Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM KOROSI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

MODUL
PEMBIMBING

:Penentuan Berat Molekul


: Harita NC,LRSC,MT

Praktikum : 17 Desember 2013


Penyerahan : 24 Desember 2013
(Laporan)

Oleh
Kelompok
Nama

:
:

Kelas

PROGRAM STUDI DIPLOMA IVTEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013

PENENTUAN BERAT MOLEKUL

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan
metoda kenaikan titik didih.
b. Menentukan berat molekul suatu zat yang mudah menguap dengan metoda
penenuan massa jenis gas.

II.

DASAR TEORI
a. Metoda Kenaikan Titik Didih
Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam zat pelarut,
maka akan terjadi penurunan tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur
tertentu tekanan uap zat pelarut dalam larutan akan lebih rendah dari
keadaan murninya. Besarnya tekanan uap tergantung dari banyaknya zat
yang dilarutkan. Semakin besar penambahan zar terlarut maka makin besar
pula penurunan tekanan uapnya. Perubahan takanan mengakibatkan
adanya ganggguan kesetimbangan dinamis dari larutan tersebut.
P0 : tekanan uap pelarut murni
P : tekanan uap setelah ditambah zat terlarut
Menurut hukummm Raoult:
P = X 1 P0
X1 = P / P0
Keterangan :
P : tekanan uap larutan
P0 : tekanan uap pelarut murni
X1 : mol fraksi pelarut
ln P / P0 = ln X1
X1 + X2 = 1
ln P / P0 = ln ( 1 - X2 )
X1 = 1 X2
Menurut hukum Clausius Clapeyron:
ln P / P0 = - Hf/ R (1/T0 1/T)
P H f ( T T )
ln
=
P
RT T

Hf Tb
2
RT

Dari kedua persamaan tersebut di atas, maka :


Hf Tb
2
ln ( 1 - X2 ) =
Untuk larutan encer, ln(1 X2) = - X2
RT

X2 =

Tb =

Hf Tb
2
RT

RT 2
X
Hf 2
RT 2 G 2/ M

Hf G 1/ M

Tb =

Tb =

RT 2 M 1 1000 G2

Hf 1000 M 2G
1

Tb = Kb

1000 G2
M 2G
1

M2 =

1000 K b G
Tb G1

Keterangan
G1 : berat pelarut
G2 : berat zat yang dilarutkan
M1 : berat molekul pelarut
M2 : berat molekul zat yang dilarutkan
Hf : panas peleburan pelarut
Kb : Konstanta penurunan titik beku molal (penurunan titik beku jika 1 mol
zat terlarut dilarutkan dalam 1000 gram pelarut)
b. Metode Penentuan Massa Jenis
Menentukan berat molekul dengan metoda penentuan massa jenis gas
dapat dilakukan dengan menggunakan alat Victor Meyer. Persamaan yang
digunakan adalah persamaan gas ideal.
PV = nRT
PV = m/Mr RT
PMr = m/V RT
Mr = d / PRT
Keterangan
Mr : massa molekul (berat molekul)
d : massa jenis (g/L)
P : tekanan gas (atm)
R : tetapan gas (0,08206 Latm/mol K)

T : suhu mutlak (K)


Bila suatu cairan volatil dengan titik didih lebih kecil dari 100 0C
ditempatkan dalam labu erlenmeyer tertutup (yang mempunyai lubang
kecil pada tutupnya) dan dipanaskan (diletakkan dalam gelas kimia yang
berisi air panas/penangas air), maka cairan yang terdapat dalam
erlenmeyer tersebut akan menguap. Uap cairan akan mendorong udara
(yang terdapat dalam labu) keluar melalui lubang kecil yang terdapat pada
tutup labu.
Setelah semua udara keluar, uap cairan akan keluar sampai keadaan
kesetimbangan tercapai, yaitu tekanan uap cairan dalam labu sama dengan
tekanan udara luar. Pada kondisi tersebut, labu hanya berisi uap cairan
denagan tekanan sama dengan tekanan atmosfer, volume uapnya sama
dengan volume labu dan suhunya sama dengan suhu air dalam penangas.
III.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. Metode Penurunan Titik Beku
Alat alat
1. Heater
2. 1 buah pignometer atau aerometer
3. 1 buah gelas ukur 50 mL
4. Pipet tetes
5. Neraca
6. Kaca arloji / kertas timbang
7. Stopwatch

Bahan-bahan
1. Pelarut, Aquades
2. Zat terlarut yang sudah diketahui berat molekulnya (standar), NaCl
3. Zat terlarut yang akan ditentukan berat molekulnya (sampel), urea
CO(NH2)2
b. Metode Penentuan Massa Jenis
1. 1 buah labu ukur 25 mL
2. 1 buah gelas kimia 600 mL
3. Desikator
4. Alumunium foil
5. 1 buah labu erlenmeyer 250 mL
6. 1 buah termometer 1500C
7. Neraca analitik
8. Karet/tali dan jarum

Bahan
1. Aquades
2. Aseton
IV.

