Final Tubes Benjut Kelompok 27
Final Tubes Benjut Kelompok 27
Dosen:
Prof. Ir. Iswandi Imran MA.Sc., Ph.D
Asisten:
Aishah Mahyarni Imran, S.T.
Afrizal Dwi Putranto, S.T.
Kevin Vincentius, S.T.
Disusun Oleh:
Kelompok 27
Tedy Setiadi (15012125)
Samuel Edgar (15012137)
Muhammad Tegar MKP (15012143)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS BESAR STRUKTUR BETON LANJUT
SEMESTER I TAHUN 2015/2016
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah SI-4112 Struktur Beton Lanjut
Disusun Oleh:
Tedy Setiadi (15012125)
Samuel Edgar (15012137)
Muhammad Tegar MKP (15012143)
Asisten 1
Asisten 2
Asisten 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas besar mata kuliah struktur beton lanjut
dengan baik.
Laporan tugas besar ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah SI-4112
struktur beton lanjut bagi mahasiswa semester tujuh Program Sarjana Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.
Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak
yang telah membantu penulis selama proses pengerjaan dan penyusunan laporan. Secara
khusus, penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu mendukung penulis, baik berupa dukungan moril maupun
materil.
2. Prof. Ir. Iswandi Imran, MAS.c, Ph.D selaku dosen mata kuliah struktur beton lanjut
yang
sudah
memberikan
pembelajaran
mengenai
struktur
beton
dan
perencanaannya.
3. Aishah Mahyarni Imran, S.T, Afrizal Dwi Putranto, S.T. dan Kevin Vincentius, S.T.
sebagai asisten mata kuliah struktur beton lanjut yang sudah membimbing dalam
pembuatan tugas besar ini.
4. Teman-teman sipil 2012 yang sudah memberikan bantuan semangat dan kerjasama
yang baik.
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan magang ini masih terdapat banyak
kekurangan. Kritik dan saran sangat membantu penulis untuk berubah menjadi lebih baik.
Bandung, 18 Desember 2015
Tim Penulis
Kelompok 27
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................................................. 2
1.3 Acuan Pemeriksaan dan Analisis...................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup .................................................................................................................. 3
1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI ................................................................................................................... 5
2.1 Konsep Bangunan Tahan Gempa ..................................................................................... 5
2.2 SRPMK pada Balok ........................................................................................................... 7
2.3 SRPMK pada Kolom .......................................................................................................... 9
2.4 SRPMK pada Hubungan Balok-Kolom (Sambungan) ....................................................... 9
2.5 SRPMK pada Sistem Dinding Struktural Khusus (SDSK) ................................................. 10
BAB III PENGECEKAN ELEMEN STRUKTUR ............................................................................... 14
3.1 Pengecekan Elemen Balok ............................................................................................. 14
3.1.1 Pengecekan Balok B1-02 ......................................................................................... 14
3.1.2 Pengecekan Balok B1-21 ......................................................................................... 27
3.1.3 Pengecekan Balok B1-32 ......................................................................................... 40
3.2 Pengecekan Elemen Kolom (K7) .................................................................................... 53
3.2.1 Perhitungan Beban Aksial Kolom ............................................................................ 53
3.2.2 Pengecekan Definisi Kolom ..................................................................................... 55
Kelompok 27
ii
Kelompok 27
iii
Kelompok 27
iv
DAFTAR TABEL
Kelompok 27
DAFTAR GAMBAR
Kelompok 27
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini antara lain:
1. Memahami dan mampu melakukan perencanaan dan detailing elemen struktur
dengan tipe struktur SRPMK dan SDSK berdasarkan SNI-2847-2012.
2. Menganalisis kekuatan penampang elemen-elemen structural pada bangunan yang
ditinjang berdasarkan SNI-2847-2012.
Kelompok 27
Kelompok 27
Kelompok 27
Kelompok 27
Kelompok 27
Gaya aksial tekan terfaktor pada komponen struktur tidak boleh melebihi 0.1Ag fc
Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali tinggi
effektifnya
Lebar tidak boleh lebih dari lebar komponen struktur pendukung (diukur pada bidang
tegak lurus terhadap sumbu longitudinal komponen struktur lentur) ditambah jarak
pada tiap sisi komponen struktur pendukung yang tidak melebihi tiga perempat
tinggi komponen struktur lentur.
Ketentuaan untuk tulangan longitudinal pada elemen yang direncanakan memikul
lentur dan beban gempa:
Pada setiap irisan penampang komponen struktur lentur, jumlah tulangan atas dan
bawah tidak boleh kurang dari
kecuali untuk komponen struktur besar dan masif, luas tulangan yang diperlukan
pada setiap penampang, positif maupun negatif, paling sedikit harus sepertiga lebih
besar dari yang diperlukan berdasarkan analisis.
Sekurang - kurangnya harus ada dua batang tulangan atas dan dua batang tulangan
bawah yang dipasang secara menerus.
Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil
dari setengah kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Baik kuat lentur negatif
Kelompok 27
Sambungan lewatan pada tulangan lentur hanya diizinkan jika ada tulangan spiral
atau sengkang tertutup yang mengikat bagian sambungan lewatan tersebut. Spasi
sengkang yang mengikat daerah sambungan lewatan tersebut tidak boleh melebihi
d/4 atau 100 mm.
Ketentuaan untuk tulangan transversal pada elemen yang direncanakan memikul
lentur dan beban gempa (elemen balok):
Sengkang tertutup harus dipasang pada komponen struktur pada daerah hingga dua
kali tinggi balok diukur dari muka tumpuan ke arah tengah bentang, di kedua unjung
komponen struktur lentur, dan pada daerah dua kali tinggi balok pada kedua sisi dari
suatu penampang dimana leleh lentur diharapkan dapat terjadi sehubungan dengan
terjadinya deformasi inelastis struktur rangka.
Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 [mm] dari muka
tumpuan. Jarak maksimum antara sengkang tertutup tidak boleh melebihi d/4,
delapan kali diameter terkecil tulangan memanjang, 24 kali diameter batang
tulangan sengkang tertutup, dan 300 mm.
Pada daerah yang tidak memerlukan sengkang tertutup, sengkang dengan kait
gempa pada kedua ujungnya harus dipasang dengan spasi tidak lebih dari d/2 di
sepanjang bentang komponen struktur
Kelompok 27
Ukuran penampang terkecil, diukur pada garis lurus yang melalui titik pusat
geometris penampang, tidak kurang dari 300 mm.
Perbandingan antara ukuran terkecil penampang terhadap ukuran dalam arah tegak
lurusnya tidak kurang dari 0.4.
Ketentuan kuat lentur minimum kolom adalah sebagai berikut:
Jika butir a tidak dipenuhi maka kolom pada hubungan balok-kolom tersebut harus
direncanakan dengan memberikan tulangan transversal seperti yang ditentukan
pada butir KT a s/d e yang dipasang sepanjang tinggi kolom.
Tulangan memanjang pada kolom harus memenuhi beberapa ketentuan berikut:
Rasio tulangan memanjang _t tidak boleh kurang dari 0.01 dan tidak boleh lebih dari
0.06
Kelompok 27
Tulangan longitudinal balok yang berhenti pada suatu kolom harus diteruskan hingga
mencapai sisi jauh dari inti kolom terkekang dan diangkur.
Bila digunakan tulangan tanpa kait, untuk diameter 10mm hingga 36 mm, panjang
penyaluran tulangan tarik tidak boleh lebih kecil dari :
2,5 kali panjang penyaluran dengan kait bila ketebalan pengecoran beton di
bawah tulangan tersebut kurang dari 300 mm
3,5 kali panjang penyaluran dengan kait bila ketebalan pengecoran beton di
bwah tulangan tersebut lebih dari 300 mm
SNI
03-2847-2012,
yang
dimaksud
dengan
dinding
struktural
khusus adalah suatu dinding struktural yang selain memenuhi ketentuan ketentuan
untuk dinding struktural beton biasa juga memenuhi ketentuan ketentuan 23.2 dan 23.6
pada SNI 03-2847-2012. Perencanaan dinding geser sebagai elemen struktur penahan
beban gempa pada gedung bertingkat bisa dilakukan dengan konsep gaya dalam (yaitu
dengan hanya meninjau gaya-gaya dalam yang terjadi akibat kombinasi beban gempa)
atau dengan konsep desain kapasitas. Dinding geser sebagai elemen penahan gaya lateral
Kelompok 27
10
,, ,,
Perencanaan dinding terhadap kombinasi gaya aksial dan lentur tidak dapat hanya
menghandalkan tulangan vertical terpasang pada badan penampang. Sehingga dilakukan
proses trial and error untuk mendapatkan jumlah tulangan longitudinal tambahan yang
harus dipasang dimasing-masing ujung penampang dinding.
Selain dari perencanaan tersebut, perlu dicek juga apakah dibutuhkan special boundary
element (komponen batas khusus) pada sistem dinding structural tersebut. Beberapa
ketentuan mengenai komponen batas khusus untuk sistem dinding struktural khusus
adalah:
-
Kelompok 27
11
600 ( )
; ,
0,007
Setelah diketahui kebutuhan komponen batas khusus maka selanjutnya akan ditentukan
tulangan longitudinal dan transversal yang dibutuhkan di daerah komponen batas khusus
tersebut. Ketentuan ketentuan perenanaan Sistem Dinding Struktural Khusus lainnya
harus dievaluasi berdasarkan SNI 21.9.6.1.
Keuntungan menggunakan dinding struktur adalah menambaha kekakuan struktur,
sehingga tidak terjadi story drift yang besar. Struktur gedung dengan dinding geser
sebagai elemen penahan gaya lateral pada umumnya memiliki performance yang cukup
baik pada saat gempa. Hal ini terbukti dari sedikitnya kegagalan yang terjadi pada sistem
struktur dinding geser di kejadian-kejadian gempa yang lalu. Beberapa kerusakan yang
terjadi akibat gempa pada umumnya berupa cracking , yang terjadi pada dasar dinding
dan juga pada bagian coupling beam , khususnya untuk sistem dinding berangkai.
Perilaku batas yang terjadi pada dinding geser dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Flexural behavior, yaitu respon yang terjadi pada dinding akibat gaya luar dibentuk
oleh mekanisme kelelehan pada tulangan yang menahan lentur. Keruntuhan jenis ini
pada umumnya bersifat daktil.
Flexural-shear behavior, dimana kelelehan yang terjadi pada tulangan yang menahan
lentur diikuti dengan kegagalan geser.
Shear behavior, dimana dinding runtuh akibat geser tanpa adanya kelelehan pada
tulangan yang menahan lentur. Perilaku batas ini bisa dibagi lagi menjadi diagonal
tension shear failure (yang dapat bersifat daktil karena keruntuhan terjadi lebih dahulu
pada baja tulangan) dan diagonal compression shear failure (umumnya bersifat getas).
Kelompok 27
12
Kelompok 27
13
Kelompok 27
14
Gaya aksial tekan terfaktor (Pu) pada komponen struktur lentur maksimum adalah
sebesar 0,1 . Ag . fc.
0,1 . Ag . fc = 0,1 . 350 mm . 700 mm . 30 Mpa = 787,5 kN
Dalam tugas besar ini tidak dilakukan pengecekan pada syarat pertama ini, karena
beban horizontal pada bangunan tidak diberikan atau tidak diketahui.
II.
