Anda di halaman 1dari 84

FARMAKOTERAPI

DI BIDANG THT

Kasus bidang THT

Infeksi
Alergi
Trauma
Degenerasi
keganasan

SKENARIO

Seorang perempuan berusia 35 tahun


datang ke puskesmas dengan keluhan
hidung meler, buntu dan bersin-bersin dari
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini juga tidak
disertai demam. Batuk dan pilek disangkal.
Pasien bercerita bahwa kejadian ini sering
terjadi bila ia selesai membersihkan
gudang. Riwayat alergi tidak diketahui.
Setelah dilakukan pemeriksaan dokter
mencurigai pasien menderita rhinitis alergi.

Bagaimanakah farmakoterapi yang


rasional pada kasus diatas?

Rinitis Alergi (RA)

Gejala kelainan hidung akibat terpapar


alergen yang inflamasinya diperantarai IgE

RA masalah global, > 600 jt penduduk


dunia, semua umur, pengaruh pd
kehidupan sosial, tidur, sekolah dan
pekerjaan

Penyakit kronik yg paling sering pada


anak.

Allergic salute2

Klasifikasi RA ( WHO ARIA 2008)


RA intermiten
gejala < 4 hari/ minggu
< 4 minggu berturutturut

RA persisten
> 4 hari/minggu
> 4 minggu
berturut-turut

Ringan

Sedang- Berat
terdapat >1;
gangguan
tidur, aktifitas rutin,
santai, istirahat, OR,
sekolah/ pekerjaan
gejala (+) dirasakan
mengganggu

tidak terdapat gangg.


tidur, aktifitas rutin,
santai, istirahat, OR,
sekolah/ pekerjaan
gejala (+) tak
mengganggu

Pathophysiology

Sensitization phase

Early phase

Antigen presenting
cell

Intracellular
Adhesion Molecul

Late phase
Cellular recruitment
phase

Allergic Rhinitis
Intermittent symptoms

Mild

Not in preferred order:

- Oral AH1
- Nasal AH1
- decongestant
AH =
antihistamines

Moderate
severe

Persistent symptoms

Mild

Not in preferred order:

Oral AH1
Nasal AH1
decongestant
Nasal steroid

In persistent rhinitis
review after 2-4 weeks

Failure: step-up
Improved: continue 1

Moderate /
severe
In preferred order:
- Intranasal steroid CS
- H1 blocker or LTRA
Review after 2-4
weeks

NEXT SLIDE

IMPROVED

Step-down and
continue
treatment for
> 1 month

Add or
increase:
intranasal CS
dose

Updated ARIA
recommendation

FAILURE

Review Diagnosis
Review Compliance
Query Infections
Or other causes

Rhinorrhea:
add
Ipratropium

Blockage:
add decongestant
or oral CS(short term)
FAILURE
Spesific
immunotherapy

I.Kontrol lingkungan
II. Farmakoterapi
III. Imunoterapi alergen spesifik

ANTIHISTAMIN
Histamin disimpan & terikat di granul
sel mast. (organ pembuluh darah,
mukosa hidung, mulut mudah rusak)
Di otak sebagai neurotransmiter
Efek histamin:
1. Rangsang nyeri dan gatal
2. Vasodilatasi
3. Bronkokonstriksi
4. Kontraksi otot polos sal. Cerna
5. Hipersekresi asam lambung
6. Urtikharia
7. edema

Antagonis histamin pengaruh


histamin dapat diturunkan dengan:
1. Antagonis fisiologik epinefrin
2. Pelepasan inhibitor menurunkan
degranulasi sel mast
3. Antagonis reseptor H1, H2, H3, H4

Antagonis Histamin

Antagonis Reseptor H1
digunakan terapi kondisi alergi
reseptor H1 di otak, sel otot polos, endotel
ada 2 kelompok:
a. Obat generasi pertama
b. Obat generasi kedua
Farmakokinetik:
mudah diabsorbsi lewat oral
puncak konsentrasi dalam darah 1-2 jam
didistribusikan ke seluruh tubuh
generasi pertama cepat masuk ke SSP
dimetabolisme sistem mikrosomal hati
durasi kerja 4-6 jam setelah pemberian dosis tunggal

farmakodinamik:
1. memblokade kerja histamin antagonisme
kompetitif reversibel reseptor H1
2. Kerja yang tidak disebabkan oleh blokade
reseptor histamin
. sedasi: mirip dengan obat anti muskarinik
. efek anti mual dan anti muntah
. efek antiparkinsonisme
. antikoliseptor: gol etanolamin & etilendiamin
mirip efek atropin
. Blokade adrenoreseptor hipotensi ortostatik
(prometazin)
. Blokade serotonin cyprohrptadin
. Anestetik lokal prokain dan lidokain

Farmakologi klinis:
1. Reaksi alergi
sangat efektif, tapi pada asma bronkiale (-).
Dermatitis atopik difenhidramin (efek
sedasi), generasi kedua banyak digunakan
untuk rinitis alergi dan urtikharia kronik
2. Mabuk gerak dan gangguan vestibuler
- difenhidramin dan prometazin
- dimenhidrinat hanya sebagai anti
mabuk
3. Mual dan muntah pada kehamilan
morning sickness turunan piperazin
(teratogenik), bendectin: doksilamin dan
piridoksin kontroversi

Toksisitas:
1. Efek toksik penggunaan sistemik: eksitasi dan
konvulsi pada anak, hipotensi postural, respons
alergi.
2. Alergi obat topikal
3. Efek overdosis sistemik hampir sama dengan OD
atropin, OD azetemizol aritmia jantung (tidak
di rekomendasikan)
Interaksi Obat:
Kombianasi antara terfenadin/astemizol dengan
ketokonazol, eritromisin aritmia ventrikel
Karena menghambat CYP3A4 dan peningkatan
signifikan konsentrasi antihistamin dalam darah.
Kombinasi generasi pertama dengan anti
depresan efek aditif

Antihistamine
development

Basal secretions
Group

Hormone

Daily
secretions

Glucocorticoids

Cortisol
Corticosterone

5 30 mg
2 5 mg

Mineralocorticoid
s

Aldosterone
5 150 g
11- deoxycorticosterone Trace

Sex Hormones
Androgen
Progestogen
Oestrogen

DHEA
Progesterone
Oestradiol

15 30 mg
0.4 0.8 mg
Trace

From Essential of Pharmacotherapeutics, ed. FSK Barar. P.351

Hypothalamopituitary adrenal (HPA) axis:


Immune
Negative Feedback
system:

Stress
Circadian
rhythm

altered

Hypothalamus

CRH

(-)

Anterior
Pituitary Gland

Posterior
Pituitary Gland

ACTH
Glucocorticoids,
Adrenals Catecholamines,
etc..

Kidney

Muscle:
Net loss of amino
Acids (glucose)
Liver:
Deamination of
proteins into amino
acids,
gluconeogenesis
(glucose)
Fat Cells:
Free fatty
acid
mobilization
Heart rate:
Increased

Pharmacological Actions

Direct (Intended) Actions


Anti-inflammatory
Anti-allergy
Anti-immunity
Permissive Actions
. Lipolytic effects
. Effect on bp

. Effect on bronchial muscles


. (e.g.,sympathomimetic amine)

Negative feedback mechanism.


Steroids and drugs designed to mimic
them are directly gene-active.
Glucocorticoids (e.g., prednisolone) used to
suppress inflammation, allergy and
immune responses.
Anti-inflammatory therapy is used in many
illnesses (e.g., RA, UC, BA, eye and skin
inflammations).
-Useful in, say, tissue transplantation and
lymphopoiesis (leukemias and
lymphomas).
Striking improvements can be obtained,
but severe adverse, but highly
predictable, effects are ensue.

Anti-inflammatory actions of corticosteroids

Pharmacological Actions

For most clinical purposes, synthetic


glucocorticoids are used because they
have a higher affinity for the receptor, are
less activated and have little or no saltretaining properties.
Hydrocortisone used for: orally for
replacement therapy, i.v. for shock and
asthma, topically for eczema (ointment)
and enemas (ulcerative colitis).
Prednisolone the most widely used drug
given orally in inflammation and allergic
diseases.

Pharmacological Actions

Betamethasone and dexamethasone:


very potent, w/o salt-retaining
properties; thus, very useful for highdose therapies (e.g., cerebral edemas).
Beclometasone, diproprionate,
budesonide: pass membranes poorly;
more active when applied topically
(severe eczema for local antiinflammatory effects) than orally; used
in asthma, (aerosol).
Triamcinolone: used for severe asthma
and for local joint inflammation (intraarticular inj.).

Decongestan
Gol. simpatomimetik beraksi pada reseptor
adrenergik pada mukosa hidung untuk
menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan
mukosa yang membengkak, dan memperbaiki
pernafasan
Penggunaan dekongestan topikal tidak
menyebabkan atau sedikit sekali menyebabkan
absorpsi sistemik
Penggunaan agen topikal yang lama (lebih dari
3-5 hari) dapat menyebabkan rinitis
medikamentosa, di mana hidung kembali
tersumbat akibat vasodilatasi perifer batasi
penggunaan

Decongestan

Decongestant agent
Intranasal
decongestants

Oral decongestant
Onset lambat, tapi efek
lebih lama dan kurang
menyebabkan iritasi lokal
tidak menimbulkan
resiko rhinitis
medikamentosa
Contoh :
Fenilefrin
Resiko HT
Fenilpropanilamin
Pseudo efedrin me

kontraktilitas jantung
(Schwinghammer, 2001)

Skenario
Seorang laki-laki berusia 25 tahun
datang ke puskesmas dengan
keluhan telinga kanan nyeri. Nyeri
dirasakan cekot-cekot, tidak demam,
tidak batuk/pilek, keluar cairan (-).
Pendengaran sedikit berkurang.
Setelah dilakukan pemeriksaan
disimpulkan pasien menderita otitis
eksterna sirkumkripta

Otitis Eksterna
Definisi
Klasifikasi

Peradangan dari kulit liang


telinga
. Berdasarkan bentuk lesi:
Otitis eksterna sirkumskripta
Otitis eksterna difusa

. Berdasarkan penyebab:
Bakteri, virus, jamur

Otitis Eksterna Sirkumskripta


(Furunkulosis)

Infeksi pada folikel rambut

Berawal dari folikulitis dan meluas hingga


membentuk abses kecil (furunkel)

Furunkel berbatas tegas pada 1/3 luar


liang telinga

Biasanya lanjutan dari trauma pada liang


telinga akibat dikorek

Etiologi dan
Patofisiologi

Lap subkutan
folikel rambut, gld
sebasea, gld
seruminosa

Kuman
tersering:
Staphylococcus
aureus

Obstruksi unit
apopilosebasea

Gejala dan Tanda

Gejala:
Nyeri telinga yang terlokalisir
Pruritus
Penurunan pendengaran (bila lesi
menutup kanal)

Gejala dan Tanda

Tanda
Furunkel di liang telinga
Hiperemis, edema
Nyeri tarik bagian telinga luar
Nyeri tekan pada tragus

Terapi
Liang telinga dibersihkan dengan hatihati
Pemasangan tampon kassa yang
dioleskan krem steroid dan antibiotika
ke liang telinga
Antibiotik dan analgetik oral
Bila tidak pecah 24-48 jam dilakukan
insisi furunkel dengan anestesi lokal

antibiotik
Mekanisme Kerja Antibiotik
1. Mengganggu metabolisme sel mikroba
(trimetoprim, dll)
2. Menghambat sintesis dinding sel mikroba
(penisilin, sefalosporin, dll)
3. Menganggu permeabilitas membran sel
mikroba (polimiksin, dll)
4. Menghambat sintesis protein sel mikroba
(aminoglikosida, tetrasiklin, dll)
5. Menghambat sintesis atau merusak asam
nukleat sel mikroba (rifampin, kuinolon, dll)

Antibiotik

semua sampel yang diperoleh dari


pasien otitis eksterna di Poliklinik
THT-KL RSU Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado periode Desember 2012 Januari 2013 memperlihatkan
pertumbuhan bakteri.
Antibiotika dengan kepekaan
tertinggi ialah levofloxacin,
sedangkan antibiotika dengan
resistensi tertinggi ialah

farmakodinamik

Analgesik

Analgetik adalah obat yang mengurangi


atau melenyapkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran
Obat analgetik dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu obat golongan opioid dan
NSAID.
Golongan Opioid bekerja pada sistem
saraf pusat, sedangkan golongan NSAID
bekerja di reseptor saraf perier dan
sistem saraf pusat

Prinsip peresepan

Tata cara penulisan resep

Tulis nama obat, dosis (kadar) setiap kali pemberian


dan jumlah obat dengan angka / Huruf Romawi.
Jumlah obat yang diminta ditulis dalam satuan mg,
g atau ml, kalau perlu ada perintah membuat
bentuk sediaan. (m.f. = misce fac, artinya
campurlah, buatlah).
Penulisan sediaan obat paten / merek dagang
cukup dengan nama dagang saja dan jumlah sesuai
dengan kemasannya.
Tulis signatura dengan jelas.
Tulis nama pasien (dewasa atau anak-anak),kalau
perlu tulis alamat.

Kaidah penulisan resep


R/

Btk

Nama

Kekhasan

Wadah

Jumlah

sediaan

sediaan

sediaan

sediaan

sediaan

Cap

Amoxycillin

500 mg

No

XV

Tab

Bactrim

Forte

No

Syr

Glostrum

Fl.

Supp

Borraginol N

No

VI

Opth oint

cendocillin

tube

1%

R/

Nama

Kekhasan

Btk

Wadah

Jumlah

sediaan

sediaan

sediaan

sediaan

sediaan

Amoxycillin

500 mg

Cap

No

XV

Bactrim

Forte

Tab

No

Dibekacin

150 mg

Inj.

vial

III

cream

tube

Inj.

amp

IV

Lamisil

Lidonest

2%

PENULISAN R/ DALAM BSO CAIR


OBAT BENTUK SEDIAAN CAIR
OBAT
MINUM

OBAT SUNTIK

SIRUP

IV

SOLUTIO

IM - H2O

SUSPENSI
SATURASI

- OIL

OBAT TETES

OBAT LUAR

OBAT LUAR

SOLUSIO

- TETES MATA

SUSPENSI

- TETES HIDUNG

EMULSI

- TETES TELINGA

AEROSOL
MIXTURA

MIXTURA

M. AGITANDA

EMULSI

SIGNATURA HARUS
TEPAT

TIDAK UNTUK OBAT DENGAN


INDEKS TERAPI SEMPIT

KADAR OBAT MENENTUKAN


INTENSITAS KERJA OBAT

Dr.
Sip. -------Alamat: -----------

/ Telp.

----------------------------------------------------

Medan, tgl.
inscriptio

invocatio

R/
Potio nigra ml 300

Adde
Prescriptio

Codein
HCl

mg

Efedrin
HCl

mg

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

d.d
de die
sehari
1d.d/sdd
semel de die
sekali sehari
div.in.peq divide in peq
bagi sama rata
d.t.d
da tales doses
berikan sebanyak dosis itu
Gtt
guttae
tetes
m.f.l.a
misce fac lege artis campur&buat menurut
semestinya
i.m.m
in mane medicine
berikan pada dokter
p.r.n
pro re nata
kalau perlu
Pulv
pulveres
puyer
p.c
post coenam
sesudah makan
Tab
tablete
tablet
Ung
unguentum
salep

Anda mungkin juga menyukai