Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau
Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau
Evaluasi Pemupukan Pada Kelapa Sawit Elaeis Quineensis Jacq. Di Kebun Radang Seko Banjar Balam PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau
RINGKASAN
Plantation,
Indragiri
Hulu,
Riau.
(Dibimbing
oleh
ADE
WACHJAR).
Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan
kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial,
meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di
perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek
pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.
Kegiatan magang telah dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam,
PT Tunggal Perkasa Plantation (PT Asra Agro Lestari, Tbk.), Indragiri Hulu,
Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Februari
hingga bulan Juli 2010. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah
bekerja langsung di lapangan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan
pendamping asisten.
Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode
langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder.
Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui
pengamatan penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu,
ketepatan dosis, ketepatan cara pemupukan, jumlah HK yang dipakai pada
pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan buruh
harian lepas (BHL) dan staf.
Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah
dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi
dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang
terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis
pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Baik data primer maupun data
sekunder dianalisis dengan metode deskriptif.
Kebun Radang Seko Banjar Balam merupakan kebun yang terletak paling
ujung dibandingkan dengan kebun lain yang ada di PT Tunggal Perkasa
Plantations. Sebagian besar tanaman kelapa sawit di kebun ini yaitu tanaman
belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009 produksi di Kebun Radang Seko
Banjar Balam yaitu sebesar 49.7 ton.
Pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam pada semester 1 tahun
2010 dilaksanakan dengan sistem blok ke blok. Kelebihan dari pelaksanaan sistem
tersebut adalah lebih efisien dari segi tenaga kerja, waktu, biaya dan
mempermudah dalam pengawasan.
Kegiatan pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam
meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang
menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan
daya tahan tanaman terhadap serangan hama serta penyakit dan pengaruh iklim
yang tidak menguntungkan.
Pelaksanaan pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam secara umum
telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan
tepat tempat. Pemupukan dilakukan secara manual dengan metode pelansiran pupuk ke
dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan penaburan.
Skripsi
sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
: A24060030
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr Ir Ade Wachjar, MS
NIP. 19550109 1980 03 1008
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1988 di Langgam, Riau. Penulis
merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Raja Anis dan Ibu Nurteti.
Tahun 2000 penulis lulus dari SDN 022 Pekanbaru, kemudian pada tahun
2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 10 Pekanbaru. Selanjutnya penulis
lulus dari SMAN 1 Pekanbaru pada tahun 2006.
Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Pada tahun 2007 penulis diterima
senagai mahasiswa di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat kelulusan S1
pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil kerja dan analisis dari kegiatan
magang yang telah dilaksanakan penulis selama 4 bulan di kebun kelapa sawit PT
Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu penulis serta seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang
diberikan kepada penulis.
2. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan
penyusunan skripsi.
3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS. selaku dosen
penguji.
4. Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani studi.
5. Bapak Ir H. Sembiring dan keluarga besar PT Tunggal Perkasa Plantation,
Indragiri Hulu, Riau, terutama Bapak Tatang sebagai asisten di Afdeling Viktor
yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada penulis.
6. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
PENDAHULUAN .........................................................................................
1
Latar Belakang ....................................................................................
1
Tujuan .................................................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
Syarat Tumbuh Kelapa sawit ...............................................................
Pemupukan ..........................................................................................
5
5
6
9
9
9
10
10
12
12
13
13
14
15
15
16
19
19
19
20
25
26
28
30
34
34
37
PEMBAHASAN ..............................................................................................
38
55
55
55
57
59
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 2009 .............
15
2.
17
3.
21
4.
27
5.
31
6.
32
7.
34
8.
47
9.
49
51
51
53
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
21
2.
26
3.
29
4.
40
5.
41
6.
44
7.
45
45
8.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
2.
Halaman
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia
setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan
produk turunannya telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang
menyumbang devisa terbesar bagi negara dari ekspor non-migas tanaman
perkebunan. Pengusahaan kebun kelapa sawit nasional dilakukan oleh perkebunan
besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR), dan perkebunan besar negara (PBN)
telah menyebar di 19 provinsi. Selain sumber penyumbang devisa bagi negara,
kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus
memberikan kesempatan kerja yang luas (Yahya, 1990).
Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami
peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen
kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO
mencapai 18.46 juta ton dengan perincian 2 565 000 hektar merupakan
perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5 085 000 ton minyak sawit, 687 000
hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar
2 314 000 ton minyak sawit, serta 3 358 000 hektar perkebunan besar swasta
(PBS) dengan produksi sebesar 8 990 000 ton minyak sawit (Direktorat Jenderal
Perkebunan, 2009).
Produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Pada tahun
1998 produksi CPO sebesar 5.9 juta ton meningkat pada tahun 2008 menjadi 17.5
juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di
dunia. Meskipun demikian, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar
terhadap minyak kelapa sawit dunia yang mencapai 33.7 juta ton pada tahun 2008.
Jumlah ekspor untuk produk kelapa sawit Indonesia berupa CPO dan produk
turunannya mencapai lebih dari 18.1 juta ton pada tahun 2008 dan menghasilkan
devisa lebih dari US$ 14 milyar (Direktur Jendral Perkebunan, 2009). Hal ini
menunjukkan bahwa prospek usaha kelapa sawit masih sangat baik.
Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor
lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi
penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik
budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan
potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar
rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai
contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga
13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Dengan
produksi yang tinggi, CPO yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena
minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan
minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya
memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang
dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO
atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm
kerner oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan
industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan
sebagai bahan bakar alternatif.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam
negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai negara tropis yang masih
memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
pekebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala
perkebunan rakyat.
Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan
adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman
kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan
cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif.
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan
yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap
serangan penyakit
dan
pengaruh
iklim
yang tidak
Tujuan
Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan
kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial,
meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di
perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek
pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.
TINJAUAN PUSTAKA
maksimal dalam
budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di
antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih
dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0.
Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi
dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa
sawit berkisar 2 000 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun.
Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari.
Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22 23 oC. Keadaan
angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap
angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya.
Kelapa sawit tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol, dan Aluvial. Tanaman kelapa
sawit akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, berdrainase baik,
permeabilitas sedang, dan membuat solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan
padas (Fauzi et al., 2006).
Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang
diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4.0 6.0, tetapi pH
optimumnya berada antara 5.0 5.6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan
dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang
surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992).
Pemupukan
Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan kegiatan yaitu persiapan
areal, pembibitan, penanaman, sensus pokok, penyulaman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), pengendalian gulma, kastrasi,
penunasan, pemanenan, dan pemanfaatan limbah.
Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif
yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang
lebih 30 % dari total biaya produksi atau 40 60 % dari biaya pemeliharaan
sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis
dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan
hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna,
Darmosarkoro dan Sutarta, 2003).
Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam
meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek
pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap
serangan penyakit
dan
pengaruh
iklim
yang tidak
Aspek
manajerial
pemupukan
tanaman
kelapa
sawit
terdiri
atas
Perencanaan
Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling.
Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten kepala,
bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar rencana
pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis
pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu pemupukan (Winarna et al.,
2003).
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan asisten afdeling. Asisten afdeling
harus membuat rencana pemupukan mingguan dan harian. Rencana tersebut
merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Selain itu, asisten juga harus
membuat peta rencana pemupukan harian dan menggambarkan arah pelaksanaan
pemupukan. (Winarna et al., 2003).
Organisasi
Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling
dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi 25 60
karyawan bergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan pemupukan
tersebut menggunakan norma prestasi penabur 2 3.5 ha/HK atau 400 500
kg/HK, bergantung pada dosis per pokok, topografi areal dan keterampilan
penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi penggantian tenaga penabur.
Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur (Pahan, 2008).
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pemupukan, pupuk diecer ke blok oleh tenaga kerja
yang tersedia. Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masing-masing. Pupuk
ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan yang
terputus-putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup kembali.
Jarak tabur pupuk bergantung pada perkembangan pohon, tepatnya jalur
penaburan harus di bawah proyeksi ujung tajuk (Winarna et al., 2003).
Pengawasan
Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan di
lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar, asisten
serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa
sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda. Jumlah unsur hara yang
ditambahkan melalui pupuk harus mempertimbangkan kehilangan hara akibat
pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang
terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005)
untuk mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan kelapa
sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari penelitian lebih
lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama.
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam kegiatan
produksi tanaman, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah karena harus
memperhatikan tingkat efisiensi atau penghematan. Hal yang menyangkut
efisiensi meliputi tingkat keefektifan pemupukan (tepat jenis, dosis, waktu, cara,
tempat, formulasi, dan rotasi), perimbangan hara, dan harga pupuk (Leiwakabessy
dan Sutandi, 2004). Selain itu, di dalam pelaksanaan pemupukan harus
memperhitungkan tingkat keefisienan dari segi waktu dan tenaga kerja.
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT
Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi
Riau, selama empat bulan mulai bulan Februari hingga Juni 2010.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis
di lapangan dan aspek manajerial. Kegiatan pada dua bulan pertama penulis
melaksanakan kegiatan sebagai pekerja harian lepas dengan kegiatan di kebun
yang diikuti meliputi: pembibitan, penanaman sisipan, kastrasi, pengendalian
gulma, pemupukan, rawat parit, penunasan dan pengendalian hama penyakit serta
pemanenan. Penulis akan mencatat prestasi kerja baik yang dapat dicapai mandor
maupun karyawan harian lepas (KHL) lainnya, standar kerja, bahan dan alat yang
digunakan serta jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan teknis. Kegiatan
penulis sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1.
Bulan ketiga penulis melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor.
Posisi sebagai pendamping mandor memilik tugas manajerial, seperti apel pagi,
menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, mengorganisir karyawan,
memberikan motivasi dan menghitung biaya operasional dalam setiap kegiatan.
Selain itu, penulis juga melakukan kegiatan administratif seperti membuat rencana
kerja, rincian kerja, mengisi buku mandor serta membuat laporan harian alokasi
tenaga kerja. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Bulan keempat yang merupakan bulan terakhir, penulis diberi tanggung
jawab sebagai pendamping asisten divisi yang juga melaksanakan tugas-tugas
menyangkut aspek manajerial yang lebih tinggi di atas mandor. Kegiatan
pendamping asisten antara lain mempelajari kegiatan manajerial tingkat divisi,
membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja serta pembuatan jurnal harian.
Kegiatan penulis sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.
10
dan
pengeceran
pupuk
ke
lapangan,
penaburan
pupuk,
11
diberikan pada tanaman sampel, lalu dimasukkan ke dalam ember. Setiap kali
jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Sedangkan alat yang
digunakan untuk mengukur jarak penaburan pupuk dari pohon yaitu meteran.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari
laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan) serta
dokumentasi kebun. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
metode deskriptif.
KEADAAN UMUM
Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan dengan luas lahan 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau.
Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss,
Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint
venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.
Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik
Indonesia (RI)
Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah
RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam).
Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu,
pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam
Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut
diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri.
Pada Tahun 1969 - 1971 perkebunan PT Karkam dilikuidasi kembali oleh
Pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Berdikari Jakarta dengan status Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1971, PT Berdikari diserahkan kepada
pemilik lama yaitu IRL CMI (PT Plantagen) yang berpusat di Zurich, Swiss
serta Klawat Syndicate dan diubah namanya menjadi PT Indragiri Raya. Pada
tahun 1973 masa kontrak PT Indragiri Raya telah habis sehingga PT Indragiri
Raya dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian
pada tahun 1973, dan arealnya dibagi menjadi: (1) PTP IV seluas 11 228 ha, (2)
NES II seluas 2 063 ha, (3) perluasan desa seluas 604 ha, dan (4) PT Tunggal
Investment seluas 9 799 ha.
Pada tahun 1975 PT Tunggal Investmen mulai beroperasi dengan komoditi
olah berupa karet dan kelapa sawit. Pada tahun 1979 nama PT
Tunggal
Investmen diubah menjadi PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP ). Pada bulan
September 1983, Astra Group masuk dalam PT TPP, dan sejak saat itu PT TPP
hanya memfokuskan perusahaan pada pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas
produksi 70 ton/hari.
13
Sadang Mas yang merupakan joint venture antara Salim Mas Group dan
Sinar Mas Group juga ikut ambil bagian dalam PT TPP dan kapasitas pabrik
ditingkatkan menjadi 30 ton/jam. Lalu pada bulan Juni 1991, Astra Group melalui
PT Astra Agro Niaga membeli 100 % saham, sehingga sekarang PT TPP resmi
dimiliki secara total oleh Astra Agro Niaga. Pada tahun 1998, PT Astra Agro
Niaga, sebagai holder PT Tunggal Perkasa Plantations mencatatkan sahamnya
pada Bursa Efek Jakarta dan namanya diubah menjadi PT Astra Agro Lestari
Tbk.
Profil Perusahaan
PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah
naungan PT Astra Agro Lestari, Tbk. Produk utama yang dihasilkan oleh PT TPP
adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel). PT TPP terletak
di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. PT TPP
memiliki areal kebun kelapa sawit dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar
14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha dan memiliki pabrik
pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas olah 60 ton/jam.
Jumlah karyawan PT TPP adalah 3 016 orang yang terdiri atas 50 orang staf, 482
orang karyawan bulanan, 1 045 karyawan harian tetap, dan 1 439 karyawan harian
lepas.
Letak Geografis
Secara geografis PT Tunggal Perkasa Plantations berada antara 02212 01236 Lintang Selatan dan antara 102936 - 1021948 Bujur Timur. PT
TPP terletak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lirik dan Kecamatan Pasir
Penyu dengan
dengan Desa Sungai Lala dan Jati Rejo, Kecamatan Sungai Lala; sebelah timur
berbatasan dengan Desa Sungai Sagu, Desa Sungai Karas Desa Japura Kecamatan
Lirik, Desa Kongsi Empat Kecamatan Pasir Penyu; sebelah utara berbatasan
dengan Desa Radang Seko, Desa Banjar Balam Kecamatan Lirik, serta sebelah
14
selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek
Kecamatan Pasir Penyu.
Keadaan Iklim dan Tanah
PT Tunggal Perkasa Plantations mempunyai dua musim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan
November, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli.
Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir (2000 2009) adalah 2 763.5
mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 135 hari/tahun. Rata-rata bulan
kering 1.9 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 9.2 bulan/tahun. Menurut
klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di
Keadaan curah hujan bulanan di PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada
Lampiran 4. Temperatur udara rata-rata antara 28 - 31 C.
Jenis tanah PT TPP terdiri atas dua ordo, yang menurunkan lima subgroup,
yaitu Inceptisol (Fluvaquepts, Aquic Dystrudepts) dan Ultisols (Typic,
Hapludults, Typic Kanhapludults, Typic kandiudults) dengan fisiografi pada
sebagian areal berbentuk flat, rolling, dan rendahan.
Sifat-sifat tanah lapisan atas dari kebun kelapa sawit PT TPP semuanya
bereaksi sangat masam dengan pH-H2O (1:5) < 4.5. Keadaan tanah yang sangat
masam tersebut juga disertai dengan kandungan kation-kation basa (Ca, Mg, K,
dan Na) yang sangat rendah, sehingga kapasitas tukar kation (KTK) dan
kejenuhan basanya (KB) juga rendah atau sangat rendah. Kemampuan tanah yang
rendah dalam pertukaran kation tersebut diperburuk oleh adanya tekstur tanah
yang kasar, yaitu tanah pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy). Kandungan fosfor
(P) dan Kalium (K) potensial tanah ekstrak HCl 25 % semua contoh tanah
termasuk sangat rendah. Sedangkan P tersedia ekstrak Bray 1 dan K dapat ditukar
bervariasi dari sangat rendah sampai sedang atau tinggi, walaupun demikian
sebagian besar termasuk sangat rendah (Astra Agro Lestari, 2008).
Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit di PT TPP terdiri atas
dua kelas, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dan kelas S3 (sesuai marjinal). kelas S2
mencakup areal seluas 7 318 ha (49.1 %) dengan pembatas utama retensi hara (pH
masam dan sebagian KTK rendah). Kelas S3 seluas 7 580 ha (50.9 %) dengan
15
pembatas utama adalah lereng agak curam, tekstur agak kasar serta drainase
terhambat. Adapun klasifikasi kelas kesesuaian lahan PT TPP dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Luas hak guna usaha PT Tunggal Perkasa Plantations adalah 14 935.40 ha
dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha yang terbagi atas lima kebun, yaitu
Kebun Sei Sagu 3 234.88 ha, Kebun Sei Meranti 3 029.79 ha, Kebun Sei Lala
3 377.48 ha, Kebun Redang Seko 4 511.46 ha, dan kebun Plasma KKPA (Kredit
Koperasi Primer Anggota) 1 393.02 ha. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations
dapat dilihat pada Lampiran 6. PT TPP memiliki pabrik pengolahan crude palm
oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas 60 ton/jam.
Luas
Areal
(ha)
Produksi
Jumlah TBS
Bobot TBS
(tandan)
(ton)
Produktivitas
(ton/ha)
2005
3 331.25
5 396 710
55 890.56
2006
3 331.25
4 833 602
54 380.98
2007
3 172.23
4 130 203
57 256.14
2008
2 505.50
3 374 427
55 347.46
2009
2 505.50
2 704 483
49 711.63
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)
16.78
16.32
18.05
22.09
19.84
BJR
(kg/tandan)
10.36
11.25
13.86
16.40
18.38
16
17
Status Pegawai
1.
2.
3.
4.
Jumlah
Staf
Karyawan Bulanan
Serikat Karyawan Utama (SKU)
Buruh Harian Lepas (BHL)
Jumlah
(orang)
50
482
1 045
1 439
3 016
Hari kerja karyawan dalam seminggu adalah 6 hari dengan lama jam kerja
7 jam/hari kecuali hari Sabtu yaitu 5 jam/hari. Buruh harian lepas bekerja sesuai
dengan ada tidaknya pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan,
bila pekerjaan telah selesai BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada
rotasi baru.
18
PT
Tunggal
Perkasa
Plantations
dalam
menunjang
kesejahteraan
20
Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan
meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk.
Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur
bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan
dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak
4 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang
terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan
dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam
penyiraman pertama.
Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau
menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna
mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan.
Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan
tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).
Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang
sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan
ditujukan untuk memperoleh produksi optimal.
Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V
Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC
yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna
bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu
pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondol-ondol
(bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang
dibentuk bulat-bulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna
bracteata.
Mucuna bracteata memiliki ciri-ciri berdaun lebar yang berwarna hijau,
batang berwarna ungu untuk batang muda dan berwarna hijau dan berbulu untuk
batang tua, serta berkembang biak dengan menggunakan stolon. Seperti halnya
tanaman penutup tanah lainnya, Mucuna bracteata berfungsi sebagai pengikat
nitrogen, menahan terjadinya erosi, menyimpan air, dan menahan pertumbuhan
21
gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP
Umur
(bulan)
0-6
7-12
12
12-36
48
digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan
penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada
Gambar 1.
(a)
(b)
22
23
daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan
pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka
piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada
perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha.
Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengahtengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan
pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar
lebar pasar pikul adalah 1.2 1.5 m yang letaknya searah barisan tanaman untuk
areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada
pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisa-sisa
kayu, anak kayu, dan kacang-kacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara
manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha.
Rawat
tempat
pengumpulan
hasil
(TPH).
TPH
atau
tempat
pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan
hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul
dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan.
Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis
gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan
dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha.
Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan
tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar
penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman.
Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya
matahari sampai ke permukaan tanah.
Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari sekelompok anak kayu
yang ada di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun menyulitkan
pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan sekitar parit/sungai. Penyiangan
gawangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang merugikan, baik
secara teknis maupun ekonomis. Perawatan gawangan dilakukan dengan weeding
24
manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma
kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi
dongkelan umumnya bervariasi antara 50 60 hari. Hal ini disebabkan siklus
hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji
hingga tumbuh muda umumya berkisar 45 60 hari. Pelaksanaan DAK adalah
dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan
pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar
atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali.
Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha.
Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman
kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah
kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut
bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif,
mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang
menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata
sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong
penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan
mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang.
Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah
cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari
pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena
berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan
adalah 48 56 pelepah, pada tanaman dewasa 40 48 pelepah, dan untuk
tanaman tua 32 40 pelepah.
Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan
(TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar atau egrek,
bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan
dalam bentuk songgo dua (dua pelepah di bawah tandan paling bawah harus
ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua
adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup
tinggi, dan memberikan keleluasaan perkembangan tandan untuk menghindari
adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin
25
dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada
cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati
dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar
pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur
untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga
kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan
kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai
sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah
adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan
adalah 1 kali per tahun.
Pengambilan Sampel Daun (LSU)
Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari
kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat
LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan
kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi
pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur
tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas
tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 12.00
WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan 20 mm maka LSU
ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan,
maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.
Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 36 pokok per blok LSU.
Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap
12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke-3 setiap masuk
barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok
tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau
abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman
sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.
Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17 untuk TM 4 tahun ke
atas, pelepah ke-9 untuk TBM 2 3 tahun, dihitung dari pelepah satu yaitu
pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Cara pengamatan
26
sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi
label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena
sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulama di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi,
memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di
areal perkebunan PT TPP adalah Nephrolepis biserata, Imperata cylindrica,
Scleria sumatrensis, Mikania micrantha, Borreria alata, Ottochloa nodosa,
Melastoma malabatricum, Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan
secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara
kimiawi dilakukan untuk piringan, pasar pikul, dan tempat pengumpulan hasil
(TPH) serta untuk pengendalian ilalang (Imperata cylindrica). Gulma yang
dominan di Afdeling Viktor PT TPP dapat dilihat pada Gambar 2.
(a)
(b)
Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor :
(a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis
Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia
dilakukan pada circle (piringan), path (pasar pikul), dan tempat pengumpulan
hasil (TPH) atau lebih dikenal dengan sebutan CPT (circle, path, dan TPH).
Circle merupakan areal di sekeliling pohon dengan jari-jari 2 2.5 meter dari
pohon. Circle harus dibersihkan dari semua jenis gulma untuk memudahkan
penaburan pupuk, serta untuk memudahkan pemanenan. Pemberantasan gulma di
piringan dikendalikan dengan cara circle weeding chemis (CWC) dan circle
weeding manual (CWM). Penggunaan herbisida disesuaikan dengan jenis gulma
27
yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM
dapat diliht pada Tabel 4.
Tabel 4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM
No.
Deskripsi
1. CPT:
Cricle Weeding,
Path dan TPH
2. Rawat gawangan
a. Weeding
Chemist (WC)
. b. Lalang
-Spot Lalang
-Wiping Lalang
Material
Dosis
l/ha/
rotasi
TBM 1
Rotasi
(kali/
thn)
l/ha/
thn
Dosis
l/ha/
rotasi
TBM 2
Rotasi
(kali/
thn)
l/ha/
thn
Dosis
l/ha/
rotasi
TBM 3
Rotasi
(kali/
thn)
l/ha/
thn
Round Up
Ally
0.500
0.025
3
3
1.500
0.075
0.500
0.025
4
4
2.000
0.100
Ally
Gramoxone
0.025
0.500
3
3
0.075
1.500
0.025
0.500
3
3
0.075
1.500
0.030
12
0.360
0.030
12
0.360
Round Up
Round Up
0.40
0.03
3
12
1.20
0.36
Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah
barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan
pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan
dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk
mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam
pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong
dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK
sebesar 0.3 HK/ha.
Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu
(DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan
maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma
atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak
sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan
gawangan kelapa sawit.
Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan
kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang
didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Analisis
daun di PT TPP
dilakukan satu tahun sekali yaitu pada akhir semester satu (bulan Juni). Hasil
analisis daun digunakan sebagai rekomendasi pemupukan pada tahun berikutnya.
28
Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak
sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari
pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman
belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman
menghasilkan (TM).
PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis,
yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan
menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang.
Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti
pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK
15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan
pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM.
Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang).
Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa
sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS).
Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang
cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang
dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg
RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK
diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha.
Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di
antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan
panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari
pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJKJJK
akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui.
Alat yang digunakan untuk menyusun JJK
angkong untuk melansir janjangan kosong. JJK disusun rapi di sekeliling pohon
sawit dengan jarak 1 2 meter dari batang sawit, seperti terlihat pada Gambar 3.
29
janjangan
kosong,
PT
Tunggal
Perkasa
Plantation
jaga
teknis
dan
ekonomis
yang
ditetapkan
oleh
Direktorat
Pengembangan Produksi dan Kontrol PT Astra Agro Lestari, Tbk. Jenis pupuk
yang diberikan adalah pupuk majemuk (NPK), RP, MOP, Urea, Borate, dan
Kieserit. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan
kisaran curah hujan 100 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP,
Urea, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung pada
musim).
Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis. Pemupukan manual
dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling. Pemupukan dilakuan secara
berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk, pengumpul karung, pelangsir
pupuk, dan beberapa orang penabur yang disesuaikan dengan jumlah pupuk yang
30
akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah
ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis
dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk
daerah datar atau flat.
Pemanenan
Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi
kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya
dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari
operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi,
mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan
mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan
baik sehingga mencapai umur produktif yang lama.
Kriteria panen. kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat
membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa
sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah
terdapat 10 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat
janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah
yang akan mempengaruhi rendemen minyak dan ALB. Tingkat kematangan buah
dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol dapat seperti
tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit
Fraksi
00
0
1
2
3
4
5
% Brondolan Lepas
0
1 12.5
12.5 25
25 50
50 75
75 100
Buah dalam memberondol
Derajat Kematangan
Sangat mentah
Mentah
Matang
Matang I
Matang II
Lewat matang I
Lewat matang II
31
32
adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah
bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang.
Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah
mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya.
Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini.
Alat-alat panen. Alat-alat panen yang digunakan untuk memotong TBS
dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong
TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk
tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alat-alat yang sering
digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6.
Tabel 6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal
Perkasa Plantations
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Alat
Dodos
Egrek
Angkong
Gancu
Kapak Tomasun
Karung
Batu asah
Kegunaan
Pemotong tandan buah pada tanaman yang masih pendek
Pemotong tandan buah pada tanaman yang sudah tinggi
Alat angkut TBS dan brondolan dari pasar pikul ke TPH
Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul/ke angkong
Memotong tandan buah yang panjang
Tempat brondolan
Pengasah dodos, egrek, kapak, dan lain-lain
33
34
Plantations
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Rendemen (%)
> 23.5
23 23.5
22 23
Berapapun
< 22
ALB (%)
<3
<3
<3
>3
Berapapun
Aspek Manajerial
35
36
Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk
dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan
mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur
kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa
kualitas
pekerjaan.
pemeliharaan
Beberapa
kegiatan
yang
termasuk
dalam
kegiatan
37
terhadap seluruh kegiatan dan hal-hal penting lainnya dalam suatu luasan areal
tertentu (divisi). Asisten bertanggung jawab kepada asisten senior (kepala kebun)
dan administratur.
Asisten
program kerja dan target mingguan serta bulanan sesuai program kerja kebun,
mengevaluasi hasil-hasil kegiatan dan mengarahkan pemecahan masalah di
tingkat afdeling, melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kegiatan lapangan,
melakukan pengawasan dan penilaian terhadap prestasi mandor, dan melakukan
administrasi afdeling dengan dibantu oleh krani kantor. Kegiatan administrasi
tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana Kerja (LRK) yaitu rencana kerja
per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal yang akan dikerjakan, rencana
tenaga, dan rencana material yang akan digunakan.
PEMBAHASAN
Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat
penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman.
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman
pada proses pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif.
Keefektifan pemupukan berhubungan dengan tingkat atau persentase hara
pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar
hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan
hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat
produksi yang dihasilkan.
Efisiensi pemupukan
Jadi peningkatan
(1) tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman; (2)
tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai
pertumbuhan dan produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul
membutuhkan hara yang lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa
produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu
pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan
berproduksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau
meningkatkan kesuburan tanah.
Pemupukan pada periode TBM bertujuan untuk membangun kerangka
vegetatif tanaman yang kokoh dan jagur untuk menunjang sasaran produksi yang
optimal pada masa TM. Pemupukan dengan dosis yang tepat dan interval yang
teratur bila didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan akan memperpendek masa
TBM. Pemupukan pada periode TM bertujuan untuk mencapai status hara tanah
dan tanaman yang optimal untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal.
39
Perencanaan Pemupukan
Perencanaan pemupukan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan
dengan penyediaan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif
besar. Perencanaan tahunan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya
operasional tahunan. Perencanaan semesteran/triwulanan bertujuan untuk
mengetahui waktu penyediaan material pupuk. Perencanaan bulanan/mingguan
bertujuan untuk persiapan tenaga kerja, pembagian pupuk di gudang, kesiapan
unit transportasi, dan kesiapan lapangan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemupukan ada beberapa hal yang harus
direncanakan/dipersiapkan, antara lain menentukan kebutuhan material pupuk
meliputi jenis pupuk dan jenis pupuk yang akan diaplikasikan, kecukupan tenaga
kerja yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan pemupukan, kesiapan lapangan (blok)
dilihat dari keadaan piringan yang bersih dari gulma, sarana dan prasarana (alat
transportasi pupuk, alat takar until, dan alat takar tabor tabur yang telah
dikalibrasi), serta perihal administrasi pemupukan.
Pengelolaan Pemupukan
Pengelolaan pemupukan dimulai sejak pupuk diterima di gudang sampai
dengan diaplikasikan di lapangan. Kehilangan pupuk (hara pupuk) dapat terjadi
pada setiap tahap kegiatan, baik saat di gudang, pengangkutan, pengeceran, dan
saat aplikasi pupuk.
Gudang Pupuk
Di gudang pupuk terdapat 3 kegiatan yaitu penerimaan, penyimpanan, dan
pengeluaran pupuk. Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan tentang jenis,
jumlah, dan kondisi pupuk. Penyimpanan pupuk di gudang harus dipastikan
bahwa pupuk tidak terkena air (bocor) dan tidak terekspos sinar matahari langsung
(panas). Penempatannya juga diatur sehingga pada saat pengeluaran pupuk dapat
dilakukan secara first in first out (FIFO) setiap jenis pupuk.
pengambilan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 4.
Kegiatan
40
41
dipupuk tanpa diuntil terlebih dahulu. Distibusi pupuk tersebut terbilang efisien
jika dilihat dari waktu.
Pupuk anorganik diangkut dari gudang PT TPP lalu disimpan di gudang
afdeling untuk diuntil terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke lapangan sesuai
dengan cara yang telah ditentukan perusahaan.
Aplikasi Pemupukan
Aplikasi pemupukan berpedoman pada rekomendasi dan luas areal yang
akan dipupuk. Dari luas areal yang akan dipupuk dapat diketahui jumlah pokok
yang kemudian dapat ditentukan kebutuhan pupuk. Di PT Tunggal Perkasa
Plantation aplikasi pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis dengan
menggunakan fertilizer spreader.
