MIKROBIOLOGI
OLEH :
KELOMPOK I
Anggi Kusuma Wardani
(201220003)
Oktavia Budiarini
(201220007)
Yuliana Ernawati
(201220012)
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
OLEH :
KELOMPOK I
Anggi Kusuma Wardani
(201220003)
Oktavia Budiarini
(201220007)
Yuliana Ernawati
(201220012)
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan Rahmat dan
Penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Mikrobiologi
dengan lancar.
Laporan ini disusun sebagai tugas akhir sebelum Ujian Akhir Semester (UAS)
dilaksanakan dan sebagai bukti bahwa penulis selama ini telah mengikuti praktikum
Mikrobiologi.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari akan adanya kekurangan-kekurangan
dalam laporan ini, sehingga demi sempurnanya laporan ini penulis sangat mengharapkan
saran-saran ataupun koreksi dari pembaca.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
1.2
1.3
1.4
1.5
Pembahasan ............................................................................................................. 2
1.6
Kesimpulan.............................................................................................................. 4
BAB II MEDIA
2.1
Pendahuluan ............................................................................................................ 5
2.2
2.3
2.5
Pembahasan ............................................................................................................. 8
2.6
Kesimpulan.............................................................................................................. 9
Pendahuluan ............................................................................................................ 10
3.2
3.3
Pembahasan ............................................................................................................. 13
3.6
Kesimpulan.............................................................................................................. 16
iii
Pendahuluan ............................................................................................................ 17
4.2
4.3
4.4
4.5
Pembahasan ............................................................................................................. 19
4.6
Kesimpulan.............................................................................................................. 20
BAB
PENYIAPAN
PREPARAT
MIKROORGANISME
HIDUP
UNTUK
PENGAMATAN MIKROSKOPIS
5.1
Pendahuluan ............................................................................................................ 22
5.2
5.3
5.5
Pembahasan ............................................................................................................. 25
5.6
Kesimpulan.............................................................................................................. 29
Pendahuluan ............................................................................................................ 30
6.2
6.3
6.5
Pembahasan ............................................................................................................. 33
6.6
Kesimpulan.............................................................................................................. 36
Pendahuluan ............................................................................................................ 38
7.2
7.3
7.4
7.5
Pembahasan ............................................................................................................. 39
7.6
Kesimpulan.............................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA
Aguskrisno. 2011. Anatomi dan Morfologi Bakteri, Jamur, & Virus. http://aguskrisnoblog.
wordpress.com/2011/01/14/anatomi-dan-morfologi-bakteri-jamur-virus/.Diakses
tanggal 2 Januari 2014.
Anitamuina. 2013. Isolasi Bakteri. http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/isolasibakteri/. Diakses tanggal 1 Januari 2014.
Anneahira. 2004. Ciri dan Bentuk Bakteri. http://www.anneahira.com/bentuk-bakteri.htm.
Diakses tanggal 1 Januari 2014.
Anonymous1. 2013. Organisme anaerobic fakultatif. http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme
_anaerobik_fakultatif. Diakses tanggal 29 Desember 2013.
Anonymous2. 2013. Acetic acid bacteria. http://en.wikipedia.org/wiki/Acetic_acid_bacteria.
Diakses tanggal 29 Desember 2013.
Anonymous3. 2013. Yakult. http://id.wikipedia.org/wiki/Yakult. Diakses tanggal 29 Desember
2013.
Farmasi. 2013. Laporan Sterilisasi Alat (Mikrobiologi). http://belajarfarmasi.com/laporansterilisasi-alat/. Diakses tanggal 26 Desember 2013.
Firebiology07. 2009. Medium dan Cara Pembuatan Medium. http://firebiology07.wordpress.
com/2009/04/19/medium-dan-cara-pembuatan-medium/. Diakses tanggal 27 Desember
2013.
Irfa. 2011. BAKTERI. http://ir-fa.blogspot.com/2011/11/bakteri.html. Diakses tanggal 2
Januari 2014.
Jegeg, Liea. 2012. Pembuatan Media. http://liajegeg2.blogspot.com/2012/11/laporanpembuatan-media.html. Diakses tanggal 27 Desember 2013.
Kjhoell, Acik. 2013. Pembuatan Nata de Coco. http://zunaidibiology.blogspot.com/2013/04/
nata-de-coco.html. Diakses tanggal 29 Desember 2013.
Kusnadi, dkk. _______. Bab 3. Struktur Sel Bakteri. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/
JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_
MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB__3_sruktur_sel_bakteri.pdf. Diakses tanggal 1
Januari 2014.
Lay, B. W. dan Hastowo. 1982. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press.
Martha, Fajar. Morfologi Mikroba. 2011. http://wikisains.blogspot.com/2011/01/morfologimikroba.html. Diakses tanggal 1 Januari 2014.
vi
BAB I
STERILISASI
1.1 Pendahuluan
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua mikroorganisme yang terdapat
dalam suatu benda untuk piaraan yang kita inginkan. Medium dan alat yang digunakan dalam
inokulasi harus steril terlebih dahulu. Ada beberapa alat sterilisasi yang dikenal, sterilisasi
untuk bahan atau alat yang tahan pada suhu tinggi menggunakan alat autoclave. Bahan yang
tidak tahan suhu tinggi menggunakan sterilisasi dengan uap air panas dan untuk cairan yang
tidak tahan suhu tinggi, misalnya serum menggunakan alat sterilisasi berupa filter. Alat gelas
dan logam yang tahan suhu tinggi disterilisasi dengan oven pengering. Untuk sterilisasi ruang
dengan menggunakan lampu ultra violet.
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk membunuh semua mikroorganisme yang
merugikan dan menghambat proses perkembangbiakan piaraan murni yang diinginkan.
Bahan:
- Tali rafiah
- Kertas payung
- Kapas
b.
Tabung reaksi dan Erlenmeyer ujungnya disumbat dengan kapas lalu dibungkus
dengan kertas payung.
No.
1.
Alat
Petridish
Fungsi
Sebagai tempat media atau tempat pertumbuhan
mikroorganisme.
2.
Autoclave
3.
Erlenmeyer
4.
Pipet ukur
5.
Tabung reaksi
6.
Oven
7.
Kompor
8.
Enkas
1.5 Pembahasan
Sterilisasi merupakan proses untuk membunuh mikroorganisme hidup pada alat yang
akan digunakan. Jika alat atau media yang digunakan dalam inokulasi tidak steril, maka tidak
akan diperoleh biakan mikroorganisme yang diinginkan. Sterilisasi dibedakan menjadi tiga
cara, yaitu secara fisik, kimia, dan mekanik. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan
cara pemanasan, filtrasi (penyaringan), dan radiasi (penyinaran). Waktu yang dibutuhkan
untuk pemanasan cukup lama hingga diperoleh suhu yang diinginkan. Pemanasan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu panas kering dan panas basah. Panas kering merupakan cara
untuk membunuh mikroorganisme dengan menggunakan udara panas yang bersuhu tinggi,
sedangkan panas basah merupakan cara untuk membunuh mikroorganisme dengan
menggunakan air atau uap air (Farmasi, 2013). Filtrasi dilakukan dengan mengalirkan larutan
melalui alat penyaring dengan pori-pori terkecil sehingga mikroorganisme dapat tertahan.
Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan
dengan suhu tinggi (serum, toksin, ekstrak sel, antibiotik, dan asam amino) (Lay, 1982).
Radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar ultraviolet pada panjang gelombang antara 220
290 nm. Radiasi yang paling efektif terdapat pada panjang gelombang 253,7 nm sehingga
bakteri atau mikroorganisme dapat mati dengan cepat (Lay, 1982). Sterilisasi secara kimia
dapat
yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO 3, dan merkuroklorid), sedangkan sterilisasi
dengan cara mekanik, yaitu dengan menggunakan filter (Farmasi, 2013).
Sterilisasi merupakan langkah utama yang dibutuhkan sebelum menumbuhkan
mikroorganisme agar jamur, khamir, dan bakteri lain yang tidak diinginkan ikut tumbuh. Cara
sterilisasi yang sering digunakan adalah dengan menggunakan autoclave. Autoclave
merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan uap air yang terdiri dari bejana antipanas,
barometer, thermometer, dan pipa pengatur uap (klep). Prinsip kerja autoclave ini,
mensterilkan dengan uap panas yang bertekanan tinggi.
Pada praktikum yang telah dilakukan, sterilisasi alat sangat berpengaruh terhadap
pembuatan media dan penumbuhan mikroorganisme pada bahan atau sampel yang sudah
disiapkan. Alat-alat yang disterilkan, antara lain Petridish, Erlenmeyer, Pipet ukur, dan
Tabung reaksi dengan tujuan agar alat-alat tersebut dapat digunakan saat penumbuhan
mikroorganisme. Jika alat tidak steril, maka akan tumbuh jamur atau khamir bersama dengan
mikroorganisme yang ingin dibiakan pada media. Maka dari itu sterilisasi sangat berperan
penting dalam penumbuhan mikroorganisme. Sterilisasi dilakukan hingga mencapai suhu
121oC dengan tekanan 15lb selama 15 menit. Hal ini dilakukan agar mikroorganisme
pathogen yang hidup dibawah suhu ini bisa mati. Setelah sterilisasi selesai, alat-alat yang akan
digunakan dimasukkan kedalam ruang vakum yang disebut dengan entkas agar alat-alat dapat
tetap steril.
1.6 Kesimpulan
Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara fisik, kimia, dan mekanik.
Sterilisasi dengan cara fisik, antara lain dengan pemanasan, filtrasi (penyaringan), dan radiasi
(penyinaran). Sterilisasi dengan cara kimia dapat menggunakan gas atau larutan, sedangkan
cara mekanik dengan menggunakan filter.
Sterilisasi pada umumnya dengan menggunakan alat yang disebut dengan autoclave.
Sterilisasi dengan menggunakan autoclave dilakukan pada suhu 121 oC dan tekanan 15 lb
selama 15 menit. Alat-alat yang disterilisasi adalah Petridish, Erlenmeyer, Pipet volume, dan
Tabung reaksi. Setelah alat-alat tersebut selesai disterilkan, masukkan kedalam ruang vakum
(entkas) agar tetap steril.
BAB II
MEDIA
2.1 Pendahuluan
Media adalah bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Media juga sebagai dasar makanan mikroba, misalnya media yang
mengandung zat-zat organik, seperti perebusan daging, sayur-sayuran sisa makanan atau
ramuan yang dibuat manusia. Menurut Singleton (2001), media memiliki beberapa fungsi
antara lain:
1) Media basal: media dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi.
2) Media penghambat: media merupakan medium yang memuat unsur tertentu yang dapat
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3) Medium pemeliharaan: media dapat digunakan untuk pertumbuhan awal dan
penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan pada suhu
ruang maupun suhu dingin.
Media dapat diklasifikasikan berdasarkan susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya.
Berikut adalah klasifikasinya (Sawittoku, 2013):
1) Klasifikasi berdasarkan susunan kimia
a. Media Anorganik, yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan anorganik.
b. Media Organik, yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan organik.
c. Media Sintetik, yaitu media yang komposisi kimianya dapat diketahui secara pasti.
Media ini berisi garam anorganik, seperti asam amino, asam lemak, alkohol,
karbohidrat atau senyawa organik, dan vitamin. Media ini biasanya digunakan untuk
mempelajari kebutuhan nutrisi mikroorganisme.
d. Media non sintetik, yaitu media yang komposisi kimianya tidak diketahui secara
pasti.
2) Klasifikasi berdasarkan konsistensi
a. Media cair, yaitu media yang tidak mengandung agar, seperti NB (Nutrient Broth)
dan LB (Lactose Broth).
b. Media padat, yaitu media yang mengandung agar sebesar 15% sehingga setelah
dingin maka media akan menjadi padat.
c. Media semi padat, yaitu media yang mengandung agar sekitar 0,3 0,4% sehingga
setelah dingin akan menjadi sedikit kenyal, tidak padat, dan tidak begitu cair. Media
ini dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroorganisme dapat menyebar ke
5
diferensial,
yaitu
media
yang
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
- Tabung reaksi
Bahan:
- Media PDA
- Agar-agar
- Sukrosa
- KCl
- Dektrose
No.
1.
Ciri-ciri
Warna
PDA Buatan
Coklat
PDA Jadi
Coklat
Tauge Cair
Kuning
kecoklatan
2.
Padat/cair
Padat
Padat
Cair
3.
Jernih/keruh
Jernih
Jernih
Keruh
4.
Kontaminasi
Ya
Tidak
Ya
5.
Jenis Mikroba
Khamir
Khamir
Khamir
6.
Fungsi
Menumbuhkan
Menumbuhkan
Menumbuhkan
2.5 Pembahasan
Dalam mengembangbiakan mikroorganisme, perlu adanya substrat yang disebut dengan
media. Media yang akan digunakan harus dalam keadaan steril agar tidak ditumbuhi bakteri
yang tidak diinginkan.
Pada praktikum yang telah dilakukan, media yang digunakan ada dua, yaitu PDA
(Potato Dextrose Agar) dan Tauge cair. Dimana PDA yang digunakan adalah PDA buatan
dan PDA yang sudah jadi. Setelah kedua media PDA itu dibuat, ternyata hanya ada satu
perbedaan pada kontaminasinya. Pada media PDA jadi media tidak mengalami kontaminasi,
tetapi pada media PDA buatan mengalami kontaminasi. Hal ini disebabkan oleh faktor
sterilisasi, pada PDA jadi tentunya lebih steril dibandingkan dengan PDA yang dibuat sendiri
atau disebabkan oleh proses sterilisasi pada PDA buatan yang tidak sempurna sehingga
memungkinkan adanya kontaminasi. Berbeda dengan PDA yang merupakan medium padat,
media tauge cair termasuk dalam medium cair yang tidak mengandung bahan pemadat
sehingga tetap berbentuk cairan. Media tauge cair memiliki perbedaan warna, tingkat
kekeruhan, dan kontaminasi dengan media PDA. Media PDA memiliki warna yang lebih
pekat dan cairan jernih dibandingkan dengan media tauge cair. Media tauge cair juga dapat
mengalami kontaminasi karena proses sterilisasi yang kurang sempurna pula.
