I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Diagnosis
Terapi
Diagnosis Banding
Prognosis
III.SIMPULAN
PS. diurnal
PS. hormonal
pulsatif &
siklik
PS.
tergantung
kadar
substrat
Kelenjar paratiroid
Berjumlah 4 buah menempel pada bagian
anterior dan posterior kedua lobus kelenjar
tiroid.
Terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells
dan oxyphill cells. Chief cells merupakan
bagian terbesar kelenjar paratiroid yang
berfungsi untuk mensintesis dan
mensekresi hormon paratiroid (PTH).
Parathormon:
Mengatur metabolisme kalsium dan posfat
tubuh.
Organ targetnya adalah tulang, ginjal dan
usus halus (duodenum).
Meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di
tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran
posfat, HCO3 dan Na.
Faktor yang mengontrol sekresi PTH
adalah kadar kalsium serum selain PTSH.
II. PEMBAHASAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
A.Hipoparatiroidisme
Epidemiologi
Gabungan
gejalaterjadi
dari produksi
hormon setelah
paratiroidmelakukan
yang tidak
0,5% 6,6%
pada pasien
adekuat.
tiroidektomi total.
pria dan wanita di segala usia
Sindrom DiGeorge atau velocardiofacial sindrom karena
mikrodelesi kromosom 22q11.2 mempengaruhi 1 dari 4000 5000 kelahiran hidup.
B. Etiologi
Hipoparatiroidisme
defisiensi PTH
Disebabkan dua etiologi umum.
C. Patogenesis
Hipoparatiroidisme: herediter (autosomal dominan,
autosomal resesif, atau terkait kromosom X resesif) dan
acquired.
Kasus yang sangat jarang pada hipoparatiroidisme
disebabkan oleh mutasi gen PTH
Hipoparatiroid ini juga bisa melibatkan kelainan-kelainan atau
mutasi pada Gen GCMB dan Gen CaSR
Pada hipoparatiroidisme terkait kromosom X resesif, hanya
diderita oleh laki-laki, dengan epilepsy saat anak-anak dan
hipokalsemia
D. Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan:
hipokalsemia,
Hiperphospatemia
penurunan kandungan vitamin D (calcitriol),
tidak adanya diagnosis alternatif lainnya.
Konfirmasi diagnosis dengan pengukuran
kadar PTH
Riwayat
Riwayat keluarga dan adanya riwayat operasi kepala atau
leher pada kasus suspek hipoparatiroidisme.
Manifestasi Klinis
Hipokalsemia: parestesia, spasme otot, tetanus, kejang,
serta paralisis pada sirkumoral atau akral, status mental
yang berubah, refractory congestive heart failure, atau
stridor.
Pemeriksaan fisik: bekas operasi dan tanda kandidiasis
mukokutaneus di daerah kepala, telinga, mata, hidung,
serta leher.
Pemeriksaan Laboratorium
Pengukuran total serum kalsium (normal 8,5-10,5 mg/dl) dan
kalsium terionisasi (normal 1,10-1,32 mmol/l), albumin,
phosphorus, magnesium, kreatinin, kadar PTH, dan
25(OH)D3 (25-hydroxyvitamin D level).
Hipoparatiroidisme (Hipokalsemia, level PTH rendah,
Hiperfosfatemia, Hiperkalsiuria, 1,25(OH)2D3 rendah, tanpa
disertai hipomagnesia.
Pseudohipoparatiroidisme: kalsium rendah dan kadar
phosphorus tinggi tetapi kadar PTH nya meningkat disertai
dengan hipomagnesemia.
cAMP merupakan tes urin untuk mengetahui kadar PTH di
tubuh
Imaging studies
foto polos
Electrocardiogram
(ECG)
CT scan
E. Terapi
Tidak ada petunjuk khusus
Tujuan utama menejemen adalah dapat mempertahankan
kalsium serum dan serum fosfor tetap dalam batas normal.
Terapi untuk hipokalsemia akut terdiri dari kalsium i.v jika
pasien memiliki gejala berat atau kalsium serum dibawah 1.9
mmol/L (7.5mg/dL).
Suplemen kalsium (kalsium karbonat dan kalsium sitrat)
F. Diagnosis Banding
Mengetahui secara pasti penyebab dari hipokalsemia. Pada
hipoparatiroidisme, hipokalsemia disebabkan karena
kurangnya sekresi PTH.
Kelainan genetik (DiGeorge atau velocardiofacial)
Kelainan lain yang disebabkan oleh sindrom yaitu retardasi
dan dysmorphism sindrom karena terjadinya kelainan pada
gen mitokondria.
G. Prognosis
Hipoparatiroidisme memiliki prognosis yang baik jika
didiagnosis secara dini. Apabila tidak, dapat terjadi
komplikasi seperti spasme otot akut yang bisa
menyebabkan gangguan pada pernafasan, katarak,
kelainan sistem otot, ligamen dan saraf, pertumbuhan
yang terhambat, malformasi gigi dan retardasi mental
pada anak.
III. KESIMPULAN
Hipoparatiroidisme terjadi pada pria dan wanita di segala
usia.
Etiologi hipoparatiroidisme: kerusakan karena autoimun
kelenjar paratiroid dan post operasi pada leher
Hipoparatiroidisme bisa kongenital atau didapat
Diagnosis hipoparatiroidisme berdasarkan adanya
hipokalsemia, hiperphospatemia, penurunan vit. D dan tak
adanya diagnosis alternatif lain.
Tujuan utama terapi untuk mepertahankan kalsium serum
dan serum fosfor dalam batas normal
Diagnosis banding dilakukan dengan mengetahui secara
pasti penyebab dari hipokalsemia
Prognosis penyakit ini dikatakan baik apabila didiagnosis
dan diterapi sejak dini.
SGD A7