Pemupukan secara mekanis (fertilizer spreader). Dalam rangka
meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit serta untuk meningkatkan
keefektifan
pemupukan,
pemupukan dengan
PT
Tunggal
Perkasa
Plantation
melaksanakan
(1)
Persiapan Areal
42
Pelaksanaan pemupukan
Sebelum dilakukan pemupukan, baik manual maupun mekanis harus
diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah pupuk, luas areal yang dipupuk, dan
jumlah pohon per hektar. Khusus untuk pemupukan secara mekanis dengan
fertilizer spreader harus dikalibrasi dulu dosis yang digunakan. Bagian-bagian
fertilizer spreader terdiri atas flow control berfungsi sebagai pengkalibrasi dan
pengatur dosis pupuk, deflector berfungsi sebagai pengatur arah dan jarak sebaran
pupuk, blower berfungsi sebagai tempat pengeluaran pupuk, dan hopper berfungsi
sebagai tempat penampung pupuk.
Aplikasi pemupukan dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk
yang kemudian dibawa dengan truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan
emdek digabungkan menjadi satu dengan posisi emdek di bagian belakang traktor.
Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, pupuk kemudian disimpan pada tempat
yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Pupuk diletakkan pada jalan
poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal tersebut untuk memudahkan
dalam proses pemupukan dengan menggunakan fertilizer spreader.
Setelah pupuk diecer, pupuk kemudian dimasukkan ke dalam fertilizer
spreader melalui jaringan dari besi untuk menjaga keamanan loader pupuk dan
menyaring pupuk apabila masih ada bongkahan-bongkahan pupuk atau sampah.
Fertilizer spreader Emdek-350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk sebanyak 750
kg akan tetapi pada aplikasi di lapangan pupuk yang dimuat hanya sekitar 500650 kg setiap kali sebar. Dengan target supaya pupuk tidak tercecer dan terbuang
percuma.
Setelah fertilizer spreader diisi pupuk maka pemupukan segera dimulai.
Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor bergerak
43
melewati jalan pikul sesuai dengan yang telah ditentukan. Pada saat aplikasi
pemupukan dilaksanakan, operator traktor dibantu oleh seorang helper yang
bertugas mengatur flow control.
(3)
harus dilakukan pengujian alat terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai
dengan dosis yang digunakan, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan dengan
baik. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan mutu yang lebih baik
karena sebaran pupuknya lebih seragam dan merata di semua tempat, hal tersebut
akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa dalam menyerap unsur hara.
Pupuk yang disebar semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena
semuanya sudah melewati proses penyaringan, hal tersebut akan mengakibatkan
tanaman lebih efektif lagi dalam penyerapan unsur hara.
Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang
menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan fertilizer
spreader. Beberapa hambatan tersebut, yaitu masih terdapat beberapa jalan pikul
yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur
tersebut. Ada beberapa blok yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup oleh
gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok.
Banyak pohon sawit yang berada di daerah rendahan, sehingga pada saat musim
hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat aplikasi tidak
boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah surut,
sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan keesokan
harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang.
Pemupukan secara manual. Pemupukan secara manual dilakukan pada
daerah bergelombang atau rolling dan pada tanaman belum menghasilkan (TBM).
Organisasi pemupukan terdiri atas penguntil pupuk, pelansir, penabur, pengumpul
karung, dan mandor untuk mengawasi dan mengarahkan jalannnya pemupukan.
Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik,
kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara manual pada tanaman
belum menghasilkan (TBM) dapat dilihat pada Gambar 6.
44
Penguntilan pupuk
Penguntilan pupuk dilakukan di gudang afdeling dan dilakukan sehari
45
(a)
(b)
dilansir oleh beberapa orang ke penabur pupuk seperti pada Gambar 8. Cara
tersebut cukup efisien dari segi waktu karena penabur tidak perlu membawa
untilan
tersebut,
cukup
hanya
memanggil
pelansir.
Pemupukan
sudah
menggunakan alat takar yang telah dikalibrasi dengan tepat. Dengan demikian
unsur hara yang didapat masing-masing pohon bisa sesuai dengan rekomendasi
dosis per pohon. Alat tabur yang digunakan adalah mangkok dan gelas plastik.
Penaburan pupuk harus dilakukan secara merata dan tipis serta ditaburkan
pada tempat-tempat yang telah ditentukan seperti rumpukan pelepah dan bibir
piringan. Mandor pupuk bertugas mengawasi kerja penabur pupuk, memastikan
bahwa penabur menggunakan takaran yang telah dikalibrasi dan memastikan
46
semua pokok terpupuk dengan dosis yang sama. Sistem pemupukan yang
diterapkan adalah sistem pemupukan tunggal. Sistem pemupukan tunggal yaitu
setiap afdeling yang memupuk tidak boleh ada pekerjaan lain selain kegiatan
pemupukan.
(4)
berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan, selain itu juga
untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang
hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata
rapi. Karung bekas pupuk tersebut biasa digunakan untuk membuat tapak kuda
pada areal-areal miring (meminimalisir erosi dan pencucian pupuk), sebagai
tempat batu (pada perbaikan jalan), maupun sebagai alas brondolan buah sawit
pada TPH.
Efisiensi Aplikasi Pemupukan Mekanis dan Pemupukan Manual
Dari hasil pengamatan di lapangan aplikasi pemupukan dengan fertilizer
spreader memiliki sebaran pupuk yang merata dan seragam. Pada pemupukan
manual seringkali masih ada pupuk yang ditabur dalam bentuk bongkahan,
sedangkan dengan fertilizer spreader tidak ada yang berbentuk bongkahan kerena
semuanya sudah melewati proses penyaringan. Hal ini akan mengakibatkan
tanaman lebih efektif lagi dalam menyerap unsur hara. Losses atau kehilangan
hara pada pemupukan manual lebih besar dibandingkan dengan pemupukan
fertilizer spreader, karena pada pemupukan manual digunakan tenaga kerja yang
cukup banyak sekitar 15 - 25 orang setiap satu kali pemupukan. Sedangkan
kebutuhan tenaga kerja dalam pemupukan mekanis lebih sedikit hanya
membutuhkan 3 orang yaitu 1 orang sebagai operator traktor dan 2 orang sebagai
helper pada fertilizer spreader. Helper bertugas untuk memasukkan pupuk ke
dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampung pupuk.
Pemupukan mekanis dengan fertilizer spreader membutuhkan biaya
investasi yang lebih besar dari pemupukan manual yaitu untuk pembelian traktor
dan fertilizer spreader, hanya dapat diterapkan pada areal datar sampai landai
dengan kemiringan lereng 0.50, serta terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul
47
yang dilewati fertilizer spreader. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan
kompetisi penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan
pemupukan manual, karena pada pemupukan yang menggunakan Fertilizer
spreader pupuk yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang
memungkinkan gulma yang hidup di sana akan lebih cepat untuk hidup. Efisiensi
pemupukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer
Spreader
Uraian
Prestasi kerja
Investasi
Tenaga kerja
Kualitas aplikasi
Pengawasan
Distribusi
Kehilangan hara
Pertumbuhan gulma
Kompetisi penyerapan hara dengan gulma
Pemadatan tanah
Areal aplikasi
Optimalisasi
Manual
1.58 ha/HK
Kecil
Banyak
Kurang terjamin
Intensif
Tidak merata
Terjadi/ada
Normal
Terjadi
Tidak terjadi
Tidak terbatas
Resiko tinggi
Fertilizer Spreader
6.4 ha/HK
Besar
Sedikit
Terjamin/seragam
Tidak intensif
Merata
Terjadi/ada
Lebih cepat
Lebih terjadi
Terjadi
Kemiringan 0-50
Resiko minimum
Keefektifan Pemupukan
Pekerjaan pemupukan dinyatakan berhasil dengan baik (tuntas) apabila
pemupukan dilaksanakan secara blok ke blok yang artinya semua blok terpupuk
dengan dosis yang sesuai. Tidak ada pemupukan yang dilakukan pada suatu blok
dalam keadaan tidak tuntas (selesai), kecuali terjadi hujan besar secara tiba-tiba.
Pemupukan yang dilakukan juga harus sesuai dengan prinsip 5 T yaitu tepat jenis,
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat agar keefektifan pemupukan
dapat tercapai.
Tepat jenis. Jenis pupuk yang diaplikasikan pada pemupukan di Afdeling
Viktor Kebun Radang Seko Banjar Balam ditetapkan berdasarkan rekomendasi
Function Tanaman, PT Astra Agro Lestari Tbk. Jenis pupuk yang digunakan telah
sesuai dengan kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk yang
diaplikasikan adalah pupuk tunggal dan pupuk campuran. Pupuk tunggal yang
48
digunakan yaitu MOP untuk memenuhi kebutuhan unsur K, Rock Phosphate (RP)
untuk memenuhi unsur P, Dolomite dan Kieserite untuk memenuhi kebutuhan
unsur Mg, dan Urea untuk memenuhi kebutuhan unsur N. Pupuk campuran yang
digunakan yaitu NPK 12-12-17.
Nitrogen
merupakan
unsur
hara
penting
yang
diperlukan
untuk
49
Dosis aplikasi pupuk di kebun PT TPP ditetapkan oleh bagian riset dan
development (R & D) berdasarkan hasil proses analisis tanah, analisis daun,
analisis produksi per blok, dan pemeriksaan visual tiap tahun.
Penulis hanya mengamati ketepatan dosis pupuk NPK pada tanaman belum
menghasilkan (TBM) dengan dosis 500 gram per pohon. Penulis mengambil 30
sampel ember dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 sampel ember). Setiap kali
jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Standar perusahaan
yaitu 24 pohon per ember. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan NPK
disajikan dalam Tabel 9.
Tabel 9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP
Sampel
Ember
Bobot
Pupuk per
Ember (kg)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata rata
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
Standar
Kebun
(pohon)
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
Pengamatan
Ketepatan
(Penabur ke-)
Dosis (%)
1
2
3
Rata-rata
....(pohon).
24
24
24
24.00
100.00
24
24
24
24.00
100.00
25
24
25
24.67
97.28
24
24
25
24.33
98.64
24
24
24
24.00
100.00
25
24
24
24.33
98.64
24
24
24
24.00
100.00
24
24
24
24.00
100.00
24
24
24
24.00
100.00
24
24
24
24.00
100.00
242 240 242
241.33
99.44
50
Tepat waktu. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan
dengan kisaran curah hujan 100 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk
RP, MOP, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja tidak bergantung pada
musim. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada
semester satu (Januari Juni) dan semester dua (Juli Desember).
Salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam keefektifan pemupukan
adalah curah hujan. Hal tersebut sangat menentukan tingkat penyerapan hara
pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan
(volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off) dan erosi. Waktu
yang tepat untuk pemupukan adalah pada awal dan akhir musim hujan.
Pemupukan dilakukan saat curah hujan rendah, tidak pada musim kemarau (CH <
75 mm) dan curah hujan tinggi (CH > 250 mm). Jika pemupukan dilakukan pada
bulan dengan curah hujan tinggi, akan menyebabkan terjadinya pencucian. Jika
pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan yang rendah, maka tanaman
tidak mampu mengabsorbsi unsur hara.
Hasil pengamatan penulis selama magang di perusahaan ini, pelaksanaan
pemupukan sudah sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan
perusahaan. Waktu pelaksanaan pemupukan tersebut dapat berubah, bergantung
pada ketersediaan jumlah pupuk di gudang dan ketepatan waktu datangnya pupuk
ke gudang. Pengamatan waktu pemupukan untuk Urea, NPK, dan Kieserite di
Afdeling Viktor dapat dilihat pada Tabel 10.
Bulan Rekomendasi
Bulan Realisasi
Urea
NPK
Kieserite
Februari/Juni
Februari/Maret/Mei
Februari/Maret/Mei
Maret/Juni
Februari/Maret/Mei
Februari/Maret/Mei
Tepat cara dan tepat tempat. Cara aplikasi pupuk sebagian besar sudah
tepat yaitu dengan cara ditebar secara merata pada piringan pohon, pupuk tidak
menggumpal karena dilakukan penguntilan terlebih dahulu. Jika di lapangan
51
masih ditemukan pupuk yang menggumpal maka sebelum ditabur, pupuk tersebut
dihancurkan terlebih dahulu oleh pelansir pupuk. Penempatan pupuk dilakukan
dengan mempertimbangkan penyebaran akar tanaman yang aktif menyerap unsur
hara dalam tanah (1 - 1.5 meter dari pohon).
Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 30
sampel tanaman dari 3 orang pemupuk (masing-masing 10 sampel tanaman).
Penulis hanya mengamati ketepatan cara pada pemupukan NPK di Blok 5, dengan
menghitung rata-rata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan
dengan standar perusahaan (150 cm). Hasil pengamatan ketepatan penaburan
pupuk NPK dari pokok kelapa sawit disajikan dalam Tabel 11.
Tabel 11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP
Tanaman
ke-
Jarak Standar
Penaburan
Pupuk dari
Pokok (cm)
Penabur ke1
.(cm)..
1
150
170
167
180
2
150
175
159
164
3
150
160
155
173
4
150
160
170
158
5
150
174
164
170
6
150
160
172
160
7
150
167
170
159
8
150
170
155
163
9
150
157
157
173
10
150
154
160
158
Rata-rata
164.7
162.9
165.8
Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)
Rata-rata jarak
dari pohon
(cm)
Ketepatan
Penaburan
Pupuk dari
Pokok (%)
172.33
166.00
162.67
162.67
169.33
164.00
165.33
162.67
162.33
157.33
164.47
87.04
90.36
92.21
92.21
88.58
91.46
90.72
92.21
92.40
95.34
91.20
Kehilangan Pupuk
Kehilangan pupuk dapat terjadi mulai dari penerimaan pupuk di gudang,
penguntilan pupuk, pemuatan untilan ke kendaraan untuk mengecer, pengeceran
untilan ke lapangan, serta penuangan pupuk ke ember dan penaburan pupuk,
52
Penguntilan pupuk
Pengeceran pupuk
Penuangan pupuk ke ember
Penaburan pupuk
Total kehilangan
53
kehilangan pupuk Urea yang terjadi tidak tinggi yaitu hanya 0.19 persen dari 4 ton
Urea.
54
Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena
dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan.
Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang
belum mendapatkan pupuk, dan kehilangan pupuk karena tercecer.
Saran
Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum
telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat
cara, dan tepat tempat agar tetap dipertahankan pada pelaksanaan pemupukan
56
DAFTAR PUSTAKA
Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan. 1994. Kursus Manajemen Perkebunan Dasar
Bidang Tanaman. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan.
Medan. 68 hal.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Statistik Perkebunan Indonesia 2008
2010 Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen
Pertanian. Jakarta. 57 hal.
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono. 2006. Kelapa Sawit:
Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.
Edisi revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal.
Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen
Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 208 hal.
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Marihat Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal.
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa
Sawit. Gajah Mada University Press. Yokyakarta. 605 hal.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 411
hal.
PT Astra Agro Lestari. 2008. Laporan Akhir Survey Tanah dan Evaluasi Lahan
untuk Perkebunan Kelapa Sawit Tingkat Semi Detail Skala 1 : 25 000
Areal Perkebunan PT Tunggal Perkasa Plantations Kabupaten Indragiri
Hulu Provinsi Riau. PT AAL. Jakarta. 310 hal.
Sianturi, R. F. 2005. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Inti Pir Trans PT Agrowijaya Sei Tungkal Jambi. Skripsi.
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak Dipublikasikan)
Sukamto. 2008. Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu
Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 83 hal.
Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan unsur
hara dan sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81.
Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan
Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
58
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations
Tanggal
15-02-2010
16-02-2010
17-02-2010
18-02-2010
22-02-2010
23-02-2010
24-02-2010
25-02-2010
27-02-2010
28-02-2010
01-03-2010
02-03-2010
03-03-2010
04-03-2010
05-03-2010
06-03-2010
07-03-2010
08-03-2010
09-03-2010
10-03-2010
11-03-2010
12-03-2010
13-03-2010
14-03-2010
Uraian Kegiatan
Tiba di lokasi
Lapor, apel pagi di kantor besar
Pembagian lokasi magang
Menunggu diantarkan ke lokasi magang
Penyulaman Mucuna sp.
Penyulaman Mucuna sp.
Penyulaman Mucuna sp.
Penyulaman Mucuna sp.
Olahraga
Libur
Pembuatan RTH
Pembuatan RTH
Pembuatan RTH
Pembuatan RTH
Pemupukan NPK
Olahraga
Libur
Pemupukan (pupuk kandang)
Pemupukan (pupuk kandang)
Pemupukan (pupuk kandang)
Pemupukan (pupuk kandang)
Pemupukan (pupuk kandang)
Olahraga
Libur
Prestasi Kerja
Penulis
Karyawan
Standar
....(satuan/HK).....
30 bibit
150 bibit
150 bibit
45 bibit
150 bibit
40 bibit
150 bibit
40 bibit
150 bibit
1 RTH
2 RTH
2 RTH
50 kg
150 kg
150 kg
4 karung
13 karung
20 karung
6 karung
20 karung
20 karung
4 karung
17 karung
20 karung
5 karung
20 karung
20 karung
4 karung
16 karung
20 karung
-
Lokasi
Mes ATC PT TPP
Kantor besar PT TPP
Kantor besar PT TPP
Mes ATC PT TPP
Blok 2 afd V
Blok 2 afd V
Blok 4 afd V
Blok 4 afd V
Gor TPP
Blok 9 afd V
Blok 9 afd V
Blok 9 afd V
Blok 9 afd V
Blok 4 afd V
Gor TPP
Blok 24 afd V
Blok 24 afd V
Blok 24 afd V
Blok 24 afd V
Blok 24 afd V
Gor TPP
-
61
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tanggal
15-03-2010
16-03-2010
17-03-2010
18-03-2010
19-03-2010
20-03-2010
21-03-2010
22-03-2010
23-03-2010
24-03-2010
25-03-2010
26-03-2010
27-03-2010
28-03-2010
29-03-2010
30-03-2010
31-03-2010
01-04-2010
02-04-2010
03-04-2010
04-04-2010
05-04-2010
06-04-2010
07-04-2010
Uraian Kegiatan
Pemupukan NPK
Perawatan Mucuna sp.
Perawatan Mucuna sp.
Perawatan Mucuna sp.
Perawatan Mucuna sp.
Olahraga
Libur
Praktek panen didampingi oleh mandor
Praktek panen didampingi oleh mandor
Pemupukan Kieserite
Pemupukan Kieserite
Pemupukan Kieserite
Olahraga
Libur
Penyemprotan CWC
Penyemprotan lalang
Penyembrotan CWC
Membuat tapak timbun
Rawat parit
Olahraga
Libur
Rawat gawangan DAK
Rawat gawangan DAK
Inisial pruning (TM 1)
Prestasi Kerja
Penulis
Karyawan
Standar
....(satuan/HK).....
150 kg
250 kg
250 kg
0.25 ha
0.25 ha
0.25 ha
0.25 ha
0.25 ha
4 jjg
60 jjg
7 jjg
60 jjg
100 kg
250 kg
250 kg
0.2 ha
0.5 ha
0.5 ha
0.3 ha
0.5 ha
0.5 ha
3
8
2 ha
2.5 ha
17 pohon
-
Lokasi
Blok 21 afd V
Blok 8 afd V
Blok 8 afd V
Blok 8 afd V
Blok 8 afd V
Gor TPP
Blok 10 afd U
Blok 10 afd U
Blok 21,22 afd V
Blok 19 afd V
Blok 20 afd V
Gor TPP
Blok 17 afd V
Blok 17 afd V
Blok 18 afd V
Blok 7 afd V
Blok 7 afd V
Gor TPP
Blok 9 afd V
Blok 9 afd V
Blok 5 afd R
62
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tanggal
Uraian Kegiatan
08-04-2010
09-04-2010
10-04-2010
11-04-2010
12-04-2010
13-04-2010
14-04-2010
15-04-2010
Prestasi Kerja
Penulis
Karyawan
Standar
....(satuan/HK)......
20 pohon
6.4 ha/ jam
2 kep
10 kep
10 kep
Lokasi
Blok 5 afd R
Gudang afd V
Gor TPP
Blok 4, 5 afd T
Blok 8,9 afd T
Blok 7 afd W
Blok 1 afd V
63
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Tunggal Perkasa Plantations
Tanggal
16-04-2010
17-04-2010
18-04-2010
19-04-2010
20-04-2010
21-04-2010
22-04-2010
23-04-2010
24-04-2010
25-04-2010
26-04-2010
27-04-2010
28-04-2010
29-04-2010
30-04-2010
01-05-2010
02-05-2010
03-05-2010
04-05-2010
05-05-2010
06-05-2010
07-05-2010
Prestasi Kerja
Jumlah KHL
Luas Areal
Uraian Kegiatan
yang Diawasi yang Diawasi
(orang)
(ha)
Mengawasi penguntilan pupuk urea
4
Olahraga
Libur
Mengawasi pemupukan urea
11
18.80
Mengawasi pemupukan NPK
12
12.02
Perawatan Mucuna sp.
22
34.61
Perawatan Mucuna sp.
8
34.61
Membantu persiapan acara pernikahan
asisten
Membantu persiapan acara pernikahan
asisten
Membantu persiapan acara pernikahan
15
24.90
asisten
3
25.27
Mengambil pupuk di gudang TPP
Mengawasi pemupukan NPK
Pengukuran daun ke 3 dan 9
Mengikuti training mandor pupuk
Mengikuti training mandor pupuk
19
24.78
Olahraga
17
19.84
libur
8
24.88
Mengawasi pemupukan kieserite
8
24.88
Mengawasi pemupukan kieserite
8
24.88
Mengawasi penyisipan Mucuna sp.
Mengawasi penyisipan Mucuna sp.
Lama
Kegiatan
(jam)
3
7
5
7
7
7
7
10
10
7
7
7
7
7
Lokasi
Gudang afd V
Gor TPP
Blok 25 afd V
Blok 15 afd V
Blok 11 afd V
Blok 11 afd V
Pekanbaru
Pekanbaru
Pekanbaru
Gudang TPP
Blok 12 afd V
Blok 5 afd V
ATC TPP
ATC TPP
Gor TPP
Blok 22 afd V
Blok 22 afd V
Blok 2 afd V
Blok 2 afd V
Blok 2 afd V
64
Lampiran 2. (Lanjutan)
Tanggal
08-05-2010
09-05-2010
10-05-2010
11-05-2010
12-05-2010
13-05-2010
14-05-2010
15-05-2010
Uraian Kegiatan
Olahraga
Libur
Mengikuti training pemupukan mekanis
Kunjungan ke pabrik TPP
Kunjungan ke pabrik TPP
Mengawasi penyemprotan resam
Mengawasi pemupukan NPK
Olahraga
Prestasi Kerja
Jumlah KHL
Luas areal
yang Diawasi yang Diawasi
(orang)
(ha)
10
22.69
24
39.67
-
Lama
kegiatan
(jam)
10
7
7
7
7
-
Lokasi
Gor TPP
ATC TPP
Pabrik TPP
Pabrik TPP
Blok 17 afd V
Blok 18 afd V
Gor TPP
65
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations
Tanggal
Uraian Kegiatan
16-05-2010
17-05-2010
Libur
Membantu mengerjakan data untuk review
selasa
Review kantor besar TPP
Memonitoring pemupukan urea
Mengawasi perbaikan gudang afdeling V
Memonitoring pengendalian gulma (DAK)
Olahraga
Libur
Membantu mengerjakan data untuk review
selasa
Review kantor besar TPP
Kantor afdeling Viktor
Memonitoring pemupukan dolomit
Libur
Olahraga
Libur
Membantu mengerjakan data untuk review
selasa
Review kantor besar TPP
Alkimatisasi Mucuna sp.
Alkimatisasi Mucuna sp.
18-05-2010
19-05-2010
20-05-2010
21-05-2010
22-05-2010
23-05-2010
24-05-2010
25-05-2010
26-05-2010
27-05-2010
28-05-2010
29-05-2010
30-05-2010
31-05-2010
01-06-2010
02-06-2010
03-06-2010
Jumlah Mandor
yang Diawasi
(orang)
-
Prestasi Kerja
Luas Areal
yang Diawasi
(ha)
-
Lama
Kegiatan
(jam)
6
Lokasi
Kantor afd S
2
1
-
35.33
39.54
-
4
4
3
5
8
1
-
36.53
-
6
8
Blok 1 afd V
Gor TPP
Kantor afd S
2
2
5
7
7
66
Lampiran 3. (Lanjutan)
Tanggal
Uraian Kegiatan
04-06-2010
05-06-2010
06-06-2010
07-06-2010
08-06-2010
09-06-2010
10-06-2010
11-06-2010
12-06-2010
13-06-2010
14-06-2010
15-06-2010
Prestasi Kerja
Jumlah Mandor
Luas Areal
yang Diawasi
yang Diawasi
(orang)
(ha)
2
-
Lama
kegiatan
(jam)
7
7
Lokasi
Blok 14 afd R
Gor TPP
Kantor afd S
6
7
7
7
10
67
Lampiran 4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode 2000 - 2009
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
BB
BK
2000
CH
HH
227
10
98
10
123
5
263
16
95
6
210
7
92
7
42
7
163
9
139
8
161
17
156
10
1769 112
8
1
Keterangan :
2001
CH
HH
194
14
130
10
75
8
249
15
101
4
25
2
70
5
42
5
261
9
292
16
357
17
142
14
1938 119
8
2
2002
CH
HH
239
11
48
5
357
10
27
11
18
6
10
4
20
5
13
6
18
6
276
8
358
16
346
19
1730 107
5
7
CH
= Curah Hujan
HH
= Hari Hujan
2003
CH
HH
315
18
226
11
322
12
261
17
271
12
86
6
81
9
146
10
128
11
119
9
659
18
917
30
3531 163
10
0
Q
2004
CH HH
390
17
173
9
260
18
272
20
202
12
303
17
81
7
380
14
357
19
365
18
344
17
3127 168
10
1
2005
CH
HH
122
7
49
7
235
17
366
14
409
15
137
8
74
10
418
10
270
11
410
12
324
12
201
13
3015 142
10
1
2006
CH
HH
326
13
162
11
214
11
501
16
196
8
199
8
103
5
41
4
80
5
80
10
218
14
307
14
2427 119
9
1
2007
CH
HH
136
7
107
12
150
11
618
13
386
16
91
7
154
10
63
5
116
9
126
14
352
10
247
12
2546 126
10
1
=
=
BB
= Bulan Basah
= 0.1739 (tipe Iklim B)
BK
= Bulan Kering
Q
= Nilai untuk menentukan batas-batas tipe iklim berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson
Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson
A
= Daerah sangat basah
F
= Daerah kering
B
= Daerah basah
G
= Daerah sangat kering
C
= Daerah agak basah
H
= Daerah ekstrim kering
D
= Daerah sedang
E
= Daerah agak kering
2008
CH
HH
196
15
169
7
933
19
425
13
146
8
327
13
204
14
113
14
283
12
468
14
1280
16
152
12
4696 157
12
0
2009
CH
HH
205
11
196
11
462
17
306
12
139
5
15
6
27
3
329
9
215
10
122
9
382
17
458
20
2856 130
10
2
Rataan
CH
HH
235
12
135.8
9
313.1
13
328.8
15
196.3
9
110
6
112.8
9
128.8
8
191.4
10
238.9
12
445.6
16
327
16
2763.5 135
9.2
1.6
S1
25 28
22 -25
28 - 32
20 - 22
32 - 35
< 20
> 35
1700 2500
<2
1450 1700
2500 3500
2-3
1250 1450
3500 4000
3-4
< 1250
>4000
>4
Baik
sedang
Agak
Terhambat
Terhambat,
agak cepat
Sangat
terhambat,
cepat
Halus, agak
halus, sedang
< 15
>100
Agak kasar
Kasar
15 35
75 - 100
35 55
50 - 75
>55
<50
< 60
60 140
140 200
>200
< 140
140 200
200 400
>400
Sapric*
Sapric, hemic*
Hemic,
fibric*
Fibric
>16
>20
5.0 6.5
< 4.2
>7.0
-
>0.8
16
20
1.2 5.0
6.5 7.0
0.8
<2
2-3
3-4
>4
>125
100 - 125
60 - 100
< 60
<8
8 16
16 30
>30
Very low
Low -moderat
severa
Very
severe
F0
F1
F2
>F2
<5
5 15
15 40
>40
<5
5 15
15 25
> 25
OA = Afdeling Alfa
OW= Afdeling Wisky
OA = Afdeling Alfa
OW = Afdeling Wisky
70
Lampiran 7. Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau
ADMINISTRATUR
Deputi ADM
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CDO
Kepala Kebun
Kepala Pabrik
Kepala Teknik
Kerani
Kebun
PIC
ATC
Asisten
SHE
Asisten Afdeling
Asisten
HPT
Asisten Pabrik
Asisten Teknik
PIC
R&D
Kepala
Bagian
HRGA
Kerani
CDO
Mandor 1
Transport
Mandor 1
Afdeling
Mandor 1
HPT
Mandor 1
Pabrik
Mandor 1
Teknik
Kasir
Mandor
Rawat
Kepala
Poliklinik
Admin ATC
Kerani
Afdeling
Mandor
Panen
Kerani
Panen
Kerani
Pabrik
Kerani
1
Asisten
PPIC
Kerani
HR
Asisten bibit
Sekt.
Administratur
PIC
DATA PMS
Mandor
PPIC
Mandor Bibit
Kerani HPT
DEO Tanaman
DEO Umum
DEO Teknik
DEO Pabrik
71
Lampiran 8. Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Tahun
Tanam
BJR
(kg)
1975 1979
1980 1986
1987 1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
> 19
17.1 - 19
17.1 - 19
15.1 - 15
13.1 - 15
11.1 - 13
9.1 - 11
7.1 - 9
5.1 - 7
3.1 - 5
<3
Basis Borong
Datar
Rolling/Rawa
(kg)
(janjang)
(kg)
(janjang)
1 300
76
850
40
1 300
76
1 100
55
1 300
76
1 100
55
1 300
85
1 100
65
1 300
85
1 100
70
1 200
95
1 000
75
1 100
100
900
80
1 000
110
900
80
850
120
700
100
650
130
500
110
450
140
400
130
72
Lampiran 9. Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations
No.
Faktor Penilaian
Kriteria Penilaian
Kategori
Nilai
> 100 %
Bobot
Penilaian
2
1.
Output pemanen
2.
< 100 %
0%
C
A
1
2
10
3.
Tangkai panjang
>0%
0%
C
A
1
2
4.
Brondolan di TPH
1
2
1
2
C
A
C
A
5.
>0%
Semua brondolan di dalam karung
Brondolan tidak dikarungi
100 %
6.
Brondolan di piringan
Buah matang tinggal
8.
Susunan pelepah
Pemotongan pelepah
C
A
C
A
C
A
C
A
C
1
2
1
7.
< 100 %
2 brondolan/tapak panen
> 2 brondolan/tapak panen
0%
>0%
di gawangan mati
tidak di gawangan mati
Tidak over pruning
over pruning
6
6
2
1
2
1
2
9
Keterangan
persen kriteria penilaian diperoleh dari perbandingan tonase yang
didapat dan target basis panen