Setiap medium memiliki fungsi yang berbeda. Media PDA berfungsi untuk
menumbuhkan yeast dan kapang. Media PDA memiliki komposisi bahan dengan fungsinya
masing-masing, antara lain kentang sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan energi; dextrose
sebagai sumber gula dan energi; agar untuk memadatkan medium PDA. Dibutuhkan aquadest
untuk melarutkan ketiga bahan tersebut (Sawittoku, 2013). Sedangkan media tauge cair
berfungsi untuk menumbuhkan bakteri dan jamur. Fungsi dari bahan-bahan untuk membuat
media ini, antara lain tauge sebagai sumber vitamin, nitrogen organik, dan senyawa karbon;
sukrosa sebagai sumber gula dan energi, serta aquadest yang digunakan untuk melarutkan
kedua bahan tersebut (Firebiology07, 2009).
Bakteri tidak akan tumbuh di media yang tidak mengandung nutrisi. Pemilihan media
yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan suatu mikroorganisme.
Kesesuaian suhu, pH, kebutuhan nutrisi merupakan beberapa syarat perkembangbiakan
mikroorganisme agar berjalan dengan baik. Sebelum mengembangbiakan mikroorganisme,
perlu juga mengetahui sifat dasar dari jenis mikroorganisme sendiri, sehingga dapat
menentukan nutrisi apa yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Adapun syarat media
yang baik menurut Jegeg (2012), yaitu:
a. Mengandung nutrisi (bahan makanan) yang sesuai bagi mikroorganisme.
b. Mengandung oksigen yang dibutuhkan.
c. Memiliki kelembaban tertentu.
d. pH dan suhu media harus sesuai dengan jenis mikroorganisme yang dikembangkan.
e. Media yang digunakan harus steril dan tidak sedang terkontaminasi.
2.6 Kesimpulan
Media PDA dan media tauge cair memiliki ciri-ciri yang berbeda, baik dari warna, sifat
larutan, dan kontaminasi. Media PDA berfungsi untuk menumbuhkan yeast dan kapang,
sedangkan media tauge cair berfungsi untuk menumbuhkan bakteri dan jamur.
Sebelum membuat media, perlu mengetahui sifat dari mikroorganisme yang akan
dibiakan. Syarat media yang baik bagi mikroorganisme adalah mengandung nutrisi (bahan
makanan) yang sesuai bagi mikroorganisme, mengandung oksigen yang dibutuhkan, memiliki
kelembaban tertentu, pH dan suhu media harus sesuai dengan jenis mikroorganisme yang
dikembangkan, serta media yang digunakan harus steril dan tidak terkontaminasi.
BAB III
PENANGKAPAN MIKROORGANISME
3.1 Pendahuluan
Penangkapan mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroorganisme
dari suatu daerah tertentu pada suatu medium pertumbuhan untuk tujuan isolasi.
Penangkapan mikroorganisme umumnya dilakukan dengan cawan petri berisi medium
yang menyediakan nutrisi yang diperlukan mikroorganisme. Macam-macam mikroorganisme
yang dapat tumbuh dapat berupa jamur, khamir, dan bakteri.
Menurut Dwidjoseputro (1986), sifat-sifat koloni yang perlu diperhatikan saat tumbuh
dipermukaan medium yaitu:
1) Besar kecilnya medium
2) Bentuk
3) Kenaikan permukaan
4) Halus kasarnya permukaan
5) Wajah permukaan
6) Warna
7) Kepekatan
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mengamati bentuk, warna, permukaan koloni
mikroorganisme, jenis mikroorganisme, dan mikroorganisme yang dominan pada masingmasing media.
Bahan:
- Media PDA
- Media Tauge Cair
- Kertas payung
10
11
- Kapas
- Tali rafiah
- Susu
- Air
- Sirup
- Air perasan ayam
Bahan
Susu:
Indomilk
Jenis Mikroorganisme
Bentuk
Samping
Atas
Warna
Lactobacillus bulgaricus
Datar
Titik-titik
Kecoklatan
12
Bendera
Cembung
Bulat
Putih
Enak
Datar
Titik-titik
Putih kecoklatan
Pulpy
Cembung
Titik-titik
Putih
Marjan
Datar
Tidak
Putih
Sirup:
Leuconostoc delbrueckli
beratutan
Air:
Escherichia coli
PDAM
Cembung
Bulat
Putih Orange
Club
Datar
Titik-titik
Kuning
Cheers
Datar
Tidak
Putih
beraturan
Perasan Ayam: Salmonella Sp
Pasar Besar
Cembung
Titik-titik
Putih
Pasar Mergan
Datar
Bulat
Putih
Pasar Ijen
Cembung
Titik-titik
Putih
Bahan
Pola Pertumbuhan
Bentuk
Warna
Susu:
Indomilk
Anaerob fakultatif
Bulat
Putih
Bendera
Anaerob fakultatif
Tidak beraturan
Putih
Enak
Anaerob fakultatif
Bulat
Putih
Pulpy
Anaerob
Tidak beraturan
Putih
Marjan
Anaerob
Titik-titik
Putih
PDAM
Anaerob fakultatif
Titik-titik
Putih
Club
Anaerob fakultatif
Titik-titik
Putih
Sumur
Anaerob fakultatif
Tidak beraturan
Putih
Sirup:
Air:
13
3.5 Pembahasan
Mikroorganisme (bakteri) adalah makhluk hidup yang berukuran kecil (mikroskopis)
yang memiliki bentuk kehidupan serta karakteristik yang khas yang dapat dibedakan dari
organisme lain. Mikroorganisme memiliki struktur sel yang sederhana tanpa nukleus (inti sel)
dan umumnya berukuran 0,5 5 m (anneahira, 2004). Bakteri ini dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan. Contoh bakteri yang
menguntungkan adalah lactobacillus bulgaricus yang dapat dimanfaatkan dalam proses
fermentasi yogurt, sedangkan bakteri yang merugikan, seperti Salmonella typhi yang dapat
menyebabkan penyakit demam.
Mikroorganisme tidak dapat tumbuh dengan baik jika media yang akan digunakan
untuk pengembangbiakan tidak sesuai. Media harus berisi nutrisi yang dapat menunjang
mikroorganisme
untuk
tumbuh.
