Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

BAHAN BAGUAN

KELOMPOK 4
NAMA

Umari Al Khawari Bethan


Timatius Illu
Fransisikus X. K. Liarian
Thesa Marina Mari
Ronyaldus Taopan
Vicky Nopus
Victoria Riada

JURUSAN

: TEKNIK SIPIL

PRODI

: BANGUNAN AIR A

SEMESTER

: 1 (SATU)

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


2015/2016

Soal!
1. Sebutakan keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan
konstruksi!
2. Sebutkan jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai bahan
kontruksi!
3. Sebutkan dan jelaskan struktur kayu!
4. Sebutkan produk bahan-bahan bangunan yang terbuat dari kayu!
5. Sebutkan dan jelaskan parameter pengujian kayu!
6. Sebutkan dan jelaskan pengertian pengawetan kayu, tujuan dan
cara pengawetan kayu!
Jawaban!
1. A. Kelebihan Kayu Sebagai Bahan Konstruksi
- Relatif mampunyai kekuatan yang tinggi.
- Mempunyai daya tahan yang cukup tinggi terhadap pengaruh
kimia dan listrik
- Mudah dikerjakan
- Relatif murah dan mudah didapat
- Mudah diganti dalam waktu singkat
B. Kekurangan Kayu Sebagai Bahan Konstruksi
- Kurang homogen dan cacat-cacat alam seperti arah serat
yang membentuk penampang, spiral dan diagonal mata kayu
dan sebagainya.
- Daya muai dan susut besar
- Kurang awet
- Pada pembebanan jangka panjang, lendutan cukup besar.
2. Jenis-jenis kayu yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi,
yaitu :
- Kayu Jati
- Kayu Merbau
- Kayu Bengkire/Yellow Balau
- Kayu Kamper
- Kayu Kelapa
- Kayu Meranti
- Kayu Karet
- Kayu Gelam
- Kayu Ulin
- Kayu Akasia

3. Struktu Kayu

Keterangan :
1. A : Kulit Luar, adalah bagian terluar kayu yang berfungsi sebagai
Berikut
- Sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu dari
pengaruh iklim , serangga, jamur dan lainya
- Sebagai jalan lewatnya cairan bahan makanan dari akar di dalam
tanah ke daun di pucuk-pucuk pohon.
2. B : Kambium, adalah jaringan yang berupa lapisan tipis dan kering,
yang melingkari Pohon.
Tugas Kambium adalah : Ke dalam membentuk kayu yang baru,
sedangkan keluar mambantuk kulit luar yang baru untuk mangganti
kulit lama yang telah rusak. Dengan adanya kambium pohon semakin
lama semakin besar.
3. C : Kayu Gubal, adalah bagian kayu yang trdiri dari sel-sel yang masih
hidup, masih berfungsi. Tugasnya adalah mengalirkan bahan makanan
dari daun ke bagian-bagian pohon yang lain.
4. D : Kayu Teras, adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel yang sudah
tua atau mati, kayu imi berasal dari kayu gubal karena ketuaannya
menjadi mati dan tidak berfungsi lagi. Biasanya bagian-bagian sel yang
sudah tua dan kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat-zat
ekstrasi.
5. E: Hati, merupakan bagian kayu yang berada di pusat. Hati berasal dari
kayu awal, yaitu kayu yang pertama-tama dibentuk oleh kambium dan
bersifat rapuh.

4. Produk Bahan-Bahan Bangunan Yang Terbuat Dari Kayu


- Kayu Lapis/Play wood

Kayu Gergajian/Sawntimber
Kayuserpih/Chip
Kayu Bentukan/Moulding
Veneer
Blockboar
Furniture
Pulp
Papan Partikel/Particle Board
Papan Serat
Komponen Bangunan/Kayu Bangunan

5. Parameter Pengujian Kayu


A. Uji Kuat Lentur
Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh kuat lentur kayu.
Langkah-langkah pengujian :
- Buat benda uji memenuhi dengan ukuran 50x50x760 cm dengan
kadar air kayu maksimum 20 %
- Tempatkan benda uji diatas dua tumpuan yang memungkinkan bisa
bergerak kearah horisontal dengan jarak 710 cm.
- Tempatkan bantalan penekan pada tengah bentang
- Beri beban pada bantalan penekan dengan kecepatan gerakan
beban 2,5 mm per menit. Lakukan sampai benda uji mengalami
patah atau telah terjadi beban maksimum.
Perhitungan Kuat Lentur
Kuat lentur dapat dihitung dengan rumus :
fb= (3 PL)/(2 b( h x h)
Dimana :
P
=
beban uji maksimum
L
=
jarak tumpuan
b
=
lebar benda uji
h
=
tinggi benda uji
fb
=
kuat lentur
B. Uji Tekan kayu
Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat tekan
kayu
Langkah-langkah pengujian
- Siapkan benda uji dengan ukuran 50 x 50 x 200 mm, ketelitian
ukuran benda uji 0,25 mm dan kadar air maksimum 20%
- Beri nomor atau kode pengujian sebelum dipasang pada alat uji
- Letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan
- Jalankan mesin dengan kecepatan pergerakan beban 1 mm per
menit
- Lakuakn pembebanan sampai beban maksimum
- Baca dan catat data beban
- Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian.
Perhitungan Kuat Tekan Sejajar

