Anda di halaman 1dari 13

BAB I

KESALAHAN BERBAHASA

1. Bahasa yang bermutu adalah bahasa yang bebas dari kesalahan, baik
kesalahan kaidah, kesalahan logika, maupun kesalahan budaya.
(Sumowijoyo, 2000:6)
- Kesalahan Kaidah

Kesalahan berbahasa Indonesia yang tidak

sesuai dengan kaidah (aturan) bahasa Indonesia baku.


- Kesalaha Logika

Kesalahan berbahasa Indonesia yang tidak

bernalar, tidak logis dan tidak berterima.


- Kesalahan Budaya

Kesalahan

berbahasa

Indonesia

yang

berhubungan dengan budaya bangsa.


2. Kesalahan berbahasa Indonesia dikelompokkan menjadi kesalahan
berbahasa lisan, tulis dan lisan dan tulis

yang

meliputi

kesalahan

kaidah, logika dan budaya.


LI
S
A
N
T
U
LI
S

RAG
AM
BAH
ASA

1.1

LAFAL
TATA
BAHA
SA
KOSA
KATA

Kesalahan Berbahasa Indonesia Lisan

Kesalahan berbahasa indonesia


lisan berhubungan dengan lafal
EJAAN
Bahasa Indonesia. Lafal bahasa Indonesia ialah lafal yang tidak
terpengaruh lafal bahasa daerah dan lafal bahasa asing.
1.1.1 Lafal Baku
Lafal baku adalah lafal yang digunakan dalam situasi resmi
(Effendi, 1995:226).
Lafal beberapa kata Indonesia dapat dikelompokkan menajdi
enam kelompok :
(1)

e (pepet)
Contoh dengan lengang pentas

peta

(2)

jeda
ledak

renta
restu

e (taling)
Contoh bebas
cetak
:
denah

(3)

megah reda
pegang rekan

geledah lengah
tebar
geletak peka
tekad
lena
mengelak tenggang

Kata yang harus dilafalkan sebagaimana dituliskan (a

hars dibaca /a/ bukan /e/ pepet)


Contoh : macam, rendam, genggam, pinjam, tancap, hadap,
bulat, senang
(4)

Kata yang melambangkan bunyi hamzah (k lemah)

Contoh : tidak hedak, kakak, anak, bapak, maklum, takzim,


yakni, mukmin
(5)

Kata yang melambangkan /k/ jadi harus dibaca

sebagai /k/ yang terdengar jelas


Contoh : perbudakan, pendidikan, gerakan, desakan,
memiliki, menduduki
(6)

Kelompok

kata

yang

melambangkan

bunyi/b/

bukan /p/
Contoh : sebab, adab kitab, jawab, mazhab, azab, maghrib,
maktub, tertib
Kelompok kata yang melambangkan bunyi /d/ bukan /t/
Contoh : abad, abjad, akad, tekad, jasad, maksud, maulid,
masjid, sujud
1.2

Kesalahan Berbahasa IndonesiaTulis

Berhubungan dengan ejaan

EYD

th.

1972-2011

telah

mengalami penyempurnaan
EYD terdapat dalam kamus besar Bahasa Indonesia, edisi II,
bagian lampiran (Mendikbud RI, No. 0543/U/1987 tangal 9-091987). Dicermatkan pada raker ke-30 Panitia Kerja Sama
Kebahasaan di Tugu, tanggal 10-20 Desember 1990 dan diterima
pada sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam Indonesia
Malaysia di Bandar Sri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991.
Pedoman tersebut sudah dibakukan. Oleh karena itu berbahasa
tulis yang tidak sesuai (menurut) aturan dalam pedoman tersebut
termasuk kesalahan berbahasa.
Ada 2 hal berhubungan dengan pedoman tersebut :
1. Persukuan

diperlukan

apabila

memenggal

atau

menyukukan sebuah kata dan harus dibubuhi tanda


hubung tanpa diikuti atau didahului spasi.
Nama orang harus diusahakan tidak dipenggal atas sukusuku katanya dalam pergantian baris, yang dibolehkan adalah
memisahkan nama orang itu atas unsur nama pertama dan
unsur nama kedua dan seterusnya (Arifin, 1987 : 70).
Contoh : se-

tidak boleh

ret

se -

ret

Maria Sofia Latjuba atau


Maria Sofia
Latjuba

tidak boleh

Maria So-

fia Latjuba

2 Pemenggalan Kata
Hal pemenggalan kata sudah diatur dalam Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan telah dilengkapi
dengan pedoman pemenggalan kata. Pedoman pemenggalan

kata tersebut dapat dipahami dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia Edisi kedua bagian lampiran (Depdikbud,1995 : 1179).
Ringkasan pedoman tersebut
a. pemenggalan kata jadian dilakukan dengan berpegang pada
prinsip gramatiakal.
1) Awalan dan akhiran diperlakukan sebagai satuan terpisah.
Contoh : ber a sas
Pel a jar
Hi tung an
2) Bentuk gabungan dipenggal lebih dahulu atas satuansatuannya
Contoh : ba gai ma na
ha lal bi ha lal
au di o vi su al
b. Pemenggalan kata dasar, baik kata Indonesia maupun kata
serapan, dilakukan dengan berpegang pada prinsip ortografis
(sistem ejaan).
1) Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vokal
yang berurutan di tengahnya dilakukan diantara kedua
huruf vokal tersebut.
Contoh :

bu ah

i de al
ku o ta
2) Bagian kata yang terdiri atas satu huruf vokal (termasuk
akhiran i) pemenggalanya dilakuakan sebagai berikut :
Contoh :

i ni

du a
me lu ka i

3) Suku kata yang mengandung gugus vokal au, ai, oi, ae, ei,
eu, dan ui, baik dalam kata-kata Indonesia maupun dalam
kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku.
Contoh :

au la

san tai
sur vei
4) Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf
konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contoh :

ka bar

so pan
ma kan
5) Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan
berurutan yang tidak mewakili satu fonem dilakukan
diantara kedua huruf konsonan itu.
Contoh :

ar sip

cap lak
was - was
6) Pemenggalan kata yang di tengahnya terdapat digraf atau
gabungan huruf konsonan yang mewakili fonem tunggal
dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan digraf
itu.
Contoh :

akh lak

bang sa
bu - nyi
7) Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf
konsonan pertama dan huruf konsonan kedua.
Contoh :

ben trok

in fra
in stru - men

8) Pemenggalan

kata

yang

mengandung

bentuk

trans

dilakukan seperti berikut :


a) jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalan dilakukan
dengan memisahkan trans sebagai bentuk utuh dan
bagian lainnya dipenggal sebagai kata dasar.
Contoh : trans mig ra si
trans ak si
trans por
b) jika trans diikuti bentuk terikat, pemenggalan kata
dasar.
Contoh : tran sit
tran spa ran si
tran skrip - si
9) pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks dilakukan
seperti di bawah ini :
a) jika unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk
sepadan dengan kata yang mengandung unsur in atau
im, pemenggalan dilakukan diantara eks dan unsur
berikutnya.
Contoh :

eks tra

eks ter nal


eks pli sit
b) Bentuk lain yang mengndung unsur eks, dipenggal
sebagai kata utuh.
Contoh :

ek ses

ek sis ten si
ek so dus
10)

Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu

unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan

unsur lain, pemenggalan dilakukan diantara unsurunsurnya.


Contoh : te le skop
bi o gra fi
at mo sfer
kecuali : en dos ko pi
te le gra fis
at mo sfe ris
11)

Pemenggalan-pemenggalan unsur serapan asing

yang berakhiran isme, dilakukan sebagai berikut.


a). Yang didahului oleh satu vokal, dipenggal setelah huruf
vokal.
Contoh :

e go is me

hin du is me
he ro is me
b). Yang didahului oleh konsonan, dipenggal sebelum huruf
konsonan.
Contoh : ab so lu tis me
hu ma nis - me
pa tri o tis - me
12)

Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir

anda, -asi, -ida ika, -ikal, dan tas dilakukan sebagai


berikut.
Contoh : pro pa gan da
in te ro ga si
ok si - da

13)

Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir

ak, -al, -ans, -at, -if, -ik, -is, -or, -ur dilakukan sebagi
berikut.
Contoh : a mo ni ak
pro po sal
am bu - lans
14)

Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir

-i dan -iah dilakukan sebagai berikut.


Contoh : mo nar ki
in sa ni
ba da ni ah
1.3 Kesalahan Berbahasa Indonesia Lisan dan Tulis
Kesalahan berbahasa Indonesia lisan dan tulis berhubungan
dengan Tata Bahasa (struktur) Bahasa Indonesia dan kosakata
bahasa Indonesia . pembakuan itu telah dibuktikan dengan adanya
buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (untuk tata bahasa),
Pedoman Pembentukan Istilah dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(untuk kosakata). Dengan demikian sebenarnya sudah ada yang
harus dipedomani untuk penerapan tata bahasa dan kosakata dalam
berbahasa Indonesia lisan maupun tulis.
Kesalahan penerapan kaidah tata bahasa dan kosakata dalam
berbahasa Indonesia lisan maupun tulis masih sering dijumpai.
Kesalahan kedua macam kaidah tersebut dalam berbahasa
Indonesia lisan dan tulis tercermin pada kesalahan pembentukan
kata dan pmbentukan kalimat.
1.3.1 Kesalahan Pembentukan Kata
Kesalahan pembentukan kata dapat dikelompokkan sebagai
berikut. (tanda (-) contoh salah, (+) pembetulan).
a. Pemenggalan awalan meContoh : (-) Preside lantik lima orang duta besar.

(+) Presiden melantik lima orang duta besar.


b. Pemenggalan awalan berContoh :

(-) Setelah hasil ia bergembira.

(+)Setelah berhasil ia bergembira.


c. Pembentukan kata karena anggapan yang salah
Contoh :

(-) Kita akan merubah kebiasaan itu.

(+) Kita akan mengubah kebiasaan itu.


d. Peluluhan bunyi/c/
Contoh : (-) Pembantu sedang menyuci pakaian.
(+) Pembantu sedang mencuci pakaian.
e. Bunyi-bunyi yang tidak diluluhkan
Contoh : (-) Air laut mengkikis tepi pantai.
(+) Air laut mengikis tepi pantai.
(-) Semua orang harus mentaati peraturan.
(+) Semua orang harus menaati peraturan.
(-) Kita harus mensukseskan program pemerintah.
(+) Kita harus menyukseskan program pemerintah.
(-) Ia sedang menterjemahkan buku.
(+) Ia sedang menerjemahkan buku.
f. Penyengauan kata dasar
Contoh :

(-) Penyelundup itu berusaha nyuap petugas.

(+) Penyelundup itu berusaha menyuap petugas.


g. Pemakaian bentuk me- yang seharusnya mengeContoh : (-) DPR mensahkan undang-undang.
(+) DPR mengesahkan undang-undang.
h. Pemakaian awalan ke- yang keliru
Contoh : (-) Ia terus ketawa.
(+) Ia terus tertawa.
i. Pemakaian akhiran -ir
Contoh : (-) Ijasah itu dilegalisir.

(+) Ijasah itu dilegalisasi


j. Menghilangkan sebagian bentuk kata
Contoh : (-) gitu (+) begitu.
(-) gimana (+) bagaimana.
k. Pemakaian singkatan dalam karya ilmiah secara langsung
Contoh : (-) SPK itu telah ditandatangani.
(+) Surat Perjanjian Kerja (SPK) itu telah ditandatangani
l. Pemakaian diftong
Contoh :

(-) Bunga terate lambang ilmu

(+) Bunga teratai lambang ilmu


1.3.2 Kesalahan Pembentukan Kalimat
Kesalahan pembentukan kalimat dapat dirinci sebagai berikut.
a. Pembentukan kalimat tak bersubjek
Contoh : (-) Bagi yang belum mengerti harus bertanya.
(+) Yang belum mengerti harus bertanya.
b. Pembentukan kalimat bersubjek ganda/ penggandaan subjek
Contoh : (-) Mahasiswa berprestasi diberikan beasiswa.
(+)Mahasiswa berprestasi diberi beasiswa.
(-) Soal itu saya kurang jelas.
(+)Soal itu bagi saya kurang jelas.
(-) Hal itu bagi saya tidak tahu.
(+) Hal itu tidak saya ketahui.
(+) Akan hal itu saya tidak mengetahui.
c. Pembentukan kalimat tidak berpredikat/ tanpa predikat
Contoh : (-) Karena krisis ekonomi melonjaknya harga barang.
(+) Harga barang melonjak, karena krisis ekonomi.
(-) Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar mengesahkan hasil
pemilu.
(+)

Komisi

Pemilihan

Umum

mengesahkan hasil pemilu.

(KPU)

hendaknya

d. Pembentukan kalimat berpredikat ganda/ penggandaan predikat


Contoh : (-) Hal itu dikatakan Yunus menjawab pertanyaan
wartawan.
(/+) Hal itu dikatakan Yunus ketika menjawab pertanyaan
wartawan.
e. Penggunaan kata-kata yang mubazir
Contoh : (-) Sejak dari kecil ia sudah terlihat sebagai anak yang
cerdas.
(+) Sejak kecil ia sudah terlihat sebagai anak yang cerdas.
(+) Dari kecil ia sudah terlihat sebagai anak yang cerdas.
f. Pemakaian kalimat aktif dan kalimat pasif yang rancu
Contoh : (-) Kita pernah bahas masaalh itu dalam diskusi.
(+) Masalah itu pernah kita bahas dalam diskusi.
(+) Kita pernah membahas masalah itu dalam diskusi.
(+) Masalah itu pernah dibahas dalam diskusi.
g. Pemakaian

rincian,

urutan

unsur

kalimat

yang

tidak

sejajar(paralel)
Contoh

(-)

Pendidikan

Seni

Rupa

mendidik

berpikir,

pengamatan, perasaan dan berbuat.


(+) Pendidikan Seni Rupa mendidik berpikir, mengamati,
merasakan dan berbuat.
h. Pemakaian bahasa daerah/ dialek
Contoh : (-) Ketika saya datang, dia lagi tidur.
(+) Ketika saya datang, dia sedang tidur.
i. Pemakaian unsur yang mubazir
Contoh : (-) Kemungkianan ia sakit.
(-) Meskipun dilarang dengan ibunya, Rini pergi juga.
(-) Mereka membicarakan daripada kepentingan rakyat.
(+) Mungkin ia sakit.
(+) Meskipun dilarang ibunya, Rini pergi juga

(+) Mereka mebicarakan kepentingan rakyat.


j. Pembentukan kalimat yang tidak logis
Contoh : (-) Untuk Menyingkat waktu, kita teruskan acara ini.
(-) Bapak Guru memberi pelajaran.
(+) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
(+) Bapak Guru memberikan pelajaran (kepada siswa).
(+) Bapak Guru memberi pelajaran.
k. Penggunaan pukul dan jam
Contoh : (-) Paman bekerja dua jam, yaitu jam 13.00 s.d. 15.00.
(+) Paman bekerja dua jam, yaitu pukul 13.00 s.d. 15.00.
l. Penggunaan masing-masing dan tiap-tiap
Contoh : (-) Masing-masing kelompok terdiri atas tiga puluh
orang.
(+) Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang.
(+) Kelompok itu masing-masing terdiri atas tiga puluh
orang.
m.

Penggunaan kata sesuatu dan suatu


Contoh : (-) Ia mencari sesuatu benda di halaman.
(+) Ia mencari sesuatu dihalaman.
(+) Ia mencari suatu benda di halaman.

n. Penggunaan bentuk resiprokal (berbalasan)


Contoh : (-) Sesama pengemudi dilarang saling dahulumendahului.
(+) Sesama pengemudi dilarang saling mendahului.
(+) Sesama pengemudi dilarang dahulu-mendahului.
o. Penggunaan bentuk jamak ganda
Contoh : (-) Banyak surat-surat yang masuk ke kantor.
(+) Banyak surat yang masuk ke kantor.
p. Pemakaian superlatif (paling) yang berlebihan
Contoh : (-) Pengalaman itu sangat menyenagkan sekali.

(+) Pengalaman itu sangat menyenagkan.


(+) Pengalaman itu menyenagkan sekali.
q. Penggunaan kata-kata terpengaruh bahasa asing
Contoh : (-) Masalah itu akan saya laporkan kepada saya punya
atasan.
(+) Masalah itu akan saya laporkan kepada atasan saya.
r. Penggunaan kelompok kata MD
Contoh : (-) Kejadian itu terjadi pada malam hari.
(+) Kejadian itu terjadi pada hari malam.
s. Penggunaan kata asing
Contoh : (-) Dalam work shop itu akan dibahas input yang
dihasilkan peneletian itu.
(+) Dalam sanggar kerja itu akan dibahas input yang
dihasilkan peneletian itu.
t. Pemakaian kata keterangan (wajib, sedang, akan, telah) di depan
kata benda
Contoh : (-) Jalan ini jalur wajib helm.
(-) Mereka sedang latihan.
(-) Kami akan ulangan.
(-) TVRI telah siaran.
(+) Jalan ini jalur wajib berhelm.
(+) Mereka sedang berlatih.
(+) Kami akan menempuh ulangan.
(+) TVRI telah bersiaran.

Anda mungkin juga menyukai