Media
dan
alat
yang
akan
digunakan
untuk
pengembangbiakan pun harus steril dan bebas dari kontaminasi. Pada praktikum ini, yang
akan diidentifikasi adalah jenis mikroorganisme yang terdapat dalam susu, sirup, air, dan air
perasan ayam dengan menggunakan media PDA pada cawan petri, sedangkan pada media
tauge cair hanya menggunakan tiga bahan, yaitu susu, sirup, dan air. Setiap bahan yang
digunakan diambil dari sampel yang berbeda. Pada susu diambil tiga sampel, yaitu dari susu
indomilk, susu bendera, dan susu enak, pada sirup diambil dari pulpy orange dan sirup
marjan, pada air diambil sampel dari PDAM, air minum Club, dan Cheers, sedangkan pada air
perasan ayam diambil sampel ayam dari Pasar Besar, Pasar Mergan, dan Pasar Ijen.
Agar mendapatkan biakan murni dari masing-masing bahan, Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan pada media, antara lain (Anitamuina, 2013):
a) Cara Sebar (The Spread Plate Method)
Cara ini dilakukan dengan cara menyebarkan suspensi bakteri di permukaan media,
supaya diperoleh kultur murni.
b) Cara Tuang (The Pour Plate Method)
Cara ini membutuhkan media yang belum padat, kemudian dituang bersama dengan
suspensi bakteri kedalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan hingga
memadat.
Setelah menggunakan salah satu dari kedua cara tersebut, media yang sudah diberi suspensi
bakteri diinkubasi selama 36 jam untuk memperoleh biakan campuran yang terkandung dalam
bahan. Pada praktikum yang dilakukan digunakan cara sebar untuk memperoleh biakan pada
permukaan media.
14
Koloni bakteri yang tumbuh akan membentuk karakteristik yang berbeda-beda sesuai
dengan morfologi setiap bakteri tersebut. Koloni bakteri yang tumbuh pada cawan petri akan
menunjukkan ciri-ciri yang ditunjukkan oleh gambar berikut:
: Bulat, bertepi
3) Filamen
4) Ireguler
5) Rhizoid
6) Spindle
2) Raised
3) Convex
: Bentuk cembung
4) Pulvinate
5) Umbonate
: Tepian rata
2) Lobate
: Tepian berlekuk
3) Undulate
: Tepian bergelombang
15
4) Serrate
: Tepian bergerigi
Sedangkan koloni bakteri yang tumbuh dalam media cair akan menunjukkan pola
pertumbuhan seperti berikut:
16
berbentuk titik-titik bila dilihat dari atas, dan berwarna putih, sedangkan pada pulpy orange
terlihat bentuk yang berbeda dan pada kedua sampel sirup ini memiliki mikroorganisme
(Leuconostoc delbrueckli) yang bersifat anaerob. Mikroorganisme ini sebagai pembentuk
asam laktat pada produk minuman ringan (Maulia, 2013). Pada air PDAM didapatkan
mikroorganisme yang berbentuk cembung, bulat, dan berwarna putih orange, sedangkan pada
air minum club dan cheers didapatkan bentuk yang dan warna yang berbeda. Mikroorganisme
(Escherichia coli) dalam air bersifat anaerob fakultatif. Pada air perasan ayam sampel dari
pasar besar dan pasar ijen, didapatkan bentuk dan warna mikroorganisme yang sama, yaitu
berbentuk cembung, bulat, dan berwarna putih, sedangkan dari pasar mergan berbentuk datar,
bulat, dan berwarna putih.
Dari hasil yang didapatkan, meskipun dalam satu sampel yang sama, didapatkan hasil
uji yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan
uji coba, seperti kesalahan dalam pengamatan dan kesalahan dalam pengambilan biakan dan
setiap produk yang berbeda memiliki komposisi yang berbeda pula.
3.6 Kesimpulan
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang berukuran kecil (mikroskopis) yang
memiliki bentuk kehidupan serta karakteristik yang khas yang dapat dibedakan dari
organisme lain. Mikroorganisme dapat bersifat merugikan dan menguntungkan sesuai dengan
kegunaannya.
Pada praktikum yang telah dilakukan digunakan sampel susu, sirup, air, dan air perasan
ayam dengan menggunakan media padat (PDA) dan media cair (tauge cair) untuk mengetahui
morfologi dari tiap mikroorganisme yang tumbuh. Media padat digunakan untuk mengetahui
ciri fisik dari suatu mikroorganisme, sedangkan tauge cair digunakan untuk mengetahui pola
pertumbuhan berdasarkan kebutuhan oksigen dari masing-masing biakan yang tumbuh.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa setiap sampel yang diuji menghasilkan biakan
dengan morfologi yang berbeda meskipun masih dalam sampel yang sama, tetapi dalam
produk (merk) yang berbeda. Serta diindikasikan telah terjadi kesalahan-kesalahan dalam
pelaksanaan uji coba, seperti kesalahan dalam pengamatan dan kesalahan dalam pengambilan
biakan.
BAB IV
ISOLASI MIKROORGANISME
4.1 Pendahuluan
Isolasi mikroorganisme adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme dari
lingkungan alamnya dan menumbuhkan sebagai piaraan murni. Mikroorganisme yang
diperoleh dari biakan murni harus dipiara dalam lingkungan yang sesuai dengan syarat
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Dengan pengenceran
b.
Dengan penuangan
c.
Dengan gesekan
d.
e.
Bahan:
- Media miring
- Piaraan dari air perasan ayam
- Piaraan dari air
- Piaraan dari susu
17
18
- Alkohol 70%
Bahan
Bentuk
Perasan ayam:
Bahan
Bentuk
Susu:
Pasar Besar I
Akar
Indomilk I
Serupa batang
Pasar Besar II
Titik-titik
Indomilk II
Serupa batang
Akar
Bendera
Serupa pedang
Pasar Besar IV
Akar
Enak I
Titik-titik
Pasar Mergan I
Serupa tasbih
Enak II
Titik-titik
Pasar Mergan II
Serupa tasbih
Serupa tasbih
Air:
Pasar Mergan IV
Serupa tasbih
PDAM
Titik-titik
Pasar Ijen I
Titik-titik
Club
Titik-titik
Pasar Ijen II
Titik-titik
Titik-titik
Pasar Ijen IV
Titik-titik
19
4.5 Pembahasan
Media agar merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, tetapi
agar dapat pula digunakan untuk memisahkan biakan campuran mikroorganisme. Teknik yang
digunakan memungkinkan bakteri tumbuh pada jarak yang berjauhan dan membentuk koloni.
Jika inokulasi dilakukan dengan benar, maka biakan murni akan terpisah secara sendirinya
dari campuran. Setelah diinkubasi maka inokulum ini akan berkembang biak selama 24 jam.
Setelah mikroorganisme berkembang dan tumbuh dipermukaan media PDA, dilakukan
inokulasi mikroorganisme dengan kawat ose. Mula-mula kawat ose dipanaskan agar steril,
kemudian inokulasi mikroorganisme pada permukaan media dan goreskan pada permukaan
agar miring dalam tabung reaksi. Kemudian diamkan selama 24 jam untuk melihat bentuk
dari mikroorganisme pada sampel.
