PENDAHULUAN
1.1
Skenario Kasus
What Happen My Broca???
14.
15.
18.
S
L
A
E
kpM
PK
D
T
oatnA
ieO
tifaPR
m
nN
gSpcaeiotO
K
letrfoR
nkE
E
A
oaPigem
sjkalgiN
ahst
iA
P
aSskoF
isalE
dnU
niosN
aH
giD
ndA
ioA
aPK
N
H
InaelK
iloU
nK
unagL
tPE
ePnisU
jsiA
E
rm
v
afN
eR
ni
erA
gk
niW
a
skA
isT
ia
A
aN
n
F
i
s
i
k
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Anatomi Fisiologi Sistem Saraf
2.1.1 Jaringan Saraf
1. Neuron
Sel saraf atau neuron berfungsi untuk menerima,
meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas
sel tertentu; dan pelepasan neurotransmiter dan molekul
informasi lainnya. Sel saraf menerima sensasi atau stimulus
melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal
(reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral).
Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang
menjalar di sepanjang saraf sampai ke otakdan medulla
spinalis yang kemudian akan mengintepretasi dan
mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap
informasi bisa terjadi. Impuls dari otak dan medula spinalis
memperoleh respons yang sesuai dari otot dan kelenjar
tubuh, yang disebut efektor. Kebanyakan neuron terdiri
atas 3 bagian yaitu:
a. Badan Sel
Badan akson yang merupakan pusat trofik untuk
keseluruhan sel saraf dan juga berfungsi menerima
stimulus. Badan sel yang disebut juga perikarion adalah
bagian neuron yang mengandung inti dan sitoplasma di
sekelilingnya dan tidak mencakup cabang-cabang sel.
Badan sel terutama merupakan pusat trofik, meskipun
struktur ini juga dapat menerima impuls. Perikarion di
kebanyakan neuron menerima sejumlah besar ujung
saraf yang membawa stimulus eksitatorik atau
inhibitorik yang datang dari sel saraf lain.
b. Dendrit
Merupakan cabang panjang yang dikhususkan
menerima stimulus dari lingkungan sel-sel epitel
sensorik atau dari neuron lain. Dendrit umumnya
7|BLOK SISTEM SARAF
10 | B L O K S I S T E M S A R A F
7. Neurotransmitter
Neurotransmitter merupakan zat kimia yang disintesis
dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik
pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson
terminal melalui eksositosis dan juga direarbsorpsi untuk
daur ulang.Neurotransmitter merupakan cara komunikasi
antarneuron. Setiap neuron melepaskan satu transmitter.
Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel
neuron, sehingga dengan bantuan zat-zat kimia ini maka
neuron dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls,
bergantung pada jenis neuron dan transmiter tersebut
(Ganong,1999). Diduga terdapat tiga puluh macam
neurotransmitter. Contoh neurotramsmitter adalah
asetilkolin, epinefrin dan norepinefrin, histamin, dopamin,
serotonin, asam gama-aminobutirat (GABA), glisin, dan
lain-lain. Ada dua tipe neurontransmitter yaitu eksitasi dan
inhibisi. Ada beberapa transmitters eksitasi, yaitu
asetilkolin adalah yang paling umum, lainnya adalah
norepinephrine,dopamin, dan setonin. Transmitter inhibisi
terdiri dari glycine dan gammaaminobutyric acid.Pelepasan
suatu transmitter eksitasi menyebabkan depolarisasi
membran postsinapdan mengakibatkan pengiriman
rangsangan. Suatu transmitter inhibisi pada tanganyang
lain menyebabkan membran postsinap menjadi kurang
permeabel terhadap ion-ion Natrium. Akibatnya, menjadi
keadaan hiperpolarisasi yang membuat lebih stabildan
kurang perka terhadap rangsangan.Enzim-enzim yang
dapat memecahkan belah atau membuat tidak
aktifnyaneurotransmitter pada bagian dari membran
postsinap atau celah sikap. Beberapaenzim-enzim meliputi
cholinesterase, monoamine oxidase (MAO) dan
catecholomethyltransferase (CMOT). Model yang kan
membuat menjadi tidak aktifnya meurotransmitter adalah
14 | B L O K S I S T E M S A R A F
15 | B L O K S I S T E M S A R A F
1. Pelindung Otak
Jaringan otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tulang
tengkorak dan tulang belakang, serta tiga lapisan jaringan
penyambung atau meningen, yaitu pia mater, arakhnoid
dan dura mater.