CARA KERJA
a. Metode Kenaikan Titik Didih

Menentukan berat jenis air/ aquades (pelarut)


dengan pignometer atau aerometer

Masukkan 50 mL pelarut ke dalam labu


erlenmeyer dan panaskan dengan heater(labu
terendam dalam air). Catat temperatur titik
didihnya. (T0)

Tambahkan 3 gram Nacl (standar) ke dalam 50 mL


pelarut, aduk hingga homogen dan panaskan
pada heater (labu terendam dalam air). Catat
temperatur titik didihnya (T).
Masukkan 3 gram urea (sampel) ke dalam 50 mL
pelarut, aduk hingga homogen. Panaskan pada
heater(labu terendam dalam air). Catat temperatur
titik didihnya (T).

b. Metode Penentuan Massa Jenis

Erlenmeyer yang bersih dan kering, tutup dengan


alumunium foil (kencangkan)

Timbang labu erlenmeyer

Ambil 5 mL cairan mudah menguap, yaitu Aseton.


Masukkan ke erlenmeyer. Beri lubang kecil pada
tutupya (ditusuk jarum)

Letakkan erlenmeyer pada penangas air panas


(labu terendam
air) danmengisi
catat suhu
Tentukan
volumedalam
labu dengan
labu
penangasnya
saat
cairan
menguap.
dengan
air sampaipada
penuh
dan
timbang
(tetutakan
Angkat abu dan letakkan dalam desikator (udara
dahulu berat kosongnya). Dengan adanya data
kan masuk lagi ke dalam labu dan cairan uap
berat jenis air pada suhu kerja, maka akan
akan mengembun)

Timbang labu yang telah dingin

V.

DATA PERCOBAAN
a. Metode Kenaikan Titik Didih
Berat NaCl
Berat Sampel (urea)
v. pelarut
Berat jenis pelarut

= 0,9976 1,0 gr

Titik didih pelarut (T0)


Titik didih larutan standar NaCl (T)
Titik didih larutan sampel Urea (T)

= 980C
= 860C
= 88 0C

b. Metode Penentuan Massa Jenis


Berat labu (+ tutup) kosong
Berat labu + cairan (dingin)
Berat labu kosong
Berat labu + air

VI.

= 3 gr
= 3 gr
= 50 mL

Berat jenis air (260C)

= 109,17 gr
= 116,61 gr
= 109,63 gr
= 424,49 gr
= 0,9976 1,0 gr

Suhu Penangas
Tekanan

= 59 0C = 59 + 273 = 332 K
=750 mmHg

PENGOLAHAN DATA
a. Metode Kenaikan Titik Didih
1. Menentukan nilai Kb terlebih dahulu dengan memasukkan data
G2 dan M2 dari berat dan berat molekul NaCl ke dalam
persamaan yang ada.

2. Setelah diperoleh nilai Kb, menentukan berat moleku zat


sampel.
b. Metoda Penentuan Massa Jenis
Setelah diperoleh volume labu, maka dapat ditentukan massa jenis
gasnya, dengan menggunakan persamaan di atas, berat molekul yang
dapat dihitung.

VII.

PERHITUNGAN
A. Metode Kenaikan Titik Didih
Menentukan Berat Pelarut (Aquades)
Berat Jenis Air (aquades) :
Piknometer isi Air = 54,90 gram
Piknometer kosong = 29,96 gram
m
= v
=
=

54,9029,96
25

24,94
25

= 0,9976 1,0 gram/mL


Berat pelarut = volume x berat jenis air
= 50 mL x 1 gram/mL
= 50 gram
Menentukan Berat Molekul NaCl
Dik : Kb Air = 0,52 0C/mol
i
= 2 (karena larutan bersifat elektrolit)
G2 (berat NaCl) = 3 gram
G1 (pelarut)
= 50 gram
Tb
= Tpelarut TNacl
= 98 - 86
= 12
Dit : Mr / M2 (Berat molekul NaCl) ?
Jawab :
1000 Kb i G2
Mr NaCl =
Tb G1
=

1000 0,52 2 3
12 50

= 5,2 gram / mol

Menentukan Berat Molekul Urea


Dik : Kb Air = 0,52 0C/mol
G2 (berat urea) = 3 gram
G1 (berat pelarut) = 50 gram
Tb
= TPelarut TUrea
= 98 - 88
= 10
Dit : Mr / M2 (berat molekul urea) ?
Jawab :
1000 Kb G2
Tb G 1

Mr NaCl =
=

1000 0,52 3
10 50

= 3,12gram / mol
B. Metode Penentuan Massa Jenis Gas
Menentukan berat jenis gas
Massa Gas
Massa Gas = massa labu+cairan dingin massa labu+tutup
= 116,61 109,17
= 7,44 gram
Volume gas = volume labu = volume air
Volume = massa air x berat jenis air
= 424,49 x 1,0
= 424,49 mL = 0,42449 L
Jadi, Berat Jenis Gas :
gas =

massa gas
volume gas

7,44 gram
= 0,42449 L
= 17,527 gram / L

Menentukan berat molekul


d
RT
Mr = P
=

17,527
0,08206 x 332
= 484,12 gram / mol
0,986

VIII.