Mikroorganisme yang tumbuh pada media agar miring akan tumbuh sesuai dengan
bentuknya. Berikut adalah ciri-ciri koloni yang diperoleh dengan menggoreskan kawat
inokulum pada media agar miring:
Pada praktikum ini, digunakan empat ulangan dari air perasan ayam, yaitu masingmasing dari Pasar Besar, Pasar Mergan, dan Pasar Ijen. Digunakan sampel dari susu, yaitu
susu Indomilk dan susu Enak digunakan dua ulangan dan susu Bendera hanya satu ulangan,
serta sampel air dengan menggunakan masing-masing satu ulangan dari PDAM dan Club.
Setelah keempat sampel bahan (air perasan ayam, susu, dan air) diinokulasi pada media agar
miring dan diinkubasi, didapatkan bentuk koloni yang berbeda-beda pada setiap goresan
mikroorganisme yang dibiakan.
Pada air perasan ayam, sampel dari Pasar Besar, yaitu ulangan I, III, dan IV
menunjukkan bentuk seperti akar, tetapi berbeda dengan Pasar Besar II yang menunjukkan
20
bentuk titik-titik. Keempat sampel dari Pasar Mergan, yaitu ulangan I, II, III, dan IV
menunjukkan bentuk serupa dengan tasbih, tetapi sampel dari pasar ijen, ulangan I, II, III, dan
IV didapatkan bentuk koloni titik-titik. Pada air susu, didapatkan bentuk koloni dari susu
Indomilk (ulangan I dan II) serupa batang, dari susu Bendera menghasilkan bentuk koloni
serupa pedang dan dari susu Enak (ulangan I dan II) menghasilkan bentuk koloni titik-titik.
Pada air didapatkan bentuk koloni titik-titik pada kedua sampel air.
Hasil praktikum yang didapat menunjukkan bahwa meskipun dari sampel yang sama
(air perasan ayam, susu, dan sirup), koloni bakteri yang ditunjukkan pada setiap ulangan tidak
menghasilkan bentuk yang sama. Hasil dari sampel Pasar Besar II menunjukkan bentuk
koloni yang berbeda dari ketiga ulangan yang lain dan pada ulangan IV tumbuh jamur pada
media. Hal ini dapat terjadi karena faktor dari dalam media (intrinsik), dari luar media
(ekstrinsik), dan dari dalam mikroorganisme (implisit) tersebut. Faktor-faktor tersebut
meliputi:
a) Faktor Intrinsik, seperti pH, aktivitas air (activity of water, aw), kemampuan
mengoksidasai-reduksi (redoxpotential, Eh), kandungan nutrient, bahan antimikroba
dan
struktur
bahan
makanan
(Yudhabuntara,
2010).
Setiap
pertumbuhan
mikroorganisme membutuhkan media yang berisi nutrisi, seperti air, energi, nitrogen
dan vitamin sehingga dapat tumbuh sesuai dengan morfologinya.
b) Faktor Ekstrinsik, seperti suhu penyimpanan, kelembaban, tekanan gas, dan pengaruh
ultraviolet (Yudhabuntara, 2010). Mikroorganisme membutuhkan suhu tertentu untuk
dapat tumbuh dan tetap hidup, sehingga diperlukan suhu penyimpanan yang tepat dan
sesuai dengan sifatnya.
c) Faktor Implisit, seperti sinergisme dan antagonisme. Ketika mikroorganisme tumbuh
pada media ia akan bersaing untuk memperoleh ruang dan nutrisi, sehingga terjadi
interaksi di antara mikroorganisme yang berbeda. Interaksi yang terjadi dapat saling
mendukung dan saling menghambat (Yudhabuntara, 2010).
Hasil praktikum yang berbeda tersebut dapat terjadi karena faktor-faktor diatas dan adanya
kontaminasi saat pengerjaan sehingga dalam media tumbuh spora atau jamur.
4.6 Kesimpulan
Media agar merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, tetapi
agar dapat pula digunakan untuk memisahkan biakan campuran mikroorganisme. Media yang
digunakan untuk inokulasi mikroorganisme adalah media agar miring. Media ini digunakan
21
untuk menumbuhkan biakan murni pada permukaan media dengan bentuk koloni yang
beragam.
Hasil praktikum pada sampel menunjukkan bentuk berbeda pada setiap koloni. Pada air
perasan ayam, sampel dari Pasar Besar (ulangan I, III, dan IV) menunjukkan bentuk seperti
akar, tetapi pada ulangan II menunjukkan bentuk titik-titik. Sampel dari Pasar Mergan
menunjukkan bentuk serupa dengan tasbih, Sampel dari pasar ijen didapatkan bentuk koloni
titik-titik. Pada air susu, didapatkan bentuk koloni dari susu Indomilk serupa batang, dari susu
Bendera menghasilkan bentuk koloni serupa pedang dan dari susu Enak menghasilkan bentuk
koloni titik-titik. Pada air didapatkan bentuk koloni titik-titik.
Perbedaan bentuk koloni yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik,
ektrinsik, dan implisit. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap pola pertumbuhan suatu
mikroorganisme. Diindikasikan terjadi kontaminasi pada sampel sehingga tumbuh jamur atau
spora juga pada media pertumbuhan.
BAB V
PENYIAPAN PREPARAT MIKROORGANISME HIDUP UNTUK PENGAMATAN
MIKROSKOPIS
5.1 Pendahuluan
Pengamatan mikroorganisme dengan menggunakan mikroskop cahaya dapat disiapkan
dua macam preparat siapan yang bersifat basah (wet mount preparation) dan olesan yang
diwarnai.
Preparat yang bersifat basah ada dua macam, lengkapan basah dan tetes bergantung.
Kedua preparat ini digunakan setetes cairan yang mengandung mikroorganisme hidup,
sedangkan preparat olesan yang diwarnai untuk mengamati mikroorganisme yang telah mati.
Untuk membuat preparat bakteri yang telah dimatikan, sample diambil dari medium
padat maupun cair. Pengambilan dilakukan dengan menggunakan kawat ose, lalu gesekan
pada kaca benda. Lewatkan pada nyala lampu bunsen sampai kering, lalu dilakukan
pewarnaan bakteri.
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mempelajari teknik penyiapan lengkapan basah
guna mengamati berbagai macam mikroorganisme hidup dibawah mikroskop.
