Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah yang diberikan Oleh
Diani Aliansy, SST., M.Kes
Disusun Oleh :
Mery Tarlina
( D3E613005 )
NurAini
( D3E613007 )
27
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Pemasangan Dan Pencabutan IUD
ini berdasar pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan kamipun berterimakasih
kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangankekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua pembacanya dan dapat
berguna bagi kami sendiri maupun semuanya.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Kontrasepsi IUD ..................................................................................................3
2.2 Pelaksanaan Pelayanan ........................................................................................9
2.3 Langkah-langkah pemasangan AKDR Copper T 380A .......................................12
2.4 Pencabutan Akdr Copper T 380a .........................................................................28
2.5 NOVA T .............................................................................................................29
2.6 Teknik Penyisipan Nova T ...................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................iii
Lampiran : Jurnal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkankeluarga berkualitas tahun 2015.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam
kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah
mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan
pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental
dasar perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati
dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KB yang
terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%), Sterilisasi
wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya merupakan peserta KB
tradisonal yang masing-masing menggunakan cara tradisional seperti pantang berkala
maupun senggama terputus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR / IUD berada diposisi ketiga.
Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR
terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Namun begitu tidak semua
klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang
berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami,
dan kurang mengetahui tentang KB AKDR. Maka dari itu penulis ingin mencoba
membahas makalah dengan judul Kontrasepsi IUD .
1.3Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dengan Kontrasepsi IUD.
b. Untuk mengetahui Pemasangan Kontrasepsi IUD.
c. Untuk mengetahui Pencabutan Kontrasepsi IUD.
BAB II
PEMBAHASAN
IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada
125-170 kehamilan)
AKDR dapat efektif seger setelah pemasangan
Metode jangka panjang
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan sexual
Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
Dapat digunakan sampai menopause.
Tidak ada intraksidengan obat-obat.
keluar bisa dibedakan, biasanya jika spotting, yang keluar adalah berwarna
merah segar, sedangkan pada saat haid, darah akan berwarna kecoklatan.
Jika pada saat haid anda mengalami kondisi yang lebih sakit dari
biasanya, itu juga ada kaitannya dengan IUD ini. Biasanya pada saat masa
haid ini rahim akan berkontraksi dan dinding rahim akan sedikit berdenyut
dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh anda
setelah pemasangan
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan
Usia reproduktif
Keadan mullipara
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
Resiko rendah dari IMS
Tidak menghendaki metode hormonal
Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadan
misalnya: Perokok, Sedang memakai antibiotika atau antikejang, Gemuk
Sedang hamil
Perdarahan vagina yang tidak diketaui
Sedang menderita infeksi genetalia
Penyakit trifoblas yang ganas
Diketahui menderita TBC velvik
Kanker alat genital
Ukuran rongga rahim kurang dari 5.
1. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR,
lakukan konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila
hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan
kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan
lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan
ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan
kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan.
2. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari
kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak
ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien
menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan
metode kontrasepsi yang lain.
dengan fasilitas yang dimilikinya. Ada beberapa persyaratan khusus ruangan untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas, yaitu:
operasi besar, akan tetapi semua instrumen yang akan digunakan untuk
melaksanakan tindakan, harus telah disterilisasi atau didisinfeksi tingkat tinggi
(DTT) dan sanitasi ruangan harus terjamin.
pencabutan AKDR.
pada klien, petugas klinik harus berupa untuk menjaga sanitasi lingkungan dengan
cara sebagai berikut:
Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat atau sedang
mengalami IMS.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
tindakan.
Minta klien membersihkan daerah genitalia sebelum melakukan pemeriksaan
panggul.
Gunakan instrumen dan sepasang sarung tangan DTT (atau steril), atau
sarung tangan periksa sekali pakai (disposable).
tindakan. Bila peralatan tersedia dalam paket steril maupun DTT, jangan membuka
paket sebelum pemeriksaan panggul selesai/keputusan akhir untuk pemasangan
dilakukan.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah tindakan.
Minta klien untuk membersihkan daerah genitalia sebelum melakukan
pemeriksaan panggul.
Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan DTT (atau steril), ataui
sarung tangan periksa sekali pakai (disposable).
