PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa komunikasi yang baik tidak akan ada keluarga yang bahagia.
Tanpa orangtua yang bekerja sama sebagai satu tim, disiplin akan
mustahil tercapai. Tanpa percakapan efektif tidak akan ada kesepahaman
untuk mencapai sebuah kesepakatan. Inilah mengapa seringkali orangtua
tidak saling setuju dalam satu hal, misalnya ayah adalah pendisipin
sedangkan ibu lemah. Yang satu berteriak seperti polisi yang baik dan
yang lain sebagai polisi yang bukruk. Yang satu hanya berteriak dan
yang satu lagi memeluk serta menenangkan.
Misalnya dikeseharian dalam suatu rumah tangga, kita akan
menemukan suatu kondisi dimana Ibu berkata Iya dan Ayah berkata
Tidak. Ibu berkata, Tidak apa-apa sayang dan Ayah berkata, Masuk
kamar sana!. Ibu berteriak, Lihat saja kalau ayahmu pulang! dan ketika
Ayah tiba, kejadian itu dlupakan. Ibu berkata, Jangan teriak lagi! dan
ayah mulai berteriak ketika ia melewati pintu depan. Ini harus dihentikan,
dan komunikasi merupakan jalan keluar.
Sesungguhnya pendidikan yang utama dan pertama bagi anak usia
dini berada di rumah bersama orang tua (Bapak dan Ibu). Indikatornya
adalah : (1) orang tua (Bapak dan Ibu) merupakan orang yang paling
bertanggungjawab terhadap perkembangan anak-anaknya, (2) orang tua
(Bapak dan Ibu) merupakan orang yang pertama berinteraksi dengan
anak-anaknya sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain, (3)
lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat (micro system) yang
sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak, dan (4) waktu yang
dimiliki oleh anak lebih banyak dihabiskan di rumah bersama orang tua
(Bapak dan Ibu). Dengan demikian pemberian asah, asih dan asuh
kepada anak usia dini menjadi tanggungjawab utama bagi orang tua
(Bapak dan Ibu).
Bahasa sebagai sarana komunikasi, juga mampu membangun
keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan pendapat,
sehingga
dapat
menambah
kematangan
berpikir/intelektual
memberikan
alternatif-alternatif
cara
menghadapi
dan
menyelesaikannya.
Setiap orang tua dan pendidik pasti menginginkan yang terbaik bagi
anaknya, tapi kadang harapan itu terkendala oleh komunikasi dan pola
asuh yang diterapkan oleh orang tua sejak anak tersebut berusia dini.
Dengan mengetahui betapa pentingnya komunikasi dalam pengasuhan
ini, maka modul ini sangat penting untuk disusun dan diharapkan dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi bagi setiap orang tua dalam
mendidik dan mengasuh anaknya. Dengan bekal pengetahuan komunikasi
dalam pengasuhan, maka orang tua dapat mewujudkan dan membimbing
anak-anaknya menjadi anak yang handal dan berkualitas serta siap untuk
menghadapi kehidupan yang semakin kompleks.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari bahan ajar ini para pendidik mampu memahami
dan mengembangkan komunikasi dalam pengasuhan anak usia dini.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta pelatihan mampu:
a. Mengetahui teoriteori perkembangan anak;
b. Memahami bahasa dan komunikasi anak;
c. Memahami pola asuh anak;
d. Memahami kendala-kendala dalam komunikasi anak;
e. Memahami strategi dan solusi untuk kendala dalam komunikasi
anak.
C. Ruang Lingkup
1. Teori-Teori Perkembangan Anak
2. Komunikasi dan Bahasa
3. Pengertian Pola Asuh
4. Macam-Macam Pola Asuh
5. Kendala- kendala dalam berkomunikasi dengan anak
6. Strategi dan solusi dalam komunikasi dengan Anak
D. Petunjuk Belajar
1. Peserta
pelatihan
memahami
terlebih
dahulu
permasalahan
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
No
Kompetensi Dasar
1.
Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun
dengan
peserta didik.
Indikator
Menjelaskan
pentingnya
komunikasi
yang baik
dan benar
dalam
pengasuhan.
Materi/Sub
Materi
Metode
Komunikasi
dalam
pengasuhan dan
pembelajaran
anak usia 0-1
tahun, 2-3 tahun,
3-4 tahun, 4-5
tahun, dan 5-6
tahun.
Ceramah,
Curah
Pendapat,
Penugasan, Diskusi
Kelompok,
Simulasi.
Penilaian
Test (terulis,
Lisan)
Observasi
Refleksi
Simulasi
Bahasa sebagai
alat komunikasi
Komunikasi
dengan orang
tua dan teman
sejawat.
Alokasi
Waktu
4 Jampel :
2 Jampel Teori
2 Jample
Praktek
Sumber Belajar
- Modul
- Buku Pustaka
Metode dan
Media
Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
Curah Pendapat
Simulasi
Praktik Kelas
BAB III
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
yang
efektif,
maka
segala
hal
positif
berkenaan
dengan
pengalaman
yang
memberi
pendidik
perlu
memiliki
6
pengetahuan
tentang perkembangan bahasa. Ada tiga teori dasar yang dapat digunakan
untuk memahami perkembangan bahasa anak. Ketiga teori tersebut
dikemukakan berikut ini:
oleh
BF.
Skinner
yang
utama
bagi
perkembangan
dan
memberi
contoh
adanya
sebagaimana
stimulus.
harusnya,
Bila
orang
pengucapan
tua
atau
bahasa
tidak
pendidikan
perlu
Chomsky.
juga
Selanjutnya
menyatakan
bahwa
tahun.
Kemampuan
yang
faktor
lingkungan
juga
sangat
berperan
dalam
lain.
Dengan
berinteraksi
dengan
orang
lain,
maka
interaksi
sosial,
anak
akan
mengalarni
peningkatan
kemampuan berpikir.
Pengaruh pada pembelajaran. Anak akan dapat belajar dengan
optimal
jika
diberikan
kegiatan,
Sementara
anak
melakukan
anak yang lebih tua usianya atau orang dewasa yang mendampingi
pembeiajaran dan mengajak bercakap-cakap akan menolong anak
menggunakan kemampuan berbahasa yang lebih tinggi. Jika anak
mengalami kesulitan, peran orang dewasa yang tepat akan
membantu anak memecahkan persoalan sehingga anak dapat
belajar sesuatu dari peristiwa tersebut. Karena itu pendidik perlu
menggunakan metode yang interaktif, menantang anak untuk
meningkatkan
pembeiajaran
yang
berkualitas.
B. POLA ASUH
1. Pengertian Pola Asuh
Kohn (dalam Krisnawati, 1997),
menyatakan
bahwa
pola
asuh
orangtua
dalam
merupakan
sikap
berinteraksi
dengan
Sikap
orangtua
anak-anaknya.
ini
meliputi
cara
maupun
hukuman,
cara
cara
orangtua
memberikan
dengan
anak.
Termasuk
caranya
menerapkan
aturan,
proses
interaksi
antara
10
anak
dengan
orangtua
dalam
Anak terus berkembang baik secara fisik maupun secara psikis untuk
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan anak dapat terpenuhi bila orang tua
dalam memberi pengasuhan dapat mengerti, memahami, menerima dan
memperlakukan anak sesuai dengan tingkat perkembangan psikis anak,
disamping menyediakan fasilitas bagi pertumbuhan fisiknya. Hubungan orang
tua dengan anak ditentukan oleh sikap, perasaan dan keinginan terhadap
anaknya. Sikap tersebut diwujudkan dalam pola asuh orang tua di dalam
keluarga. Secara garis besar, pola asuh orang tua dapat dibagi menjadi tiga
tipe, seperti dejabarkan dalam table 1.a berikut ini:
No
Pola Asuh
Otoriter
Pengertian
Penggunaan Kata
Harus
berperan
mesti
seperti
Tidak boleh
bahagia,
sebagai
cenderung
pendekatan
arsitek,
menggunakan
yang
bersifat
Jangan
terlatih
atau
ia
merasa
tidak
ketakutan,
tidak
untuk
berinisiatif,
Cenderung
sering menggunakan
menyelesaikan
masalah
(kemampuan
problem
larangan
solving-nya
buruk),
begitu
juga
Selain
pengasuhan
ia
adalah
inginkan,
karena
semua
kemampuan
itu,
dampak
yang
dari
otoriter
anak
merasa
tertekan,
dan
penurut.
Mereka
tidak
mampu
tua
tidak
sulit,
tinggal
menentukan
apa
yang
dapat
berpikir,
percaya
mandiri,
kurang
kreatif,
kurang
dewasa
dalam
11
diri,
tidak
kurang
bisa
perkembangan
terhadap
perilaku
anak
moral, dan
dan
jaminan
bahwa
baik.
dapat
diubah
sesuai
cara
memaksakan
Demokratis
Pola
Demokratis
memberi
(authoritative)
mendorong
kepada
kuning
banyak
merah?
orang
tua
harus
tetap
batas
dan
kebebasan
disertai
anak.
bimbingan
Orang
tua
yang
atau
yang
menetapkan
satu
silahkan
kaka
baik,supaya
kaka
tidak
menyesal
nantinya
Apa
keputusan.
tempat
memberi
masukan-masukan
Menjawab
sih
kemarin
dan
tempat
terbuka.
cenderung
Orangtua
menganggap
tindakan
bedanya
berenang
dengan
berenang
sekarang
yang
konstruktif.
Anak yang terbiasa dengan
pola
asuh
Demokratis
(authoritative)
akan
ka?
membawa
lebih
menguntungkan.
dampak
menurut
asuh
orang
ini
musyawarah
menempatkan
sebagai
pilar
kaka
anak
tua
menggunakan bahasa
terpupuk,
persoalan
atau
anak,
mendukung
Di
bisa
mengatasi
ekspresi
yang
memungkinkan
anak
berprestasi
untuk
mengekspresikan apa
teman-teman
dan inginkan.
problem
12
dan
dan
solvingnya
bisa
orang
baik,
komunikasi
rendah
lancar,
diri,
dan
tidak
berjiwa
besar.