Bahan:
- Biakan murni pada air perasan ayam
- Biakan murni pada air
- Biakan murni pada susu
- Methylene blue
- Alkohol 70%
- Vaselin
22
23
Pasar Besar I
Pasar Besar II
24
Pasar Mergan I
Pasar Mergan IV
Pasar Ijen I
Pasar Ijen IV
Club
25
Indomilk I
Indomilk II
Bendera
Enak I
Enak II
5.5 Pembahasan
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, micros yang berarti kecil dan scopien yang
berarti melihat. Jadi mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata kasar. Mikroskop memiliki jenis yang beragam, seperti Mikroskop
Fase kontras, Mikroskop medan-gelap, Mikroskop Pender, Mikroskop Ultraviolet, Mikroskop
26
Elektron, dan Mikroskop Cahaya (Supriyanto, 2013). Tetapi pada praktikum kali ini
digunakan Mikroskop cahaya untuk mengamati mikroorganisme yang hidup dalam media.
Pengamatan dengan menggunakan mikroskop dilakukan untuk melihat bentuk dan jenis
mikroorganisme
yang
hidup pada
media.
Berikut
adalah macam-macam
bentuk
Bakteri ini memiliki bentuk bulat seperti bola. Bakteri ini terdiri dari:
Monococcus
Monococcus adalah bakteri kokus dengan bola kecil tunggal, tidak saling
bergandengan. Contohnya, bakteri Micrococcus lutea yang hidup pada jaringan
kulit manusia, daging, air, atau tanah.
Diplococcus
Diplococcus adalah bakteri kokus yang bergandengan dua-dua. Contohnya, bakteri
Diplococcus pneumoniae yang menyebabkan penyakit radang paru-paru.
Tetracoccus
Tetracoccus adalah bakteri kokus yang bergandengan empat dan membentuk bujur
sangkar. Contohnya, bakteri Pediococcus cerevisiae yang digunakan dalam
pembuatan sosis daging.
Sarcina
Sarcina adalah bakteri kokus yang bergerombol membentuk kubus. Contohnya,
bakteri Thiosarcina rosea yang sering disebut dengan bakteri belerang.
27
Staphylococcus
Staphylococcus adalah bakteri kokus yang bergerombol dan bentuknya menyerupai
buah anggur. Contohnya, bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan
penyakit radang paru-paru.
Streptococcus
Streptococcus adalah bakteri kokus yang berkelompok saling berhimpitan dan
membentuk rantai. Contohnya, bakteri Streptococcus lactis yang digunakan dalam
proses fermentasi susu.
Bakteri ini berbentuk batang seperti kapsul. Bakteri ini terdiri dari:
Monobacillus
Monobacillus adalah bakteri basil yang berdiri sendiri-sendiri. Contonya, bakteri
Escherichia coli yang hidup pada usus besar manusia dan berperan menguraikan
sisa-sisa makanan yang tidak terserap dalam proses pencernaan.
Diplobacillus
Diplobacillus adalah bakteri basil yang bergandengan dua-dua. Contohnya, bakteri
Salmonella typhosa yang menyebabkan penyakit typus.
Streptobacillus
Streptobacillus adalah bakteri basil yang bergandengan membentuk rantai.
Contohnya, bakteri Bacillus anthracis yang hidup pada hewan ternak dan
menyebabkan penyakit antraks.
28
Bakteri ini berbentuk spiral. Bakteri spiral ini memiliki bentuk lengkung tidak
beraturan, sebagian membentuk sekrup, menyerupai tanda koma, atau setengah
lingkaran tidak sempurna. Bakteri ini terdiri dari:
Spiral
Spiral
adalah
bakteri
yang
bentuknya
seperti
gelombang.
Contohnya,
Vibrio
Vibrio adalah bakteri yang berbentuk seperti koma. Contohnya, bakteri Vibrio
cholera yang menyebabkan penyakit kolera.
Spiroseta
Spiroseta adalah bakteri yang bentuknya seperti kepala sekrup. Contohnya, bakteri
Treponema pallidum yang menyebabkan penyakit sifilis.
29
5.6 Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Mikroskop memiliki bermacam-macam jenis, tetapi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Mikroskop Cahaya.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk dari mikroorganisme yang
tumbuh pada setiap sampel bahan. Bentuk-bentuk mikroorganisme ini dapat berupa kokus,
basil, dan spiral. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketiga sampel bahan tersebut
memiliki mikroorganisme yang berbentuk basil sesuai dengan jenis mikroorganisme yang
terkandung didalam bahan, yaitu Salmonella Sp pada air perasan ayam, Escherichia coli pada
air, dan Lactobacillus bulgaricus pada susu.
Kesalahan yang dapat terjadi dalam proses pengamatan, yaitu pengambilan inokulum
dalam media yang tidak maksimal sehingga pengamatan dengan menggunakan mikroskop
tidak teliti.
BAB VI
PENGECATAN GRAM
6.1 Pendahuluan
Pengecatan mula-mula dikembangkan oleh Christian Gram (1884). Pengecatan gram
terdiri dari 4 tingkatan, yaitu:
1) Pemberian cat utama (larutan cat crystal violet)
2) Pengintesifan cat utama dengan menambahkan larutan mordan
3) Pencucian (dekolorisasi) dengan larutan alkohol
4) Pemberian cat penutup (cat lawan, counterstain), larutan cat safranin yang berwarna
merah.
Pengecatan gram termasuk pengecatan diferensial, karena dapat membedakan bakteri
gram positif dan gram negatif.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mengikat cat utama dengan kuat sehingga tidak
dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi dengan cat lawan. Jika diamati secara
mikroskopis, bakteri berwarna biru ungu (violet).
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mengikat cat utama dengan kuat
sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh cat lawan. Jika diamati
secara mikroskopis, bakteri berwarna merah.
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk mengetahui dan membedakan bakteri yang
bersifat gram positif dan gram negatif.
31
Bahan:
- Biakan murni pada air perasan ayam
- Biakan murni pada air
- Biakan murni pada susu
- Larutan cat Huckers crystal violet (Gram A)
- Larutan mordan Lugols iodine (Gram B)
- Larutan pencuci (Gram C)
- Larutan cat safranin (Gram D)
32
Pasar Besar I
Pasar Mergan IV
33
Club
Indomilk
Enak
Keterangan:
Bakteri Gram Positif (Warna Ungu)
Bakteri Gram Negatif (Warna Merah)
6.5 Pembahasan
Pengecatan gram adalah pengecatan diferensial yang sangat berguna dalam penelitian
mikrobiologi, karena merupakan tahapan dalam langkah awal identifikasi. Pengecatan ini
didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya
lapisan lemak pada membran sel mikroorganisme. Jenis mikroorgansime berdasarkan
pengecatan gram dibedakan menjadi dua, yaitu gram positif dan gram negatif.
Mikroorganisem gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis,
sedangkan mikroorganisme gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara
34
dua lapis membran sel (Martha, 2011). Berikut ini adalah empat larutan yang digunakan untuk
pengecatan gram, yaitu Gram A, Gram B, Gram C, dan Gram D:
a) Cat Gram A (Huckers crystal violet) berwarna ungu karena mengandung crystal violet.
Cat Gram A merupakan cat primer yang memberikan warna mikroorgansime target.
Pada saat diberi Gram A, semua mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai dengan
warna Cat Gram A.
b) Cat Gram B (Larutan Mordan Lugols iodine) berwarna coklat dan merupakan cat
Mordan, yaitu bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap
mikroorganisme target. Pemberian cat Gram B ini menyebabkan bakteri mengikat
warna dengan kuat.
c) Cat Gram C (Larutan Alkohol aseton) tidak berwarna. Cat ini berfungsi untuk
melunturkan cat sebelumnya. Akibat pemberian cat Gram C akan terjadi 2
kemungkinan, yaitu mikroorganisme tetap berwarna ungu karena tahan tidak dapat
dilunturkan oleh alkohol. Bakteri ini termasuk Gram Positif, sedangkan bakteri yang
tidak berwarna setelah dicuci dengan alkohol, maka dikelompokkan sebagai bakteri
Gram Negatif.
d) Cat Gram D (Larutan Safranin) berwarna merah dan merupakan cat sekunder atau
kontras. Cat ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non target. Cat
sekunder mempunyai spectrum warna yang berbeda dari cat primer. Akibat pemberian
cat Gram D, akan terjadi 2 kemungkinan, yaitu bakteri Gram positif
akan tetap
berwarna ungu karena mengikat cat Gram A dan tidak mampu mengikat cat Gram D,
sedangkan bakteri Gram negative akan berwarna merah karena cat sebelumnya telah
dilunturkan oleh cat Gram C maka mampu mengikat cat Gram D.
Praktikum yang dilakukan pada ketiga sampel, yaitu air perasan ayam, susu, dan air
tersebut menunjukkan bahwa mikroorganisme pada air perasan ayam dan air merupakan
bakteri gram negatif karena mengikat warna merah, sedangkan mikroorganisme pada susu
merupakan bakteri gram positif karena mengikat warna ungu. Perbedaan Mikroorganisme
Gram Positif dan Gram negatif dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
Karakteristik
Dinding sel
Gram Positif
Gram Negatif
35
Bentuk sel
dinding sel.
lipopolisakarida.
Reproduksi
Pembelahan biner.
Metabolisme
Kemoorganoheterotrof.
Fototrof, kemolitoautotrof,
atau kemoorganoheterotrof.
Motilitas
petritrikus (petritrichous).
polar, lopotrikus
(lophtrichous), petritrikus
(petritrichous).
Anggota tubuh
(apendase)
apendase
tangkai.
Endospore
membentuk endospore.
endospore.
Sumber: http://ir-fa.blogspot.com/2011/11/bakteri.html
Untuk mengetahui jenis mikroorganisme Gram positif atau Gram Negatif, diperlukan
tahapan-tahapan dari pengecatan gram, seperti berikut:
36
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecatan gram, yaitu fase yang paling kritis adalah
tahap dekolorisasi yang mengakibatkan warna utama iodine lepas dari sel. Pemberian etanol
jangan sampai berlebihan yang akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel gram
positif tampak seperti gram negatif. Namun jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan
etanol yang tidak akan melarutkan warna utama iodine secara sempurna sehingga sel gram
negatif seperti gram positif (Martha, 2011). Jadi, kesalahan dari penentuan jenis gram pada
mikroorganisme dapat terjadi karena overdecolorization atau underdecolorization dan
kesalahan pada saat melakukan langkah-langkah pengerjaan.
6.6 Kesimpulan
Pengecatan gram bertujuan untuk mengetahui jenis mikroorganisme dalam sampel
termasuk gram negatif atau gram positif. Dalam pengecatan gram digunakan 4 larutan gram,
37
yaitu Gram A (Larutan Huckers crystal violet), Gram B (Larutan Mordan Lugols iodine),
Gram C (Larutan Alkohol aseton), dan Gram D (Larutan Safranin).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop, menunjukkan
bahwa mikroorganisme pada air perasan ayam dan air merupakan bakteri gram negatif karena
mengikat warna merah, sedangkan mikroorganisme pada susu merupakan bakteri gram positif
karena mengikat warna ungu.
BAB VII
PERHITUNGAN JUMLAH MIKROORGANISME
7.1 Pendahuluan
Ada dua cara perhitungan bakteri, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Perhitungan secara langsung (direct method) adalah cara perhitungan untuk menentukan
jumlah mikroorganisme keseluruhan, baik yang mati maupun yang hidup. ada beberapa cara
yang digunakan dalam perhitungan secara langsung ini, antara lain:
1) Menggunakan counting chamber
2) Menggunakan cara pengecatan dan pengamatan mikroskopis
3) Menggunakan filter membrane.
Perhitungan secara tidak langsung (Indirect method) adalah cara perhitungan untuk
menentukan jumlah mikroorganisme yang hidup saja. Ada cara yang umum digunakan dalam
perhitungan ini, antara lain:
1) Menggunakan sentrifuge
2) Berdasarkan kekeruhan
3) Menggunakan perhitungan elektronik
4) Berdasarkan berat kering
5) Berdasarkan analisa kimia
6) Menggunakan cara pengenceran
7) Berdasarkan jumlah koloni.
Cara menghitung cawan digunakan suatu standar yang disebut Standart Plate Count
(SPC). Berikut adalah isi dari SPC tersebut:
1) Cawan yang dipilih atau dihitung mengandung koloni antara 30 sampai 300
2) Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang
besar, dimana jumlah koloninya dapat dihitung sebagai satu koloni
3) Satu deretan rantai yang terlihat sebagai satu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme pada
nata de coco, susu, dan yakult dengan menggunakan media lempengan dengan cara
pengenceran.
39
- Lampu Bunsen
- Tabung reaksi
- Pipet volume
Bahan:
- Media PDA
- Nata de coco
- Susu milky moo stroberi
- Yakult
10-2
10-3
10-4
10-5
Nata de coco
Sp
Sp
Sp
Sp
Sp
Sp
Sp
Sp
Sp
Sp
Yakult
Sp
Sp
Sp
Sp
Sp
Bahan
7.5 Pembahasan
Umumnya, perhitungan jumlah mikroorganisme harus mengetahui terlebih dahulu
kurva pertumbuhan dari mikroorganisme tersebut, sehingga dapat menentukan kapan
mikroorganisme mengalami fase puncak. Cara yang digunakan dalam perhitungan jumlah
mikroorganisme pada praktikum yang telah dilakukan, yaitu menggunakan cara pengenceran.
Pengenceran dilakukan dari 10-1 sampai 10-5, seperti pada gambar berikut:
40
1ml bahan pada sampel pertama (10-1) diambil dan dimasukkan kedalam sampel kedua (10-2)
sampai seterusnya hingga sampel ke 5 (10 -5). Masing-masing sampel yang sudah dicampur
kemudian diinokulasi dalam cawan petri yang sudah terisi media. Inokulasi cawan petri dapat
dilakukan dengan dua cara seperti pada Bab 3. Penangkapan Mikroorganisme, yaitu dengan
cara disebar (The Spread Plate Method) dan dengan cara dituang (The Pour Plate Method)
(gambar 2).
Gambar 2. (a) The Pour Plate Method (b) The Spread Plate Method
Sumber: Powerpoint by Christine L. Case (2004)
Jika menggunakan cara dituang, maka mikroorganisme akan tumbuh diluar dan didalam
media padat, sedangkan jika menggunakan cara disebar, maka mikroorganisme akan tumbuh
pada permukaan media saja.
Setelah sampel dibiarkan didalam media selama 48 jam, mikroorganisme mulai tumbuh
dipermukaan media, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:
41
Semakin pekat warna larutan, maka pertumbuhan mikroorganisme akan semakin banyak. Jika
tingkat kepekatan larutan berkurang, maka semakin berkurang juga jumlah mikroorganisme
yang tumbuh pada media. Pada tahap inilah dilakukan perhitungan jumlah mikroorganisme
untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam setiap sampel 10-1 sampai 10-5. Adapun
syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan perhitungan jumlah mikroorganisme,
yaitu:
a. Jumlah koloni normal yang diperbolehkan antara 30 sampai 300.
b. Jumlah bakteri diperkirakan dengan mengalikan jumlah koloni dengan pengencerannya.
c. Bila jumlah bakteri terhitung pada suatu pengenceran hasilnya lebih besar daripada
jumlah bakteri terhitung pada pengenceran sebelumnya, maka yang digunakan jumlah
bakteri pada pengenceran sebelumnya.
d. Bila jumlah bakteri terhitung pada suatu pengenceran dibandingkan dengan jumlah
bakteri terhitung pada pengenceran sebelumnya hasilnya kurang dari 2 (< 2), maka yang
digunakan adalah jumlah rata-rata dari kedua bakteri tersebut.
42
: Proteobacteria
Kelas
: Alphaproteobacteria
Ordo
: Rhodospirilles
Family
: Acetobacteraceae
Genus
: Acetobacter
Spesies
: A. xylinum
b. Susu merupakan cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia
maupun manusia. Susu (susu sapi) dapat diolah menjadi produk, seperti mentega,
yogurt, es krim, keju dan lainnya. Susu mengandung bakteri asam laktat yang dapat
membantu proses fermentasi pada susu, seperti Lactobacillus Bulgaricus. Bakteri ini
termasuk kedalam bakteri gram positif yang berbentuk batang bersifat fakultatif, tidak
membentuk spora, dan non motil (Helferich dan Westhoff 1980, diacu dalam Syah
2011). Berikut adalah klasifikasi bakteri Lactobacillus Bulgaricus menurut Weiss et al
(1984), diacu dalam syah 2011, sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Divisi
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Spesies
: Lactobacillus delbrueckii
43
c. Yakult merupakan minuman probiotik mirip dengan yogurt yang dibuat dari fermentasi
skimmed milk dan gula dengan menggunakan bakteri Lactobacillus casei (Anonymous3,
2013). Lactobacillus casei ini tergolong kedalam jenis bakteri gram positif yang bersifat
anaerob fakultatif (mikroaefilik). Bakteri ini mengubah gula menjadi asam laktat.
Umumnya, bakteri ini terdapat secara alami didalam usus dan mulut manusia. Berikut
adalah klasifikasi bakteri Lactobacillus casei menurut Sari (2011), sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Divisi
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Spesies
: L. casei
Hasil perhitungan jumlah mikroorganisme yang diperoleh dari sampel 10 -1 sampai 10-5
ketiga sampel tersebut menunjukkan bahwa jumlah mikroorganisme spreader atau dalam
artian mikroorganisme tidak dapat dihitung jumlahnya. Seharusnya jumlah mikroorganisme
pada setiap tingkatan sampel 10 -1 sampai 10-5 akan mengalami penurunan sesuai dengan
tingkat kepekatan tiap sampel. Semakin pekat warna larutan maka jumlahnya akan banyak,
sebaliknya jika warna larutan tidak pekat, maka jumlah mikroorganisme didalamnya semakin
sedikit. Tetapi didalam percobaan yang dilakukan tidak didapatkan hasil seperti pernyataan
tersebut. Hal ini dikarenakan telah terjadi kontaminasi pada saat pencampuran dan
pengambilan sampel sehingga ketika diinkubasi selama 48 jam, bakteri dan jamur yang tidak
diinginkan juga ikut tumbuh serta bakteri piaraan tumbuh merata pada permukaan media.
Akibatnya, bakteri piaraan tidak dapat dihitung jumlahnya.
Dari hasil pengamatan, bakteri yang tumbuh dengan baik adalah bakteri yang terdapat
dalam yakult. Mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi yakult adalah Lactobacillus
casei strain Shirota (Anonymous3, 2013). Yakult memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat keasaman pada sampel yang lain. Yakult memiliki pH sekitar 3
4,5 (satiman, 2012), sedangkan pH pada susu non fermentasi sekitar 6,5 6,7 (Taufik,
2009) dan pH nata de coco sekitar 5 5,5 (Kjhoell, 2013). Ini menunjukkan bahwa yakult
memiliki derajat keasaman yang tinggi. Bakteri dalam yakult juga memiliki banyak manfaat,
seperti mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan
jumlah bakteri yang berguna dalam usus, mengurangi racun dalam usus, dan membatasi
jumlah bakteri yang merugikan dalam usus (satiman, 2012). Karena bakteri didalamnya
44
memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan manusia, maka yakult termasuk dalam
golongan probiotik.
7.6 Kesimpulan
Perhitungan jumlah mikroorganisme dilakukan dengan cara pengenceran. Sampel yang
digunakan adalah nata de coco, susu, dan yakult dengan mengambil sampel 10 -1 sampai 10-5.
Kemudian diinokulasi kedalam cawan petri dengan dua cara, yaitu dengan cara disebar (The
Spread Plate Method) atau dengan cara dituang (The Pour Plate Method). Setelah diinkubasi
selama 48 jam, mikroorganisme yang tumbuh dihitung dengan menggunakan colony counter.
Sebelum menghitung jumlah mikroorganisme, perlu diketahui pula syarat-syarat dalam
perhitungan.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan mikroorganisme yang tumbuh
dalam keadaan spreader sehingga jumlah mikroorganisme tersebut tidak dapat dihitung. Hal
ini terjadi karena kontaminasi pada saat pencampuran dan pengambilan sampel sehingga
ketika diinkubasi selama 48 jam, bakteri dan jamur yang tidak diinginkan juga ikut tumbuh
serta bakteri piaraan tumbuh merata pada permukaan media. Tetapi dari ketiga sampel yang
digunakan, bakteri yang tumbuh dengan baik terdapat dalam yakult. Tingkat keasaman dari
yakult ini lebih tinggi dibandingkan kedua sampel yang lain. Yakult juga memiliki manfaat
bagi pencernaan manusia sehingga yakult digolongan kedalam jenis minuman probiotik.