Kuat tekan sejajar serat dihitung dengan beban persatuan luas bidang
tekan
fc= P/(b x h) MPa
Dimana :
P=
beban uji maksimum
fc=
kuat tekan sejajar serat
b= lebar benda uji
h= tebal benda uji
C. Uji Kuat Tekan Tegak Lurus Serat
Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat tekan
kayu
Langkah-langkah pengujian
- Siapkan benda uji dengan ukuran 50 x 50 x 150 mm, ketelitian
ukuran benda uji 0,25 mm dan kadar air maksimum 20%
- Beri nomor atau kode pengujian sebelum dipasang pada alat uji
- Letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan
- Jalankan mesin dengan kecepatan pergerakan beban 0,3 mm per
menit
- Lakuakn pembebanan sampai beban maksimum
- Baca dan catat data beban
- Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian.
Perhitungan Kuat tekan Tegak Lurus
Kuat tekan tegak lurus serat dihitung dengan beban persatuan luas
bidang tekan
fc = P/(b x h ) MPa
Dimana :
P =
beban uji maksimum
fc=
kuat tekan tegak lurus serat
b =
lebar benda uji
h =
panjangplat jepit
D. Uji Tarik Sejajar Serat
Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat tarik
sejajar serat kayu
Langkah-langkah pengujian
- Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran sesuai dengan gambar,
dengan kadar air maksimum 20%
- Beri nomor atau kode pengujian sebelum dipasang pada alat uji
- Letakkan benda uji pada mesin tarik dan jepit pada kedua ujungnya
dengan kedudukan vertikal dengan jarak jepitan 260 mm
- Jalankan mesin uji dengan kecepatan pembebanan 20 MPa/menit
sampai beban maksimum.

Perhitungan Kuat tarik Sejajar Serat


Kuat tarik sejajar serat dihitung dengan menggunakan rumus :
f_t = P/(b x h ) MPa
Dimana :
P =
beban uji maksimum
ft//=
kuat tarik sejajar serat
b =
lebar benda uji
h =
tebal benda uji
E. Uji Tarik Tegak Lurus Serat
Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat tarik
tegak lurus serat kayu
Langkah-langkah pengujian
- Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran sesuai dengan gambar,
dengan kadar air maksimum 20%
- - Beri nomor atau kode pengujian sebelum dipasang pada alat uji
- Letakkan benda uji pada mesin tarik dan jepit pada kedua ujungnya
dengan jarak jepitan 25 mm
- Jalankan mesin uji dengan kecepatan pembebanan 1,0 MPa/menit
sampai beban maksimum.
Perhitungan Kuat tarik tegak lurus serat
Kuat tarik tegak lurus serat dihitung dengan menggunakan rumus :
f_t = P/(b x h ) MPa
Dimana :
P =
beban uji maksimum
ft
=
kuat tegak lurus serat
b =
lebar benda uji
h =
tebal benda uji
F. Uji Kekerasan
Kekerasan ditentukan dengan jangka ball test. uji ini terdiri dari
pengukurn beban yang diperlukan untuk memasukkan bola baja
berdiameter 0,444 inci sedemikian hingga separuh diameternya masuk
dalam benda uji. Kecepatan pembebanan mesin penekan 0,25
inci/menit. Kekerasan langsung dibaca pada skala beban.
6. Pengertian pengawetan kayu, tujuan dan cara pengawetan kayu.
- Pengertian pengawetan kayu adalah proses penambahan umur
kayu agar kayu tersebut tahan lama dan tidak rusak.
- Tujuan pengawetan kayu dalah menambah umur pakai kayulebih
lama terutama kayu yang dipakai untuk bahan bangunan
- Cara pengawetan kayu :
1. Metode Rendaman
Kayu direndam di dalam bak larutan baha pengawet yang telah ditentukan
konsentrasi (kepekatan) bahan pengawet dan larutannya, selama
beberapa jam atau beberapa hari. Waktu pengawetan (rendaman) kayu
harus seluruhnya terendam, jangan sampai ada yang terapung. Karena itu

diberi beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macam pelaksanaan


rendaman, antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan rendaman
panas dan rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat dilakukan
dengan bak dari beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan cara
rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam
bak dari logam.
Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua
bak rendaman (satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat
larutan bahan pengawet, kemudian diberi saluran penghubung). Setelah
kayu siap dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet
dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan dingin
lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi
dan retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam
kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil
lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak,
karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat
digunakan untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak
kayunya tidak hebat.
Kelebihan :
A. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih banyak
B. Kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama
C. Larutan dapat digunakan berulang kali (dengan menambah
konsentrasi bila berkurang)
Kekurangan:
A. Waktu agak lama, terlebih dengan rendaman dingin
B. Peralatan mudah terkena karat
C. Pada proses panas, bila tidak hati - hati kayu bisa terbakar
D. Kayu basah agak sulit diawetkan
2. Metode Pencelupan
kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan
konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit
bahkan detik. Kelemahan cara ini: penetrasi dan retensi bahan pengawet
tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak
berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini
umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah
serangan jamur blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium
Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik baila kayu yang
akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya
dipanaskan lebih dahulu.
Kelebihan :
A. Proses sangat cepat
B. Bahan pengawet dapat dipakai berulang kali (hemat)
C. Peralatan cukup sederhana

Kekurangan :

A. Penetrasi dan retensi kecil sekali, terlebih pada kayu basah


B. Mudah luntur, karena bahan pengawet melapisi permukaan kayu
sangat tipis.
3. Metode Pemulasan
Cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yg sederhana. Bahan
pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam
kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan pengawet tentu lebih
dalam. Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk maksut tertentu,yaitu:
a. Pengawetan sementara di daerah ekploatasi atau kayu-kayu
gergajian untuk mencegah serangan jamur atau bubuk kayu basah.
b. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum
banyak dan belum merusak kayu (represif).
c. Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Cara pengawetan
ini hanya dianjurkan bila serangan perusak kayu tempat kayu akan
dipakai tidak hebat (ganas).
Kelebihan :
A. Alat sederhana, mudah penggunaannya
B. Biaya relatif murah
Kekurangan :
A. Penetrasi dan retensi bahan pengawet kecil
B . Mudah luntur

4. Metode Pembalutan
cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang
dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang
dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah.
Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahanlahan ke dalam kayu.

Kelebihan :
A. Peralatan sederhana
B. Penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama
C. Digunakan untuk tiang-tiang kering ataupun basah
Kekurangan :
A. Pemakaian bahan pengawet boros
B. Jumlah kayu yang diawetkan terbatas, waktu membalut lama
C. Membahayakan mahluk hidup sekitarnya (hewan dan tanaman)

B. Pengawetan metode khusus :


Proses vakum dan tekanan (cara modern) :
Proses ini ada 2 macam menurut kerjanya :
1. Proses sel penuh antara lain :

Proses Bethel

Proses Burnett
2. Proses sel kosong antara lain :

Proses Rueping

Proses Lowry
Keduanya berbeda pada pelaksanaan permulaan. Proses Rueping
langsung memasukkan bahan pengawet dengan tekanan sampai
4 atmosfer, kemudian dinaikkan sampai sekitar 7-8 atmosfer.
Sedangkan pada proses lowry tidak digunakan tekanan awal, tapi
tekanan langsung sampai 7 atmosfer. Beberapa jam kemudian
tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan dan dilakukan
vakum selama 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari
larutan bahan pengawet.
URUTAN KERJA DALAM PENGAWETAN
Ada dua macam urutan kerja pada proses pengawetan kayu :
1. Urutan kerja pada proses pengawetan sel penuh :
Kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawet, tangki ditutup rapat
agar jangan terjadi kebocoran.
Dilakukan pengisapan udara (vakum) dalam tangki sampai 60
cm/Hg, selama kira-kira 90 menit, agar udara dapat keluar dari
dalam kayu.
Sambil vakum dipertahankan, larutan pengawet kayu dimasukkan
ke dalam tangki pengawet hingga penuh.
Setelah penuh, proses vakum dihentikan kemudian diganti dengan
proses tekanan sampai sekitar 8 15 atmosfer selama kurang lebih
2 jam.
Proses penekanan dihentikan dan bahan pengawet kayu
dikeluarkan dari tangki kembali ke tangki persediaan.
Dilakukan vakum terakhir sampai 40 cm/Hg, selama 10 15
menit, dengan maksud untuk membersihkan permukaan kayu dari
bahan pengawet.

2. Urutan kerja pada proses pengawetan sel kosong :


Kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawet, tangki ditutup rapat.
Tanpa vakum, langsung pemberian tekanan udara sampai 4
atmosfer, selama 10 20 menit.
Sementara tekanan udara dipertahankan, larutan bahan
pengawet dimasukkan ke dalam tangki pengawet hingga penuh.
Kemudian tekanan ditingkatkan sampai 7 8 atmosfer selama
beberapa jam
Tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan.
Dilakukan vakum 60 cm/Hg, selama 10 menit untuk membersihkan
permukaan kayu dari kelebihan bahan pengawet.

Perbedaan proses sel penuh dan sel kosong ialah sebagai berikut :
1. pada proses sel penuh bahan pengawet dapat mengisi seluruh
lumen sel
2. sedangkan pada sel kosong hanya mengisi ruang antar sel.
Kelebihan :
A. Penetrasi dan retensi tinggi sekali (memuaskan)
B. Waktunya relatif singkat sekali
C. Dapat mengawetkan kayu basah dan kering
Kekurangan :
A. Modal yang diperlukan besar
B. Perlu ketelitian dan pengerjaan yang tinggi
C. Cara ini hanya sesuai untuk perusahaan yang komersial.

Anda mungkin juga menyukai