Anda di halaman 1dari 4

Laporan Kasus

Hemangioma Kavernosa Telinga Kanan


Ainul Mardhiah
Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara

Abstrak: Hemangioma adalah suatu tumor jinak pembuluh darah yang sering ditemukan di kepala dan leher.
Hemangioma tidak hanya ditemukan di kulit tetapi juga di mukosa. Tumor ini merupakan kelainan congenital
pada manusia yang berasal dari masenkim oleh difrensiasi dan proliferasi pembuluh darah. Pengobatan yang
terbaik untuk tumor ini adalah operasi.
Dilaporkan satu kasus seorang laki-laki 35 tahun dengan hemangioma pada telinga kanan di bagian THT FK
USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang telah dilakukan operasi. Sebelumnya, pasien ini didiagnosa dengan
jaringan granulasi pada telinga kanan, tetapi sewaktu operasi ditemukan bleeding yang sangat deras dengan
massa yang keras. Dari hasil pemeriksaan histopatologi ditemukan suatu hemangioma.
Kata kunci: jaringan granulasi, histopatologi, hemangioma.

Abstract: Hemangioma is a benigna vascular tumor that most common find in the head and neck. Hemangioma is
not only found in the skin but also in mucosa. This tumor is congenital anomaly in human that growth from
mesenkim by blood vessel differetiation and proliferation. The best treatment for this tumor is operation.
It is reported from a case of 35 years old man with Hemangioma on the right ear at ENT Department of Medical
Faculty University of Sumatera Utara that treat by operation. Previously, he was diagnosed with granulation
tissue on the right ear, but during operation, it was found a very serious bleeding and also hard mass. From
Histopathological assesment of the mass the result is hemangioma.
Key words: granulation tissue, histopathology, hemangioma.

Pendahuluan
Hemangioma adalah tumor jinak pembuluh
darah yang dapat terjadi di segala organ tubuh.
Paling sering terjadi di daerah kepala dan leher
pada waktu lahir, bayi dan masa kanakkanak.1,2
Tumor ini bersifat kongenital yang merupakan
perkembangan dari sisa mesenkim yang melalui
diferensiasi dan proliferasi endotel pembuluh
darah.1,3,4
Hemangioma secara histopatologi dibagi
atas 2 jenis yaitu hemangioma kapiler dan
hemangioma kavernosa.2,5 Ada juga beberapa
literatur lain yang membagi hemangioma atas 3
jenis yaitu hemangioma kapiler, hemangioma
kavernosa dan hemangioma campuran.6,7
Diagnosis hemangioma ditegakkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan radiologi.
Diagnosis
pasti
melalui
pemeriksaan
histopatologi. 1,4,8
Penatalaksanaan dari hemangioma yaitu
secara medikamentosa dan operatif.1,3,7
Kami laporkan satu kasus hemangioma
dari telinga tengah pada seorang lakilaki, 35
tahun yang di diagnosis sebelumnya suatu
jaringan granulasi.
Histologi
Pembuluh darah biasanya terdiri atas
lapisan-lapisan sebagai berikut :
208

1. Tunika Intima (Tunika Interna):


Terdiri atas selapis sel endotel yang
membatasi permukaan dalam pembuluh
darah. Di bawah endotel adalah lapisan
subendotel, terdiri atas jaringan penyambung
yang halus yang kadang-kadang mengandung
sel otot polos.
2. Tunika Media:
Terdiri dari sel-sel otot polos yang tersusun
melingkar. Diantara sel-sel otot polos
terdapat
sejumlah
kolagen,
elastin,
proteoglikan. Sel-sel otot polos, tempat utama
aktifitas metabolik vaskuler adalah sumber
sel dari matriks ekstra sel ini. Tunika media
dan tunika intima dipisahkan oleh suatu
membran elastika interna. Membran ini
terdiri atas elastin, biasanya berlubang-lubang
yang terdapat dalam membran dan memberi
makan pada sel-sel yang terletak jauh
didalam dinding pembuluh darah.

