Shifting cultivation
Slash and burn cultivation
Slash and burn horticulture
Cut and burn cultivation
Land ratotation agriculture, long-term fallow agriculture
Swidden agriculture
Istilah perladangan
berpindah
Masole (Zaire)
Tavy (Malagasy)
Chitemene (Tanzania)
Roca (Brazil)
Taungya (Myanmar) Karen (Jepang, Korea)
Chena (Srilanka)
Hanumo (Philippina)
Tam-ray (Thailand)
Ray (Vietnam)
Ladang (Malaysia)
Huma (sunda)
Juma (sumatera)
Umai (Dayak Kanu)
Umah (Dayak Kenyah)
Karakteristik perladangan
berpindah
Sistem pertanian yang paling sederhana
Tahapan peradaban dari sistem berburu dan meramu
Bersifat mengumpulkan bahan pangan dari alam (food
ke tempat lain
Mereka tinggal permanen di suatu kampung atau desa
Lahan perladangan berpindah-pindah tempat di lokasi teritori
mereka.
Penguasaan lahan ladang berpindah dimulai dengan menebang
hutan primer, sisa tebangannya dikeringkan, kemudian dibakar,
dan ditanami padi gogo serta tanaman semusim lainnya.
Bekas lahan tersebut ditinggalkan (diberakan) selama 3-5 tahun
hingga mengalami suksesi hutan sekunder
Bekas lahan perladangan tersebut kemudian dikuasai dan dapat
diwariskan kepada keturunannya.
Keluarga lain yang ingin menguasai lahan tersebut harus minta
ijin kepada keluarga yang pertama menguasainya.
Pengelolaan ladang
1. Menetapkan lahan garapan
Keluarga membicarakan dengan kepala adat tentang rencana membuka lahan kebun
Dilakukan pada bulan Juli-Agustus
Baduy luar biasanya menyewa lahan, bagi hasil, atau upahan dari tetangga desanya
2. Menyiapkan lahan garapan
Satu keluarga dibolehkan membuka lahan 0,5-1,5 Ha
Melakukan upacara ritual
Menabang semak belukar
Menabang kayu dan memangkas ranting
Membakar sisa tebangan
3. Menanam padi
4. Masa pemeliharaan tanaman
Membersihkan rumpunt pertama
Memberishkan rumputkedua
5. Panen
6. Menyimpan hasil padi
7. Mengistirahatkan lahan bekas ladang