Anda di halaman 1dari 2

Evolusi, Darwinisme, dan Intellegent Design

Buku berjudul 'Evolusi, Darwinisme, dan Intelligent Design' berisi tentang perkembangan
evolusi dari masa ke masa, dari awal sejak dicetuskan oleh Charles Darwin hingga masa
sekarang. Buku ini mengupas pandangan-pandangan awam yang kurang tepat tentang evolusi
serta menempatkan kembali evolusi--khususnya di Indonesia-- sebagai salah satu bidang studi
yang layak untuk dibahas dan dipelajari.
Selain teori evolusi, juga akan dibahas teori Intellegent Design (ID) secara lebih lengkap, baik
menyangkut sejarah, penjelasan, serta perkembangannya. Kurangnya literatur di Indonesia
tentang teori ID menyebabkan teori tersebut tidak banyak yang memahaminya secara baik.
Keterkaitan teori ID dengan evolusi juga akan diulas dan akan menunjukkan bahwa teori ID
sebenarnya tidak 100% membantah teori evolusi, melainkan meluruskan teori evolusi agar sesuai
dengan pengetahuan sains yang berkembang belakangan ini.
Diharapkan dengan terbitnya buku ini dapat menambah wawasan pembaca tentang evolusi dan
Intellegent Design. Khusus bagi pelajar/mahasiswa, diharapkan buku ini dapat menjadi salah
satu referensi untuk bahan studi atau penelitian, mengingat sangat jarangnya buku yang
membahas secara khusus topik ini (terutama dalam bahasa Indonesia).
Latar Belakang
Apa yang muncul di benak Anda ketika mendengar kata evolusi? Mungkin yang akan muncul
adalah sosok Charles Darwin, kemudian diikuti dengan gambar-gambar fosil purbakala, manusia
berasal dari kera, atau kemudian bagan yang memperlihatkan bagaimana kera yang lambat laun
menjadi manusia modern seperti sekarang. Betul?
Ya, memang seperti itulah keadaanya. Khususnya di Indonesia, anggapan tersebut tidak dapat
terelakkan. Apalagi ditambah dengan keyakinan bahwa teori evolusi akan menyebabkan
atheisme, menyimpang dari ajaran agama, atau kepercayaan-kepercayaan lain menyebabkan
ilmu evolusi sulit berkembang. Atau mungkin saja ilmu ini menjadi tabu bagi sebagian orang
untuk memahaminya secara lebih dalam.
Padahal, evolusi sebenarnya telah jauh berkembang. Bahkan kata evolusi sendiri saat ini
memiliki pengertian yang bermacam-macam. Tidak hanya dipakai dalam kajian ilmu biologi,
namun juga telah dipakai di berbagai bidang keilmuan yang lain. Khusus untuk evolusi dalam
kajian biologi, kata evolusi sendiri juga memiliki pengertian yang bercabang. Evolusi saat ini
tidak secara otomatis berarti manusia merupakan keturunan kera. Sejalan dengan
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan evolusi dalam kajian biologi memiliki beberapa
pengertian yang berbeda-beda.

Bukan cuma Charles Darwin


Sejak kemunculan teori evolusi pada abad ke-18, teori ini terus menuai pro dan kontra bahkan
hingga saat ini. Sebagai sebuah teori sains, evolusi tidaklah statis, melainkan pemahaman dan
penjelasaan tentang teori ini terus diperbaiki oleh para saintis yang ditunjang dengan kemajuan
pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini. Kondisi tersebut menyebabkan evolusionis--ilmuwan
yang khusus mempelajari tentang evolusi--terpecah menjadi dua kelompok.
Kelompok yang pertama meyakini bahwa evolusi terjadi persis seperti yang dikemukakan
Darwin, yaitu karena adanya universal common ancestor (makhluk hidup berasal dati satu nenek
moyang yang sama). Kelompok yang pertama ini disebut juga sebagai pendukung darwinisme.
Kelompok yang kedua adalah kelompok yang meyakini bahwa evolusi memang benar-benar
terjadi, hanya saja hal tersebut terjadi di level mikro (mikro evolusi), sehingga menolak teori
Darwin yang beranggapan bahwa evolusi dapat menghasilkan spesies baru pada masa depan.
Munculnya teori Intelligent Design (ID)
Teori ID adalah teori yang menyebutkan bahwa keragaman makhluk hidup saat ini bukan akibat
dari spesiasi melainkan dari adanya suatu perancangan. Hal tersebut coba dibuktikan dengan
menemukan unit yang disebut Complex Specified Information (CSI) yang ada di tubuh makhluk
hidup. CSI adalah unit yang kompleks, rumit, dan tidak mungkin terbentuk akibat kebetulan (by
chance). Secara ilmiah penemuan-penemuan tentang CSI semakin banyak bermunculan. Hal
tersebut menjadikan teori ID semakin diakui dan dikenal luas oleh masyarakat. Walau demikian,
tidak dipungkiri bahwa banyak juga kesalahpahaman terhadap teori ini, sehingga banyak yang
mentah-mentah menolaknyaterutama pendukung teori darwin.
Alasan klise yang muncul untuk menentang teori ID adalah anggapan bahwa teori ini adalah
sama dengan kreasionisme. Mereka menganggap mempelajari teori ID berarti sama saja dengan
mempelajari agama, karena menurut mereka berarti juga mengarah untuk meyakini adanya
Tuhan. Sebenarnya bila mereka mempelajari lebih detail, anggapan tersebut 100% salah. ID
adalah murni teori sains. Semua teorinya murni berasal dari kaidah-kaidah ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai