Suku Bugis
Senjata tradisional suku bugis adalah badik.

Badik Bugis
3.5.3. Pakaian Adat dan Senjata Tradisional Suku Mandar
Setiap pakaian adat suku Mandar tidak
lepas dari lipa saqbe (Sarung sutra khas
Mandar). Disamping adalah foto contoh
pakaian adat suku Mandar dengan
menggunakan sarung khas mandar yaitu
lipa saqbe (nama lipa saqbe yang
digunakan adalah Sure' Padzadza).
Lipa Saqbe Mandar (Sarung Sutra
Mandar) sepintas memiliki persamaan
dengan kain sutra daerah lain, tapi di
setiap jenis dan nama Lipa Saqbe Mandar
memiliki ciri khas khusus yakni dari segi
corak (sure' ataupun bunga) dan cara
pembuatannya, yang membuatnya terkenal
ke daerah sekitarnya (bugis dan
makassar).
Posisi coraknya itu tidak sembarangan, karena penciptaan motif (sure' ataupun bunga)
punya peruntukan masing-masing berdasarkan standar ekonomi, sosial budaya,
agama, dan juga strata sosial seseorang.
Pakaian adat pria Mandar lebih sederhana karena hanya terdiri dari baju jas tutup
terbuat dari bahan sutera bercorak bebas dengan warna hitam atau warna cerah.
Paduannya kain sarung tenun Mandar atau seringkali ada yang memakai celana
panjang kemuidian ditutup dengan sarung hingga sebatas lutut. Untuk penututp
kepala, pria Mandar menggunakan kopiah atau lazim disebut songkok tobone dengan
warna yang serasi antara baju bagian atas dengan jas atau sarungnya.

10

Pakaian adat wanita Mandar


Senjata tradisional suku Mandar
Senjata tradisional suku mandar adalah Jambia, sejenis badik. Bentuknya agak
melebar pada bagian tengah bilah (seqde pinggang samping). Ujungnya runcing.
Ada dua n dua jenis jambia yaitu jambia baine(prempuan) dan jambia muane (jambia
laki-laki). Dibandingkan dengan badik dari daerah lain di Sulawesi selatan, ciri
jambia bisa dilihat apakah mempunyai cipiq dan bisaq. Cipiq adalah tanda pada
jambia yang terbelah dua ujungnya, dan bisaq adalah tanda membelah dua bagian
tondong (tengkuk) maksudnya punggung badik, dan tembus dari atas hingga ke
bawah bawah.

11

Jambia, senjata tradisional khas Mandar


3.5.4. Pakaian Adat dan Senjata Tradisional Suku Toraja

Pakaian adat pria Toraja dikenal dengan Seppa Tallung Buku, berupa celana yang
panjangnya sampai di lutut. Pakaian ini masih dilengkapi dengan asesoris lain, seperti
kandaure, lipa', gayang dan sebagainya.
12

Baju adat Toraja disebut Baju Pokko' untuk wanita. Baju Pokko' berupa baju dengan
lengan yang pendek. Warna kuning, merah, dan putih adalah warna yang paling sering
mendominasi pakaian adat Toraja.

Baju Pokko
Baju adat Kandore yaitu baju adat Toraja yang berhiaskan Manik-manik yang menjadi
penghias dada, gelang, ikat kepala dan ikat pinggang.

Baju Kandore
13

3.6.

Lagu daerah dan alat music

3.6.1. Lagu dan Alat Musik Tradisional Suku Makassar


Beberapa lagu daerah yang menggunakan bahasa Makassar adalah, diantaranya;
a. Anging Mamiri
b. Pakarena
c. Tulolona Sulawesi
Contoh lirik lagu Suku Makassar:
Anging Mammiri
Anging mammiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusarroa takka luppa
Eaule .. na mangurangi
Tutenayya, tutenayya parisina
Battumi anging mammiri
Anging ngerang dinging-dinging
Nama lantang sari buku
Eaule .. na mangurangi
Malolorang, malolorang jene mata
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Wahai angin yang bertiup semilir, aku menitip pesan
Sampaikanlah hingga ke jendela rumahnya
Pada dia yang sering melupakan
Duhai .. Hingga dia dapat teringat
Si dia yang tak memiliki simpati
Datanglah wahai angin yang bertiup semilir
Angin yang membawa rasa dingin
Yang menusuk hingga ke sumsum tulang
Duhai .. Agar dia teringat
Bercucuranlah, bercucuranlah air mata
Tulolonna Sulawesi
Malabirik memang tongi
Tulolonna sulawesi
Makbaju bodo ... makbaju bodo
Mangngingking lipak sakbena
Baju bodo kasak eja
Lipak sakbe curak lakbak
Bunga ninguba ... bunga niguba
Takdongkok risimbolenna
Angkak-angkana bangkenna
Soe-soena limanna
14