Bentang bersih komponen struktur lentur tidak boleh kurang dari 4 kali tinggi
efektifnya. Bentang bersih balok (Ln) adalah sebagai berikut :
=
= 7850 1000 = 6850
tinggi efektif balok (d) adalah sebagai berikut :
= 700 (40 + 10 +
22
) = 636
2
4 = 4 636 = 2544
Sehingga : Ln > 4d
III.
OK.!!
IV.
Kelompok 27
15
0,85
1900,7 400
= 85,2
0,85 30 350
Kelompok 27
)
2
16
85,2
) = 405,9
2
30
350 636 = 762 2
4 400
1,4
1,4
=
350 636 = 779,1 2
400
1900,7
=
= 0,0085
350 636
0,85
0,85 30
= 0,8357
= 0,053
400
dan
<0,75b,
OK.!
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
= ( + +
)
2
terpenuhi.
= 700 (40 + 10 +
22
) = 636
2
85,2
=
= 0,13
636
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kelompok 27
17
0,85
1140,4 400
= 51,1
0,85 30 350
)
2
51,1
) = 250,6
2
30
350 636 = 762 2
4 400
1,4
1,4
=
350 636 = 779,1 2
400
Kelompok 27
1140,4
=
= 0,0051
350 636
18
= 1
0,85
0,85 30
= 0,8357
= 0,053
400
dan
<0,75b,
OK.!
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
22
) = 636
2
51,1
=
= 0,081
636
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kondisi 5 (momen positif di tengah bentang)
Pada pasal 21.5.2.1 dan 21.5.2.2 mengharuskan sekurang-kurangnya ada dua batang tulangan
atas dan dua batang tulangan bawah yang dipasang secara menerus, dan kapasitas momen
positif dan momen negatif minimum pada sebarang penampang di sepanjang bentang balok
SRPMK tidak boleh kurang dari kali kapasitas momen maksimum yang disediakan pada
kesua muka kolom tersebut.
19
0,85
760,24 400
= 34,07
0,85 30 350
)
2
34,07
) = 159,5
2
30
350 636 = 762 2
4 400
1,4
1,4
=
350 636 = 779,1 2
400
Kelompok 27
779,1
=
= 0,0035
350 636
0,85
0,85 30
= 0,8357
= 0,053
400
20
dan
<0,75b,
maka
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
= ( + +
)
2
= 700 (40 + 10 +
22
) = 636
2
34,07
=
= 0,05
636
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kondisi 5 (momen negatif tengah bentang )
Pada pasal 21.5.2.1 dan 21.5.2.2 mengharuskan sekurang-kurangnya ada dua batang tulangan
atas dan dua batang tulangan bawah yang dipasang secara menerus, dan kapasitas momen
positif dan momen negatif minimum pada sebarang penampang di sepanjang bentang balok
SRPMK tidak boleh kurang dari kali kapasitas momen maksimum yang disediakan pada
kesda muka kolom tersebut.
Kuat
momen
negatif-positif
terbesar
pada
bentang
405,9
kNm
Kelompok 27
21
0,85
1140,4 400
= 51,1
0,85 30 350
)
2
51,1
) = 250,6
2
30
350 636 = 762 2
4 400
1,4
1,4
=
350 636 = 779,1 2
400
1140,4
=
= 0,0051
350 636
0,85
0,85 30
= 1
= 0,8357
= 0,053
400
=
Kelompok 27
22
dan
<0,75b,
OK.!
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
22
) = 636
2
51,1
=
= 0,081
636
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
3.1.1.3 Perhitungan probable moment capacity
Probable Moment Capacities atau Mpr merupakan momen yang dapat terjadi pada sendi
plastis ketika terjadi gempa. Untuk memastikan struktur yang direncanakan memiliki
daktilitas yang diinginkan, maka Mpr perlu diperhitungkan dalam perencanaan tulangan
geser. Pada perhitungan Mpr diasumsikan pada saat terjadi sendi plastis tegangan tulangan
lentur mencapai 1,25 fy dan faktor reduksi()=1.
Karena detailing penampang kedua ujung balok adalah identik maka kapasitas momen
probabel ujung-ujung balok ketika struktur bergoyang ke kanan dan ke kiri nilainya dianggap
sama, namun arahnya berbeda.
Kondisi 1 dan 2
=
1,25
0,85
= 1,25 (
)
2
106,4
= 1,25 1900,7 400 (636
) = 553,7
2
=
Kelompok 27
23
1,25
0,85
= 1,25 (
)
2
63,9
= 1,25 1140,4 400 (636
) = 344,4
2
=
230
350 636 = 812,8
3
2 .
4
132 . 2 = 265,5 2
4
=
=
Kelompok 27
24
2
.
3
230
350 636 = 812,8
3
2 .
4
132 . 2 = 265,5 2
4
=
=
Kelompok 27
25
Kelompok 27
26
Gaya aksial tekan terfaktor (Pu) pada komponen struktur lentur maksimum adalah
sebesar 0,1 . Ag . fc.
0,1 . Ag . fc = 0,1 . 350 mm . 700 mm . 30 Mpa = 787,5 kN
Dalam tugas besar ini tidak dilakukan pengecekan pada syarat pertama ini, karena
beban horizontal pada bangunan tidak diberikan atau tidak diketahui.
II.
Bentang bersih komponen struktur lentur tidak boleh kurang dari 4 kali tinggi
efektifnya. Bentang bersih balok (Ln) adalah sebagai berikut :
=
= 8000 1000 = 7000
tinggi efektif balok (d) adalah sebagai berikut :
= 700 (40 + 10 + 25 +
40
) = 605
2
4 = 4 605 = 2420
Sehingga : Ln > 4d
III.
OK.!!
Kelompok 27
27
Kelompok 27
28
0,85
2945 400
= 132
0,85 30 350
)
2
132
) = 571,5
2
30
350 605 = 724 2
4 400
1,4
1,4
=
350 605 = 779,1 2
400
Kelompok 27
2945
=
= 0,014
350 605
0,85
0,85 30
= 0,8357
= 0,053
400
29
<0,75b,
OK.!
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
25
) = 637,5
2
132
=
= 0,2
637,5
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kondisi 3 dan 4 (momen positif di ujung interior kanan dan kiri)
Tinggi efektif balok (d) :
d = 700 mm ( 40 + 10 + 25/2)mm = 637,5 mm
Jumlah baja tulangan yang dipasang adalah 2D25. Berdasarka baja tulangan yang dipakai
tersebut, maka As yag dipasang adalah sebagai berikut:
As per bar = /4 * d2 = /4 * 252 = 490 mm2
As total = 2 * 380,12 = 980 mm2
Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang aktual adalah
=
0,85
980 400
= 44
0,85 30 350
Kelompok 27
)
2
30
44
) = 217
2
30
350 637,5 = 763 2
4 400
400
2 =
980
=
= 0,0044
350 637,5
0,85
0,85 30
= 0,8357
= 0,053
400
<0,75b,
OK.!
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
25
) = 637,5
2
44
=
= 0,069
637,4
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kelompok 27
31
0,85
1470 400
= 66
0,85 30 350
)
2
66
) = 319
2
32
=
=
30
350 636 = 762 2
4 400
1,4
1,4
=
350 636 = 779,1 2
400
1470
=
= 0,0066
350 636
0,85
0,85 30
= 1
= 0,8357
= 0,053
400
=
<0,75b,
maka
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
25
) = 636
2
66
=
= 0,1
636
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kondisi 5 (momen positif tengah bentang )
Pada pasal 21.5.2.1 dan 21.5.2.2 mengharuskan sekurang-kurangnya ada dua batang tulangan
atas dan dua batang tulangan bawah yang dipasang secara menerus, dan kapasitas momen
positif dan momen negatif minimum pada sebarang penampang di sepanjang bentang balok
Kelompok 27
33
Kuat
momen
negatif-positif
terbesar
pada
bentang
571
kNm
0,85
1960 400
= 88
0,85 30 350
)
2
88
) = 418
2
Kelompok 27
34
30
350 636 = 762 2
4 400
1,4
1,4
=
350 636 = 779,1 2
400
1960
=
= 0,0088
350 636
0,85
0,85 30
= 0,8357
= 0,053
400
<0,75b,
OK.!
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
25
) = 636
2
88
=
= 0,14
636
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
3.1.1.3 Perhitungan probable moment capacity
Probable Moment Capacities atau Mpr merupakan momen yang dapat terjadi pada sendi
plastis ketika terjadi gempa. Untuk memastikan struktur yang direncanakan memiliki
daktilitas yang diinginkan, maka Mpr perlu diperhitungkan dalam perencanaan tulangan
Kelompok 27
35
1,25
0,85
= 1,25 (
)
2
165
= 1,25 2945 400 (605
) = 769
2
=
Kondisi 3 dan 4
=
1,25
0,85
= 1,25 (
)
2
55
= 1,25 980 400 (636 ) = 298
2
=
2
.
3
230
350 605 = 773
3
Kelompok 27
36
2 .
4
132 . 3 = 398 2
4
2
.
3
230
350 605 = 773
3
2 .
4
132 . 2 = 265,5 2
4
=
=
Kelompok 27
37
Kelompok 27
38
Kelompok 27
39
Gaya aksial tekan terfaktor (Pu) pada komponen struktur lentur maksimum adalah
sebesar 0,1 . Ag . fc.
0,1 . Ag . fc = 0,1 . 450 mm . 750 mm . 30 Mpa = 1012,5 kN
Dalam tugas besar ini tidak dilakukan pengecekan pada syarat pertama ini, karena
beban horizontal pada bangunan tidak diberikan atau tidak diketahui.
II.
Bentang bersih komponen struktur lentur tidak boleh kurang dari 4 kali tinggi
efektifnya. Bentang bersih balok (Ln) adalah sebagai berikut :
=
= 8000 1000 = 7000
tinggi efektif balok (d) adalah sebagai berikut :
= 700 (40 + 10 + 22 +
40
) = 619
2
4 = 4 636 = 2544
Sehingga : Ln > 4d
Kelompok 27
OK.!
40
IV.
Kelompok 27
41
0,85
3041 400
= 106
0,85 30 450
)
2
106
) = 659
2
30
450 655 = 1009 2
4 400
1,4
1,4
=
450 655 = 1031 2
400
Kelompok 27
3041
=
= 0,011
450 655
42
= 1
0,85
0,85 30
= 0,8357
= 0,053
400
<0,75b,
OK.!
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
22
) = 686
2
106
=
= 0,155
686
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kondisi 3 dan 4 (momen positif di ujung interior kanan dan kiri)
Diasumsikan yang terjadi adalah perilaku balok persegi, dan tulangan negatif terpasang 2 lapis
tulangan dengan spasi bersih antar lapis tulangan adalah 40mm. Sebagai penyederhanaan
(yang bersifat konservatif), tulangan tekan (jika ada) dapat diabaikan untuk perhitungan
lentur.
Tinggi efektif balok (d) :
d = 750 mm ( 40 + 10 + 22+ 40/2)mm = 655 mm.
Jumlah baja tulangan yang dipasang adalah 2 lapis tulangan 7D22. Berdasarkan baja tulangan
yang dipakai tersebut, maka As yag dipasang adalah sebagai berikut:
As per bar = /4 * d2 = /4 * 222 = 380,12 mm2
As total = 7 * 380,12 = 2660 mm2
Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang aktual adalah
=
Kelompok 27
0,85
43
2660 400
= 93
0,85 30 450
)
2
93
) = 583
2
30
450 655 = 1009 2
4 400
1,4
1,4
=
450 655 = 1031 2
400
2660
=
= 0,009
450 655
0,85
0,85 30
= 1
= 0,8357
= 0,053
400
=
<0,75b,
OK.!
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
22
) = 686
2
93
=
= 0,1355
686
Kelompok 27
44
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kondisi 5 (momen positif di tengah bentang)
Pada pasal 21.5.2.1 dan 21.5.2.2 mengharuskan sekurang-kurangnya ada dua batang tulangan
atas dan dua batang tulangan bawah yang dipasang secara menerus, dan kapasitas momen
positif dan momen negatif minimum pada sebarang penampang di sepanjang bentang balok
SRPMK tidak boleh kurang dari kali kapasitas momen maksimum yang disediakan pada
kesua muka kolom tersebut.
0,85
1900 400
= 66
0,85 30 450
Kelompok 27
)
2
66
) = 447
2
45
30
450 686 = 1056 2
4 400
1,4
1,4
=
450 686 = 1080 2
400
1900
=
= 0,0061
450 686
0,85
0,85 30
= 1
= 0,8357
= 0,053
400
=
dan
<0,75b,
maka
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
= ( + +
)
2
terpenuhi.
= 750 (40 + 10 +
22
) = 686
2
66
=
= 0,096
686
Kelompok 27
46
0,85
1140 400
= 40
0,85 30 450
)
2
40
) = 273
2
Kelompok 27
47
30
450 686 = 1056 2
4 400
1,4
1,4
=
450 686 = 1080 2
400
1140
=
= 0,0037
450 686
0,85
0,85 30
= 0,8357
= 0,053
400
<0,75b,
maka
syarat
rasio
tulangan
longitudinal
terpenuhi.
)
2
22
) = 686
2
40
=
= 0,058
686
Dari perhitungan diatas didapa nilai a/dt < atcl/dt, Persyaratan OK.! Tulangan underreinforcerd.
Kelompok 27
48
1,25
0,85
= 1,25 (
)
2
132,5
= 1,25 3041 400 (655
) = 895
2
=
Kondisi 3 dan 4
=
1,25
0,85
= 1,25 (
)
2
116
= 1,25 2660 400 (655
) = 794
2
=
Kelompok 27
2
.
3
49
230
450 655 = 1076
3
2 .
4
132 . 3 = 398 2
4
230
450 686 = 1127
3
2 .
4
132 . 2 = 265,5 2
4
=
Kelompok 27
50
Kelompok 27
51
Kelompok 27
52
Kelompok 27
53
B1-02
0,35
0,7
8,075
2400
4748,1
Balok
B1-21
0,35
0,7
4
2400
2352
B1-32
0,45
0,75
4
2400
3240
Kolom
K7-B
1
1
4
2400
9600
Pelat
S1
8,075
0,12
8
2400
18604,8
2. Beban mati tambahan (SIDL) diambil sebesar 150 kg/m2 untuk tiap lantai di tributary
area
3. Beban hidup terdiri dari 2 jenis, untuk 3 lantai pertama diatas ground floor berfungsi
sebagai mall sehingga diambil LL = 400kg/m2 dan sisa lantai diatasnya berfungsi
sebagai kantor sehingga diambil LL = 250 kg/m2.
Berikut adalah tabulasi perhitungan Pu yang bekerja pada kolom K7 di lantai groundfloor :
Tabel 3.3 Tabulasi Perhitungan Nilai Pu
Pembebanan (Kg)
Lantai
DLbalok DLkolom DLpelat
SIDL
Plan Top Roof
10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Top Roof
10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Typical Office Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Water Splash Floor 10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Top Floor Plan
10340,1
9600
18604,8
9690
Plan 1st Floor
10340,1
9600
18604,8
9690
Plan Upper Groundfloor 10340,1
9600
18604,8
9690
LL
16150
16150
16150
16150
16150
16150
16150
16150
16150
16150
16150
16150
16150
25840
25840
25840
Pu (kg)
Pu (KN)
Total per
lantai
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
83721,88
99225,88
99225,88
99225,88
1386062
13860,62
Pembebanan total per lantai adalah sudah merupakan beban terfaktor dari kombinasi
pembebanan 1,2(DL+SIDL)+1,6LL.
Kelompok 27
54
Kelompok 27
55
Kelompok 27
56
13860 kN
Mn kolom atas
2073 kNm
Pu kolom bawah
14852 kN
Mn kolom bawah
1801 kNm
= 405,9 kNm
= 405,9 kNm
= 571,5 kNm
= 659,4 kNm
Arah X :
Mc = 3874 KNm > 1,2Mb = 975 KNm OK.!
Arah Y :
Mc = 3874 KNm > 1,2Mb = 1477 KNm OK.!
= 0,3 (
)(
1)
s
Kelompok 27
0,09
=
s
fyt
57
bc
Ach
Pada kolom K7-B dimensi panjang dan lebar sama, maka keperluan confinement dicek untuk
satu sisi saja (bw=1000mm).
= 2 ( +
13
) = 1000 2 (40 + ) = 907
2
2
= ( 2)( 2)
= (1000 2 40)(1000 2 40) = 846400 2
907 30 1000000
2
= 0,3 (
)(
1) = 0,3 (
)(
1) = 3,7 mm mm
s
400
846400
0,09
0,09 907 30
2
=
=
= 6,12 mm mm
s
fyt
400
Jadi Ash/s pakai adalah yang terbesar yaitu 6,12 mm2/mm.