Usapkan larutan antiseptik secara merata pada serviks dan vagina sebelum
melaksanakan tindakan.
Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakai ulang
menggunakan larutan klorin 0,5%.
Alasan
Uraian
ng
ka
h
La
ng
Hindari
ka
menenangkan
pernyataan ini
h1
klien,
tidak sakit-
Jel
memudahkan
pada saat
ask
pemasangan,
melakukan
an
dan mengurangi
langkah yang
kep
rasa sakit.
dapat
ala
menimbulkan
kli
en
hampir
apa
selesai- pada
yan
mengesankan
mulai
aka
kejujuran dan
saling percaya.
memasang.
dil
aku
Ajaklah klien
kan
berbicara selama
dan
prosedur
me
pemasangan.
mp
ersi
lah
kan
kli
Hal ini
en
dilakukan untuk
me
memudahkan
nga
pemeriksaan
juk
panggul.
an
per
tan
yaa
n.
Sa
mp
aik
an
kep
ala
kli
en
ke
mu
ng
kin
an
tim
bul
ras
a
nye
ri
saa
t
pe
ma
san
gan
dan
pet
uga
s
aka
n
me
nje
las
kan
ke
mb
ali
hal
ters
ebu
t,
saa
t
pe
ma
san
gan
.
Pas
tik
an
kli
en
tela
h
me
ng
oso
ng
kan
kan
du
nga
n
ke
mi
hn
ya.
La
ng
Untuk
Pakai sarung
ka
memeriksa
tangan. Setelah
h2
adanya ulkus,
dipakai sarung
pembengkakan
tangan harus
iks
kelenjar getah
didekontaminasi
bening (bubo).
Per
gen
Untuk
atau sterilisasi.
ital
memeriksa
ia
adanya
eks
pembengkakan
ter
kelenjar
Setelah dipakai
na.
Bartolin dan
spekulum harus
kelenjar Skene.
didekontaminasi
Untuk
atau sterilisasi.
memeriksa
adanya cairan
La
vagina, sevisitis
ku
dan mengambil
Jangan
kan
spesimen
lakukan
pe
pemeriksaan
pemasangan
me
mikroskopis
rik
(bila
atau hamil.
saa
diperlukan).
ins
Untuk
pek
menentukan
ulo
besar, posisi,
konsisten, dan
mobilitas uterus.
Untuk
La
pemeriksaan
ku
nyeri goyang
kan
serviks dan
pe
tumor pada
me
adneksa atau
rik
kavum
saa
Douglasi.
pan
gg
ul.
La
ng
Untuk
Vaginitis harus
ka
memeriksa
diobati dulu
h3
adanya jamur,
sebelum
trikomonas,
dipasang
ku
bakterial
AKDR.
kan
vaginosis
La
pe
(preparat basah
me
rik
serta
saa
pemeriksaan
pH).
mi
kro
Untuk
Gonorea
(diplokokus
sko
memeriksa
gram negatif
pik
adanya gonorea
intraseluler) atau
(bil
atau klamidia.
klamidia harus
diobati (dan
ter
periksa kembali
sed
setelah selesai
ia
pengobatan).
da
AKDR tidak
boleh dipasang.
ad
a
ind
ika
si).
La
ng
Sarung tangan
Jangan
ka
memasukkan
h4
tidak perlu
lengan AKDR
untuk
lebih dari 5
suk
memasukkan
menit sebelum
kan
lengan AKDR
pemasangan,
len
di dalam
karena lengan
gan
kemasan
AKDR tidak
AK
sterilnya.
dapat kembali
Ma
DR
seperti bentuk
Co
semula (lurus)
ppe
setelah
rT
dipasang.
38
0A
di
dal
am
ke
ma
san
ster
iln
ya.
La
ng
Larutan
Usap seluruh
ka
antiseptik dapat
vagina dans
h5
mencegah
erviks dengan
infeksi pada
larutan
area kerja.
antiseptik (2 kali
Ma
suk
kan
atau lebih).
spe
Pemberian
kul
anestesi lokal
um
Tenakulum
hanya bila
untuk stabilisasi
diperlukan.
dan
uterus dan
usa
mengurangi
Pasang
risiko perforasi.
tenakulum
vag
secara hati-hati
ina
pada posisi
dan
vertikal (jam 10
ser
vik
untuk
den
mengurangi
gan
sakit.
lar
uta
n
ant
ise
pti
k.
Gu
nak
an
ten
aku
lu
m
unt
uk
me
nje
pit
ser
vik
s.
La
ng
Untuk
Masukkan
ka
menentukan
secara perlahan-
h6
posisi uterus
dan kedalaman
hati.
Ma
suk
kavum uteri.
kan
son
Memasukkan
de
sonde sekali
ute
masuk (teknik
Jangan
rus.
tanpa sentuh)
menyentuh
untuk
dinding vagina
mengurangi
atau bibir
risiko infeksi.
spekulum (untuk
menghindari
kontaminasi).
La
ng
Atur letak
Jangan
ka
pembatas
memaksakan
h7
(warna biru)
pemasangan bila
Pas
pada tabung
terasa ada
ang
inserter sesuai
tahanan.
AK
dengan
DR
kedalaman
Co
kavum uteri.
ppe
Masukkan
rT
tabung inserter
38
sampai
0A.
menyentuh
Gunakan
fundus atau
tenakulum untuk
sampai terasa
menahan posisi
ada tahanan
uterus saat
(pembatas
melepaskan
menyentuh
lengan AKDR.
serviks).
Lepaskan
lengan AKDR
Pastikan AKDR
dengan
telah terpasang
menggunakan
sampai di
teknik menarik
fundus.
tabung inserter
(withdrawal
technique).
Tarik keluar
pendorong.
Pastikan sisa
Setelah lengan
benang AKDR
AKDR lepas,
yang telah
dorong secara
terpotong masih
perlahan-lahan
berada di dalam
tabung inserter
tabung inserter,
ke dalam kavum
untuk
uteri sampai
memudahkan
pembatas
pembuangannya
(warna biru)
menyentuh
serviks.
Mengurangi
risiko AKDR
Tarik keluar
tercabut keluar
sebagian tabung
(kemungkinan
inserter untuk
benang terjepit
menampilkan
pada gunting,
benang,
bila guntingnya
kemudian
tumpul dan
potong benang
benang tidak
AKDR kira-kira
terpotong
3-4 cm dari
dengan benar).
ostium serviks.
Langkah
alternatif, tarik
keluar seluruh
tabung inserter,
jepit benang
AKDR dengan
menggunakan
cunam ovum
kira-kira 3-4 cm
dari ostium
serviks dan
potong benang
AKDR pada
tempat tersebut.
La
ng
Memperkecil
Taruh bahan-
ka
risiko penularan
bahan habis
h8
hepatitis B dan
pakai (kapas
HIV/AIDS pada
petugas.
terkontaminasi
Bu
ang
bah
(darah atau
an-
cairan vagina)
bah
ke dalam
an
kantung plastik
hab
Memperkecil
is
risiko penularan
dan kemudian
pak
hepatitis B dan
dibakar.
ai
HIV/AIDS pada
yan
petugas.
Jangan terlalu
hemat memakai
ter
larutan klorin
ko
0,5%.
nta
mi
nas
i
seb
elu
m
me
lap
as
sar
un
g
tan
gan
.
Ber
sih
kan
per
mu
kaa
n
me
ja
per
alat
an,
ran
jan
g
gin
eko
log
i
yan
g
ter
ko
nta
mi
nas
i
den
gan
lar
uta
n
klo
rin
0,5
%.
La
ng
Memperkecil
Rendam alat-
ka
risiko penularan
alat dalam
h9
hepatitis B dan
larutan klorin
HIV/AIDS pada
0,5% selama 10
petugas.
menit sebelum
La
ku
kan
dicuci dan
dek
didisinfeksi.
ont
am
Celupkan kedua
ina
tangan yang
si
masih memakai
alat
sarung kedalam
larutan klorin
alat
0,5% kemudian
dan
lepas sarung
sar
tangan secara
un
terbalik,
kemudian
tan
rendam dalam
gan
larutan klorin
den
0,5% selama 10
gan
menit.
seg
era
set
ela
h
sel
esa
i
dip
aka
i.
La
ng
Untuk segera
Bila secara
ka
melakukan
pribadi dan
koreksi apabila
budaya tidak
10
terjadi ekspulsi
menjadi
AKDR.
masalah, klien
Aja
rka
dapat
mempratikkan
pad
cara
pemeriksaan
kli
benang AKDR,
en
sebelum
bag
Untuk observasi
meninggalkan
ai
gejala nyeri
klinik.
ma
na
muntah dan
me
menentukan
me
apakah AKDR
rik
perlu dicabut
Walaupun
sa
bila dengan
jarang, keadaan
ben
analgesik ringan
ang
(aspirin atau
bila dipasang
AK
ibuprofen) nyeri
AKDR dengan
DR
tersebut tidak
tembaga ukuran
(de
hilang.
kecil pada
nga
perempuan yang
sudah pernah
me
melahirkan.
ng
gu
nak
an
mo
del
bil
a
ters
edi
a).
Mi
nta
kli
en
me
nu
ng
gu
di
kli
nik
sel
am
a
1530
me
nit
set
ela
h
pe
ma
san
gan
AK
DR
.
Sterilnya
lengannya sampai dipastikan bahwa klien sesuai untuk AKDR yaitu setelah selesai
pemeriksaan panggul (pemeriksaan spekulum dan bimanual). Jangan memasukkan lengan
AKDR dalam tabung inserter lebih dari 5 menit sebelum dimasukkan ke dalam uterus.
(Memasukkan lengan AKDR di dalam kemasan sterilnya, tidak perlu memakai sarung
tangan steril/DTT).
Langkah 1
batang AKDR sering keluar dari tabung inserter meskipun kemasannya belum dibuka)
dan ujung tabung inserter proksimal berada di dekat tempat membuka kemasan.
Langkah 2
Letakkan kemasan di atas permukaan datar, keras dan bersih, dengan kertas
penutup yang transparan berada di atas. Buka lembar penutup di bagian proksimal sampai
kira-kira sepanjang setengah jarak dengan pembatas berwarna biru.
Langkah 3
jangan sampai AKDR keluar dari tabung inserter). Kedua bagian kertas penutup yang
sudah terbuka dilipat ke setiap sisinya dan dipegang saat mengangkat (pendorong tetap
sterl waktu dimasukkan ke dalam tabung inserter). Dengan tangan lain, masukkan
pendorong ke dalam tabung inserter dan dorong (hati-hati) sampai menyentuh ujung
batang AKDR.
Langkah 4
Langkah 5
Tahan ke-2 ujung lengan AKDR (dari luar) dengan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri. Satu tangan mendorong jertas pengukur dari ujung kemasan yang sudah
dibuka sampai ke ujung kemasan yang masih tertutup, sehingga lengan AKDR berada di
atas kertas pengukur. Sambil tetap memegang ujung ke-2 lengan, dorong inserter dengan
tangan yang lain sampai ke pangkal lengan (seperti pada gambar di bawah ini) sehingga
ke-2 lengan akan terlipat mendekati tabung inserter.
Langkah 6
Tahan ke-2 lengan yang sudah terlipat tersebut dengan menggunakan ibu jari
dan jari telunjuk hingga kedua lengan AKDR mendekati tabung inserter. Tarik tabung
inserter melewati ke-2 ujung lengan, rapatkan kedua ujung lengan pada batang AKDR
kemudian dorong kembali ujung inserter dan putar sampai ke-2 ujung lengan masuk ke
dalam tabung inserter dan terasa ada tahanan (batas gulungan tembaga). Bagian lengan
yang mempunyai gulungan tembaga tidak bisa dimasukkan ke dalam tabung inserter,
(tabung inserter jangan didorong terus kalau sudah terasa ada tahanan).
Langkah 7
kedalaman kavum uteri dan penunjuk ke arah mana lengan akan membuka saat
dikeluarkan dari tabung inserter.
Tahan pembatas dari luar dan dorong tabung inserter sampai jarak antara
ujung lengan yang terlipat dengan pembatas (dekat batang AKDR) sama panjangnya
dengan kedalaman kavum uteri yang telah diukur dengan sonde. Putar tabung inserter
sampai sumbu panjang pembatas berada pada bidang horizontal yang sama dengan lengan
AKDR.
Langkah 8
transparan, pegang tabung inserter (sudah berisi AKDR) dalam posisi horizontal agar
pendorong tidak jatuh. Jangan melepas AKDR sebelum tabung inserter mencapai fundus.
Pastikan, tabung inserter tidak tersentuh permukaan yang tidak steril agar tidak
terkontaminasi.
Tarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan vagina berada
dalam satu garis lurus. Masukkan (hati-hati) tabung inserter (berisi AKDR) ke dalam
kanalis servikalis dengan mempertahankan pembatas pada posisi horizontal.
Sesuai dengan arah dan posisi kavum uteri, dorong inserter sampai pembatas
menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan pada fundus uteri. Pastikan pembatas
tetap pada posisi horizontal.
Langkah 2
Pegang tenakulum dan pendorong dengan satu tangan, sedang tangan lain
menarik tabung inserter sampai pangkal (cincin) pendorong. Dengan cara ini lengan
AKDR akan tetap berada di fundus (puncak kavum uteri).
Langkah 3
Setelah pendorong keluar dari tabung inserter, dorong kembali tabung inserter (hati-hati)
sampai menyentuh fundus. Langkah ini menjamin bahwa lengan AKDR akan berada di
tempat yang tertinggi mungkin di dalam kavum uteri.
Langkah 4
Keluarkan tabung inserter dari kanalis servikalis. Pada waktu benang tampak
tersembul keluar dari ostium serviks sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut dengan
menggunakan gunting Mayo yang tajam.
dan vagina. Gunakan cunam ovum untuk menjepit benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
dari ostium serviks. Potong benang di depan jepitan forsep sehingga benang yang
tersembul hanya 3-4 cm. Memotong benang dengan cara ini dapat mengurangi risiko
tercabutnya AKDR (bila gunting tumpul dan benang tidak terpotong secara benar
sehingga hanya terjepit).
Lepas tenakulum. Bila ada perdarahan dari tempat bekas tusukan ujung
Teknik Manual
Konseling Spesifik
siapkan AKDR.
Insersi AKDR
o Inspeksi genitalia interna, pasang spekulum, dan visualisasikan serviks
o Lakukan tindakan aseptik-antiseptik pada serviks dan vagina, kemudian jepit dan
traksi bibir depan serviks (porsio)
o Masukan kedua jari ke lumen vagina hingga melewati ostium, lepaskan jepitan dan
keluarkan klem ovum porsio
o Lanjutkan penetrasi AKDR (dijepit diantara jari tengah dan telunjuk) ke kavum uteri,
fasilitasi insersi dengan menekan SBR dorso-kaudal hingga AKDR mencapai fundus
uteri.
o Tempatkan AKDR di fundus uteri dengan melonggarkan jepitan jari tengah dan
telunjuk sambil memutar tangan 300 kemudian geser dua jari tersebut (kearah kanan
atau kiri penolong)
o Stabilisasi AKDR hingga tangan dalam dapat dikeluarkan
o Pastikan tidak terjadi perdarahan baru. Keluarkan AKDR bila tidak terpasang baik dan
lakukan insersi ulang.
o Lepaskan klem ovum porsio dan masukkan semua peralatan bekas pakai ke dalam
klorin 0,5%.
Tindakan Pascainsersi
Anjurkan klien tetap berbaring, lakukan inisiasi menyusu dini serta jelaskan keperluan
Insersi AKDR
Inspeksi genitalia eksterna, pasang spekulum, dan visualisasikan serviks
Lakukan tindakan aseptic-antiseptik pada serviks dan vagina, kemudian jepit dan
Tempatkan AKDR di fundus uteri dengan membuka jepitan klem sambil memutar
gagangnya 450 kemudian geser ujung klem (kearah kanan atau kiri penolong).
Stabilisasi AKDR pada tempatnya agar klem ovum AKDR dapat dikeluarkan
Pastikan tidak terjadi perdarahan baru. Keluarkan AKDR bila tidak terpasang baik dan
Tindakan Pascainsersi
Anjurkan klien tetap berbaring, lakukan inisiasi menyusu dini serta jelaskan keperluan
kunjungan ulang termasuk asuhan nifas
Kumpulkan dan amankan benda bekas pakai, rendam tangan, lepaskan sarung tangan
dan rendam dalam klorin 0,5%.
Cuci tangan pascainsersi
Jelaskan asuhan mandiri dan lengkapi rekam medic klien.
Langkah 2
Masukkan spekulum untuk melihat serviks dan benang AKDR
Langkah 3
Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2-3 kali
Langkah 4
Memberitahu klien sekarang akan dilakukan pencabutan. Meminta klien untuk
tenang dan memberitahukan mungkin timbul nyeri tapi itu normal.
Pencabutan Normal :
Jepit benang didekat serviks menggunakan klem lurus/klem ovum DTT/steril.
Terik benang pelan-pelan, (tidak boleh menarik dengan kuat). AKDR biasanya dapat
dicabut dengan mudah. Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap
dan cabut AKDR secara perlahan. Bila benang putus saat ditarik tetapi ujung AKDR
masih dapat dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.
Pencabutan Sulit :
Bila benang AKDR tidak tempak, periksa pada kanalis servikalis dengan
menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak ditemukan di kanalis servikalis,
masukkan alat pencabut AKDR ke dalam kavum uteri untuk mengait AKDR.
Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian selit untuk
dikeluarkan melalui kanalis servikalis, putar klem (pelan-pelan) sambil tetap menarik
batang AKDR selama klien tidak mengeluh sakit. Bila dari pemeriksaan bimanual
didapatkan uterus hiper ante/retrofleksio, gunakan tenakulum untuk menjepit serviks dan
lakukan tarikan ke bawah dan keatas dengan pelan-pelan dan hati-hati, sambil memutar
klem.
Langkah 5
Pasang AKDR yang baru bila klien menginginkan dan kondisinya memungkinkan.
2.5 NOVA -T
2.5.1 Komposisi
NOVA-T
adalah
alat
kontrasepsi
yang
terbuat
dari
plastik
2.5.2 Indikasi
2.5.3 Kontraindikasi
ganas di daerah kelamin; akut, subakut dan penyakit radang panggul kronis;
perdarahan menstruasi berlimpah; Perubahan anatomi bawaan atau diperoleh dari
rahim atau serviks termasuk fibroid; endometriosis; hipoplasia atau anomali posisi
ekstrim dari rahim; perdarahan genital asal tidak diketahui; pembekuan gangguan;
anemia berat; kondisi yang berhubungan dengan pertahanan kekebalan tubuh yang
lemah; Penyakit Wilson; alergi tembaga; riwayat kehamilan ektopik.
2.5.4 Peringatan
a. Rasio risiko / manfaat memasukkan alat kontrasepsi dalam rahim harus hatihati ditimbang setelah operasi pada tubuh rahim atau di rongga panggul dan
perut - dan terutama pada saluran tuba - karena ada telah diisolasi laporan
peningkatan risiko kehamilan ektopik dan perforasi uterus.
b. Tingkat pengusiran dapat ditingkatkan ketika sisipan dibuat sebelum involusi
uterus yang normal terjadi setelah pengiriman atau aborsi. Disarankan bahwa
NOVA-T dimasukkan tidak lebih awal dari 6 minggu pasca-partum atau
pasca-aborsi. Jika involusi secara substansial tertunda, pertimbangkan
menunggu 12 minggu untuk memasukkan NOVA-T. Dalam kasus penyisipan
sulit dan / atau nyeri yang luar biasa atau perdarahan selama atau setelah
insersi, pemeriksaan fisik dan USG harus dilakukan segera untuk
menyingkirkan perforasi. Data saat ini menunjukkan bahwa tingkat
pengusiran dan kehamilan sedikit lebih tinggi dapat diantisipasi dengan
penyisipan sebelumnya.
c. Pada wanita muda dan nulipara rasio risiko / manfaat harus hati-hati dinilai
karena laporan dari tingkat kegagalan lebih tinggi dan komplikasi. Beberapa
survei epidemiologis menunjukkan bahwa pasien nulipara menggunakan alat
kontrasepsi mungkin berada pada risiko yang lebih besar dari penyakit radang
panggul dan infertilitas berikutnya dan peningkatan risiko kehamilan ektopik.
Wanita dengan beberapa mitra seksual atau yang memiliki hubungan sering
juga tampaknya lebih terpengaruh dalam hal ini.
d. Tabung
penyisipan
melindungi
NOVA-T
dari
kontaminasi
dengan
e. Seperti ginekologi atau bedah prosedur lainnya, infeksi berat atau sepsis
(termasuk grup A sepsis streptokokus) dapat terjadi setelah pemasangan
AKDR, meskipun hal ini sangat jarang terjadi.
h. Perforasi atau penetrasi korpus uterus atau serviks oleh IUD mungkin terjadi
paling sering selama penyisipan. Risiko perforasi meningkat pada wanita
yang sedang menyusui pada saat penyisipan dan ketika penyisipan
berlangsung hingga 36 minggu setelah melahirkan. Risiko perforasi dapat
ditingkatkan pada wanita dengan anatomi uterus abnormal atau tetap, uteri
retroversi.
tepat.
Perpindahan parsial atau total ke bawah NOVA-T dalam saluran leher
rahim (dalam beberapa kasus ujung "T" perangkat bisa teraba).
Catatan: NOVA-T harus dihapus oleh traksi lembut pada benang atau
di ujung "T". Ketika NOVA-T adalah di saluran leher rahim,
perlindungan terhadap kehamilan dapat berkurang atau tidak ada. d)
Kehamilan yang terjadi dengan NOVA-T in situ. Catatan: NOVA-T
harus dihapus dengan menarik benang untuk mengurangi peningkatan
risiko gejala sekunder (misalnya aborsi, infeksi bakteri umum,
persalinan
prematur).
Penghapusan
atau
probing
rahim
dapat
2.5.5 Pencegahan
1. Sebelum memasukkan NOVA-T, pemeriksaan fisik harus mencakup
pemeriksaan panggul lengkap dan Pap Papanicolaou. Kehamilan harus
dikesampingkan.
2. NOVA-T harus digunakan dengan hati-hati pada wanita dengan penyakit
jantung bawaan atau katup yang berisiko endokarditis infektif. Profilaksis
antibiotik harus diberikan kepada pasien tersebut saat memasukkan atau
menghapus NOVA-T.
Kemungkinan
perpindahan
atau
perforasi
serviks
harus
disingkirkan.
8. Jika pasien menjadi sadar bahwa NOVA-T telah diusir, dia harus menghubungi
dokter karena dia tidak lagi dilindungi dari kehamilan. Gejala pengusiran
sebagian atau lengkap mungkin termasuk perdarahan atau sakit.
10. Setelah penyisipan, benang harus tetap berada di luar kanal serviks, di vagina.
Pada interval mingguan atau setidaknya setelah setiap periode menstruasi,
pasien harus diinstruksikan untuk memverifikasi dengan jari apakah benang
dari NOVA-T dapat dirasakan dalam vagina. Jika pasien tidak dapat
merasakan benang atau indra perangkat, ia harus melihat dokter dan sementara
itu menggunakan metode kontrasepsi penghalang. Jika benang tidak terlihat,
kehamilan harus disingkirkan. Benang mungkin telah disusun ke dalam rahim
atau saluran leher rahim atau NOVA-T mungkin telah berlubang rahim atau
diusir tanpa diketahui. Dalam kasus luar biasa NOVA-T dapat berbaring di
luar rahim sebagai akibat perforasi. Pemeriksaan X-ray harus dilakukan untuk
menilai situasi. Komponen plastik NOVA-T berisi barium sulfat dan
karenanya memberikan kontras yang baik. Posisi NOVA-T juga dapat
dipastikan dengan USG. Biasanya, NOVA-T dapat dihapus hanya dengan
menarik pada benang. Jika NOVA-T adalah dalam rahim dan kehamilan telah
dikeluarkan, perangkat atau benang dapat mencengkeram melalui saluran
leher rahim dengan ramping, sedikit cembung forcep. Hal ini mungkin
memerlukan dilatasi saluran leher rahim. Jika posisi perangkat extrauterine,
operasi pengangkatan adalah penting, menggunakan laparoskopi jika
memungkinkan.
11. Pasien harus ditindaklanjuti pada 1, 3, 6 dan 12 bulan setelah penyisipan, dan
setelah itu sekitar interval tahunan. Pap Papanicolaou harus dilakukan
setidaknya sekali setahun.
12. Kehamilan ektopik harus dipertimbangkan dengan adanya samar keluhan
perut bawah terkait dengan siklus tidak teratur (terutama amenore setelah
perdarahan terus-menerus).
13. Wanita yang mengambil antikoagulan harus memberitahu dokter mereka
karena peningkatan kecenderungan perdarahan.
14. Laporan telah dipublikasikan menunjukkan bahwa efek kontrasepsi dari
intrauterine device tampaknya berkurang pada pasien yang menerima terapi
kronis dengan obat anti-inflamasi non-steroid (terutama asam asetilsalisilat)
dan
dengan
corticoids;
Namun,
pengalaman
menunjukkan
bahwa
15. Perhatian harus dilakukan ketika melakukan diatermi (gelombang pendek atau
microwave) dari wilayah sakral atau perut karena pemanasan tembaga
selanjutnya dapat merusak NOVA-T.
16. Untuk IUD tembaga, keselamatan telah dibuktikan dalam magnetic resonance
imaging (MRI) sistem operasi dengan sampai 3 Tesla.
denyut nadi melambat, atau kejang pada pasien epilepsi dapat terjadi selama
penyisipan atau penghapusan perangkat intrauterin. Perforasi rahim atau serviks
mungkin terjadi. Risiko perforasi meningkat pada wanita yang sedang menyusui
pada saat penyisipan dan ketika penyisipan berlangsung hingga 36 minggu setelah
melahirkan. Awalnya, NOVA-T dapat menyebabkan nyeri persisten di daerah perut
atau sakral yang lebih rendah, tapi ini biasanya berkurang. Perdarahan menstruasi
kadang-kadang lebih kuat dan lebih lama dari biasanya, atau lebih menyakitkan.
Anemia kekurangan zat besi maka dapat terjadi dalam kasus-kasus individu.
Perdarahan intermenstrual sedikit, sering dalam bentuk bercak, mungkin terjadi tapi
biasanya reda spontan (dokter harus diberitahu jika perdarahan berlanjut
intermenstrual). Infeksi perut bagian bawah, dengan risiko infertilitas berikutnya,
lebih sering terjadi pada pasien menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan pada
wanita lain. Kasus sepsis (termasuk grup A sepsis streptokokus) telah dilaporkan
dalam hubungan dengan penyisipan kontrasepsi intrauterin (lihat PERINGATAN).
Kasus terisolasi reaksi kulit telah diuraikan dalam literatur yang mungkin timbul
alergi tembaga, karena mereka menghilang bila perangkat tembaga telah dihapus.
Keamanan praklinis tembaga intrauterin adalah wellestablished. Tidak ada
teratogenitas ditemukan pada hewan percobaan. Studi tidak menunjukkan adanya
risiko tertentu untuk digunakan manusia.
2.5.7 Ketersediaan
penyisipan dicetak dengan skala sentimeter, dan pendorong. Hal ini disterilkan
dengan
iradiasi.
Untuk
pemakaian
saja.
Jangan
menggunakan
kembali,
kuning
Memantapkan
dengan
satu
cincin
tangan,
lebih
mengindikasikan
rendah
panjang
benang
sedikit
bahwa
benang
satu
kembali
dan
sampai
menarik
tabung
mencapai
bagian
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga
rahim (Prawirohardjo, 2005)
IUD (intra-uterine Device) adalah Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke
dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduktip (Saefuddin, 2003).
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik
yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan
ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003).
NOVA-T adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik (polyethylene), kirakira dalam bentuk T. Polyethylene benang yang melekat pada bagian bawah. Lengan
horisontal dan vertikal dari T adalah 32 mm dan 1,2 mm; loop 2,6 mm lebar ditemukan
di ujung lengan vertikal; dan kawat tembaga tipis (107-141 mg Cu, luas permukaan 200
mm2) stabil dengan inti perak (29/11 mg Ag) yang melingkar ke bagian vertikal dari T.
Inti perak mencegah fragmentasi kawat dan memperpanjang umur perangkat. Benang
penghapusan polyethylene yang berpigmen dengan oksida besi.
IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada
Daftar Pustaka
Prawirohardjo,
Sarwono.
Sari
Prawirohardjo,
Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP
Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan KB
Sarwono.
(2005).
(2003).
Ilmu
Buku
Kebidanan.
Panduan
Jakarta:
Praktis
YBP-SP
Pelayanan