(2x)
Kingking lipakna ... kingking lipakna
Sakge kanangi nicinik
Malakbirik memang tongi
Tulolonna sulawesi
Mabajik ampe ... mabajik ampe alusuk ri pangngadakkang
Terjemahan dalam bahasa Indonesia;
Gadis Sulawesi
Gadis sulawesi memang anggun
Berbaju bodo berjalan sambil memegang,
Ujung sarung sutranya
Baju bodo dari sutra merah
Sarung sutra bercorak lebar
Gubahan kembang tersunting di sanggulnya
Langkah-langkahnya, ayunan tangannya
Caranya memegang sarung. Sungguh indah
Dipandang mata
Gadis Sulawesi sungguh anggun
Sopan santun, serta halus tindak taduknya
Alat musik tradisional Makassar
Beberapa alat musik tradisional suku Makassar diantaranya;
a.
Kesok-Kesok, instrumen gesek berdawai dua. Alat penggeseknya terbuat
dari bulu kuda. Cara menggeseknya ialah dengan menegakkan kesokkesok tersebut, lalu digesek.

Kesok-kesok, alat musik yang digunakan oleh pasinlirik.


b.

Kecapi merupakan salah satu alat musik petik yang mungkin cara
memainkannya sedikit sulit untuk dipelajari dibanding dengan alat
musik lainnya di atas. Kecapi biasanya digunakan untuk memperkaya
15

suara-suara yang dihasilkan dalam musik-musik tradisional. Kecapi


memiliki beberapa senar yang dimainkan dan dipet.

Kecapi Makassar
c.

d.

Tunrung Pakkanjara, merupakan perpaduan irama beberapa bunyi


nyanyian klasik (karawitan) terdiri dari gendang, pui-pui dan gong.
Irama gendang ini ditabuh sedemikian rupa hingga menimbulkan bunyi
yang menggebu-gebu diiringi tiupan pui-pui (seruling khas Gowa) yang
melengking memekakkan telinga dan bunyi gong, semuanya akkanjakanjara bersatu dalam ritme yang disebut pakkanjara.

Pemain Tunrung Pakkanjara


Batti.
Musik yang mempergunakan alat sejenis gambus. Biasanya
dipertunjukkan pada pesta perkawinan, sunatan atau acara-acara lain
yang merupakan pesta kegembiraan. Jenis musik ini berasal dari daerah
Selayar.

16

Pabatti-batti (pemain batti) menggunakan alat musik sejenis rebana dan


gambus
e.

Gandrang Gendang
Gandrang Gendang adalah alat musik pukul. Kalau dipukul pakai tangan
disebut tumbuk; kalau dipukul pakai tongkat (babala) disebut tunrung.
Rangkanya terbuat dari kayu campaga yang dikuatkan dengan ikatan
rotan; karena sumber daya rotan sudah berkurang, fungsinya digantikan
oleh tali plastik (tasi). Alasan pemakaian kayu campaga karena bunyi
yang dihasilkannya bagus; kayu campaga juga tahan dari lapuk karena
rayap. Bagian yang dipukul terbuat dari kulit kambing jantan. Alasan
pemakaian kulit kambing jantan adalah karena tipis sehingga
menghasilkan bunyi yang lebih besar dan nyaring.Kini, Gandrang
Gendang masih sering mengalun di acara-acara pernikahan dan ritual
adat.

Pemain ganrang bulo


17

Selain itu juga ada Ganrang, Gong, Pui-pui,Ganrang Bulo, Kacaping, Kere-kere
Gallang, Katto-katto, Sikunru, Basing-basing, Genggong, Tendong-tendong,
Kancing, Baccing.
3.6.2. Lagu dan Alat Musik Tradisional Suku Bugis
Salah satu lagu tradisional orang bugis yang popular adalah sebagai berikut:
Indo logo
Dua bulu' samanna mat tettongeng, Indo' Logo
Dua bulu' samanna mat tettongeng, Indo' Logo
Kegasi samanna rionroi, ala rionroi
Palla bu' sengereng
Palla bu' sengereng Sengeremmu samanna pada bulu', Indo' Logo
Sengeremmu samanna pada bulu', Indo' Logo
Adammu samanna silappae, ala silappae
Buttungeng manenggi
Butungeng manenggi
Terjemahan dalam bahasa Indonesia
Dua gunung bagaikan berdampingan, Bunda Logo (2x)
Yang manakah lagi yang kita tempati
Untuk melabuhkan kenangan indah (2x)
Kenanganmu bagaikan setinggi gunung, Bunda Logo (2x)
Tutur sapamu walau hanya sepatah
Meruntuhkan segalanya (2x)
Tanah Ogi Wanuakku (Tanah bugis Kampung Halamanku)
Karya: Anci Larici
Djauzi Saleh
Engkana' rimabelae
Rilipu' wanua laeng
Deceng Muaro Usappa
Uwelai wanuakku
...
Tanah Ogi Wanuakku
Wanua talessurekku
Indo' ambo malebbi'ku
Uwa'bokori ulao
Pura janci rialeku
Sikerru'ri atikku
Iapa urewe' mattana ogi
18