Hitung spasi maksimum. Spasi maksimum adalah spasi terkecil diantara nilai S berikut :
1 =
1
1000
=
= 250
4
4
2 = 6 = 6 25 = 150
3 = 100 +
350
350 (907/3)
= 100 +
= 116
3
3
Spasi maksimum diambil terkecil diantara 3 S, yaitu 116 mm. Sedangkan spasi minimum
adalah 100 mm.
Hitung kebutuhan tulangan confinement :
= 6,12 116 = 710 2
=
710
=
= 5,35 6
2
0,25
0,25 132
Pada kolom K7-B tulangan stirrup yang digunakan 4D13-125, sehingga seharusnya
ditambahkan 2 kaki tulangan D13 lagi untuk confinement. Sedangkan untuk jarak tulangan
Kelompok 27
58
.
1000.125
=
= 104,16 2
3.
3.400
Kelompok 27
59
Pengecekan shearwall dilakukan untuk kedua jenis shearwall. Jenis 1 adalah shearwall arah y
dengan panjang 3470mm dan tebal 400mm dan shearwall jenis 2 adalah arah x dengan
panjang 6450mm ( 2 x 3225mm). dengan tebal 400mm. untuk arah x terdapat boundary
elemen di ujungnya dengan panjang 650mm dan tebal 400mm. konfigurasi tulangan tertera
pada gambar schedule tulangan diatas.
Kelompok 27
60
1000 2
=
= 1,76 2 /
2 283 2
Kelompok 27
61
1000
= 450
2
Berdasarkan gambar, spasi yang digunakan dalam desain shearwall adalah 150 mm untuk
arah longitudinal dan transversal dan untuk kedua arah x dan y adalah sama, maka syarat
tulangan longitudinal dan transversal yang dibutuhkan pada kedua arah shearwall sudah
terpenuhi dengan menggunakan 2D19-150mm dan 2D16-150mm.
77750
=
= 22,4 2 ( = 0,17)
3470
hw = tinggi total dinding, karena tidak ada data pada soal maka diasumsikan tingginya dari
lantai basement hingga roof top = 77,75m
lw = panjang dinding, dari gambar di soal diketahui panjang dinding arah y 3470mm
Pada dinding terdapat tulangan transversal 2D19-150mm dan tulangan longitudinal 2D16150mm.
Rasio tulangan transversal terpasang adalah:
=
2 201
= 0,0067 > min = 0,0025 ()
150 400
2 283
= 0,0094 > min = 0,0025 ()
150 400
Kelompok 27
62
SNI beton Pasal 21.9.4.4 membatasi kuat geser nominal maksimum dinding geser. Dengan
batas Vn maksimum adalah:
= 0,83 = 0,83 1388000 30 = 6310 > (OK)
77750
=
= 12 2 ( = 0,17)
6450
hw = tinggi total dinding, karena tidak ada data pada soal maka diasumsikan tingginya dari
lantai basement hingga roof top = 77,75m
lw = panjang dinding, dari gambar di soal diketahui panjang dinding arah x 6450mm
Pada dinding terdapat tulangan transversal 2D19-150mm dan tulangan longitudinal 2D16150mm.
Rasio tulangan transversal terpasang adalah:
=
2 201
= 0,0067 > min = 0,0025 ()
150 400
Kelompok 27
2 283
= 0,0094 > min = 0,0025 ()
150 400
63
SNI beton Pasal 21.9.4.4 membatasi kuat geser nominal maksimum dinding geser. Dengan
batas Vn maksimum adalah:
= 0,83 = 0,83 2580000 30 = 11728,9 > (OK)
3.3.3 Pengecekan Special Boundary Element
Mencari nilai c dengan bantuan software response2000.
Kelompok 27
64
3.3.4 Pengecekan Tulangan Longitudinal Dan Transversal Di Komponen Batas Khusus (KBK).
Sesuai perhitungan sebelumnya, dipasang 10D19 di daerah komponen batas khusus. Dimensi
dari komponen batas khusus adalah panjang 645mm dan tebal 400mm. Rasio tulangan
longitudinal yang dihasilkan adalah :
=
10 283
= 0,0109 > 0,005 ()
645 400
Berdasarkan UBC (1997), rasio tulangan longitudinal minimum pada daerah komponen batas
khusus ditetapkan tidak kurang dari 0,005. Jadi tulangan longitudinal terpasang tersebut
sudah memenuhi syarat minimum.
3.3.5 Pengecekan Tulangan Confinement
Pada gambar yang diberikan tidak terdapat tulangan confinement pada shearwall baik pada
daerah komponen batas khusus maupun pada badan dinding geser. Namun jika hendak
dipasang Tulangan confinement harus dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :
Tulangan confinement pada komponen batas khusus (KBK) :
Digunakan hoop dengan diameter tulangan D13. Spasi hoop maksimum ditentukan oleh nilai
terkecil dari:
Dengan nilai hx untuk komponen batas khusus (KBK) sebesar 2/3 * 307 = 204 mm, didapatkan
0 100 +
Kelompok 27
350 204
= 148
3
65
13
)) = 307
2
0,09
Dengan nilai hx untuk badan dinding geser sebesar 2/3 * 307 = 204 mm, didapatkan
0 100 +
350 204
= 148
3
Diambil nilai spasi hoop sebesar 100 mm. Sehingga dengan menggunakan D13 dengan spasi
100 mm, tulangan confinement yang dibutuhkan:
Arah sejajar dinding :
= 400 (2 (40 +
Kelompok 27
13
)) = 307
2
0,09
66
0,09
Sehingga untuk tulangan confinement pada badan dinding geser arah tegak lurus dinding
digunakan tulangan ties D13-100mm.
Kelompok 27
67
Kelompok 27
68
Dalam perhitungan, dicari kapasitas momen pelat permeter. Luas tulangan yang digunakan
permeter pelat adalah luas metal deck yang digunakan. Luas dari metal deck yang digunakan
didapat dari :
Tabel 3.4 Perhitungan Luas Metal Deck
1202,951
Tebal (mm)
0,85
Luas (mm2)
1022,509
Sehingga didapat luas metal deck per-meter adalah 1022,509 mm2. Kemudian, perhitungan
kapasitas pelat arah memendek adalah
Tabel 3.5 Tabulasi Perhitungan Kapasitas Pelat arah memendek
Kelompok 27
As (mm2)
1022,509
fy (MPa)
400
h (mm)
120
69
92,5
Jd (mm)
85,5625
0,9
Mn
(kNm/m)
31,49582
55
2
= 120
55
2
= 92,5
= 0,925
= 85,5625
=
= 0,9 1022,509 400 85,5625
= 31,495 (/).
Sedangkan, untuk kapasitas pelat arah memanjang (arah y) karena tidak dipasangi tulangan,
mengandalkan kapasitas momen retak pada beton, yaitu :
= 0,37 2 0,3
Karena kapasitas momen yang dicari adalah kapasitas momen per meter, maka besar b adalah
1000mm.
= 0,37 2 0,3
= 0,37 10002 92,52 0,3 30
= 5,2 /.
Kelompok 27
70
= 0,12
=
= 2400
0,12
1000
= 2,88 / 2
1,4 = 1,4 (2,88 + 1,5) = 6,132/ 2
1,2 + 1,6 = (1,2 (2,88 + 1,5)) + (1,6 4) = 11,656 / 2
Sehingga digunakan nilai beban terfaktor ultimate sebesar 11,656 kN/m2.
Pelat satu arah dengan ukuran 4mx8m, maka nilai ly/lx = 2, sehingga :
= 0,001 (/)
= 41 0,001 4 11,656 = 7,646 / <
= 12 0,001 4 11,656 = 2,237 / <
= 83 (0,001) 4 11,656 = 15,479 / <
= 57 (0,001) 4 11,656 = 10,630 / >
Dari perhitungan, didapat momen terfaktor ultimate arah x dapat ditahan oleh metal deck,
tapi momen terfaktor ultimate arah y tidak dapat ditahan oleh momen retak beton, sehingga
diperlukan tulangan tambahan di arah memanjang pelat.
Penambahan Tulangan pada arah y:
Kelompok 27
71
5,43 1000000
= 465,9 2
0,9 400 0,925 35
465,9
= 5,9 ; 6
0,25 100
Maka dipasang tulangan tambahan 6D10 per m pada penampang pelat arah y.
Kelompok 27
72
Gaya aksial tekan terfaktor (Pu) pada komponen struktur lentur maksimum adalah
sebesar 0,1 . Ag . fc. Dalam tugas besar ini tidak dilakukan pengecekan pada syarat
pertama ini, karena beban horizontal pada bangunan tidak diberikan atau tidak
diketahui.
II.
Bentang bersih komponen struktur lentur tidak boleh kurang dari 4 kali tinggi
efektifnya. Berdasarkan pengecekan pada bab III untuk ketiga balok B1-02, B1-21 dan
B1-32 syarat ini sudah terpenuhi.
III.
Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak kurang dari 0,3. Berdasarkan pengecekan
pada bab III untuk ketiga balok B1-02, B1-21 dan B1-32 syarat ini sudah terpenuhi.
IV.
Berdasarkan pengecekan pada bab III untuk ketiga balok B1-02, B1-21 dan B1-32
syarat ini sudah terpenuhi.
Analisis kapasitas dan momen nominal penampang
Dalam penggunaan tulangan lentur pada balok diameter tulangan balok harus dibatasi
sehingga dimensi tumpuan (kolom) paralel terhadap tulangan sekurang-kurangnya 20db.
Jadi dalam hal ini, diameter maksimum baja tulangan ijin adalah 1000 mm / 20 = 50 mm.
Tulangan yang terpasang pada balok B1-02 dan B1-32 adalah 22 mm dan pada balok B1-21
Kelompok 27
73
Kelompok 27
74
Kelompok 27
75
Kelompok 27
76
2 .
4
Kapasitas kuat gser yang terpasang tidak boleh melebihi persyaratan kapasitas geser
maksimum. Berdasarkan perhitungan pada pengcekan elemen pada bab III didapat :
Balok B1-02
Di tumpuan ujung kanan dan kiri balok digunakan tulangan confinement 2D13-125
Vs terpasang = 540,4 KN > Vs max = 812,8 KN, maka syarat SNI Beton pasal 11.4.7.9 Terpenuhi.
Balok B1-21
Di tumpuan ujung kanan dan kiri balok digunakan tulangan confinement 2D13-125
Vs terpasang = 771 KN > Vs max = 773 KN, maka syarat SNI Beton pasal 11.4.7.9 Terpenuhi.
Balok B1-32
Kelompok 27
77
2 .
4
Kapasitas kuat gser yang terpasang tidak boleh melebihi persyaratan kapasitas geser
maksimum. Berdasarkan perhitungan pada pengcekan elemen pada bab III didapat :
Balok B1-02
Di lapangan yang dimulai dari ujung zona sendi plastis sejauh 2h (2*700=1400mm) dari muka
kolom digunakan tulangan confinement 2D13-225
Vs terpasang = 300,2 KN > Vs max = 812,8 KN, maka syarat SNI Beton pasal 11.4.7.9 Terpenuhi.
Balok B1-21
Di lapangan yang dimulai dari ujung zona sendi plastis sejauh 2h (2*700=1400mm) dari muka
kolom digunakan tulangan confinement 2D13-225
Vs terpasang = 386 KN > Vs max = 773 KN, maka syarat SNI Beton pasal 11.4.7.9 Terpenuhi.
Balok B1-32
Di lapangan yang dimulai dari ujung zona sendi plastis sejauh 2h (2*700=1400mm) dari muka
kolom digunakan tulangan confinement 2D13-225
Vs terpasang = 364 KN > Vs max = 1078 KN, maka syarat SNI Beton pasal 11.4.7.9 Terpenuhi.
Kelompok 27
78
Kelompok 27
79
Kelompok 27
80
Kelompok 27
81
Kelompok 27
82
= 0,3 (
)(
1)
s
dimana :
0,09
=
s
fyt
bc
Ach
Dari perhitungan didapat Ash/s pakai adalah yang terbesar yaitu 6,12 mm2/mm.
Hitung spasi maksimum, dari perhitungan didapat Spasi maksimum diambil 116 mm dan spasi
minimum adalah 100 mm. Sehingga kebutuhan tulangan confinement Ash adalah :
= 6,12 116 = 710 2
=
Kelompok 27
710
=
= 5,35 6
2
0,25
0,25 132
83
Kelompok 27
84
Kelompok 27
85
Kelompok 27
86
Kelompok 27
87
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan struktur beton bertulang sistem SRPMK dan SDSK dilakukan dengan
memperhatikan detailing penulangan agar syarat-syarat gedung tahan gempa terpenuhi.
Detailing elemen struktur beton bertulang seperti balok, kolom, dan shearwall dilakukan
dengan prinsip agar elemen struktur menyumbangkan daktilitas pada struktur dan pola
keruntuhan sesuai dengan hierarki keruntuhan yang diharapkan.
2. Pengecekan detailing untuk ketiga balok terdiri dari pengecekan dimensi komponen
lentur, kapasitas momen nominal, pengecekan probable moment capacity, cek tulangan
confinement, pengecekan spasi sengkang, pengecekan rasio tulangan, dan detailing
sesuai peraturan SRPMK pada SNI 2847-2013. Dari hasil pengecekan dan analisis
didapatkan semua persyaratan SRPMK untuk ketiga balok sudah terpenuhi kecuali pada
balok B1-02 syarat tulangan minimum pada kondisi lapangan tidak terpenuhi.
Tabel 5.1 Rekapitulasi pengecekan tulangan balok
Balok
B1-02
B1-21
B1-32
Tulangan Longitudinal
Tulangan Geser
Keterangan
Keterangan
Tumpuan Lapangan
Tumpuan Lapangan
6D22
3D22
OK
OK
350 x 700
2D13-125 2D13-225
3D22
2D22
TIDAK OK
OK
6D25
3D25
OK
OK
350 x 700
3D13-125 2D13-175
2D25
4D25
OK
OK
8D22
3D22
OK
OK
450 x 750
3D13-125 2D13-200
7D22
5D22
OK
OK
Dimensi
Kelompok 27
88
Tulangan Longitudinal
Tulangan Geser
Keterangan
Keterangan
Tumpuan Lapangan
Tumpuan Lapangan
1000 x 1000 24D25
24D25
OK
4D13-125 2D13-150 TIDAK OK
Dimensi
5. Pengecekan pelat dilakukan dengan menggunakan table PBI 1971. Berdasarkan hasil
perhitungan bahwa perlu ditambahkan tulangan tambahan sebanyak 6 buah tulangan
D10 per meter pelat arah y. sedangkan untuk arah x momen yang terjadi dapat
diakomodasi oleh pelat metal deck.
5.2 Saran
1. Pada balok B1-02 sebaiknya pada kondisi lapangan tulangan bawahnya ditambahkan satu
tulangan D22 lagi sehingga syarat tulangan minimum terpenuhi.
2. Pada kolom K7-B sebaiknya pada kondisis lapangan tulangan confinementnya ditambah
2 kaki lagi dengan spasi dibuat lebih rapat yaitu 110mm agar memenuhi persyaratan
SRPMK, sehingga konfigurainya menjadi 6D13-110.
3. Pada shearwall sebaiknya diberikan tulangan ckonfinement pada KBK dan web dinding.
Untuk confinement pada komponen batas khusus dipasang tulangan 2D13-100mm. Dan
pada badan dindign geser dipasang tulangan confinement pada badan dinding geser arah
sejajar dinding digunakan tulangan 2D13-100mm serta tulangan confinement pada
badan dinding geser arah tegak lurus dinding digunakan tulangan ties D13-100mm.
Kelompok 27
89
5. Sebaiknya diadakan asistensi secara rutin sehingga ada evaluasi per progress pengerjaan
sehingga hal hal yang meragukan bisa langsung terjawab saat asistensi.
6. Waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan tugas besar ini terlalu singkat, untuk
kedepannya tugas dapat diberikan pada waktu langsung setelah UTS sehingga bisa
banyak dilakukan revisi.
7. Sebaiknya diberikan data-data yang lebih lengkap mengenai struktur yang direncanakan
sehingga memudahkan dalam analisisnya, tidak hanya mengenai kesesuaian detailing
elemen dengan kriteria SRPMK dan SDK namun juga analisis kapasitas penampang
terhadap gaya-gaya yang bekerja pada elemen penampang agar pengecekan dan analisis
lebih menyeluruh dan komprehensif.
Kelompok 27
90
DAFTAR PUSTAKA
Imran, Iswandi dan Fajar Hendrik. 2014. Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang.
Bandung: Penerbit ITB.
Nasution, Amrinsyah. 2009. Analisis dan Desain Struktur Beton Bertulang. Bandung : Penerbit
ITB.
Standar Nasional Indonesia. SNI 1726-2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung Non Gedung. Badan Standarisasi Nasional. Indonesia.
Standar Nasional Indonesia. SNI 03-2847-2013. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional. Indonesia.
Standar Nasional Indonesia. SNI 1727-2013. Beban minimum untuk perancangan bangunan
gedung dan struktur lain. Badan Standarisasi Nasional. Indonesia.
Kelompok 27
91