Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang Gizi seimbang pada remaja ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini penyusun memberikan sedikit gambaran tentang apa itu
gizi seimbang. Penyusun berharap dengan adanya makalah ini bisa menjadi salah
satu referensi bagi pembaca dalam menambah wawasan dalam ilmu keperawatan.
Selain itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen maupun temanteman yang turut banyak membantu memberikan sarannya dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari
itu kami mengharapkan kritikan dan saran bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan.
Demikian makalah ini kami buat untuk menyempurnakan nilai tugas.

Makassar,

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
A. Latar belakang .............................................................................................
B. Rumusan masalah .......................................................................................
C. Manfaat penulisan .......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.

Definisi .........................................................................................................
Karakteristik perilaku makan remaja ...........................................................
Faktor yang mempengaruhi gizi seimbang pada remaja ............................
Kebutuhan zat gizi untuk remaja .................................................................
Kebutuhan energi ........................................................................................
Kebutuhan protein .......................................................................................
Kebutuhan lemak dan karbohidrat ..............................................................
Kebutuhan vitamin dan mineral ...................................................................
Kebutuhan Fe atau zat besi ........................................................................
Pola makan remaja ......................................................................................
Penyakit yang muncul pada remaja akibat ketidakseimbangan gizi ........... .
Pendidikan gizi pada remaja .......................................................................

BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................


BAB IV PENUTUP ................................................................................................. .
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Remaja?
2. Bagaimana karakteristik makan pada remaja?
3. Alasan apa saja yang mendasari remaja?
4. Bagaimana karakteristik makan pada remaja?
5. Faktor apa saja yang memicu timbulnya masalah gizi pada remaja?
6. Bagaimana cara mengatasi masalah gizi pada remaja agar tidak terjadi?
C. Manfaat Penulisan Makalah
1. Bagi penulis
Membantu penulis mengetahui dan memahami secara mendalam tentang
kebutuhan gizi remaja.
2. Bagi Remaja
Membantu remaja untuk mengetahui betapa pentingnya pemenuhan gizi
dalam kehidupannya sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan.
WHO mengartikan ilmu gizi sebagai Ilmu yang mempelajari proses yang
terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan
pengolahan zat padat dan cair dari makanan (proses pencernaan, transport
dan ekskresi) yang di perlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan,
berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absopsi, tranportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan (Sibagariang, 2010).
Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan yang dikonsumsi remaja
yang mengandung zat sumber tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
serta beraneka ragam jenisnya (Marmi, 2013).
Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan yang beragam
dan gizi seimbang. Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis olahan pangan
dengan memperhatikan jumlah dan sesuai kebutuhan gizi pada usia tersebut
dimana sangat membutuhkan makanan yang sangat bergizi.
B. Karakteristik perilaku makan remaja
Ketidak tahuan akan gizi yang benar pada usia remaja ataupun sekolah,
menyebabkan remaja tersebut sering berperilaku konsumsi gizi yang salah.
berikut beberapa karakteristik perilaku konsumsi gizi yang salah pada remaja:
a. Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang
Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini biasanya hanya
gemar pada makanan seperti mie, padahal jelas mie goreng itu hanya
mengandung karbohidrat dan lemak saja. tidak ada sumber protein,
vitamin dan mineralnya.
b. Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi
Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang
khususnya sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari dimana
para remaja dan anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang sangat
padat di sekolah maupun kampus. Apabila anak-anak terbiasa sarapan
pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya
ingat sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak/ remaja tersebut
ke arah yang baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak
yang paling baik agar dapat berkonsentrasi disekolah.

Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena
semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit
berkonsentrasi di sekolah/di kampus.
c. Jajan tidak sehat di Sekolah/ di Kampus
Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan di sekolah.
hal ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena
aktivitas di sekolah yang tinggi. Biasanya para remaja sekolah ini
menyukai makanan yang tinggi kalori yang bersumber dari lemak dan
gula. padahal makanan tradisional sebetulnya kaya akan serat dan
kalorinya tidak terlalu tinggi.
d. Kurang Mengonsumsi Buah dan Sayur
Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila disuruh
mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan
sumber zat gizi vitamin, serat dan mineral. yang tentunya sangat baik
untuk kesehatan dan kecerdasan remaja/anak tersebut.
e. Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food
Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast food dan
junk food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di televisi
sehingga mereka beranggapan bahwa fast food dan junk food
menunjukkan status sosial yang tinggi dan mengandung gizi yang baik.
fast food tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila di konsumsi dalam
jumlah banyak, karena fast food dan junk food merupakan makanan tinggi
lemak dan kolesterol. Bahkan di negara asalnya yaitu amerika ataupun
Italia, makanan fast food dan Junk food ini di anggap sebagai makanan
Sampah. Maka dari itu, mulailah konsumsi makanan tradisional yang kaya
akan gizi tentunya.
f. Konsumsi Gula Berlebihan
Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan yang serba
manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. yang pada umumnya
mengguna pemanis yangtidak aman untuk tubuh.
g. Konsumsi Natrium Berlebihan
Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka membeli
jajanan yang mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan yang
rasanya asin. Kelebihan Natrium, menyebabkan kadar natrium dalam
darah meningkat. akibatnya, volume darah juga meningkat karaena
kelebihan

air

disebabkan

osmosis.

peningkatan

volume

menyebabkan tekanan darah naik sehingga terjadi hipertensi.

darah

h. Konsumsi Lemak Berlebihan


Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso, mie ayam dan soto
yang tinggi lemak ketimbang makan makanan yang di masak oleh orang
tuanya di rumah. sehingga tubuh remaja tersebut tinggi akan lemak dan
kolesterol.
i. Mengonsumsi Makanan Beresiko
Mengonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan, kafein dan
pengawet serta pewarna makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan
berdampak untuk masa depannya.

C. Faktor yang mempengaruhi gizi seimbang pada remaja


Menurut Marmi (2013) berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhannya zat gizi usia remaja seperti :
a. Penyakit dan kelainan bawaan sejak lahir (genetic)
b. Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alcohol, dan rokok, hubungan
seksual terlalu dini
c. Konsumsi makanan seperti tablet Fe atau makanan mengandung zat besi
d.
e.
f.
g.

(defisiensi Fe).
Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran
Kemampuan daya beli keluarga
Pengetahuan tentang gizi
Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan

h.
i.
j.
k.
l.

anak dalam pemberian makanan.


Pekerjaan atau aktifitas fisik
Lingkungan
Pengobatan
Depresi, stress dan kondisi mental
Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah

konsumsi makanan dan zat-zat gizi, yaitu :


m. Dimulainya masa mencari identitas diri, keinginan utnuk dapat diterima
oleh teman sebaya, dan mulai tertarik dengan lawan jenis menyebabkan
kita sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola
makan kita, misalnya karena takut gemuk kita sarapan dan makan siang
atau hanya makan sekali sehari.
n. Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori,protein,vitamin, dan
mineral) seperti makanan ringan yang saat ini banyak dijual di toko-toko.
Camilan tersebut dapat mengurangi selera makan. Sebaliknya, kalau mau
ngemil pilih jenis makanan ringan yang bergizi, seperti roti, kacang rebus,
dan buah-buahan.

o. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang juga komposisi
gizinya tidak seimbang, yaitu terlalu tinggi kandung kalorinya, efeknya kita
jadi mudah gemuk.
p. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih.

D. Kebutuhan zat gizi untuk remaja


Beberapa alasan yang mendasari masa remaja membutuhkan banyak zat gizi
adalah :
a. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat
b. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi
c. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia lain
nya
Penentuan kebutuhan gizi remaja secara umum didasarkan pada angka
kecukupan gizi yang dianjurkan diindonesia. Yaitu sebagai berikut:
1. Energi
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Kalium
7. Zat besi (Fe)
8. Seng (Zn)
E. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses
metabolisme tubuh. Energi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung
katifitas sehari-hari serta dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh.
a. Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas keckupan beberapa
zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur bayi sampai lansia.
Berdasarkan table AKG, remaja memiliki kebutuhan energi sebesar :
Umur
10-12 tahun
13-15 tahun
16-18 tahun

kkal
2050 kkal
2400 kkal
2600 kkal

b. Cara kedua : Menggunakan rumus berdasarkan berat badan


Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja ialah dengan
menggunakan rumus berikut :

1. Remaja putri
Umur
10-12 tahun
13-18 tahun

kkal
50-60 kkal/kg berat badan/hari
40-50 kkal/kg berat badan/hari

2. Remaja putra
Umur
10-12 tahun
13-18 tahun

kkal
55-60 kkal/kg berat badan/hari
45.55kkal/kg berat badan/hari

F. Kebutuhan protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang
berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan
dipergunakan sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/hari, 13-15 tahun sebesar 57
g/hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/hari. Sumber protein terdapat dalam
daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein
nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Protein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja, akan
tetapi juga sebagai cadangan energy jika asupan energi terbatas atau kurang
Kecukupan protein pada remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu
sebagai berikut:
a. Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Umur
10-12 tahun
13-15 tahun
16-18 tahun

gram
50 gr
60 gr
65 gr

b. Cara kedua : Menggunakan pedoman berikut


Umur
10-12 tahun
13-15 tahun
16-18 tahun

gr/hari
40 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)
60 gr/hari (putra) | 57 gr/hari (putri)
65 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)

G. Kebutuhan lemak dan karbohidrat


Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya.
Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang

sewaktu-waktu

diperlukan.

Departemen

Kesehatan

RI

menganjurkan

konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau
paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan
sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang
dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga
rendah.
Maka kebutuhan lemak dan karbohidrat sebagai berikut :
Kebutuhan lemak : (0.30 x 2050 kkal)/9 = 68.3 gr
Kebutuhan karbohidrat : (0.55 x 2050 kkal)/4 = 281.9 gr

H. Kebutuhan vitamin dan mineral


Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat.
Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun
niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam
metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D
diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel
dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan
E juga diperlukan.
Remaja membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup karena
sangat berhubungan dengan proses pertumbuhan remaja serta kondisi pubert
as yang dialami saat ini.
I. Kebutuhan Fe atau zat besi
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat
menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB).
Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan,
hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C,
karena akan lebih mudah terabsorsi.
J. Pola makan remaja

Pengalaman baru, kegembiraan disekolah maupun kampus,rasa takut


terlambat

sekolah,

mengakibatkan

anak

sering

menyimpang

dari

kebiasaanmakannya
a. Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.
b. Anak yang memiliki aktifitas tinggi diluar rumah canderung melupakan
waktu makan
c. Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt
Beberapa masalah yg berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada remaja
antara lain adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari bata normal atau
sebaliknya, memiliki IMT berlebih (obesitas), dan anemia serta berhungan
dengan gangguan perilaku berupa anoreksia nerosa dan bulminia.

Rumus:
IMT
BBI

Sumber: Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja & Permasalahannya. Hal 25

K. Penyakit yang muncul pada remaja akibat ketidakseimbangan gizi


Berikut ini beberapa masalah gizi yang biasa dijumpai pada remaja antara
lain :
1. Obesitas
Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di kalangan
remaja, obbesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena
dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan
gangguan psikologis yang serius ( Marmi,2013).
Wahlqviat dalam Badriah (2011) mengatakan bahwa

obesitas adalah

keadaan seseorang jika berat badannya lebih dari 30 standar BBI (Berat
Badan Ideal) atau juga keadaan jika seorang anak mempunyai berat
badan 120% lebih besar dari berat badan seharusnya pada usianya.
Obesitas biasanya disebabkan karena remaja tidak dapat mengontrol
makanannya, makan dalam jumlah yang berlebih sehingga berat
badannya melebihi ukuran normal. Pada beberapa kasus obesitas terjadi
karena binge eating disorder, yaitu suatu keadaan yang menyebabkan

sesorang makan dalam jumlah besar secara terus menerus dan cepat
tanpa terkontrol. Hal ini yang akhirnya akan menimbulkan terjadinya
depresi dan memicu obesitas.
Penyakit ini tejadi karena adanya ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih
dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi
dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak
2. Kurus
Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banayk ditemukan
pada remaja wanita. Karena ada motto bahwa kurus itu indah bagi
remaja wanita maka remaja wanita sering melakukan diet tanpa
pengawasan dari dokter atau ahli gizi sehingga zat-zat gizi penting tidak
dapat dipenuhi. Padahal masa remaja merupakan masa rawan gizi
karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya.
Remaja yang kurus penampilannya malah cenderung kurang menarik,
mudah letih dan risiko sakitpun tinggi. Selain itu orang kurus akan kurang
mampu bekerja keras. Jika penyebab kurus itu memang hanya karena
kekurangan zat gizi semata atau karena sedang menderita penyakit
tertentu tanpa ada faktor psikologis seperti anoreksia dan bulimia maka
penanganan bisa segera dilakukan dengan terapi gizi atau dengan
pengobatan jika pengobatan jika menderita sakit, dilanjutkan dengan
pemulihan gizi. Namun jika penyebabnya adalah karena anoreksia dan
bulimia maka penanganannnya perlu dilakukan terpadu antara dokter
(psikiater) dan ahli gizi (Badriah, 2011).
3. Anoreksia Nervosa dan Bulimia
Anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan atau terganggunya
pusat nafsu makan. Hal ini disebabkan oleh konsep yang terputar balik
mengenai penampilan tubuh hingga penderita mempunyai rasa takut yang
berlebihan terhadap kegemukan. Karena ketakutannya itu penderita
anoreksia nervosa melakukan diet yang sangat ketat sehingga berat
badannya turun secara drastis dalam waktu yang singkat (Badriah, 2011).
Dalam Marmi (2013), berikut ini adalah beberapa tanda remaja yang
mengalami anoreksia:
4. Bulimia

Bulimia hampir sama dengan anoreksia tetapi dengan episode binge


eatingdan mengompensasinya dengan cara yang ekstrem seperti :
memuntahkan makanan dan olahraga berlebih.
5. Anemia
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita
anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan
eritrosit lebih rendah dari normal. Pada laki laki hemoglobin normal
adalah 14 18 gr% dan eritrosit 4,5 5,5 jt / mm 3. Sedangkan pada
perempuan hemoglobin normal adalah 12 16 gr% dengan eritrosit 3,5
4,5 jt / mm3 (Marmi, 2013).
Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak
seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh.
Dampak anemia pada remaja putri yaitu pertumbuhan terhambat, tubuh
pada masa pertumbuhan mudah terinfeksi, mengakibatkan kebugaran
atau kesegaran tubuh berkurang, semangat belajar / prestasi menurun,
pada saat akan menjadi calon ibu maka akan menjadi calon ibu yang
berisiko tinggi untuk kehamilan dan melahirkan
6. Kurang Energi Kronis (KEK)
Pada remaja kurus atau disebut Kurang Energi Kronis pada umumnya
disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat badan secara
drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan faktor
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya, atau dipandang kurang
seksi oleh lawan jenisnya.
7. Penyakit Gula (Diabetes Melitus)
Sidartawan (2005) dalam Badriah (2011) menjelaskan bahwa, DM adalah
sekumpulan gejala yang disebabkan meningkatnya kadar gula dalam
darah karena kekurangan insulin secara absolut atau relatif atau
menurunnya tingkat sensitivitas insulin..
8. Kanker
Kanker adalah pembelahan dan pertumban sel secara abnormal yang
tidak dapat dikontrol sehinga cepat menyebar. Sel-sel ini merusak jaringan
tubuh sehingga menggangu fungsi organ tubuh yang terkena. Penyebab
kanker belum diketahui secara pasti, tapi sering dikaitkan dengan faktor

lingkungan ( polusi, bahan kimia, dan virus) dan makanan yang


mengandung bahan karsinogen
L. Pendidikan gizi pada remaja
Pendidikan gizi pada remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status
gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar
gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:
a. Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
Makan makanan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh
tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang
beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga,
zat pembangun dan zat pengatur.
b. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori
(energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi
kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk
jaringan lemak.
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana.
Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung
lebih lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks
sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat
memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur.
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan
K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak
secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
e. Gunakan garam beryodium.
Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.
f. Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah.
Kekurangan zat besi berakibat anamia gizi besi (AGB).
g. Biasakan makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik,
daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan
produktivitas kerja.

h. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.


Aman berarti bersih dan bebas kuman.
i. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan,
meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses
penuaan.
j. Hindari minum minuman beralkohol.
Sering minum minuman beralkohol

akan

sering

BAK

sehingga

menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak


mengandung zat lain.
k. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak
dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu
bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal.
l. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

BAB III
PEMBAHASAN

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Remaja dapat dikategorikan rentan dalam mengahadapi masalah gizi.
Beberapa alasan yang membuat remaja dikategorikan rentan adalah:
1. percepatan pertumbuhan dan perkembangan gaya hidup memerlukan
energi dan zat gizi yang lebih banyak.
2. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan menuntut penyesuaian
asupan energi dan zat gizi.
3. aktiftas fisik yang tinggi meningktakan kebutuhan energi dan zat gizi. Di
samping itu tidak sedikit remaja yang makan secara berlebiha dan
akhirnya mengalami obesitas atau sebaliknya remaja yang membatasi
makan karena kecemasan akan bentuk tubuh sehingga mengalami
kekurangan zat gizi.
Kegemaran yang tidak lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian,
merupakan sebagian contoh keterpengaruhan ini. Banyak remaja yang lebih
memilih makan di luar atau hanya menyantap kudapan atau fast food.
Dengan

melihat

alasan-alasan

tersebut

maka

perhatian

dan

penanganan yang lebih besar untuk msalah gizi pada remaja. Cara yang
dapat dilakukan diantaranya adalah dengan melibatkan langsung remaja
dalam pemilihan makanan yang bergizi, memberikan pengertian tentang
makanan sehat dan melatih tanggung jawab remaja dalam hal perencanaan
makanan, pembelajaran, pemasakan.
B. Saran
Diharapkan pada remaja dan dewasa agar lebih memilih dalam hal
makanan dan mengkonsumsi gizi yang seimbang yaitu terdiri dari karbohidrat,
protein, lemak, mineral, vitamin, kalium, zat besi dan seng.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja & Permasalahannya. Jakarta: CV.


Sagung Seto. Hal 23-38
Badriah, Dewi Laelatul. 2011. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung : PT.
Refika Aditama.
Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai