Anda di halaman 1dari 15

FARMAKOTERAPI GANGGUAN PERNAFASAN, NUTRISI &

GAWAT DARURAT
Penanggung Jawab: Opstaria Saptarini, M.Si., Apt.

KASUS 1. Asma Anak


Riwayat penyakit
Risang ayu, adalah seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang sangat aktif. Saat ini risang
memiliki riwayat batuk basah dan produktif sejak 6 bulan yang lalu. Batuknya sangat
mengganggu dan membuatnya muntah. Terkadang ada mengi yang disertai batuk saat tidur
malam hari. Ia sering mengalami serangan sesak napas bila terkena udara dingin dan keadaan
yang lembab. 2 hari yang lalu mereka sekeluarga berlibur kepuncak dan pada malam hari
risang mengalami serangan sesak yang tidak reda setelah diberi ventolin 2 puff. Oleh karena
itu orang tuanya membawa risang ke rumah sakit, Dari hasil wawancara dokter mencurigai
bahwa risang menderita asma yang diinduksi oleh udara dingin dan ada bronchitis karena ada
kenaikan suhu tubuh (demam)
Riwayat Sosial
Ia suka bermain dengan apa saja, baik didalam rumah maupun diluar ruangan. Ia sangat suka
dengan hewan.. Risang juga memiliki riwayat alergi terhadap bulu kucing.
Riwayat keluarga
ibunya memiliki riwayat alergi terhadap protein telur, kedua kakak perempuannya alergi
terhadap antibiotik turunan penicillin. Ayah tidak memiliki riwayat alergi apapun
Penyakit terdahulu
Bronchitis, asma, rhinitis alergi
Riwayat pengobatan :
OBH dosis 5 ml 3 x sehari, ventolin inhaler 2 puff PRN

Pemeriksaan
Pemeriksaan pada saat datang ke rs hari ke 1:
BB
: 20 kg
TB
: 110 cm
RR
: 30 x permenit

HR
: 75 x permenit
Kultur sputum : positif
FEV1/FVC : 60%
SaO2
: 90%
Skin test
: positif
T
: 39,5C
Pemeriksaan hari ke 3
BB
: 20, 2 kg
TB
: 110 cm
RR
: 50 x permenit
HR
: 80 x permenit
Kultur sputum : negatif
FEV1/FVC : 80%
SaO2
: 90%
Skin test
: positif
T
: 37,5C
Pengobatan
O2 nebulizer
Salbutamol
Bromheksin
Prednisolon
infus
Infuse RL
ciprofloksasin
parasetamol

Hari 1

Hari 2

Hari 3

Hari 4

Hari 5

Pertanyaan :
1.
2.
3.
4.

Patofisiologi asma pada anak?


Apakah pengobatan sudah rasional?
Penyebab asma pada anak?
Klasifikasi asma ?

KASUS 2: Asma Dewasa

Ny. H usia 29 tahun,agama islam, suku bangsa jawa, pekerjaan Ibu rumah tangga. Alamat
tinggal Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember. masuk RS Tanggal 03 Maret 2015 Ny. H masuk
rumah sakit karena keluhan sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan
selama 1 minggu terakhir. Keluhan ini terjadi saat Ny. H sesak dan batuk sewaktu bangun
pagi dan semakin meningkat ketika beraktivitas.
Ny. H mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak berwarna putih kental, dan Ny. H
merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan pengasapan (nebulizer). Ny. H terlihat cemas.
mengaku tidak nafsu makan. Ny. H juga mengatakan mempunyai riwayat asma sejak kecil
dan Ny. H mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki riwayat
asma, yaitu ibunya.
Pemeriksaan fisik pada Ny. H didapatkan hasil: rongga dada simetris, retraksi dinding dada
(+), taktil fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas Ny. H terdengar wheezing,
resonan pada perkusi dinding dada, dan sputum berwarna putih kental. Dari hasil observasi
didapatkan hasil: tingkat kesadaran: kompos mentis, dan hasil TTV: TD = 150/90 mmHg, RR
= 36 x/menit, HR = 76x/menit, suhu = 37o C.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Identitas Ny. H
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku / bangsa
Bahasa
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Alamat

: Ny. H
: 39 tahun
: Perempuan
: Islam
: Jawa
: Jawa, Indonesia
: SMA
: Ibu rumah tangga
: Sudah menikah
: Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember

Penanggung jawab :
1.
2.
3.
4.
5.

Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
Hub dengan Ny. H
Keluhan Utama

: Tn. J
: 40 tahun
: Swasta
: Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember
: Suami

Ny. H mengeluh dadanya sesak dan batuk.


Riwayat Keperawatan Sekarang

Ny. H datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Ny. H mengatakan selama 1 minggu terakhir
menderita sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.
Riwayat Keperawatan Dahulu

Ny. H mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, Ny. H pernah masuk rumah sakit di RS
Paru Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. Ny. H mengatakan sedang
menjalani pengobatan terapi yang di berikan dokter. Ny. H mengatakan Asma akan timbul
saat dingin, akibat debu dan mencium bau yang menyengat.
Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny. H mengatakan bahwa ibu Ny. H juga menderita penyakit yang sama dengannya. Begitu
juga dengan putra Ny H.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum

: sesak nafas

Kesadaran

: kompos mentis

Tekanan darah

: 150/90 mmHg

Frekuensi nafas

: 36x/menit

Nadi

: 76x/menit

Suhu

: 37o C

Pemeriksaan fisik :
Kepala
Mata
: Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil isokor, reflek
cahaya langsung +/+
Thorax
Paru
Inspeksi
: gerakan dada kanan dan kiri simetris
Palpasi
: taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)
Auskultasi
: suara napas Ny. H terdengar wheezing
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi

: iktus kordis tidak terlihat


: iktus kordis teraba di ICS V
: suara jantung normal, bunyi tambahan (-)

Abdomen
Inspeksi : perut cembung, asites (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Ekstremitas
Superior : Oedem (-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
Inferior : Oedem(-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal

Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Hasil Pemeriksaan Laboratoriu Ny.H didapatkan hasil sebagai berikut.


Sputum berwarna putih kental
Hb = 15,5 gr%
Leukosit = 17.000/mm3 (3000-10000)
Trombosit 260.000/mm3 (170-380.103)
Ht = 47vol%
Hasil Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Pada pemeriksaan penunjang X-ray dada/thorax,
didapatkan hasil paru dalam batas normal
Pengobatan
Ny. H saat ini mendapatkan terapi:
IVFD RL 20 tts/i,
Pulmicort, 2 x 1
Ventolin, bila perlu
Bisolvon 3 x 1
O2 dengan nasal kanul 2 L.

KASUS 3. PPOK dengan Eksaserbasi


IDENTITAS PENDERITA
Seorang pria bernama Tn. A, berumur 63 tahun, masuk ke UGD rumah sakit kartini pada
tanggal 26 desember 2008 diantar salah seorang sanak keluarganya dengan keluhan utama
sesak napas, napas pendek, berkeringat dingin dan terengah engah. Ia juga mengalami batuk
berdahak disertai sputum yang purulent. Setelah pemeriksaan di UGD ia di sarankan untuk
mondok.
DATA DASAR
Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Alamat

: Desa Tanggul Rt /Rw 004/001 Jepara

Masuk RS

: 26 Desember 2008

Anamnesis
Autoanamnesis dengan penderita di bangsal Anggrek pada tanggal 27 Desember 2008 pukul
11.00 WIB
Keluhan Utama : sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang :
1 minggu sebelum masuk RSUD Kartini penderita batuk (+), dahak warna putih, panas (-).
3 hari sebelum masuk RS penderita mengeluh batuk (+), dahak kental warna kekuningan,
panas (-). Penderita merasa tubuh lemas. 1 hari sebelum masuk RS penderita mengeluh sesak

terus-menerus, namun tidak mengganggu aktivitas. Dahak semakin banyak, kental, warna
kuning. Panas (+). Keringat malam hari (-), batuk darah (-), nyeri dada (-), dada berdebardebar (-), mual (-), muntah (-), BAK dan BAB tidak ada keluhan. 8 jam sebelum masuk
RSUD Kartini, penderita mengeluh sesak nafas, dirasakan makin bertambah dan mengganggu
aktivitas. Sesak makin berat dengan aktivitas.
Riwayat kaki bengkak (-), terbangun di malam hari karena sesak (-).
Riwayat kontak dengan penderita dengan batuk lama (+), yaitu adik penderita.
Riwayat merokok (+) 1 pak/hari, berhenti 6 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
o

Riwayat dirawat di RS (+) tahun 2007 karena sesak. Penderita dirawat


kurang lebih 1 minggu, pulang dengan keadaan membaik.

Riwayat Hipertensi (+), tidak kontrol teratur

Riwayat Diabetes Melitus disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat asma disangkal

Riwayat pengobatan TB sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Adik penderita yang tinggal 1 rumah, menderita batuk > 3 minggu.

Riwayat sosial
Ia dan adiknya merupakan perokok berat. Tuan A sudah mulai merokok semenjak lulus SMP.
Ia merokok hampir 2 bungkus sehari. Tapi ia sudah berhenti merokok sejak 1 tahun yang lalu,
hanya sesekali jika bersama teman. Kadang kadang minum alcohol jika ada perayaan. Tuan A
pernah bekerja sebagai nelayan selama 30 tahun.
Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita tidak bekerja. Memiliki 4 orang anak yang sudah mandiri. Penderita tinggal 1
rumah dengan adiknya. Biaya pengobatan ditanggung ASKESKIN. Kesan sosial ekonomi :
kurang mampu
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 27 Desember 2008 pukul 11.15 WIB.


KU

: sadar, tampak lemah, terpasang kanul oksigen, terpasang infus di lengan

kanan bagian bawah.


Tanda Vital

: 90 x / menit, isi dan tegangan cukup

: 170/100 mmHg

RR : 30 x / menit,
t

: 38,2C

BB = 46kg

TB = 162 cm

BMI= 17,6 (Underweight)

Pemeriksaan Penunjang
Lab. Darah (26 Desember 2008)
1. Hb

: 11,4 g/dl

2. Leukosit : 16.100 /mmk


3. Ht

: 31,7%

4. GDS

: 156

Kesan

: Leukositosis

5. Trombosit : 406.000/mmk
6. Spirometri. FEV1 : 70%
Pengobatan yang diperoleh
OBAT YANG

26 DES

27 DES

28 DES

29 DES

30 DES

DIBERIKAN
O2 3 L/m kanul
Infus asering 16 tpm +

Aminofilin 1 amp/500 cc
Asering

Injeksi Cefotaksim 2 x 1

gram iv

Injeksi Ranitidin 3 x 1
ampul

Berotec, Atroven

Salbutamol 3 x 1
Ambroxol 3 x 1 tab
Pertanyaan (kata kunci):
1. Penyebab dan gejala ppok?
2. Patofisiologi:
3. Treatment rasional?
4. Kondisi pasien?
5. Evaluasi outcome?

KASUS 4. Keracunan Dan Kegawatdaruratan


Riwayat penyakit:
Seorang pria bernama mike white, umur 35 tahun, merasakan gejala yang timbul dimulai
sekitar 3 bulan yang lalu, berupa mati rasa dan kesemutan di jari kaki dan ujung jari. Sekitar
1 bulan yang lalu ia merasakan episode mual, sakit perut, dan diare, yang sembuh setelah 3
hari. Dalam 2 sampai 3 minggu terakhir, kesemutan yang dialami semakin menyakitkan, rasa
seperti terbakar dan merasakan kelemahan dan berkurangnya kemampuan dalam
mencengkeram sebuah alat. Dia merasakan episode berkeringat yang banyak dalam 3 bulan
terakhir.
Riwayat kesehatan sebelumnya:
tidak pernah mengalami sakit yang signifikan
Riwayat keluarga:
Berasal dari keluarga biasa-biasa saja Istri, orang tua, dan dua saudaranya yang lebih muda
dalam kesehatan yang baik. Tidak memiliki penyakit bawaan apapun.
Riwayat sosial:
Pasien telah bekerja menjadi tukang kayu sejak menyelesaikan SMA 18 tahun yang lalu.
Selama 10 tahun terakhir, ia telah tinggal di pedesaan, daerah pinggiran hutan dekat kaki
bukit berhutan Range Cascade di Northwest Washington. Sekitar 10 bulan lalu, ia menikah
dan pindah bersama istrinya, seorang guru sekolah dasar. Pasien mengkonsumsi 1 sampai 2
botol minuman beralkohol setiap minggu dan berhenti merokok 2 tahun yang lalu Dia
menkonsumsi 1 tablet multivitamin sehari, tapi tidak ada suplemen lain atau obat resep.
Ia sangat menyukai makanan laut, seperti kepiting, tiram kerang dan rumput lain. Dalam 3
bulan terakhir ini ia hampir 3 x dalam seminggu ia mengkonsumsinya. Pada musim dingin ini
Ia sering juga menggunakan kayu dari hutan untuk perapiannya.
Pemeriksaan fisik:
Tanda-tanda vital: suhu 37. 5C;
Pulsa : 60 dan teratur;
respirasi 12;
BP 124/76.
Kepala, Mata, Telinga, Hidung, dan Tenggorokan berada dalam batas normal.
Sistem pernafasan, kardiovaskular, dan perut juga normal, auskultasi dan palpasi nosmal,
tanpa hepatosplenomegali. Tidak ada limfadenopati.
Pemeriksaan dermatologi :

mengungkapkan terjadi hiperpigmentasi seperti belang berwarna coklat, dengan bintik-bintik


pucat di atasnya tersebar di dalam dan sekitar aksila, selangkangan, puting, dan leher. Telapak
tangan dan kaki menunjukkan beberapa hiperkeratosis seperti jagung 4 sampai 10 mm. Tiga
beraturan, berbatas tegas, plak eritematosa, bersisik, berukuran 2 sampai 3 cm, pada tubuh
pasien.
Pemeriksaan neurologis :
Proprioception berkurang di tangan dan kaki, dengan respon hyperesthetic untuk pada
tusukan peniti pada telapak kaki. kelemahan otot bilateral di dorsiflexors dari jari kaki dan
pergelangan kaki, ekstensor pergelangan tangan, dan intrinsik tangan. Refleks absen di
pergelangan kaki dan 1+ di bisep dan lutut. Koordinasi dan fungsi saraf kranial dalam batas
normal. Sendi memiliki rentang gerak penuh, tanpa eritema, panas, atau pembengkakan.
Pada evaluasi laboratorium awal
Hitung darah lengkap (CBC):

Anemia makrositik dengan hematokrit 35% (kisaran normal 40% menjadi 52%),
Volume corpuscular 111 fL (kisaran normal 80 hingga 100 fL),
Jumlah sel darah putih (WBC) adalah 4.300 / mm3 (normal kisaran 3.900 untuk
11.700 / mm3);
elevasi moderat eosinofil pada 9% (kisaran normal 0% sampai 4%).
basophilic stippling sel darah merah terlihat pada apusan darah.
enzim transaminase hati yang sedikit lebih tinggi.
Urinalisis : pada pemeriksaan urin 24 jam dan 48 jam terdapat kandungan sebanyak
312 mikrograms arsenic total per gram kreatinine

Treatment : pemberian vitamin A dan dimercaprol


Prognosis : keracunan arsenic

KATA KUNCI :
1. Apa yang menunjukkan dan menjadi dasar yang menyatakan bahwa pasien menderita
keracunan arsen?
2. Berasal dari manakah arsen tersebut diperoleh oleh pasien?
3. Bagaimanakah cara terpaparnya pasien? Bagaimana distribusinya dalam tubuh?
4. Bagaimanakah keberadaan arsen di lingkungan? Bagaimana kaitannya dengan
paparan melalui pekerjaan?
5. Bagaimana treatment yang sesuai untuk keracunan arsenic?

KASUS 5. Nutrisi Parenteral


Riwayat penyakit
LJ adalah seorang pria 58 tahun dengan riwayat penyakit oklusif vaskular
perifer (PVOD), hiperlipidemia, dan DM tipe 2 yang dirawat di rumah sakit
9 hari yang lalu dengan gejala sakit perut, muntah, dan penurunan berat
badan. Selama 6 bulan terakhir, ia telah merasakan nyeri perut yang
memburuk setelah memakan makanan. Rasa sakit secara bertahap
memburuk, dan muntah selama 2 minggu sebelum masuk RS. Karena
gejala-gejala ini, ia menghindari asupan oral atau hanya memakan
sejumlah kecil makanan dan cairan. Dia juga melaporkan penurunan berat
badan dari sekitar 40 pound (20 kg) selama 6 bulan terakhir. Pasien
menjalani beberapa tes diagnostik, termasuk CT scan dan arteriogram.
Dia didiagnosis iskemia mesenterika dan dibawa ke ruang operasi pada
hari kedua di rumah sakit untuk eksplorasi laparotomi. Dia diketahui
memiliki oklusi arteri dari mesenterika superior (SMA) dan iskemia usus,
dan ia menjalani bypass pembuluh darah dari aorta ke SMA dan reseksi
usus halus dengan anastomosis primer.
Pasca operasi, pasien mengalami mual dan muntah yg terus-menerus, membutuhkan
penempatan tabung NG dan NPO tetap. Tim dokter menempatkan tabung makan ke dalam
duodenum pada hari ke 4 pasca operasi (POD) dan nutrisi enteral dimulai. Pada hari ke 6
POD, ia mengalami eritema di sekitar luka bedah, yang memburuk selama 2 hari berikutnya.
Pada hari ke 8 POD ia tercatat memiliki kehijauan, bau busuk dari sayatan bedah, serta cairan
yang "tampak seperti tabung feed" per perawat. Pemeriksaan fisik luka mengungkapkan
sesuatu seperti fistula enterokutan, dan CT scan dengan kontras mengungkapkan fistula
enterocutaneous yang timbul dari jejunum ke tempat sayatan bedah. Sebuah saluran
ditempatkan ke dalam fistula. Output fistula meningkat secara signifikan ketika feed tube
berjalan, karena itu EN (enteral nutrition) dihentikan, tabung pengisi telah dilepas, dan tim
menempatkan peripherally inserted central catheter (PICC) dan memesan nutrisi parenteral.
Riwayat penyakit
Hiperlipidemia DM tipe 2

Riwayat Keluarga
Ibunya menderita DM, HTN, dan CAD. Tidak ada riwayat keluarga iskemia
mesenterika.

Riwayat Sosial
Menikah, tinggal bersama istrinya; pensiun pekerja pabrik, sekarang bekerja di sebuah toko
lokal. Minum alkohol secara sosial; memiliki riwayat merokok 70 pack-tahun.
Ulasan system tubuh
Secara subyektif melaporkan demam, merasa haus, tidak nafsu makan. Mengeluh sakit perut
sedang dan nyeri di sekitar lokasi sayatan bedah. Juga mengeluh perutnya terasa "kram" dan
sedikit membengkak. Dia membantah menggigil, mual, atau nyeri lainnya.
Riwayat pengobatan
Pentoxyphylline 400 mg po BID Simvastatin 40 mg po pada waktu tidur Glipizide XL 5 mg
po BID Metformin 1.000 mg po BID
Pemeriksaan fisik
Gen Pria Kaukasia, tidak nyaman karena sakit perut, muncul kurang gizi, beberapa bukti
kelelahan. Vital Signs BP 114/68, P 86, RR 18, T 39,1 C; Wt 68 kg (berat 6 bulan yang lalu
~ 86 kg), Ht 5'11 '' Kulit Kering, mengelupas di beberapa tempat. HEENT PERRLA, EOMI,
sklera anicteric, konjungtiva normal, mulut kering, faring bersih, beberapa bukti kekurangan
tenaga tercatat pada lobus temporal, mata tampak cekung, orbital ridge menonjol sedikit.
Paru-paru / Thorax CTA dan perkusi bilateral Cardiovascular RRR, tidak ada murmur Abd
Distensi ringan; suara usus hypoactive; berdifusi nyeri di seluruh kuadran dengan intensitas
yang lebih besar di daerah insisi bedah; menguras dicatat dalam fistula saluran, menguras
sekitar 250 mL selama 8 jam terakhir, ~ 800 mL selama 24 jam terakhir (off dari tabung
feed); pengeringan kehijauan, cairan berbau busuk. Genit / Rect Tidak ada lesi, tidak ada
massa internal, tinja adalah guaiac negatif. MS / Ext (-) Sianosis, (-) edema, 2 + dorsalis
pedis dan tibialis posterior bilateral, beberapa bukti kelelahan di kelompok otot besar (bisep,
trisep, dan paha depan). Neuro A & O 3; CN II-XII utuh; Motor 5/5 atas dan ekstremitas
bawah bilateral; sensasi utuh dan refleks simetris dengan jari-jari kaki mengarah ke bawah.
Labs pada Pendaftaran

Na 136 mEq / L Hb 13,7 g / dL AST 18 IU / L Ca 7,1 mg / dL K 3,6 mEq / L Ht 38,2% ALT


19 IU / L Mg 1,8 mEq / dL Cl 94 mEq / L Plt 287 103 / mm3 Alk phos 34 IU / L Phos 2,9
mg / dL CO2 27 mEq / L WBC 9,6 103/mm3 GGT 98 IU / L PT 12,9 detik BUN 9 mg / dL
T. bili 0,6 mg / dL INR 0,9 SCr 0,5 mg / dL T. prot 5,8 g / dL Glu 152 mg / dL Alb 2,9 g / dL
Labs pada POD 8
Na 129 mEq / L Hb 10,1 g / dL AST 18 IU / L Ca 7,0 mg / dL K 3,2 mEq / L Ht 30,4% ALT
19 IU / L Mg 1,5 mEq / dL Cl 92 mEq / L Plt 224 103/mm3 Alk phos 34 IU / L Phos 2,1
mg / dL CO2 24 mEq / L WBC 11.6 103/mm3 GGT 98 IU / L PT 13,7 detik BUN 15 mg /
dL T. bili 1,1 mg / dL INR 1.0 SCr 0,6 mg / dL T. prot 5,1 g / dL Glu 145 mg / dL Alb 2,4 g /
dL Radiologi CT scan dengan kontras menunjukkan saluran fistula timbul dari jejunum ke
tempat sayatan bedah.
PERTANYAAN
1. Dasar permasalahan
a. Apakah data klinis dan laboratorium yang menunjukkan adanya malnutrisi pada pasien ini?
Karakterisasikan jenis dan tingkat keparahan dari malnutrisi, dan menjelaskan mengapa ia
berisiko mengalami gangguan malnutrisi lanjut.
b. Bagaimana iskemia mesenterika menyebabkan kekurangan gizi?
c. Bagaimana fistula dapat menyebabkan kekurangan gizi? Apa gangguan lain yang
berhubungan dengan status gizi dan dukungan nutrisi (misalnya, cairan, elektrolit,
mikronutrien) dapat berkembang pada pasien dengan fistula?
d. Buat daftar masalah pasien ini berkaitan dengan gizi, status cairan, dan status elektrolit
(menggunakan nilai laboratorium pada pasca operasi hari 8).
e. Apa keterbatasan dari albumin sebagai indikasi status gizi dalam keadaan akut?
f. Apa data penilaian gizi tambahan yang harus Anda dapatkan dan mengapa?
2. Keluaran yang diinginkan
Apa tujuan dari dukungan nutrisi khusus pada pasien ini?
3. Alternatif Terapi
Apa saja pilihan terapi untuk intervensi gizi khusus pada pasien ini? Apakah PN ditunjukkan?
Mengapa atau mengapa tidak?

4. Optimal Plan
a. Berapakah rentang perkiraan tujuan harian untuk kalori (kcal/kg/hari), protein (g/kg/hari),
dan hidrasi (mL/hari, mL/kg/hari) untuk pasien ini?
b. Rancanglah tujuan formulasi PN untuk pasien ini yang mencakup total volume (mL/hari)
dan tingkat tujuan (mL/jam), asam amino (g/hari), dekstrosa (g/hari), dan emulsi lipid
(mL/hari).
c. Apa kelainan gizi lainnya (misalnya, elektrolit, jejak elemen, vitamin) pada pasien ini
berisiko dengan adanya fistula EC? Bagaimana Anda mengatasi dengan resepPN? Apakah
ada tambahan lain yang akan Anda pertimbangkan tambahkan pada campuran PN?
d. Apakah parameter pemantauan lainnya yang akan Anda sarankan pada inisiasi PN?
5. Outcome Evaluation
a. Parameter apa yang harus dipantau untuk menilai efikasi dan keamanan PN pada pasien
ini? Seberapa sering seharusnya efikasi dan keamanan ini dipantau?
b. Apakah parameter tertentu yang harus Anda monitor untuk menilai status gizi pasien ini?

Anda mungkin juga menyukai