0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
1K tayangan3 halaman
Gejala pasien seperti tidak sadar, keringat dingin, nadi cepat, napas terengah-engah, agitasi dan konfusi disebabkan oleh hipoperfusi jaringan akibat penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tidak mampu menyediakan oksigen yang cukup ke jaringan. Hal ini menyebabkan hipoksia jaringan yang menggeser metabolisme energi sel dari aerob menjadi anaerob, menghasilkan asam
Gejala pasien seperti tidak sadar, keringat dingin, nadi cepat, napas terengah-engah, agitasi dan konfusi disebabkan oleh hipoperfusi jaringan akibat penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tidak mampu menyediakan oksigen yang cukup ke jaringan. Hal ini menyebabkan hipoksia jaringan yang menggeser metabolisme energi sel dari aerob menjadi anaerob, menghasilkan asam
Gejala pasien seperti tidak sadar, keringat dingin, nadi cepat, napas terengah-engah, agitasi dan konfusi disebabkan oleh hipoperfusi jaringan akibat penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tidak mampu menyediakan oksigen yang cukup ke jaringan. Hal ini menyebabkan hipoksia jaringan yang menggeser metabolisme energi sel dari aerob menjadi anaerob, menghasilkan asam
Mengapa pasien tidak sadar, keringat dingin, nadi cepat, gasping, agitasi, dan konfusi? Kondisi tidak sadar pasien Kondisi tidak sadar pasien dikarenakan
kurangnya perfusi oksigen ke otak.
Kurannya perfusi oksigen bisa dikarenakan gagalnya jantung dalam
memompa darah,
ataupun kurangnya volume darah sehingga oksigen tidak bisa tersalurkan
ke otak. Saat ada seseorang yang pingsan kita bisa harus memperhatikan bebrapa hal yang kemungkinan beberapa hal ini dapat membantu etiologi pingsan seperti : (bisa ditanyakan ke pihak keluarga) a. Sebelum pasien pingsan apakah pasien muntah? Diare? Dehidrasi ? b. Sebelum pasien pingsan apakah pasien dalam keadaan sedang emosi yang meningkat? c. Sebelum pasien pingsan apakah pasien meminum obat? Obat apa? Dosis? d. Berapa lama pasien sudah pingsan ? e. Riwayat Penyakit Dahulu : seperti gagal jantung, infark miokard, stroke f. Riwayat Penyakit Keluarga : Diabetes melitus, tumor Keringat dingin pada pasien Keringat dingin pada pasien
dikarenakan respon kompensasi dari dalam tubuh
Dimana saat tekanan darah turun saraf simpatis akan terespon
lalu mengeluarkan katekolamin dan menyebabkan vasokontriksi
Vasokontriksi yang terjadi pada pembuluh darah perifer
akan
menyebabkan aliran darah perifer berkurang
sehingga tidak tersalurkannya panas tubuh karena cairan adalah
penghantar panas
Sehingga permukaan kulit akan dingin dan pucat.
(Rilantono, I Lily. 2013)
Gejala dan tanda pada pasien tersebut timbul karena adanya hipoperfusi jaringan yang disebabkan penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga tidak mampu menyediakan kebutuhan oksigen ke jaringan. Hal tersebut menyebabkan hipoksia jaringan yang menggeser metabolisme aerob menjadi anaerob, yang menghasilkan asam laktat. Penimbunan asam laktat di jaringan menyebabkan kemunduran fungsi lisosom dan mitokondria sebagai organ transport dan respirasi intraseluler. Kemunduran fungsi organel tersebut menyebabkan berkurangnya produksi ATP untuk keberlangsungan hidup jaringan. Akibatnya, terjadi kerusakan sel atau jaringan hingga multisistem organ yang bersifat progresif. Diantara sistem organ yang mengalami kerusakan itu antara lain: a. Penurunan kesadaran oleh karena berkurangnya suplai oksigen ke otak. Bagian otak yang berperan dalam fungsi kesadaran yaitu korteks sensorik primer yang menerima semua masukan impuls saraf.Keringat dingin disebabkan oleh vasokonstriksi perifer untuk memenuhi suplai oksigen dan nutrien melalui darah ke jaringan dalam fungsinya menyediakan tenaga atau energi (ATP) dengan reaksi metabolisme. b. Keringat dingin dan suhu tubuh yang menurun juga disebabkan berkurangnya hasil sampingan metabolisme, yaitu panas yang dialirkan melalui darah. c. Napas yang terengah-engah (gasping) disebabkan oleh mekanisme homeostasis dalam rangka pemenuhan oksigen yang dihirup dari atmosfer. Selain itu, hal ini juga disebabkan cepatnya aliran darah yang memasuki kapiler paru sehingga proses difusi berjalan cepat dan tidak memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. d. Nadi teraba cepat berkaitan dengan fungsi arteri itu sendiri, yaitu saluran transit tercepat dari jantungg menuju ke jaringan, dan sebagai reservoar (penampung) tekanan. Terkait fungsinya sebagai reservoar menyebabkan darah tetap mengalir ke jaringan perifer melalui arrteriol (arteri dengan diamter terkecil yang memiliki tahan perifer terbesar) meskipun saat jantung berelaksasi (fase diastol). e. Konfusi yang disebabkan perfusi oksigen ke otak berkurang, khususnya yang berfungsi untuk berfikir, yaitu hemisfer mayor sinistra.
f. Agitasi disebabkan gangguan koordinasi motorik pada girus precentralis
(area motorik primer) yang menyebabkan aktivitas motorik berlebihan, seperti cemas, dan gelisah. g. Rusaknya miokard, karena kurangnya suplai oksigen sehingga terjadi iskemik miokard. h. Iskemia saluran cerna, terutama usus besar. i. Anuria atau oligouria karena menurunnya perfusi ke ginjal sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan air sebagai mekanisme pemenuhan kebutuhan volume darah yang menurun akibat menurunnya curah jantung atau disfungsi nefron di ginjal itu sendiri. j. Gangguan fungsi hati karena berkurangnya venous return. (Price, Sylvia. 2005).