Anda di halaman 1dari 15

Emulsi adalah suatu sistem

yang secara termodinamika


tidak stabil, terdiri dari paling
sedikit dua fasa sebagai
globul-globul dalam fasa cair
yang lainnya. Sistem ini
biasanya distabilkan dengan
emulgator.

Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya


terdiri dari minyak dan air. Berdasarkan
fase terdispersinya dikenal dua jenis
emulsi yaitu :
1. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa
minyak terdispersi di dalam fase air.
2. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa
air terdispersi di dalam fasa minyak

Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan


emulgator merupakan faktor yang penting untuk
diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu
emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang
digunakan.
Salah satu emulgator yang aktif permukaan atau
lebih dikenal dengan surfaktan.
Mekanisme kerja emulgator ini adalah
menurunkan tegangan antar permukaan air dan
minyak serta membentuk lapisan film pada
permukaan globul-globul fasa terdispersinya.

Oleh karena itu diperlukan pengetahuan


tentang kekuatan gugus polar dan non
polar dari surfaktan. Metode yang dapat
digunakan untuk menilai efisiensi
emulgator yang ditambahkan adalah
metode HLB (Hydrophilic-Lyphophillic
Balance).
Griffin telah mengemukakan suatu skala
ukuran HLB suatu surfaktan. Dari skala
tersebut dapat disusun daerah efisiensi
HLB optimum untuk tiap-tiap golongan
surfaktan. Makin tinggi harga HLB suatu
surfaktan maka zat itu akan bersifat polar

R/ Parafin cair
Emulgator
Air ad

20% HLB 12
5%
100%

Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil


karena adanya energi bebas permukaan yang
besar. Hal ini terjadi karena pada proses
pembuatannya, luas permukaan salah satu fasa
akan bertambah berkali-kali lipat. Sistem
tersebut akan selalu berusaha untuk
memantapkan diri agar energi bebas bisa
menjadi nol yaitu dengan cara penggabungan
globul.

Berdasarkan hal tersebut diatas dikenal beberapa


fenomena ketidakstabilan emulsi yaitu:
Flokulasi dan Creaming
Fenomena ini terjadi karena penggabungan partikel yang
disebabkan oleh adanya energi bebas permukaan saja.
Flokulasi adalah terjadinya kelompok-kelompok globul
yang letaknya tidak beraturan di dalam suatu emulsi.
Creaming adalah terjadinya lapisan-lapisan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda di dalam suatu emulsi.
Lapisan dengan konsentrasi yang paling pekat akan
berada disebelah atas atau disebelah bawah tergantung
dari bobot jenis fasa yang terdispersikan

Koalesen dan Demulsifikasi


Fenomena ini terjadi bukan semata-mata
karena energi bebas permukaan tapi juga
karena tidak semua globul terlapis oleh
film antar permukaan. Koalesen adalah
terjadinya penggabungan globul-globul
menjadi lebih besar, sedangkan
demulsifikasi adalah merupakan proses
lebih lanjut dari pada koalesen dimana
kedua fasa terpisah kembali menjadi dua
cairan yang tidak bercampur. Kedua
fenomena ini tidak dapat diperbaiki
kembali dengan pengocokan

Emulgator
Mekanisme kerja
1. Mengurangi tegangan antar muka
2. Pembentuk lapisan
3. Pembentuk lapisan rangkap
Mekanisme :
Monomelekuler
Multimolekuler
Partikel padat

Parameter Fisika pembentukan Emulsi :


1. Panas
Kenaikan suhu maka energhi kinetik
semakin meningkat dan penggabungan
lebih cepat juga. Penurunan suhu akan
memecah fase menjadi tetesan.
2. Waktu
Dipengaruhi oleh pengocokan dan
koalesens. Intermitten shacking dikocok
selama 2 menit dan istirahatr 20 30
detik.

Kestabilan Emulsi
1. Peningkatan penggabungan
fase dalam
2. Peningkatan Creaming
3. Penampilan bau, warna dan
sifat fisik (sangat baik)

Parameter Ketidak stabilan Emulsi


1. Creaming
Meningkatnya fase luar akan meningkatkan
viskositas fase luar, sehingga penggabungan
partike fase luar dapat dihindari, dari
persamaan
2. Flokulasi
Terjadi sebelum, selama dan setelah
Creaming, dipengaruhi oleh partikel
terdispersi serta mengakibatkan meningkatnya
viskositas.

3. Koalesens
Bergabungnya kembali partikel dari ke
dua fase dan tidak dapoat didispersikan
kembali.
4. Perubahan fisika dan kimia
Perubahan warna dan perubahan
volume
5. Inversi
Perubahan fase dan sulit dievaluasi

Evaluasi Kestabilan emulsi :


1. Shelf life
2. Perkiraan shelf life
Pendekatan : Stress condition
I. Penyimpanan dan suhu
Arhenius menyatkan pada suhu 10 C
akan meningkat dan meningkatnya
reaksi kimia sehingga tidak terbentuk
emulsi. TEtap diogunakan dan suhu
yang digunakan 4C dan 45C.
2. Pengocokan
Pengocokan mekanik akan membantu
pergesekan tetesan sehingga terjadi
koalesens dan kestabilan emulsi.
Dengan penambahan pengocokan
akan
menghasilkan emulsi dan
memisah.
3. Sentrifugasi
Hukum Stokes

Perubahan Fisika
1. Pemisahan fase
2. Viskositas
3. Pengukuran partikel

Engkau

Tak dapat Membuat


Semua Orang Untuk Senang
Kapadamu Sebagaimana
Orang Lain Tak Dapat
Membuat Semua Orang
Untuk Benci Terhadapmu

Anda mungkin juga menyukai