Ardilasunu Wicaksono
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
Pendahuluan
Latar belakang
Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis merupakan ancaman
baru (emerging disease) bagi kesehatan manusia yang memiliki peluang
ditularkan dari susu dan produk olahannya. Paratuberculosis atau dikenal juga
dengan Johnes Disease (JD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan
Mycobacterium avium subspesies paratoberculosis (MAP) pada hewan. Penyakit
ini merupakan salah satu permasalahan yang penting dalam industri peternakan
sapi perah hampir di seluruh dunia. Penyakit ini sangat merugikan secara
ekonomi bagi peternak akibat produktivitas yang sangat menurun pada hewan
penderita meskipun konsumsi pakannya tetap dan dalam jangka panjang hewan
mengalami kekurusan hingga kematian. Selain itu keberadaan penyakit ini
dikaitkan dengan penyakit Crohnes Disease (CD) yaitu penyakit dengan
penyebab yang sama namun menyerang manusia.
Bakteri Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis (MAP) adalah
bakteri gram positif, tahan asam dan alkohol serta memiliki daya tahan terhadap
panas. Pertumbuhan bakteri ini lambat namun kemampuan menimbulkan
penyakit sangat merugikan, infeksi MAP pada hewan menimbulkan penyakit
Johnes Disease (JD) sedangkan pada manusia menyebabkan Crohnes Disease
(CD), kedua penyakit tersebut memiliki ciri-ciri gejala dan patologis yang sama
yaitu menimbulkan randang kronis pada usus terutama ileum dan kolon yang
khas dengan bentuk granulomatosa. Gejala yang ditimbulkan tidak spesifik
seperti diare, muntah, demam, hingga diare berdarah sehingga sering tidak
terdiagnosis dengan segera.
pencegahannya.
Pembahasan
Agen penyebab
Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis (MAP) merupakan
bakteri gram positif yang dapat ditemui di alam/lingkungan. Bakteri ini termasuk
dalam bakteri Mycobacterium kompleks yang memiliki 3 subpsesies, yaitu
Mycobacterium avium subspesies avium, Mycobacterium avium subspesies
silvaticum dan Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis. Bakteri ini
merupakan bakteri aerobik, non motil, tahan asam, berbentuk batang dengan
pertumbuhan yang lambat. Untuk pertumbuhannya bakteri ini memerlukan
mycobactin, senyawa hidroksamat pengikat besi sedangkan suhu pertumbuhan
sedangkan
pada
rerumputan
yang
tercemar
feses
penderita
kajian
tersebut
menunjukan
angka
prevalensi
sebenarnya
(true
Jumlah sampel
Susu mentah
Susu pasteurisasi
Susu utuh
Semi-skim
Skim
UHT
Susu seluruhnya
201
476
191
145
140
2
679
4 (1,9)
10 (2,1)
3 (1,6)
5 (3,4)
2 (1,4)
0 (0)
14 (2,1)
vaktor virulensi
dari
bakteri
ini.
Kerusakan
berlanjut,
dan
dan
muntah,
(3)
radang
ileum
yang
menyeluruh
(difus)
mengakibatkan malnutrisi , dan (4) fistula dan abses abdomen, kondisi yang
melanjut dapat menyebabkan usus bocor, demam, sakit perut, diare berdarah
dan memicu timbulnya kanker.
Pengobatan dan pencegahan
Pengobatan terhadap penyakit ini cukup sulit karena kemampuan bakteri
yang dapat masuk ke dalam makrofag. Beberapa obat seperti streptomycin,
isonazid dan rifampicin kurang dapat memberikan hasil yang memuaskan
dengan cara pengobatan tunggal sehingga untuk meningkatkan efektifitas dan
mencegah resistensi obat maka dapat dilakukan kombinasi pengobatan dengan
obat-obat tersebut.
Penggunaan Benzoxazin Rifamycin KRM-1648 memiliki potensi yang baik
untuk pengobatan MAP secara intermiten hanya obat ini memiliki kelarutan yang
rendah dalam darah. Linezolid juga merupakan obat antimycobacteria alternatif,
konsentrasi linezolid dalam darah yang direkomendasikan berkisar 2-32 g/ml
didasarkan pada tingkat resistensi bakteri yang ada. Hal lain yang perlu
dipertimbangkan adalah efek samping obat ini yang dapat menekan aktivitas
sumsum tulang.
Upaya pencarian metode pengobatan juga dilakukan dengan mempelajari
mekanisme/substansi yang dapat mengangkut zat aktif obat masuk ke dalam sel
dan juga interaksi zat aktif tersebut dengan sel inang. Interaksi obat
antimycobakteria dengan aktivitas makrofag terinfeksi MAP telah dipelajari dan
berhasil mengetahui aktivitas antimycobakteria seperti rifampicin, rifobutun,
isoniazid, clofozamine, dan beberapa golongan quinolon ternyata justru
mengganggu sistem antimycobakterium sel makrofoag yang diperantari reaksi
oksigen
(ROIs)
namun
obat-obat
tersebut
tidak
mengganggu
sistem
melakukan
pemanasan
(pasteurisasi
ataupun
sterilisasi)
untuk
Tinjauan pustaka
Anonim .2008. Stasiun Karantina Cilacap Musnahkan Sapi Impor Selandia Baru.
http://www.vet-klinik.com/Berita-Peternakan/Stasiun-Karantina-CilacapMusnahkan-Sapi-Impor-Selandia-Baru.html [22 Oktober 2010].
Carter M .2003. Johnes Desease. River Road USA : APHIS-VS Center for
Animal Health Programs.
Cousins DV, Condron RJ, Eamens GJ, Whittington RJ, Lisle GW .2002.
Paratuberculosis. South Perth dan Upper Hutt : Australia and New
Zealand Standard Diagnostic Procedures.
Griffiths M .2002. Food-borne Pathogenes, 1st ed. Cambridge UK : Woodhead
Pub.Ltd. and CRC press LLC
Hendrick S .2009. Johnes Desease. Saskatoon Canada : Large Animal Clinical
Sciences Disease Investigation Unit, Western College of Veterinary
Medicine.
Nugroho WS .2010a. Kejadian dan Peluang Infeksi Mycobacterium avium
subspesies paratuberculosis pada Manusia Melalui Susu Sapi dan
Produk Olahannya. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Gadjah Mada.
Welsh RD, Thedford TR, Karges S, Dirato D .2010. Johnes Disease (An
Emerging Disease of Oklahoma Cattle). Oklahoma USA : Division of
Agricultural Sciences and Natural Resources, Oklahoma State University .