Anda di halaman 1dari 37

Pengertian Komponen,

Sejarah & Perkembangan


Taksonomi Tumbuhan
1. Siti Nur Faizah
2. Raharja Kuncara
3. Nisa Arkianti
4. Wahyu Mustika Dewi

A. Pengertian Taksonomi Tumbuhan

Kata taksonomi diambil dari bahasa


Yunani tassein yang berarti untuk
mengelompokkan dan nomos yang
berarti aturan.
Taksonomi : ilmu yang mempelajari
klasifikasi/ penggolongan tersebut
dinamakan Taksonomi.
Tingkatan-tingkatan dalam klasifikasi
tumbuhan dinamakan juga takson.

B. KOMPONEN
TAKSONOMI TUMBUHAN
Klasifikasi
Taksono
mi

Identifikasi
Deskripsi
Tatanama

Klasifikasi
Tumbuhan memiliki jumlah yang
sangat banyak dan beraneka
ragam, sehingga perlu
dikelompokkan menurut ciri-ciri
tertentu
Tumbuhan yang memiliki ciri yang
sama dimasukkan dalam golongan
yang sama

Contoh Klasifikasi
Berdasarkan habitatnya tumbuhan
dikelompokkan menjadi :
1. Tumbuhan Hidrofit, tumbuhan yang
hidup di air, contoh : teratai
2. Tumbuhan Higrofit, tumbuhan yang
hidup di tanah lembap, contoh :
lumut
3. Tumbuhan Xerofit, tumbuhan yang
hidup di tanah kering, contoh : kaktus

Identifikasi
Determinasi suatu nama untuk
suatu spesies sehingga dapat
menentukan nama yang benar dan
tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi.
Identifikasi berkaitan dengan ciri-ciri
satu individu dari tumbbuhan
tertentu

Bisa berasal dari tumbuhan yang belum


diketahui nama spesiesnya, atau
tumbuhan yang sudah diketa hui nama
spesiesnya
Tumbuhan sudah di kenal :
didasarkan atas spesimen yang riil baik
hidup maupun diawetkan
dibuatkan deskripsi dari tumbuhan meliputi
ciri-ciri diagnostiknya kemudian ditetapkan
jenis, marga, famili dan berturt-turut keatas

Tumbuhan yang belum dikenal :


Menanyakan identitas tumbuhan pada
Ahlinya
Mencocokkan dengan spesimen herbarium
yang telah diidentifikasikan
Penggunaan Lembar Identifikasi Jenis
(Species Identification Sheet)
Mencocokkan dengan deskripsi dan gambar
yang ada dalam buku flora atau monografi
penggunaan kunci determinasi dalam
identifikasi tumbuhan

Deskripsi
penjabaran karakter-karakter atau
ciri-ciri suatu spesies. Biasanya
digunakan untuk membedakan
antara suatu spesies dengan
spesies lainnya.
Deskripsi dapat berupa ciri
morfologi tumbuhan maupun ciri
fisoilogi tumbuhan.

Tatanama (Nomenclature)
Sistem aturan yang jelas dan
bersifat universal yang digunakan
oleh semua ahli botani di dunia
untuk menamakan tumbuhan yang
tertuang dalam Kode Internasional
untuk Tatanama Tumbuhan
(International Code of Botanical
Nomenclature, ICBN).

Urutan takson dari yang besar ke


yang kecil adalah sebagai berikut:
divisi (divisio)
kelas (classis)
bangsa (ordo)
suku (familia)
marga (genus)
jenis (species)
varitas (varietas)

C. Sejarah dan Perkembangan


Tumbuhan

Taksonomi

I. Periode tertua
II. Periode Sistem Habitus
III. Periode Sistem Numerik
IV. Periode sistem klasifikasi yang
didasarkan atas kesamaan bentuk
V. Periode Sistem Filogenetik

I. Periode tertua (sejak ada kegiatan dalam


taksonomi sampai kira-kira abad ke-4 SM
Secara formal belum dikenal adanya sistem klasifikasi
yang diakui
Dalam zaman pra sejarah orang telah mengenal
tumbuh tumbuhan penghasil bahan pangan yang
penting seperti yang dikenal sekarang.
Jenis-jenis tumbuhan tersebut diperkirakan telah
dikenal sejak 7 sampai 10 ribu tahun yang lalu dan
telah dibudidayakan oleh bangsa Mesir.
Sebenarnya masyarakat dahulu telah menerapkan
adanya suatu sistem klasifikasi yang didasarkan atas
manfaat tumbuhan sehingga periode ini dapat disebut
sebagai periode sistem manfaat, yang dapat
dianggap sebagai sistem buatan yang tertua.

II. Periode Sistem Habitus (sekitar abad


ke-4 SM sampai abad ke-17)
Dianggap sebagai ilmu pengetahuan dimulai
dalam abad ke-4 SM oleh orang Yunani yang
dipelopori oleh Theophrastus (370-285
S.M.) dan diikuti oleh kaum herbalis serta
ahli-ahli botani, yang terus digunakan
sampai selama lebih 10 abad.
Pengklasifikasian didasarkan atas
perawakan (habitus) seperti: pohon, perdu,
semak, tumbuhan memanjat dan
sebagainya.

Tokoh periode ke-2


MAGNUS (1193-1280)
tokoh yang menonjol dalam masa abad
pertengahan yang dianggap dapat membedakan
Monocotyledoneae dari Dicotyledoneae.
O. BRUNFELS (1464-1534)
orang pertama yang membedakan golongan
Perfecti (tumbuhan yang menghasilkan bunga) dan
Imperfecti (tumbuhan yang tidak menghasilkan
bunga)
J. BOCK (1489-1554) (HIERONYMUS TRAGUS)
seorang herbalis, yang masih menggolongkan
tumbuhan menjadi terna, semak,dan pohon

Banyak di antara kaum herbalis


yang namanya diabadikan sebagai
nama tumbuhan. Misalnya namanama suku: Gesneriaceae,
Lobeliaceae, Clusiaceae, dan namanama marga: Fuchsia, Gesneria,
Lobelia, Gerardia, Clusia, dan
Furtadoa dan sebagainya.

Akhir abad ke-16


CAESALPINUS (1519-1602)
yang
merupakan
ahli
ilmu
tumbuhan berkebangsaan Italia
dan sering disebut sebagai ahli
taksonomi
tumbuhan
yang
pertama. Karyanya yang berjudul
de Plantis, memuat suatu bab
tentang dasar-dasar klasiflkasi,
berdasarkan sifat buah dan biji.

BAUHIN (1560-1624)
menerbitkan bukunya yang berjudul
Pinax Theatri Botanici yang
memuat nama dan sinonima sekitar
6.000 jenis tumbuhan. Ia adalah
orang pertama yang memprakarsai
pemberian nama ganda bagi
tumbuhan, telah membedakan
kategori marga dan jenis.

J.P. de TOURNEFORT (1656-1708),


berkebangsaan Perancis, pada usia
21 tahun telah menjadi Guru Besar
IImu Tumbuhan di Paris. Ia telah
menjelajahi Eropa dan Asia. Ia
membuat sistem klasifikasi
berdasarkan sifat-sifat bunga. Sistem
klasifIkasi de Tournefort dan diterima
baik di seluruh Eropa dan Perancis.

J. RAY (1628-1705)
Filsuf berkebangsaan Inggris. Selain
filsuf ia adalah seorang ahli agama dan
pencinta alam. Dalam bukunya
Methodus Plantarum ia mengusulkan
klasifikasi gabungan pendahulunya
seperti Magnus, Caesalpinus, Malpighi,
dan Gerard berdasarkan kesamaan
bentuk, dan membedakan tumbuhan
berkayu dan yang berbatang basah.

III. Periode Sistem Numerik, kira-kira


permulaan abad ke-18.

Dalam periode ini sistem klasifikasi


tumbuhan ditandai dengan sifat
sistem yang murni artifisial, yang
sengaja dirancang sebagai sarana
pembantu dalam identifikasi
tumbuhan.

Tokoh periode ke-3


K. LINNE (CAROLUS LINNAEUS) (17071778)
Linnaeus menerbitkan Hortus
Uplandicus edisi baru yang disusun
menurut sistem yang dikenal sebagai
"systema sexuale" atau sistem seksual.
Sistem klasifikasi tumbuhan yang
diciptakan oleh Linnaeus masih
dikategorikan sebagai sistem artifisial.

pada dasarnya sistem ini tidak


ditekankan pada masalah jenis kelamin,
tetapi pada jumlah alat-alat kelamin
yaitu jumlah benang sari, seperti namanama Monandria (berbenang sari
tunggal),Diandria (berbenang sari dua),
Triandria (berbenang sari tiga) dan
seterusnya. Itulah sebabnya sistem
klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus ini
dikenal pula sebagai "sistem numerik"

IV. Periode sistem klasifikasi yang


didasarkan atas kesamaan bentuk
Sistem klasifIkasi yang baru ini disebut
"sistem alam" dalam arti bahwa
golongan-golongan yang terbentuk
merupakan unit-unit yang wajar (natural)
bila terdiri atas anggota-anggota itu, dan
tercermin pengertian manusia mengenai
apa yang dikehendaki oleh alam.
Sistem klasifikasi tumbuhan yang
diciptakan dalam periode ini,digunakan
nama "sistem aIam"

Tokoh periode ke-4


J.B. de LAMARCK (1744-1829)
Ahli ilmu hayat berkebangsaan
Perancis, bagi para ahli taksonomi
tumbuhan dikenal sebagai penulis
Flora Francoise yang ditulis berupa
kunci identifikasi tumbuhan di
Perancis.

M. ADANSON (1727-1806).
Seorang ahli iImu tumbuhan
berkebangsaan Perancis termasuk
orang yang pertama mengadakan
eksplorasi tumbuhan di daerah tropika.
Dalam bukunya Families des fiances ia
telah membedakan dan mendeskripsi
unit-unit yang sekarang kita kenal
sebagai bangsa (ordo) dan suku
(familia).

AL. de JUSSIEU (1748-1836)


Pada usia 25 tahun AL. de Jussieu
telah mempublikasikan karyanya
yang pertama yang memuat usul
sistem klasifikasi tumbuhan yang
baru. Saran klasifikasi tumbuhan
dari AL. De Jussieu terdiri atas
Acotyledoneae, Monocotyledoneae
dan Dicotyledoneae.

ROBERT BROWN (1773-1858)


Ia telah menunjukkan bahwa Gymnospermae
merupakan golongan tumbuhan yang
ditandai dengan adanya bakal biji yang
telanjang dan harus dipisahkan dari
Angiospermae. Ia juga merupakan orang
pertama yang menjelaskan morfologi bunga
dan penyerbukan pada Asclepiadaceae dan
Polygalaceae. Ia pun dikenal sebagai penemu
suatu fenomena yang hingga sekarang kita
kenaI sebagai "gerakan Brown".

St. L. ENDLICHER (1804-1849)


Guru Besar ilmu tumbuhan, direktur
Kebun Raya dan Museum Botani di
Wina. Ia seorang penganjur sistem
alam dalam bukunya Genera
Plantarum yang memuat 8835 marga
yang 6235 di antaranya adalah
tumbuhan tanpa berkas jalanan dan
tumbuhan berberkas angkutan.

V. Periode Sistem Filogenetik.


Terbitnya karya-karya Darwin dan
Wallace merupakan lahirnya sistem
baru dalam taksonomi yaitu "sistem
filogenetik" berdasrkan hubungan
"filogeni".

Tokoh periode ke-5


ALEXANDER BRAUN (1805-1877)
Seorang ahli ilmu tumbuhan berkebangsaan
Jerman, yang berturut-turut pernah menjadi
Guru Besar di Karlsruhe, Freiburg, dan Giessen,
dan sejak 1851 menjadi Guru Besar di Berlin
dan direktur Kebun Raya yang abadi di kala itu.
Ia dikenal sebagai pakar morfologi dan
pengenal baik "Flora Eropa Tengah", penulis
berbagai publikasi terutama mengenai
tumbuhan tingkat rendah. Secara filogenetik ia
membedakan tumbuhan Bryophyta,
Cormophyta dan Anthophyta.

RICHARD WETTSTEIN (1862-1931)


Seorang Guru Besar ilmu tumbuhan di Wina
yang pendapat-pendapatnya perihal sistem
klasiflkasi tumbuhan termuat dalam
bukunya Handbuch der Systematischen
Botanik. Dalam sistem klasifikasinya
Wettstein menggunakan istilah "stamm"
untuk kategori tertinggi, setingkat dengan
sekarang "divisi". "Abteilung" bagian
"Stamm", yang mungkin dapat disamakan
dengan sekarang "anak divisi".

KARL C. METZ (1866-1944)


Guru Besar pada Universitas
Koenigsbergen di Jerman Timur. Ia
mengajukan teori, bahwa jauh
dekatnya hubungan kekerabatan
antara tumbuhan dapat ditentukan
secara serologik atau
serodiagnostik melalui suatu reaksi
protein.

AUGUST A. PULLE (1878- ? )


Guru Besar taksonomi tumbuhan di
Universitas Utrecht di Negeri Belanda,
penulis Flora of Suriname dan sebuah
kompendium untuk morfologi, tatanama,
daft taksonomi tumbuhan. Semua
tumbuhan berbiji dianggap sebagai satu
divisi Spermatophyta, tetapi menolak
konsep Engler yang membagi divisi itu
menjadi dua anak divisi Gymnospermae
danAngiospermae.

JOHN HUTCHINSON (1884-1972)


Ahli taksonomi tumbuhan yang bekerja di Kebun Raya
Kerajaan (Royal Botanic Gardens) di Kew, dekat London.
merupakan salah seorang penyusun sistem klasifikasi
tumbuhan, yang memusatkan perhatian pada golongan
tumbuhan dengan perkembangan filogenetik tertinggi
yaitu Angiospermae.
Sistem klasifikasinya dimuat dalam bukunya The Families
of Flowering Plants. Yang menarik klasifikasi
Dicotyledoneae atas tumbuhan berkayu (Lignosae) dan
yang berbatang basah (Herbaceae) dan bahwa
Monocotyledoneae serta Dicotyledoneae secara
filogenetik berasal dari Angiospermae primitif yang
disebut Proangiospermae.

VI. Sistem klasifikasi kontemporer


Komputer telah digunakan secara luas dalam
pengembangan metode kuantitatif dalam
klasifikasi tumbuhan, yang melahirkan bidang baru
dalam taksonomi tumbuhan yang dikenal sebagai
taksonomi numerik; taksometri atau taksonometri.
Taksonomi numerik didefinisikan sebagai metode
evaluasi kuantitatif mengenai kesamaan atau
kemiripan sifat antar golongan organisme, dan
penataan golongan-golongan itu melalui suatu
analisis yang dikenal sebagai "analisis kelompok"
(cluster analysis) ke dalam kategori takson yang
lebih tinggi atas dasar similarity.

Taksonomi numerik didasarkan atas


bukti-bukti fenetik, artinya
didasarkan atas kemiripan yang
diperlihatkan obyek studi bukan
atas dasar kemungkinankemungkinan perkembangan
filogenetiknya.

Anda mungkin juga menyukai