a. Pia Mater
Pia mater langsung berhubungan dengan otak dan
jaringan spinal, dan mengikuti kontur struktur eksternal
otak dan jaringan spinal. Pia mater merupakan lapisan
vascular, tempat pembuluh-pembuluh darah berjalan
menuju struktur dalam SSP untuk memberi nutrisi pada
jaringan saraf. Pia mater meluas ke bagian bawah
medulla spinalis, yang seperti telah disebutkan
sebelumnya, berakhir kira-kira setinggi bagian bawah L.
b. Arakhnoid
Arakhnoid merupakan suatu membrane fibrosa yang
tipis, halus, dan avaskular. Arakhnoid meliputi otak dan
medulla spinalis, tetapi tidak mengikuti kontur luar
seperti pia mater.
c. Dura Mater
Dura mater merupakan suatu jaringan liat, tidak elastic,
dan mirip kulit sapi, yang terdiri atas dua lapisan bagian
luar yang disebut duraendosteal dan bagian dalam yang
16 | B L O K S I S T E M S A R A F
17 | B L O K S I S T E M S A R A F
18 | B L O K S I S T E M S A R A F
19 | B L O K S I S T E M S A R A F
2.3.2
2.3.3
24 | B L O K S I S T E M S A R A F
25 | B L O K S I S T E M S A R A F
lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falks serebri atau lewat foramen
magnum.
Kemataian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah keventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di
nucleus kaudatus, thalamus, dan pons.
Jika sirkulasi serebri terhambat, dapat berkembangan oksiaserebri. Perubahan
disebabkan oleh anoksia serebri dapat reversible untuk jangka waktu 4-6 menit.
Perubahan irreversible bila anoksia serebri lebih dari 10 menit. Anoksiaserebri dapat
terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung. Selain
kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relative banyak akan
mengaibatkan peningkatkan peningkatan tekanan intracranial dan menyebabkan
menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak.
Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan
sekitarnya tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila
volume darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93% pada perdarahan
dalam dan 71% pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebral
dengan volume 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75% tetapi
volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal (JusufMisbach, 1999).
Pathway Stroke
Faktor resiko stroke
Trombosis serebral
Pendarahan intraserebral
Emboli serebral
Iskemik jaringan otak
26 | B L O K S I S T E M S A R A F
Stroke (cerebrovascular accidend)
Edemadan kongesti jaringan sekitar
Defisit neurologis
Kehilanan kontrolKerusakan
voluntar
1.Resiko
peningkatan
Infark serebral
terjadi
pada lobusTIK
frontal kapasitas, memiri, atau fungsi intelektual kortikal
Disfungsi bahasa dan komunikasi
Lapang perhatian terbatas,kesulitan dalam pemahaman ,lipadan kurang motifasi,frustasi,labilitas emosional, bermusuhan,demam,dan kurang kerja s
koma
Ketidaknutrisi
mampuan perawatan diri
5. Perubahan pemenuhan
Kematian
Penurunan
Disfungsi
tingkat
persepsi
kesadaran
pisual spasial dan Gangguan
kehilanganpisikologis
sensorik
Kemampuan
batuk menurun,kurangDisfungsi
mobilitas saluran
fisik dan
produksi
sekret
Perubahan
peran keluarga
kemih
dan pencernaan
Kecemasan klien dan keluarga
Resiko penurunan pelaksanaan ibadah
Resiko trauma(cedera)
27 | B L O K S I S T E M S A R A F
2.5.2
10.