Permissif
Iya
dehiyamamah
akan
menghindari
ngalahambil semau
ade
Di
anak,
konflik
sehingga
dengan
orang
tua
boleh
terserah
lahmamah
pusing
Bahasa
digunakan
besar
memuat
kata
yang
sesuka
hatinya
untuk
meng_iya-kan
melakukan
apa
yang
memperbolehkan
saja
menimbulkan
antaranya
aja
udah
yang
sebagian
kata
selalu
dan
yang
ini
akan
dikehendaki anak.
yang
anaknya
atau
masalah
penting
buruk
semua
yang
akan
negatif,
anak
sama
kelak.
terhadap
Akibatnya,
menyerupai
pernah putus.
13
Catatan:
Dalam konteks pengasuhan anak, A.M Ginoot, membagi pola asuh dalam tiga daerah, yaitu daerah hijau,
kuning dan merah. Artinya: (1) Jika anak sedang melakukan kegiatan di daerah hijau, yaitu kegiatan yang
dikehendaki orangtua (sesuai dengan nilai atau norma yang
ada), maka orangtua dapat menerapkan pola asuh permisif,
(2) Jika anak melakukan kegiatan di daerah merah yaitu
kegiatan yang tidak dikehendaki orang tua (bertentangan
dengan nilai atau norma yang ada), maka dapat menerapkan
pola asuh otoriter, dan (3) Jika anak melakukan kegiatan di
daerah kuning (daerah antara hijau
dan merah), yaitu daerah dimana seharusnya dilarang,
namun masih dapat ditolerir, maka dapat menerapkan pola
asuh demokratis.
Namun demikian, di daerah manapun anak-anak melakukan
kegiatan, apakah di daerah hijau, kuning atau merah, dalam
situasi dan kondisi bagaimanapun, sebaiknya orangtua menerapkan pola asuh demokratis. Dengan demikian
pengasuhan yang diberikan oleh orangtua lebih mengutamakan kasih sayang, kebersamaan, musyawarah,
saling pengertian dan penuh keterbukaan.
14
Masa anak
Usia anak
Proses mendengar /
Proses bicara
memahami
a. Masa membabel (0,0 0 - 3 bulan Mendengar suara Ibunya Anak membuat suara
1,0)
pada saat di kandungan
yang menyenangkan
Mendengar suara yang Anak akan mengulangi
keras
(biasanya
suara
yang
sama
reaksinya
adalah
secara berulang-ulang
menangis).
(seperti ocehan)
Bayi mendengar orang Anak akan menangis
lain berbicara dengan
dengan cara berbeda
cara
memperhatikan
untuk
menunjukkan
orang yang berbicara
kebutuhannya
yang
berbeda-beda
pula
bayi tersenyum ketika
(misal:
menangis
diajak bicara
dengan
melengking
bayi mengenali suara
tinggi jika kesakitan).
pengasuhnya
dan
menjadi
berhenti
menangis ketika diajak
ngobrol
Tugas Pendidik/Orang Tua adalah mulai memperkenalkan kata perkata dimulai dari mengenalkan
kata kata benda yang berada disekitar anak dengan prinsip bahwa memulai memperkenalkan dari
konsep benda konkret atau nyata. Tetap mengajak berkomunikasi dengan bahasa bahasa sederhana
dengan pengucapan dan ejaan yang sempurna.
4 6 bulan
Anak
akan
melihat
sekeliling untuk mencari
15
Anak
menyukai
permainan 'ciluk-ba'
Anak
akan
rnendengarkan
ketika
diajak berbicara
Anak mengenali katakata yang sering ia
dengar, misal : susu,
mama, dll.
perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara ma-maam maka kewajiban orang tua
merespon menjadi mau makan de?
Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:
1. Lebih banyak bersuara dari pada nangis
2. Mulai mengucapkan huruf-huruf hidup saat menangis
3. Menirukan suara saat di timang dengan mendekut
4. Bersuara atau berteriak tidak senang sebagai cara lain dari pada menangis
b. Masa Holofrasa
12 tahun
Anak
sudah
dapat
memahami perintah dan
pertanyaan sederhana,
contoh
:
"mana
bolanya?",
"ambil
bonekanya".
Anak akan menunjuk
benda yang dimaksud
ketika ditanyai.
Anak dapat menunjuk
beberapa gambar dalam
buku ketika ditanyai.
16
Anak
telah
dapat
menggunakan
berbagai bunyi huruf
konsonan pada awal
kata.
Anak
sudah
bisa
menyusun dua kata.
Contoh: mau minum,
mama ma'em, dll.
Anak dapat bertanya
dengan
dua
kata
sederhana,
misal:
"mana kucing?", "itu
apa?"
Tugas Pendidik/Orang Tua adalah lebih banyak mengajak bicara, baik menjawab maupun bertanya.
Misalnya anak bertanya Mana Kucing? maka orang tuanya harus menjawab dan kalau bisa
berdialog dengan anak. Misalnya Kucingnya pergi kemana ya De?, oh....Kucing pergi ke dapur.
Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:
1. Menirukan suara celotehan atau kata-kata yang di kenalnya
2. Menyampaikan keinginan/kebutuhan dengan bersuara
3. Mempuntai 20 kosa kata funsional menggunakan kata depan
4. Menggunakan 2 kombinasi kata untuk membentuk kalimat
Anak bisa memahami Anak bisa bertanya
dua perintah sekaligus
dan
mengarahkan
(contoh: "ambil bolanya
perhatian
orang
dan ditaruh di kursi")
dewasa
dengan
mengatakan
nama
Anak
sudah
dapat
benda yang dimaksud.
memperhatikan
dan
memahami
berbagai Cara anak berbicara
sumber
bunyi (misal
sudah dapat dipahami
: suara TV, pintu ditutup,
secara
keseluruhan
dll)
Anak sudah dapat
Anak telah memahami
menghafal
kata-kata
perbedaan makna dari
untuk keseharian
berbagai
konsep, Anak memahami tata
misal:
"jalan-berhenti",
bahasa
secara
"di
dalam-di
luar",
sederhana, misal "aku
"besar-kecil", dll)
mau naik sepeda"
Tugas Pendidik/Orang Tua adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum
sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa
yang sesuai dengan masa
perkembangan bahasa anak. Misalnya :
c.
22,5
tahun
Anak sudah mulai bisa mengucapkan :mau naik sepeda, maka kita betulkan dengan melengkapi
kalimatnya menjadi kalimat utuh seperti:
Aku mau naik sepeda
Sepeda ade dimana?
Oh...Sepeda Ade ada diluar.
Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:
1. Menggunakan kata-kata jamak yang teratur
2. Menggunakan kombinasi 3 kata untuk membentuk kalimat
3. Menjawab pertanyaan sederhana apa
4. Mengulang kalimat yang terdiri dari lima kata
5. Mengidentifikasi kejadian sederhana saat di tanya
6. Menggunakan kalimat dengan 4 kata
d. Masa Permulaan
Tata Bahasa
2,5-3
tahun
Anak
mulai
mengucapkan
kata
yang
lebih
rumit,
seperti penekanan di
akhir kata.
Anak
mengucapkan
berupa
kata
inti.
Misalnya pa antor
maksudnya papa mau
17
ke kantor
Tugas Orang Tua adalah.............. memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum
sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa
yang sesuai dengan masa
perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara :
Pa antor
Maka kita sempurnakan menjadi:
Papa mau ke kantor ya?
Iya, papa mau ke kantor.
Ade hati hati di rumah ya
e. Masa Menjelang
Tata Bahasa
Dewasa
3-4 tahun
18
46 tahun
Anak
sudah
mulai
menggunakan bahasa
sesuai dengan kaidahkaidah dalam bahasa
ibunya
Anak
sudah
bisa
menggunakan kalimat
yang ekspresif yang
menyatakan
perasaannya.
Anak
sudah
bisa
menggunakan
kata
secara
lebih
rumit
Misal: "Ibu, aku lebih
suka
baju
yang
berwarna merah. Yang
hijau tidak bagus."
Tugas Orang Tua adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna
menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa
anak. Misalnya ketika anak bicara:
Ibu, aku lebih suka baju yang berwarna merah. Yang hijau tidak bagus."
Maka kita sempurnakan menjadi:
oh, Ade lebih suka baju yang merah daripada baju yang hijau.
Kalau yang kuning bagaimana?
19
20
j.
k. Hubungan
dengan
berhubungan
teman
dengan
sejawat,
teman
anak-anak
sebayanya,
semakin
maka
lebih
banyak
mudah
21
22
mereka harus patuh, tidak boleh membantah dan anak tidak punya
pilihan lain. Dengan komunikasi model seperti ini anak jadi terbiasa tidak
mau berkomunikasi karena dalam dirinya ada anggapan bahwa
berkomunikasipun akan percuma karena tidak akan dindengar oleh orang
tuanya. Misalnya, anak bilang pak, aku gak mau berangkat sekolah.
Kalau bapaknya menjawab apa-apaan sih, kenapa jadi malas begitu,
pokoknya besok harus berangkat sekolah. Untuk membiasakan anak
berkomunikasi seharusnya diajak dialog kenapa gak mau berangkat
sekolah.
2. Menyalahkan
Tujuan orang tua menyalahkan adalah orang tua ingin menunjukan
kesalahan anak sehingga tidak diulang kembali, tetapi pesan yang
ditangkap anak adalah anak merasa tidak pernah benar dan baik.
Dengan komunikasi seperti ini anak menjadi tidak mau berkomunikasi
karena berkomunikasi yang benar maupun baik tetap saja merasa tidak
dianggap oleh orang tuanya. Misalnya anak bilang kepada ibunya bu,
kakiku luka nihsakit sekali. Tadi habis jatuh.. Dan ibunya akan bilang
Nah, kan? Dari tadi ibu bilang jangan lari-lari, makanya jatuh.. Ga pernah
mau dengerin ibu sih. Sejak itu anak akan males kalau punya masalah
bilang ke ibunya, karena kalau bilang maka akan disalahkan.