Uruntu'pi usappae
Indo' Ambo Malebbikku
Aja' tapettu rennuang
Marillau ripuangnge
Natepu winasakku
Terjemahan ke bahasa indonesia
Kini aku berada jauh
Berada di kampung orang lain
Hal baguslah yang kucari
Kutinggalkan kampung halamanku
Tanah bugis kampung halamanku
Tanah kelahiranku
Ayah Ibuku yang mulia
Aku pergi menjauh darimu
Aku sudah berjanji pada diriku
Janji terikat di hatiku
Suatu saat aku akan kembali ke tanah bugis
Setelah kudapatkan apa yang aku cari
Ayah Ibu yang kumuliakan
Aku mohon, rindu kita tidak terputus
Aku berdoa pada Tuhan
Semoga impianku tercapai
Alat Musik Tradisional Suku Bugis
Beberapa alat musik tradisional dari suku Bugis adalah :
a. Kacapi (kecapi) Salah satu alat musik petik tradisional Sulawesi Selatan
khususnya suku Bugis, Bugis Makassar dan Bugis Mandar. Menurut
sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut, sehingga
bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua dawai,diambil karena
penemuannya dari tali layar perahu.
b. Sinrili, Alat musik yang mernyerupai biola tetapi biola dimainkan dengan
membaringkan di pundak sedangkan Singrili di mainkan dalam keadaan
pemain duduk dan alat diletakkan tegak di depan pemainnya.

Alat musik sinrili


c. Gendang Musik , perkusi yang mempunyai dua bentuk dasar yakni bulat
panjang dan bundar seperti rebana.
19

d. Suling-Suling bambu/buluh, terdiri dari tiga jenis, yaitu: Suling panjang


(suling lampe), memiliki 5 lubang nada. Suling jenis ini telah punah, suling
calabai (Suling ponco),sering dipadukan dengan piola (biola) kecapidan
dimainkan bersama penyanyidan suling dupa samping (musik bambu),
musik bambu masih terpelihara di daerah Kecamatan Lembang. Biasanya
digunakan pada acara karnaval (baris berbaris) atau acara penjemputan
tamu.
3.6.3. Lagu dan Alat Musik Tradisional Suku Mandar
Lagu Tengga-tanggang lopi adalah lagu klasik Mandar yang sangat terkenal.
Lagu tengga-tenggang lopi merupakan lagu yang sering digunakan untuk
mewakili Suku Mandar.
Lirik Lagu :Tenggang Tenggang Lopi
Tenggang-tenggang lopi
Lopinna i anak kodra
Anak kodra di panjaja
Di panjaja, uluanna
Uluanna lepa-lepa
Lepa-lepa lambang liwang
Lambang liwang di lallute
Mapparotton tinjana.
Polea, polea liwang
natoana ma dromai
tedrong lotong tammettandu
apa mokadra maande.
Polea, polea liwang
natoana ma dromai
tedrong lotong tammettandu
apa mokadra maande.
Alat Musik Tradisional Suku Mandar
Alat musik tradisional suku Mandar yang dikenal diantaranya adalah Kacaping
(kecapi), gendang dan talindo.

20

Marayama, seorang maestro kacaping Mandar yang masih tersisa atau pewaris
pakkacaping terakhir wanita Mandar, sedang memegang alat musiknya.

Alat musik talindo


3.6.4. Lagu dan Alat Musik Tradisional Suku Toraja
Beberapa lagu khas Toraja adalah;
a. Siulu
b. Lembang Sura
c. Marendeng Marampa
d. Siulu Umba Muola
e. Passukaranku
f. Katuoan Malabi
g. Susi Angin Mamiri
h. Kelalambunmi Allo
i. Tontong Kukilalai
21

Salah satu contoh lirik lagu khas Toraja:


Marendeng Marampa
Marendeng marampa' kadadianku
Aman tentram kelahiranku
Dio padang digente' Toraya Lebukan Sulawesi
Di tanah yang disebut Toraja di Pulau Sulawesi
Mellombok membuntu mentanetena
Dari lembah, pebukitan hingga gunungnya
Nakabu' uma sia pa'lak na sakkai Salu Sa'dan
Terhampar sawah dan kebun yang sejuk dialiri Sungai Sa'dan
Kami Sang Torayan
Kami seluruh orang Toraja
Umba umba padang ki olai
Di manapun tanah yang kami tuju
Maparri' masussa ki rampoi
Susah dan derita kami hadapi
Tang ki pomabanda penaa
Takkan menyurutkan semangat kami
Ya mo passanan tengko ki
Karena sudah menjadi beban hidup kami
Umpasundun rongko'ki
Untuk meraih kesempurnaan hidup kami
Musik Tradisional Toraja
a. Passuling
Ini merupakan seruling tradisional Toraja, yang juga dikenal dengan nama Suling
Lembang. Seruling dimainkan oleh kelompok laki-laki untuk mengiringi
PaMarakka atau lagu duka yang dinyanyikan oleh para wanita. Mereka
membawakan seni tradisional ini untuk menyambut tamu, yang hadir untuk
menyampaikan rasa duka mereka kepada keluarga yang sedang berduka.

22

Pasuling
b. Papelle/Pabarrung
Sebuah alat musik yang terlihat seperti terompet, terbuat dari jerami yang dirakit
dengan daun kelapa. Biasanya dimainkan selama upacara pengucapan syukur
setelah menyelesaikan pembangunan rumah Tongkonan.

Papelle/Pabarrung
c. Papompang/Pabas
Papompang merupakan sebuah orkestra bambu yang dimainkan oleh murid
yunior selama upacara nasional, seperti Hari Kemerdekaan, ulang tahun kota, dan
festival nasional. Para murid memainkan lagu-lagu kontemporer, lagu daerah, dan
lagu gereja.

23

Anak-anak Toraja memainkan Papompang


d. Patulali
Sebuah alat musik bambu berukuran kecil yang dimainkan dengan cara ditiup
untuk menghasilkan suara yang indah.

Wanita Toraja meniup Patulali


e. Pagesogeso
Sebuah alat musik yang terbuat dari kayu dan batok kelapa dengan senar.

24

Alat musik p agesogeso


3.7.
Tarian daerah
3.7.1. Tarian Tradisional Makassar
a. Tari Gandrang Bulo

Tari Gandrang bulo ini dimainkan oleh beberapa laki-laki. tarian ini biasanya
dimainkan dalam kegiatan-kegiatan rakyat Makassar. Tak ada gerakan baku dalam
tarian ini. yang pasti para penari akan berputar-putar melakonkan beberapa gerakan
jenaka demi mengundang Tawa Penonton Seperti Melakonkan Gerakan seperti kera,
Gerakan Pincang (Keppang dalam bahasa Makassar). dan lain-lain.
b. Tari Pakarena
Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Makassar yang diiringi oleh 2 (dua)
kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik).

25

3.7.2. Tarian Tradisional Bugis


a. Tari pelangi; tarian pabbakkanna lajina atau biasa disebut tari meminta hujan.
b. Tari Paduppa Bosara; tarian yang mengambarkan bahwa orang Bugis jika
kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda
kesyukuran dan kehormatan
c. Tari Pattennung; tarian adat yang menggambarkan perempuan-perempuan yang
sedang menenun benang menjadi kain. Melambangkan kesabaran danketekunan
perempuan-perempuan Bugis.
d. Tari Pajoge dan Tari Anak Masari; tarian ini dilakukan oleh calabai(waria),
namun jenis tarian ini sulit sekali ditemukan bahkan dikategorikan telah punah.
Jenis tarian yang lain adalah tari Pangayo, tari Passassa ,tari Pagalung, dan Tari Pabbatte
(biasanya di gelar padasaat Pesta Panen)

3.7.3. Tarian Tradisional Mandar


Tari tradisional suku Mandar yang cukup dikenal adalah tarian patuddu.

Tari Patuddu
3.7.4. Tarian Tradisional Toraja
Tari Pagellu
Tarian ini biasanya dibawakan oleh remaja (biasanya gadis), selama perayaan ucapan syukur,
seperti pernikahan, panen, dan untuk menyambut tamu-tamu pada upacara formal. Para gadis
menggunakan aksesoris yang terbuat dari emas dan perak dan terdapat dua atau empat remaja
laki-laki yang memainkan genderang untuk mengiringi tarian.
Bone Balla or Ondo Samalele
Para wanita dan remaja perempuan dari sebuah keluarga besar, yang baru saja menyelesaikan
pembangunan Tongkonan mereka, menyajikan tarian ini untuk menunjukan rasa syukur
mereka. Tarian ini diiringi oleh lagu yang disebut Passengo, sebuah musik untuk memuji
Tuhan. Pada bagian akhir tarian, semua anggota keluarga ikut ambil bagian dalam tarian.
26

Anda mungkin juga menyukai