Kesadaran menurun
11.
12.
Stroke non
Stroke hemoragik
Awitan (onset)
Waktu (saat terjadi
hemoragik
Sub-akut kurang
Mendadak
awitan)
Peringatan
Bangun
28 | B L O K S I S T E M S A R A F
Nyeri kepala
Kejang
Muntah
Kesadaran menurun
pagi/istirahat
+50% TIA
+/-
+++
+
+
+++
Koma/kesadaran
Kadang sedikit
+/-
+++
menurun
Kaku kuduk
Tanda kernig
Edema pupil
Perdarahan retina
++
+
+
+
Bradikardia
Hari ke-4
Sejak awal
Penyakit lain
Tanda adanya
arterosklerosis di
arterosklerosis, penyakit
retina, koroner,
Kemungkinan pergeseran
LP
Rontgen
glandula pineal
Angiografi
Oklusi, stenosis
CT scan
oftalmoskop
Densitas berkuang
(lesi hipodensi)
Fenomena silang
hiperdensi)
Perdarahan retina atau
korpus vitreum
Normal
Meningkat
Jernih
Merah
<250/mm3
>1000/mm3
Oklusi
Ada pergeseran
Lumbal fungsi
Tekanan
Warna
Eritrosit
Arteriografi
29 | B L O K S I S T E M S A R A F
EEG
Di tengah
(Dikutip dari: Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan System Persarafan. Jakarta : Salemba Medika)
6. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls dalam jaringan
otak.
7. Pemeriksaan Darah Rutin
Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai
250 mg dalam serum dan kemudian berngsur-angsur turun kembali.
8. Elektrokardiogram (EKG)
Untuk mengetahui keadaan jantung di mana jantung berperan dalam
suplai darah ke otak.
9. Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahuikeadaan darah, kekentalan
darah, jumlah sel darah, penggumpalan trombosit, yang abnormal, dan
mikanisme pembekuan darah.
(Dikutip dari: Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Klien dengan Gangguan. Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika)
Pertolongan pertama
Segera bawa ke rumah sakit, Waktu terpenting adalah 3-6 jam setelah serangan untuk
mengembalikan aliran darah di otak agar terhindar dari kematian sel saraf dan
kecacatan. Periode ini disebut golden period.
(Dikutip dari: http://angsamerah.com/pdf/Angsamerah%20Stroke.pdf)
Pada prinsipnya penanganan stroke harus dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.
Sebelum tiga jam, sudah harus ada kepastian strokenya jenis apa. Dengan begitu, bisa
segera dilakukan tindakan-tindakan medis.
1. Kalau ada seseorang terkena stroke, segera bawa dia ke rumah sakit yang mampu
mengangani itu. Artinya, rumah sakit itu harus memiliki tenaga ahli dan peralatan
untuk melakukan tindakan.
2. Jika stroke terjadi ketika orang berada di daerah yang jauh dari rumah sakit dan
fasilitas kesehatan yang memadai, maka terpaksa penanganannya dilakukan
secara darurat. Caranya sebagai berikut:
3. Baringkan penderita dengan posisi kepala 30 derajat dari tempat tidur. Dilihat
apakah muntah atau tidak. Kalau muntah maka kemungkinan pembuluh darahnya
pecah. Dilihat juga pernapasannya apakah lancar atau tidak. Kalau penderita
stroke mau muntah maka posisi kepala agak dimiringkan, sehingga muntahan
bisa keluar dan tidak mengganggu saluran pernapasan.
4. Setelah itu segera hubungi dokter untuk memberikan pertolongan pertama.
[Deltie/Rep]
(Dikutip dari: http://jurnal-indonesia.net/index.php/kesehatan/1204-ini-pertolonganpertama-bagi-penderita-stroke)
Stroke disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Darah yang keluar akan
menekan jaringan otak di sekitarnya sehingga jaringan tersebut terganggu fungsinya.
Pecahnya pembuluh darah ini juga menyebabkan bagian otak yang seharusnya
32 | B L O K S I S T E M S A R A F
disupply oleh pembuluh darah tersebut menderita kekurangan darah (yang disebut
ischemia). Kedua hal tersebut akan menyebabkan terganggunya fungsi jaringan otak
tersebut yang terlihat dari adanya kelumpuhan dan penurunan kesadaran. kelumpuhan
ini berupa wajah yang mencong, dan atau kaki serta tangan yang tak dapat digerakkan
(pasien mendadak terjatuh dan lumpuh), dan penurunan kesadaran terlihat dari
pingsan dan mengoroknya penderita.
Kalau yang pecah pembuluh darah yang cukup besar, maka tindakan apapun yang
dilakukan oleh orang yang bukan dokter tidak akan dapat menghentikan perdarahan
tersebut. Bila penderita dibawa ke rumah sakit, kemungkinan dokter spesialis bedah
saraf dapat melakukan operasi untuk mengeluarkan darah yang menumpuk di otak,
karena ada beberapa keadaan yang menyebabkan operasi tidak dapat dilakukan.
Bila perdarahannya sedikit atau pembuluh darah yang pecah kecil, atau lokasi
perdarahannya didaerah yang tidak dapat dioperasi, maka yang dapat dilalukan adalah
menunggu perdarahannya berhenti sendiri. Bila perdarahannya tidak berhenti sendiri,
dan tetap tidak dapat dilakukan operasi, maka penderita dapat meninggal.
Pengeluaran darah dari bagian tubuh lain tidak akan menolong penderita. Akan tetapi
orang awam masih dapat menolong penderita supaya tidak segera meninggal di
tempat. Caranya adalah dengan menjaga agar penderita dapat bernafas dengan baik
dan tidak tersedak. Letakkan penderita pada posisi terlentang, dan segera miringkan
pada salah satu sisinya. Kaki yang berada di bawah diluruskan dan kaki yang berada
di atas ditekuk pada sendi panggul dan sendi lutut (untuk mengganjal agar penderita
tidak tertelungkup). Lengan yang berada di bawah digunakan sebagai bantal untuk
kepala dan lengan yang berada diatas letakkan di depan dada penderita. Kepala berada
dibuat agak sedikit mendongak (ekstensi). Selanjutnya lihat mulut penderita. Bila ada
gigi palsu atau makanan, segera keluarkan dengan jari kita. Jangan memberikan
makanan atau minuman kepada pasien, karena ini dapat menyebabkan pasien
tersedak. Setelah penderita berada dalam posisi yang baik, lepaskan ikat pinggang dan
bagian baju lain yang ketat. Setelah itu, jangan lakukan hal lain pada penderita.
Pada posisi diatas (posisi penderita dengan kesadaran menurun), maka pernapasan
dapat dijamin, dan bila pasien muntah akan segera dikeluarkan melalui mulut. Bila
33 | B L O K S I S T E M S A R A F
pasien muntah dalam posisi tidur terlentang atau duduk, maka muntahannya kan
segera masuk ke paru-paru yang mengakibatkan pasien segera meninggal.
Selanjutnya, carilah ambulans untuk membawa penderita ke rumah sakit. Bila tidak
ada ambulans, dapat digunakan kendaraan lain dengan syarat kendaraan tersebut
cukup besar sehingga penderita bisa tetap berada di posisi tidur miring seperti yang
dijelaskan diatas.
dari:
http://indozone.net,,
http://anitanet.staff.ipb.ac.id/pertolongan-
pertama-pada-penderita-stroke/)
2.8 Pencegahan Stroke
2.8.1 mencegah terjadinya luka dikulit akibat tekanan
2.8.2 mencegah terjadinya kekakuan otot dan sendi
2.8.3 memulai latihan dengan mengaktifkan batang tubuh atau
2.8.4
2.8.5
2.8.6
2.8.7
torson
mengontrol factor resiko stroke
diet rendah lemak, garam, berhenti merokok
kelola stress dengan baik
mengetahui tanda dan gejala strok
(dikutip dari: Nurarif Huda Amin & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid
2. Jogjakarta: Mediaction)
2.9 Komplikasi Stroke
Komplikasi stroke menurutr Satyanegara (1998) adalah sebagai berikut:
1. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebris: defisit neurologi cenderung memperberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakanial, herniasi, dan akhirnya
menimbulkan kematian.
b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
2. Komplikasi Jangka Pendek (1-14 hari pertama).
a. Pneumonia: akibat immobilisasi lama.
b. Infark miokard.
c. Emboli paru: cenderung terjadi 7-14 hari pasca-stroke, sering kali pada saat
penderita mulai mobilisasi.
d. Stroke rekuren: dapat terjadi pada setiap saat.
34 | B L O K S I S T E M S A R A F
oral
aspirin,
merokok,
penggunaan
alcohol
dan
penggunaan
obat
38 | B L O K S I S T E M S A R A F
39 | B L O K S I S T E M S A R A F
f. Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktik dan tuli persepsi.
g. Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik, kesukaran
membuka mulut.
h. Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
i. Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi.
Indra pengecapan normal.
8. Sistem motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter terhadap gerakan motorik. Karena neuron motor atas
melintas, gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat
menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan
dari otak.
a. Inspeksi umum, didapatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi)
karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau
kelemahan salah satu sisi tubuh adalah tanda yang lain.
b. Fasikulasi didapatkan pada otot-otot ekstremitas.
c. Tonus otot didapatkan meningkat.
d. Kekuatan otot, pada penilaian dengan menggunakan nilai kekuatan otot
pada sisi yang sakit didapatkan nilai 0.
e. Keseimbangan dan koordinasi, mengalami gangguan karena
hemiparese dan hemiplegia.
9. Pemeriksaan Refleks
a. Pemeriksaan refleks dalam, pengetukan pada tendon, ligamentum atau
periosteum derajat refleks pada respon normal.
b. Pemeriksaan refleks patologis, pada fase akut refleks fisiologis sisi
yang lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis
akan muncul kembali didahului dengan refleks patologis.
41 | B L O K S I S T E M S A R A F
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
b.
Diagnosa keperawatan
Gangguan menelan
Definisi : abnormal fungsi
mekanisme menelan yang
dikaitkan dengan defisit
struktur atau fungsi oral,
faring, atau esofagus
Batasan karakterstik :
- Gangguan fase esofagus
- Abnormalitas pada fase
esofagus pada pemeriksaan
menelan
- Pernafasan bau asam
- Bruksisme
- Nyeri epigastrik, Nyeri ulu
hati
- Menolak makan
- Hematemesis
- Hiperekstensi kepala (mis :
membungkuk pada saat atau
setelah makan)
- Bangun matam karena mimpi
buruk
- Batuk malam hari
- Terlihat bukti kesulitan
menelan (mis : statis makanan
pada rongga mulut,
43 | B L O K S I S T E M S A R A F
Intervensi
NIC
Aspiration Precautions
-Memantau tingkat kesadaran,
refleks batuk, refleks muntah, dan
kemampuan menelan
-Memonitor status paru
menjaga/Mempertahankan jalan
napas
-Posisi tegak 90 derajat atau sejauh
mungkin
-Jauhkan manset trakea meningkat
-Jauhkan pengaturan hisap yang
tersedia menyuapkan makanan dalam
jumlah kecil
-Periksa penempatan tabung NG atau
gastrostomy sebelum menyusui
-Periksa tabung NG atau gastrostomy
sisa sebelum makan
-Hindari makan, jika residu tinggi
tempat"pewarna"dalam tabung
pengisi NG
-Hindari cairan atau menggunakan
zat pengental
-Penawaran makanan atau cairan
yang dapat dibentuk menjadi bolus
sebelum menelan
batuk/tersedak)
2.
- Pengiriman bolus ke
hipofaring selaras dengan
refleks menelan
-Kemampuan untuk
mengosongkan rongga mulut
-Mampu mengontrol mual &
muntah
-lmobilitas konsekuensi :
fisiologis
-Pengetahuan tentang
prosedur pengobatan
-Tidak ada kerusakan otot
tenggoroksn atau otot wajah,
menelan, menggerakkan lidah
atau refleks muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
NOC
kurang dari kebutuhan tubuh b. - Nutritional Status
d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan, penurunan - Nutritional Status food and
Fluid
fungsi nerfus hipoglosus
Definisi: Asupan nutrisi tidak
- Intake
cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolic
- Nutritional Status: nutrient
Batasan karakteristik:
Intake
- Kram abdomen
Nyeri abdomen
- Weight control
Menghindari makan
Berat badan 20% atau lebih
Kriteria Hasil
dibawah
- Adanya peningkatan berat
Kerapuhan kapiler
badan sesuai dengan
Diare
tujuan
Kurang makan
Kelemahan otot pengunyah
- Berat badan ideal sesuai
Kelemahan otot menelan
dengan tinggi badan
NIC
Intervensi
Nutrition Management
- Kaji adanya alergi makanan
-
- Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
- Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas normal
-
44 | B L O K S I S T E M S A R A F
badan
NOC
Pain Control
Pain Level
Comfort level
Kriteria Hasil
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
45 | B L O K S I S T E M S A R A F
NIC
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
(farmakologi, non farmakologi
dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
NOC
Joint Movement : Active
Mobility Level
Transfer performance
Kriteria Hasil :
Klien meningkat dalam
aktivitas fisik
Memverbalisasikan
perasaan dalam
meningkatkan kekuatan
dan kemampuan
berpindah
Memperagakan
penggunaan alat
46 | B L O K S I S T E M S A R A F
NIC
Exercise therapy : ambulation
Monitoring vital sign
sebelm/sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
RESIKO JATUH
NOC
Tissue integrity : skin and
mucous
Membranes
Hemodyalies akses
Kriteria hasil :
Integritas kulit yang baik
bisa dipertahankan
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman
dalam proses perbaikan
kulit dan mencegah
terjadinya cedera
berulang
Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
NOC
Trauma Risk for
Injury risk for
Kriteria Hasil
Keseimbangan
kemampuan untuk
mempertahankan
ekuilibrium
Gerakan terkoordinasi
kemampuan otot untuk
bekerja sama secara
volunter untuk
melakukan gerakan yang
bertujuan
Perilaku pencegahan
jatuh tindakan individu
atau pemberi asuhan
untuk meminimalkan
faktorresiko yang dapat
memicu jatuh
dilingkungan individu
Kejadian jatuh tidak ada
kejadian jatuh
Pengetahuan pencegahan
jatuh Pengetahuan:
keselamatan anak fisik,
Pengetahuan: keamanan
47 | B L O K S I S T E M S A R A F
pribadi
Pelanggaran
perlindungan tingkat
kebingungan Akut
Tingkat Agitasi
Komunitas pengendalian
risiko:
Kekerasan
Komunitas tingkat
kekerasan
Gerakan Terkoordinasi
Kecenderungan risiko
pelarian untuk kawin
Kejadian Terjun
NOC
NIC
Anxiety self control
Communication Enhancement :
Coping
Speech Deficit
Sensory function : hearing & Gunakan penerjemah, jika diperlukan
vision
Fear self control
Beri satu kalirnat simple setiap
Kriteria hasil :
bertemu, jika diperlukan
Komunikasi : penerimaan,
intrepretasi dan ekspresi Konsultasikan dengan dokter
pesan lisan, tulisan, dan
kebutuhan terapi wicara
non verbal meningkat
48 | B L O K S I S T E M S A R A F
Komunikasi ekspresif
Dorong pasien untuk berkomunikasi
(kesulitan berbicara) :
secara perlahan dan untuk
ekspresi pesan verbal dan
mengulangi permintaan
atau non verbal yang
Dengarkan dengan penuh perhatian
bermakna
Komunikasi reseptif
Berdiri didepan pasien ketika
(kesulitan mendengar) :
berbicara
penerimaan komunikasidan
intrepretasi pesan verbal Gunakan kartu baca., kertas, pensil,
dan/atau non vebal
bahasa tubuh, gambar, daftar