3. Tunika Adventitia :
Terdiri atas jaringan penyambung dengan
serabut-serabut elastin. Lapisan adventitia ini
lambat laun bergabung dengan jaringan

Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No. 2 Juni 2005

Ainul Mardhiah

Kanan

penyambung yang meliputi organ dimana

pembuluh darah berjalan.9,10,11,12

Patologi
Banyak teori yang dikemukaan tentang
terjadinya hemangioma. Teori mutakhir yang
diterima bahwa hemangioma merupakan
perkembangan dari sisa mesenkim yang melalui
deferensiasi dan proliferasi menjadi pembuluh
darah.1,3,4
1. Hemangioma Kapiler
Tumor ini terdiri atas kapiler-kapiler baru
yang berisi darah dan membentuk suatu
anyaman (Network). Sel-sel endotelnya
membengkak. Tumor ini hanya mengenai
satu segmen dari pembuluh darah. Dari
segmen tersebut sel-sel endotel tumbuh
keluar, membentuk kapiler-kapiler baru yang
merupakan suatu anyaman. Selsel endotel
dari
kapiler-kapiler
tersebut
sering
berproliferasi, sehingga lumennya tertutup.
Pada fase involusi tampak penyempitan dan
oklusi lumen kapiler, yang kemudian diikuti
involusi kapiler dan terjadi peningkatan
stroma jaringan ikat.
2. Hemangioma Kavernosa
Tumor ini terdiri atas ruang-ruang sinusoid
yang dibatasi oleh sel endotel dan berisi
darah. Tampak lumen pembuluh darah yang
lebar dan berdinding tipis, bentuknya
ireguler, serta dikelilingi oleh jaringan fibrosa
yang tebal. Biasanya merupakan tonjolan
yang timbul dari permukaan, berwarna merah
kebiru-biruan lesi kavernosa ini kadangkadang bersifat permanen, terutama jika lesi
terjadi tidak pada waktu lahir, jika terjadi
pada saat lahir maka cenderung untuk
involusi secara spontan.5
Kekerapan
Hemangioma adalah tumor jinak pembuluh
darah yang umumnya didapatkan pada bayi,

Hemangioma Kavernosa Telinga

dimana 1 dari 100 kelahiran anak kulit putih


lebih dari setengah kasus ini didapatkan pada
daerah kepala dan leher.13
Tumor ini sangat jarang ditemukan, kirakira hanya 11,5% dari semua tumor
pembuluh darah.
Sebelum tahun 1980 kasus hemangioma
di tulang temporal diperkirakan sangat jarang.
Rata-rata umur pasien 38,8 tahun. Distribusi
sama antara laki-laki dan perempuan.
Meskipun kebanyakan pasien berumur 2555
tahun, hemangioma tulang temporal pernah
dilaporkan pada anakanak berumur 13 bulan.14
Dibagian THT FK USU RSUP. H. Adam
Malik Medan dilaporkan 1 kasus hemangioma
daun telinga dan 1 kasus hemangioma di telinga
tengah (kasus yang dilaporkan ini).
Etiologi
Etiologi pasti belum diketahui. Malformasi
pembuluh darahnya diduga berasal dari sisa-sisa
mesodermal jaringan yang tidak berhasil
membentuk hubungan normal dengan sistem
pembuluh darah. 6
Di beberapa literatur lain dikatakan
proliferasi hemangioma memiliki level yang
tinggi dari basic fibroblast growth factors (fgf), proliferating cell nuclear antigen, tipe IV
collagenase, vascular endothelial growth
factors, urikinase dan yang terbaru termasuk
insulin growth factor 2. Involusi hemangioma
ditandai
munculnya
tissue
inhibitor
metalloproteinase, trombospondin, angiostantin, endostatin, interferon-, dan menurunnya
tingkat faktor-faftor proliferatisi hemangioma.3,15
Gejala Klinis
Hemangioma di telinga tengah mempu-nyai
gejala:
1. Gangguan pendengaran
2. Tinnitus
3. Pendarahan
4. Nyeri
5. Paralise nervus fasialis 8,16
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, radiologi berupa
computer tomografi dan angiografi, dan
diagnosis
pasti
melalui
pemeriksaan
histopatologi.1,4,8
Pengobatan
Secara umum hemangioma dapat sembuh
tanpa pengobatan, terutama hemangioma yang
terjadi pada saat lahir, oleh karena adanya

Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No. 2 Juni 2005

209

Laporan Kasus

involusi spontan yang terjadi pada masa balita.


Pengobatan yang lebih agresif harus dilakukan
jika tidak terjadi involusi dan kemungkinan
yang ekspansif, ulseratif atau terjadi gangguan
fungsionil sehingga pengobatan menjadi lebih
sulit.1,7
Beberapa cara pengobatan yang dilakukan
antara lain pembedahan yang didahului dengan
ligasi, radiasi, penyuntikan bahan sklerosing,
steroid
dan
superselektif
embolisasi.1,3,7
Pengobatan
yang
optimal
adalah
4,17,18
pembedahan.
Prognosis
Prognosis umumnya baik apabila terjadi
involusi spontan.1
Kasus
Seorang penderita laki-laki, 35 tahun
datang ke poliklinik THT RSUP H. Adam Malik
Medan pada tanggal 14 Januari 2004 dengan
keluhan utama ada daging tumbuh di liang
telinga kanan. Hal ini sudah dialami penderita
sejak lebih kurang 5 tahun yang lalu, mulanya
hanya kecil, lama kelamaan semakin membesar
menutupi lubang telinga. Telinga kadangkadang berdarah apabila dikorek. Dibelakang
daun telinga kanan dijumpai lubang yang pernah
keluar nanah. Riwayat telinga berair diderita
sejak 7 tahun yang lalu, hilang timbul. Telinga
sering berdengung. Sakit kepala juga sering
dikeluhkannya. Tidak dijumpai mulut mencong,
ataupun hoyong. Pada pemeriksaan audiogram
didapat tuli campur berat. Sewaktu dilakukan
operasi dengan teknik modified radical
mastoidectomy dijumpai massa yang sangat liat
dengan perdarahan yang sangat deras (mancur).
Massa diangkat sebersih mungkin. Massa berada
di kavum timpani dan juga di mastoid.
Diskusi
Pada kasus ini pasien datang dengan
keluhan ada daging tumbuh di liang telinga
kanan dan ada riwayat keluar cairan dari telinga
kanan sejak 7 tahun yang lalu. Dari hasil
anamnesis, pemeriksaan THT rutin serta
pemeriksaan penunjang, maka ditegakkan
diagnosis kerja dengan Otitis Media Supuratif
Kronis kanan dengan mastoiditis kanan serta
fistula retroaurikular kanan dan granulasi liang
telinga kanan.
Durante operasi pada waktu pengangkatan
jaringan granulasi di dapati jaringan sangat liat
serta perdarahan sangat deras (mancur) dan pada
waktu itu diduga suatu hemangioma. Kemudian
massa yang diambil dikirimkan ke PA dimana
210

hasil pemeriksaan pertama hanya menyatakan


suatu proses radang kronik non spesifik dengan
pembentukan jaringan granulasi. Karena
jaringan sangat liat dan perdarahannya seperti
air mancur maka diminta komfirmasi ulang
untuk hasil PA-nya. Ternyata hasil PA adalah
suatu hemangioma cavernosus.
Hemangioma adalah tumor jinak pembuluh
darah yang umumnya didapatkan pada bayi.
Tumor ini sangat jarang ditemukan, kira kira
hanya 1-1,5% dari semua tumor pembuluh
darah. Pada tulang temporal kebanyakan
ditemukan di ganglion genikulatum atau di liang
telinga dalam (internal auditory canal). Pada
kasus ini ditemukan di kavum timpani dan
kavum mastoid.
Daftar Pustaka
1. Noviati SR, Roesin. A. Hemangioma
Kavernosa Hidung dan Sinus Paranasal.
Dalam Kumpulan Naskah Konas XII
Perhati, Semarang, 28 30 Oktober 1999,
hal 1141- 45.
2. Maves M.D. Hemangioma. In: Bailey
BJ,Ed.
Otolaryngology
Head
and
Neck Surgery. Vol.II.2nd ed.Philadelphia:
Lippincot-Raven,1998.p. 1817-9,2817-32.
3. Lee KJ. Hemangiomas. In: Essential
Otolaryngology Head and Neck Surgery.8th
ed. New York.Mc Graw Hill, 2003.p 657-9
4. Lustig LR. Middle Ear, Benign Tumor.
Avaible
from
URL:
http://www.
emedice.com/ent/topic 698. htm.
5. Tjarta. A. Tumor Pembuluh Darah. Dalam:
Patologi Umum, FK UI, Jakarta,1983. hal
104Ellis H. Tumor Dari Dermis Dan Tumor
Pembuluh Darah. Dalam :Lecture Notes On
General Surgery, 7th Ed, 1989, p. 336 - 37.
6. Buditjahjono S. Hemangioma. Dalam: Ilmu
Penyakit Kulit, ed. 2, 2000. hal 206-9.
7. Mochtar H. Hemangioma. Dalam : Ilmu
Penyakit Kulit Dan Kelamin, FK UI,
Jakarta,1999. hal 224-6
8. Fierek O. Large Intraosseous Hemangioma
of The Temporal Bone In A Child. The
Annals of Otology, Rhinology &
Laryngology; May 2004; 113,5; ProQuest
Medical Library.p. 394-8
9. Austin DF. Anatomi dan Embriologi,
Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala dan Leher, Ballenger JJ, ed. 13, jilid
2, 1997, hal. 101-18.

Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No. 2 Juni 2005

Ainul Mardhiah

Kanan

10. Maran AGD. Anatomy and Physiology. In:


Logan Turners Diseases of the Nose,
Throat, and Ear. 10th ed.Singapore: PG
Publising Pte Ltd,1990.p 219-36.
11. Hollinshead WH. The Ear, Anatomy for
Surgeons.In The Head and Neck, vol.1.New
York: Ahoeber-Harper International edition,
1966, p. 166-199.
12. Luis CJ. Sistim Sirkulasi. Dalam: Histologi
Dasar, Edisi 3, EGC Penerbit Buku
Kedokteran, 1995.hal 243-7
13. Bluestone O. Pediatric Otolaryngology, 2th
Ed, 1990.p. 708-11
14. Burton L. Hemangioma of the Temporal
Bone in a Patient Presumed to Have
Menieres Syndrome. Avaible from url:
http://www.org/smj/97 July 16 htm.

Hemangioma Kavernosa Telinga

15. Edmonds JL. Hemangiomas & Vaskular


Malformations in Current Diagnosis &
Treatment. In : Otolaringology Head and
Neck Surgery. New York. McGraw. Hill
Companies 2004.p.197-8
16. Hemangioma of The Middle Ear. Available
from: http://www.ncbi.n/m.nih.90v/entrez/
guery Fcgi?cmd=Retrieve & db=pubmed &
list-vidz 3613779 & dopt = Abstracth
17. Piccirillo E. Management Of Temporal
Bone Hemangiomas. The Annals of
Otology, Rhinilogy & Laryngology; Jun
2004;113,6;
ProQuest
Medical
Library.p.431-7
18. Palacios E. Temporal Bone Hemangioma As
A Cause of Facial Paralysis. Ear, Nose &
Throat Journal; Feb 1999; 78,2; ProQuest
Medical Library. P.84

Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No. 2 Juni 2005

211

Anda mungkin juga menyukai