3. Meremehkan
Tujuan orang tua meremehkan adalah menunjukan ketidakmampuan
anak dan merasa orang tua merasa lebih mampu, tetapi pesan yang
diterima oleh anak adalah anak merasa tidak berharga dan tidak mampu.
Dengan model komunikasi seperti ini anak tidak memiliki kepercayaan diri
untuk berkomunikasi, karena baru mau berkomunikasi sudah dianggap
tidak mampu. Misalnya, anak bilang pak, aku gak bisa mewarnai gambar
ini, kalau bapaknya menjawab, masa mewarnai seperti ini saja tidak
bisa, bisanya apa dong?. Kalau terjadi seperti itu maka anak punya
kecenderung males berkomunikasi dengan ayahnya, karena dia tidak
mau diremehkan lagi.
23
4. Membandingkan
Tujuan orang tua membandingkan ini adalah orang tua ingin memberi
motivasi dengan memberi contoh orang lain, tetapi pesan yang diterima
anak adalah anak merasa tidak disayang, pilih kasih dan merasa dirinya
selalu jelek. Dengan model komunikasi seperti ini anak merasa tidak
berharga dan rasa percaya dirinya menjadi rendah. Misalnya, anak bilang
aku mau digosoki gigi sama ibu. Kalau ibunya menjawab iih.. masa
sudah besar masih dibantu,...lihat adikmu sudah bisa gosok gigi sendiri.
kalau terjadi seperti ini maka anak akan males untuk berkomunikasi
dengan ibunya karena merasa tidak berharga dan bodoh dibandingkan
dengan adiknya.
5. Mencap
Tujuan orang tua mencap adalah ingin memberi tahu kekurangan anak,
tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah merasa anak yang seperti
itu dan merasa tidak berdaya. Misalnya Anak bilang: bapak.. gendong
pakaku ga mau jalan..dengkulku sakit nih.
Kalau
bapaknya
menjawab Kamu ini memang anak cengeng, begini saja minta gendong.
Jalan sendiri..!. Kalau komunikasi model ini diterapkan maka anak akan
tidak mau berkomunikasi dengan bapaknya, karena kalau berkomunikasi
akan dicap sebagai anak yang tidak mampu dan tidak berharga.
6. Mengancam
Tujuan orang tua mengancam
dengan proses yang cepat, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah
anak merasa cemas dan mengalami ketakutan. Dengan model
komunikasi seperti ini anak merasa takut untuk berkomunikasi dengan
orang tuanya. Misalnya, anak bilang ibu, tungguin....bantuin aku pakai
sepatu. Kalau ibunya menjawab Pakai sendiri ah. Cepetan, ntar ibu
tinggal lo..Biar kamu pulang sendiri. kalau komunikasi seperti ini terjadi
24
berulang kali maka anak tidak mau berkomunikasi dengan ibunya, karena
kalau mau berkomunikasi maka anak akan dimarahi dan terancam.
7. Menasehati
Tujuan orang tua menasehati adalah agar anak tahu mana yang baik
dan mana yang buruk, tetapi pesan yang diterima oleh anak adalah orang
tuanya terlalu bawel, sok tahu dan membosankan. Model komunikasi
seperti ini membuat anak merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa
dibandingkan dengan orang tuanya. Misalnya, anak bilang bu, tadi
Rahma ngetawain aku. Kalau ibunya menjawab Makanya kamu jangan
suka ngetawain orang, kalau dibalas begitu baru tahu rasanya kan? Lain
kali sama teman yang baik, jangan maumu sendiri. kalau kaomunikasi
model seperti ini terjadi berulang kali, maka anak akan merasa jemu
berkomunikasi dengan orang tuanya.
7. Membohongi
Tujuan orang tua membohongi adalah agar urusan menjadi gampang
dan mudah serta anak tidak bertanya-tanya lagi, tetapi pesan yang
diterima oleh anak adalah semua orang dewasa tidak dapat dipercaya
dan suka bohong. Komunikasi model seperti ini juga menciptakan anak
suka berbohong, karena melihat orang tuanya. Misalnya, anak bertanya
pada bapaknya, bapak, kenapa sih bulannya cuma kelihatan setengah,
kalau bapaknya menjawab, iya, kan yang setengah dimakan raksasa.
Kalau anak mengetahui yang sebenarnya, maka anak akan males untuk
berkomunikasi dengan bapaknya, karena menganggap bapaknya suka
berbohong.
8. Menghibur
Tujuan orang tua menghibur adalah agar anak tidak sedih atau kecewa,
sehingga anak jadi senang dan tidak larut dalam kesedihan, tetapi pesan
yang diterima oleh anak adalah anak tidak suka dihibur, karena
kemarahan anak pada teman sejawat atau pada orang tua itu bersifat
spontan dan cepat hilang. Jadi hiburan terhadap anak sebenarnya sangat
25
tidak diperlukan. Misalnya anak bilang ke bapaknya, pak, aku ngga mau
temenan sama ruri..dia suka nakalin aku.... kalau bapaknya menjawab
ya sudah....berteman sama yang lain saja, kan masih banyak temen
yang lain. Sebenarnya anak tidak butuh dihibur seperti itu karena anak
hanya mengekspresikan rasa ketidak senangannya pada saat itu juga,
tetapi besoknya pasti pasti berteman juga sama temannya itu.
9. Mengkritik
Tujuan orang tua menghibur
10.
Menyindir
26
11. Menganalisa
Tujuan orang tua menganalisa adalah orang tua mencari penyebab sisi
positif dan negatif anak atau kesalahan anak dan berupaya mencegah
agar tidak melakukan kesalahn yang sama lagi, namun pesan yang
diterima anak adalah menganggap orang tua sok pintar dan sok tahu
perasaan anak. Misalnya anak bilang ke bapaknya bapak, aku gak mau
belajar sepeda lagi. Ketika bapaknya menjawab itu karena cara
belajarmu yang salah, mestinya tanganmu jangan kaku dan pandangan
harus ke depan, kamu kan selalu melihat ke bawah, terus rambutmu itu
mestinya dikuncir biar kamu bisa leluasa bergerak gak bingung aja sama
rambut. Orang tua punya kecenderung untuk mengukur kemampuan
anak itu sama dengan kemampuannya. Kalau komunikasi semacam ini
terus menerus dilakukan, maka anak akan males untuk berkomunikasi
dengan orang tuanya, karena anak menganggap orang tuanya tidak tahu
perasaan dan usaha anak.
Dari pemahaman 12 gaya pengasuhan yang populer ini, maka orang tua
merasakan betapa pentingnya memahami bahasa tubuh anak, jadi orang
tua bisa menebak suasana hati anak. Kalaupun salah menebaknya,
anak akan memberikan petunjuk sampai kita bisa tahu apa yang
sebenarnya dirasakan anak dan anak sendiri akhirnya mengenali
perasaan apa yang dia rasakan.
1. Komunikasi Efektif
Secara ringkas, komunikasi efektif adalah adanya saling memahami apa yang
dimaksud oleh si pemberi pesan dan yang menerima pesan. Kajian komunikasi
lisan (oral communication) sebagai bagian dari speaking menitikberatkan pada
pengucapan. Pada dasarnya, apa yang dikomunikasikan dalam bentuk lisan
harus tersampaikan pesannya secara akurat. Berikut ini adalah beberapa segi
yang perlu diperhatikan oleh semua anggota yang berkomunikasi secara lisan
diantaranya:
a. Penggunaan Istilah Yang Tepat
27
Guru harus memilih istilah dengan akurat agar para siswa lebih cepat
memahami apa yang disampaikan. Sebagai contoh, ungkapan kata
mungkin, barangkali, bisa saja dstnya, bisa berakibat salah tafsir. Bisa
saja guru bermaksud mengatakan: boleh tetapi ia mengatakan bisa saja
dalam kalimat Bisa saja kalian membawa bekal makanan dari rumah. Hal
ini akan sedikit membingungkan para siswa. Para siswa mungkin merasa
ragu untuk membawa makanan. Berbeda dengan Kalian boleh membawa
bekal makanan dari rumah.
apalagi
hal
yang
tidak
penting
ini
disampaikan
secara
28
diharapkan akan berpikir apakah yang baru ada kaitannya dengan yang
lama atau tidak tentunya setelah mendengar dan melakukan diskusi atau
pembahasan.
NO
KENDALA
Gangguan
SOLUSI PRAKTIS
(noise)
yang
diakibatkan
oleh
berbagai hal.
menanyakan
apakah
yang
sedang
umpan
balik
(feedback)
dari
siswa
sangat
Memberikan Perhatian
Memahami Komunikasi Verbal Dan Non Verbal
Meningkatkan
Kemampuan
Dalam
Memahami
kita
dapat
memahami
apa
yang
coba
disampaikan anak
3
pembelajaran anak
29
maka
bahasa
anak
akan
anak
o!eh
pendidik
dengan
ucapan-ucapan
yang
menggali
kemarnpuan berpikir anak Iebih tinggi yang tentunya akan terucap melalui
percakapannya dengan pendidik. Pendidik menggali dengan pertanyaanpertanyaan terbuka sehingga anak dapat berpikir aktif. Karena itu perlu
pendidik yang aktif akan memberikan pengalaman pada anak dalarn
menggunakan bahasa yang tepat. Pendidik juga perlu rnengucapkan
kalimat dengan bahasa yang benar. Jika orang dewasa memberikan
contoh kata-kata yang keliru, maka anak akan meniru kata-kata tersebut.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang dewasa
untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa anak, antara lain:
1. Pembelajaran bahasa bagi anak-anak menjadi mudah apabila mereka
memiliki lingkungan dan stimulasi yang tepat.
30
bercakap-cakap.
Oleh
upayakan
untuk
selalu
Sesungguhnya
membelajarkan
anak
usia
dini
31
c. Lingkungan
Lingkungan tempat anak
itu
berada
juga
harus
bisa
kata
meletakkan
di
lingkungan
dapat
melihat
tulisan
1. Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan.
Anak selalu dibiasakan untuk ikut dalam pembicaraan. Bila ada benda
yang dibicarakan orang tua dapat menunjuk dan menyebutkan nama
benda itu. (sebagaimana disebutkan di atas, bahwa lingkungan yang kaya
32
anak, orang
33
ucapan dan dialek anak. anak akan malu atau justru mengulang-ngulang
kesalahan itu.
10.Hindari memaksa anak untuk menghafal kata. Sebenarnya anak suka
mengulang-ulang kata yang baru dikenal. Orang tua dapat mendukung
aktivitas ini. Tetapi, bila anak enggan orang tua tidak perlu mendorong
lagi.
34
F. Rangkuman Materi
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
perkembangan
bahasa
meliputi
kemampuan
mendengarkan
1. Mendengarkan
Mampu mendengarkan dengan benar dan tepat
memainkan bagian yang penting dalarn belajar
dan berkomunikasi dan penting dalam tahaptahap pertama dari belajar membaca.
a. Tahapan dalam mendengarkan:
(bayi
baru
terkaget-keget
mendengarkan suara)
Anak
umur
preschoolers:
3-4
tahun
bercerita,
yang
sudah
menyanyi,
masuk
bermain
playgroup/Early
dengan
jari,
35
2. Berbicara
Kemampuan berbicara berhubungan dengan fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik. Bagaimana anak berbicara sangat erat kaitannya
dengan aktivitas mendengarkan bunyi-bunyi, termasuk mendengarkan
orang berbicara. Meniru apa-apa yang didengarkan sebagai awal dari
aktivitas berbicara.
Cara terbaik untuk mendorong perkembangan bahasa anak-anak adalah
menyisihkan waktu untuk berbicara dengan anak-anak. Doronglah anakanak untuk mengungkapkan pendapat, melontarkan pertanyaan dan
rnengambi!
keputusan.
orang
dengan
dewasa
anak
saat
adalah
diri.
Bila
anak
36
Dengan melibatkan anak pada pembicaraan yang bersifat informalbercakap-cakap baik dengan teman maupun orangtua
Dengan
memberikan
memperdengarkan
pengalaman
kata-kata
baru
pertama
dalam
khususnya
dalam
4. Ekspresi
Gunakan bahasa yang singkat, jelas, dan benar (jangan gunakan bahasa
kekanakan). Selain itu, berbicara dengan pelan dan dibantu dengan ekspresi
wajah atau gerakan tubuh. ini membantu anak untuk mengulangi kata-kata
yang diucapkan. Sebab, sebelum mereka bisa bicara sebenarnya mereka
telah paham makna kata2 tersebut.
Walaupun anak belum bisa bicara, narnun perhatikanlah suara, bahasa
tubuh, dan ekspresi wajah. Sehingga, kita akan memahami perasaan anak
dan mereka juga akan merasa dihargai. Dengan demikian, anak akan
memahami bahwa ia memiiiki kekuatan meialui kata-katanya. Contoh : anak
berkata, "aku ingin itu". Ketika lingkungan paham, ia tidak per!u rnerebut
mainan atau sebaliknya tidak mengungkapkan keinginannya.
5. Lafal Ucapan
Ketika anak menggunakan bahasa kanak-kanaknya, jangan ditirukan atau
diolok-olok. JANGAN DISALAHKAN. Yang penting, gunakan kata-kata anak,
37
kemudian diikuti dengan kata-kata yang benar. Contoh : "Ade' mau cucu? lya,
mama ambilkan susunya ya.."
38
F. Evaluasi
1. Ayah : Menurut kaka, minggu besok kita enaknya jalan-jalan kemana ya?
Kaka : ke tempat berenang saja yah
Ayah : berenang? Lebih seru mana antara berenang sama main game?
kalo menurut ayah kita ke game zone aja yu?
Kaka : Tapi berenang kan lebih asyik yah
Ayah : okesetelah ayah pikir pikir, berenang juga lebih baik karena
sekalian olah raga jadi minggu ini kita berenang ya...
dari percakapan diatas, dapat disimpulkan pola asuh seperti apakah yang
digunakan oleh sang ayah?
a. Pola asuh otoriter
b. Pola asuh demokratis
c. Pola asuh Permissif
2. Lingkungan memberi pengaruh utama bagi perkembangan bahasa anak
Pernyataan diatas adalah pernyataan dari teori perkembangan anak yaitu:
b. Teori Konstruktivisme
c. Teori Behavioristik
d. Teori Nativisme
3. Teori ini mengatakan bahwa meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri
anak tidak rnendapatkan banyak rangsangan, anak akan tetap dapat
mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru bahasa.yang dia dengarkan, tapi
ia juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang ada, hal ini karena anak
memiliki sistem bahasa yang disebut Perangkat Penguasaan Bahasa.
Teori yang dimaksud adalah:
a. Teori Konstruktivisme
b. Teori Behavioristik
c. Teori Nativisme
4. Pada tahap perkembangan bahasa anak manakah , dimana orang tua
bertindak sebagai pengenal atau model awal yang memperkenalkan bahasa
dan kosa kata baru yang dimulai dari kata kata benda yang berada di sekitar
anak?
a. Pada tahap perkembangan 0-3 bulan
b. Pada tahap perkembangan 4-6 bulan
39
6. Berikut ini adalah beberapa dari 12 kesalahan populer yang sering dilakukan
orang tua, kecuali:
a. Menyalahkan
b. Mendengarkan
c. Membandingkan
7. Perhatikanlah beberapa karakteristik perkembangan anak dibawah ini:
-
40
dan mereka juga akan merasa dihargai. Dengan demikian, anak akan
memahami bahwa ia memiiiki kekuatan meialui kata-katanya.
Pernyataan diatas adalah upaya orang tua untuk membantu perkembangan
bahasa anak memalui:
a. Kosa kata
b. Pelafalan
c. Ekspresi
10. Apa yang akan dirasakan anak ketika orang tua menunjukkan pola asuh
otoriter?
a. Merasa mandiri
b. Berpotensi menjadi anak yang kurang percaya diri
41
BAB IV
PENUTUP
Sesungguhnya pendidikan yang utama dan pertama bagi anak usia dini
berada di rumah bersama orang tua (Ayah dan Ibu). Indikatornya adalah :
1. Orang tua (Ayah dan Ibu) merupakan orang yang paling bertanggungjawab
terhadap perkembangan anak-anaknya
2. Orang tua (Ayah dan Ibu) merupakan orang yang pertama berinteraksi
dengan anak-anaknya sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain.
3. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat (micro system) yang
sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak
4. Waktu yang dimiliki oleh anak lebih banyak dihabiskan di rumah bersama
orang tua (Ayah dan Ibu). Dengan demikian pemberian asah, asih dan asuh
kepada anak usia dini menjadi tanggungjawab utama bagi orang tua (Ayah
dan Ibu).
Keluarga merupakan kelompok sosial yang bersifat abadi, keluarga
merupakan tempat yang paling penting dimana anak memperoleh dasar dalam
membentuk kemampuannya. Hal ini menyiratkan bahwa orang tua sebagai orang
yang pertama berinteraksi dengan anak menjadi kunci utama dalam membentuk
sikap dan kepribadian anak. Sikap orang tua sangat mempengaruhi cara mereka
memperlakukan anak, oleh karena peran yang dimainkan orang tua terhadap
anak sangat menentukan sikap dan kepribadian anak kelak. Penerapan pola
asuh yang tepat dengan menggunakan kemampuan berkomunikasi yang baik,
akan membawa pengaruh yang besar dan positif bagi tumbuhkembang anak
kelak di kemudian hari. Untuk itu, belajar melihat anak sebagai individu yang
unik, terpisah dari orang dewasa dan menyesuaikan pola pengasuhan dengan
melihat pada ciri-ciri bakat, dan kebutuhan mereka.
42
Lampiran
A. Power Point
B. Soal Latihan
C. Kunci Jawaban
1.b
2.b
3.b
4.a
5.a
6.b
7.b
8.c
9.c
10.b
D. Bahan dan alat yang diperlukan
43
Daftar Pustaka
Hurlock ,Elizabeth B.. 2005. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Deborah Carrol & Stella Reid bersama Karen Moline, 2008, NANNY 911, Jakarta:
Hikmah (PT Mizan Publika)
Direktorat PADU. 2002. Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia Edisi 02. Jakarta.
Direktorat PADU. 2002. Modul Pelatihan Pengelola dan Tenaga Pendidik Kelompok
Bermain. Jakarta.
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Mandar Maju.
Bandung.
Tim Penyusun LPMP Banten.2011. Komunikasi Efektif
Richard Ogle.2008 Smart World. Breaktrough creativity and the New Science of
Ideas. London: Marshall Cavendish Business.
Hugh Mac. Leod. 2009. Ignore everything and 39 other keys to creativity. New York:
Portfolio.
David A. Sousa, 2006.How the brain learns. California; Corwin Press.
William Sears.2006. The Succesful Child.. Penerjemah; Tim Embun. Jakarta.
Laman Pusat Bahasa. Bulan Bahasa Indonesia, Oktober 2011, Jakarta.
Akhadiah, Sabarti. 1991. Bahasa Indonesia I, Jakarta: Depdikbud.
Brown, H. Douglas. 1994. Principles of Language Learning and Teaching. Third
Edition. New Jersey : Prentice Hall Regents.
Burn, A, & Joyce, H. 1997. Focus on Speaking. Sydney: Sydney National Centre
for English Language Teaching and Research
http: //www.tabloid nakita.com /Khasanah/ khasanah 06279-08. htm.
http://pratanti.wordpress.com/2007/08/18/%E2%80%9Ckomunikasi-dengananak%E2%80%9D-prakteknya-tidak-semudah-teori/ diunduh 1 maret 2012
http://www.wisdomhypnotherapy.com/kunci-sukses-komunikasi%E2%80%9Cbawah-sadar%E2%80%9D-orang-tua-kepada-anak diunduh 1 maret
2012
44
http://bundanay.blogspot.com/2008/01/komunikasi-efektif-orangtua-dan-anak.html
diunduh 1 maret 2012
http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/14/pentingnya-komunikasi-harmonisorangtua-anak/ diunduh 1 maret 2012
45
46