kosakata bahasa asing, computer,
Gerakan Terkoordinasi :
dan lain-laijn unluk memfasilitasi
mampu mengkoordinasi
komunikasi dua arah yang optimal
gerakan dalam
Ajarkan bicara dari esophagus, jika
menggunakan isyarat
diperlukan
Pengolahan informasi : klien
mampu untuk memperoleh, Beri anjuran kepada pasien dan
mengatur, dan
keluarga tentang penggunaan alat
menggunakan informasi
bantu bicara (misalnya, prostesi
trakeoesofagus dan laring buatan
Mampu mengontrol respon
ketakutan dan kecemasan Berikan pujian positive, jika
terhadap ketidakmampuan
diperlukan
berbicara
Anjurkan pada pertemuan kelompok
Mampu memanajemen
kemampuan fisik yang di Anjurkan kunjungan keluarga secara
miliki
teratur untuk member stimulus
komunikasi
Mampu mengkomunikasikan
Anjurkan ekspresi diri dengan cara
kebutuhan dengan
lingkungan sosial
lain dalam menyampaikan
informasi (bahasa isyarat)
8
NOC
Circulation status
Tissue Prefusion : cerebral
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
status sirkulasi yang
ditandai dengan
49 | B L O K S I S T E M S A R A F
NIC
Peripheral Sensation Management
(Manajemen sensasi perifer)
Monitor adanya daerah tertentu yang
hanya peka terhadap panas/d
ngin/tajam/tumpul
Berkomunikasi dengan
jetas dan sesuai dengan
kemampuan
Menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
Memproses informasi
Membuat keputusan
dengan benar
Menunjukkan fungsi
sensori motori cranial
yang utuh tingkat
kesadaran mambaik, tidak
ada gerakan gerakan
involunter
NOC:
Kowlwdge : disease
process
Kowledge : health
Behavior
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama pasien
menunjukkan
pengetahuan tentang
proses penyakit dengan
kriteria hasil.
Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman
tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan
program pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan
secara benar
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
50 | B L O K S I S T E M S A R A F
NIC :
Kaji tingkat pengetahuan pasien
dan keluarga
Jelaskan patofisiologi dari
penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang
tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit,
dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengan carayang
tepat
Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara
yang tepat
Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara
yang tepat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Stroke adalah adanya tanda-tanda klinikyang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang mengakibatkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang lebih jelas selain vascular. Stroke
terbagi dua yaitu hemoragi dan non-hemoragi. Penyebab stroke adalah
karna trombotik, embolik, hipoperfusion. Tanda dan gejala stroke adalah
Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan, Tiba-tiba hilang rasa peka,
Bicara cedal atau pelo, Gangguan bicara dan bahasa, Gangguan penglihatan.
Penatalaksanaannya adalah diagnostik, pengobatan, operasi bedah syaraf, adapun tindakan
medis pasien stroke yang lainnya.
51 | B L O K S I S T E M S A R A F
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan System
Persarafan. Jakarta:Salemba medika.
Ariani, Tutu April. 2012. Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Selemba
Medika
Nurarif Huda Amin & Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction
Widagdo, Wahyu. Toto Suharyanto. Ratna Aryani. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: TIM
52 | B L O K S I S T E M S A R A F
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-mustikawat-5390-2-babii.pdf
http://angsamerah.com/pdf/Angsamerah%20Stroke.pdf
http://jurnal-indonesia.net/index.php/kesehatan/1204-ini-pertolongan-pertama-bagipenderita-stroke
http://indozone.net,,
http://anitanet.staff.ipb.ac.id/pertolongan-pertama-pada-penderita-stroke/
53 | B L O K S I S T E M S A R A F