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan untuk menentukan berat
molekul dari larutan standar yaitu NaCl dan larutan sampel yaitu Urea serata
larutan yang mudah menguap, yaitu Aseton. Dalam menentukan berat molekul
dari kedua zat tersebut dilakukan 2 metode yaitu :
1. Metode Kenaikan Titik Didih
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan
di permukaan. Oleh karena itu, titik didih bergantung pada tekanan di
permukaan. Pada praktikum didapatkan titik didih air sebesar 98 0C pada
tekanan 750 mmHg ini berarti pada suhu 980C, tekanan uap air sama dengan
750 mmHg. Titik didih air ini disebut tituk didih pelarut.
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya disebut
kenaikan titik didih (Tb). Pada praktikum, larutan NaCl memiliki titik didih
860C pada tekanan 750 mmHg sehingga kenaikan titk didihnya (Tb) sebesar
120C. Dengan didapatkannya kenaikan titik didih larutan NaCl, maka kita
dapat menentukan berat molekul dari NaCl.
Pada praktikum didapatkan berat molekul NaCl sebesar 5,2 gram/mol.
Hasil yang didapatkan ini sangat berbeda jauh dengan semestinya, karena
berat molekul dari NaCl pada kenyataannya seharusnya sebesar 58,5
gram/mol. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan hasil
praktikum kali ini, diantaranya adalah pembacaan termometer, atau ketelitian
dari termometer itu sendiri ketika proses pemanasan berlangsung.
Untuk larutan sampel yaitu urea, memiliki titik didih sebesar 880C pada
750 mmHg sehingga kenaikan titik didih (Tb) yang didapatkan sebesar 100C
Dengan demikian didapatkan berat molekul urea sebesar 3,12 gram / mol.
Hasil yang didapatkan ini sangat berbeda jauh dengan berat molekul urea
sebenarnya yaitu 60 gram/mol. Hal tersebut terjadi karena adanya kesalahan
pada saat praktikum, salah satunya adalah ketelitian termometer dan
pembacaan skala pada termometer.
2. Metode Penentuan Massa Jenis Gas
Pada metode ini kita menggunakan 5 mL Aseton, karena larutan ini mudah
menguap. Larutan aseton ditempatkan di dalam labu erlenmeyer tertutup
(yang mempunyai lubang kecil pada tutupnya) dan dipanaskan (diletakkan
dalam gelas kimia yang berisi air panas/penangas air), maka aseton akan
menguap.Uap cairan akan mendorong udara (yang terdapat dalam labu)
keluar melalui lubang kecil yang terdapat pada tutup labu. Setelah semua

udara keluar, uap cairan akan keluar sampai keadaan kesetimbangan


tercapai,yaitu tekanan uap cairan dalam labu sama dengan tekanan udara luar.
Pada kondisi tersebut, labu berisi hanya berisi uap cairan dengan tekanan
sama dengan tekanan atmosfer yaitu 0,986 atm volume uapnya sama dengan
volume labu yaitu sebesar 0,42449 L dan suhunya sama dengan suhu air
dalam penangas yaitu sebesar 590C. Setelah aseton menguap secara
keseluruhan, labu erlenmeyer yang berisi uap aseton didinginkan dalam
desikator dan ditimbang. Berat yang didapatkan dari labu+cairan dingin dapat
menentukan massa gas sehingga berat jenis gas dapat diketahui yaitu sebesar
17,527 gram/L.
Dengan diketahuinya berat jenis gas, maka kita dapat menentukan berat
molekul dengan persamaan gas ideal Mr = d/p RT sehingga didapatkan berat
molekul sebesa 484,12 gram/mol. . Berat molekul yang didapatkan sangat
berbeda jauh dengan berat molekul aseton sebenarnya yaitu 58. Hal tersebut
terjadi karena kesalahan praktikum, salah satunya pembacaan skala
IX.

termometer atau suhu penangas yang tidak stabil.


KESIMPULAN
dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
kesalahan yang dilakukan oleh praktikan sehingga didapat hasil yang cukup
berbeda dari yang seharusnya. Berat molekul NaCL yang didapat adalah sebesar
5,2 gram/mol, sedangkan berat molekul urea yang didapat adalah sebesar 3,12
gram/mol, dan berat molekul aseton yang didapat sebesar 484,12 gram / mol.

X.

DAFTAR PUSTAKA
1. Yahya, Utoro dkk (1982), Petunjuk Praktikum Kimia Fisika, Laboratorium
Kimia Fisika FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
2. Hulupi, Mentik dkk (1996), Petunjuk Praktikum Kimia Fisika, Pusat
Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung.
3. Bird, Tony (1997), Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas, PT

Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai