BAB IV ........................................................................................................ 61
ANALISA DAN PEMBAHASAN .............................................................. 61
4.1 Transformator 48-PT-12-3A ................................................................. 61
4.2 Analisa Pengaruh Suhu dan Pembebanan Pada Transformator 48-PT-123A .............................................................................................................. 63
4.3 Analisa Real Dengan Data Yang Ada .................................................... 82
4.4 Analisa Hasil Pengujian Pada Transformator 48-PT-12-3A .................. 90
4.5 Analisis Kandungan Air ......................................................................... 97
4.6 Analisis Tegangan Tembus (Breakdown Dielectric Voltage) ................ 98
4.7 Hasil Analisis Gas dan Air ..................................................................... 99
4.8 Duval Triangle ..................................................................................... 100
4.9 Penyelesaian Masalah .......................................................................... 101
BAB V........................................................................................................ 105
PENUTUP .................................................................................................. 105
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 105
5.2 Saran ..................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 107
ii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, kebutuhan energi listrik meningkat seiring
dengan perkembangan teknologi. Peningkatan kebutuhan listrik ini harus
diikuti dengan perbaikan kualitas dan keandalan energi listrik yang dihasilkan.
Kualitas dari suatu energi listrik dapat dilihat dari segi ekonomis dan teknis.
Tegangan, frekuensi dan keandalan merupakan sebagian parameter yang
menentukan kualitas energi listrik dari segi teknis. Tegangan dan frekuensi
yang disalurkan dari pembangkit mempunyai standar nilai yang telah
ditentukan. Apabila nilai dari tegangan dan frekuensi diluar dari standar yang
ditentukan maka kualitas dari tegangan dan frekuensi tersebut dapat dikatakan
tidak baik. Sedangkan keandalan suatu sistem tenaga listrik sangat erat
hubungannya dengan ketersediaan, yaitu jumlah waktu sistem bekerja sesuai
dengan fungsinya sehingga gangguan yang terjadi pada sistem akan
mengakibatkan turunnya kesinambungan dalam penyaluran energi[6].
Sistem tenaga listrik merupakan sarana untuk menyalurkan energi listrik
dari pusat pembangkit listrik sampai pada konsumen.
Sistem tenaga listrik terdiri dari tiga kelompok yaitu:
a. Pembangkit
b. Saluran transmisi
c. Saluran distribusi
Salah satu peralatan yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik
yaitu transformator. Transformator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan)
[7]
. Oleh
wawasan
dan
kemampuan
beradaptasi
dengan
lingkungan kerja.
3. Untuk meningkatkan keahlian dan daya kreatifitas mahasiswa.
4. Melatih kemampuan dan kepekaan mahasiswa untuk mencari solusi
masalah yang dihadapi dalam dunia industri atau dunia kerja.
1.2.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kondisi suhu dan
pembebanan sekitar transformator 48-PT-12-3A
2. Mengetahui kondisi isolasi minyak trafo 48-PT-12-3A di PT Badak
NGL.
3. Menentukan
tindakan
yang
tepat
untuk
dilakukan
pada
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
1. Evaluasi hanya ditinjau dari pola pembebanan dan suhu di dalam
kubikel transformator
2. Mengetahui dan menganalisis kondisi isolasi minyak transformator
I.4
I.5
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pengambilan data untuk membantu
proses penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan dan penelitian
secara langsung melalui kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan pada
pelaksanaan KP di PT Badak NGL Bontang, Kaltim.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tanya
jawab langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan untuk
mendapatkan data yang tepat dan benar.
3. Studi Pustaka, metode ini dilakukan dengan cara membaca, mengamati,
dan memahami dari referensi tertulis dan media internet, sehingga
diperoleh informasi yang membatu proses penyusunan laporan ini.
I.6
Pendahuluan
Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, batasan
masalah, waktu dan tempat, serta metode penelitian.
Bab II
Dasar Teori
Berisi dasar teori tentang pengertian transformator, konstruksi
transformator, prinsip kerja transformator, pengaruh suhu dan
pembebanan transformator, isolasi transformator, penuaan (aging),
penuaan
kertas
isolasi
transformator,
pengujian
minyak
tentang
pengaruh
suhu
dan
pembebanan
terhadap
Penutup
Berisi kesimpulan dan saran dari hasil analisis yang udah dilakukan.
elektronika.
Penggunaan
transformator
dalam
sistem
tenaga
Konstruksi Transformator[1}
Pada dasarnya transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder
Inti
Kumparan
Gambar 5 Konstruksi lempengan logam inti transformator bentuk E,I dan F[2]
2.3
bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan
7
........................................................... (1)
Dimana:
e = gaya gerak listrik (ggl) [volt]
N = jumlah lilitan
dq
= perubahan fluks magnet
dt
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika,
transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban
untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara
rangkaian.
Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk
mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis (common
magnetic circuit)
2.4 Pengaruh Suhu dan Pembebanan Pada Kondisi Isolasi Transformator
2.4.1 Kenaikan Beban[4]
Pada gambar 6 terlihat kumparan sekunder yang dihubungkan dengan
beban ZL, Iz mengalir pada kumparan sekunder, dengan Iz = Vs/Z dengan z =faktor
kerja beban
22
1
........................................................ (2)
Dengan :
R2 = Tahanan lilitan pada akhir percobaan (ohm)
R1 = Tahanan lilitan pada awal percobaan (ohm)
T2 = Suhu akhir kumparan (oC)
T1 = Suhu kumparan pada awal percobaan (oC)
Didalam minyak transformator timbulnya panas akibat rugi besi dan rugi
tembaga didinginkan dengan minyak trafo. Bila keadaan ini berlangsung terus
menerus lama kelamaan minyak transformator akan menjadi panas. Dengan
kenaikan suhu minyak, komposisi minyak transformator akan mengalami
perubahan melalui reaksi kimia. Terjadinya reaksi tersebut akan menghasilkan zat
(persenyawaan) lain dan akan mengubah sifat dari minyak transformator.
Perubahan-perubahan itu antara lain:
Warna coklat (hitam)
Kadar asam tinggi
Mengandung endapan (kotor)
Kekuatan daya elektrik menurun
10
11
antara
kedua
kenaikan
temperatur
ini,
nilai
1+ 2
) ......................................................................(3)
1+
Keterangan:
13
X = konstanta
Dimana:
X = 0,9 (ONAN dan ONAF)*
X = 1,0 (OFAF dan OFWF)
= suhu
Untuk = 55 0C untuk ON dan = 40 0C untuk OF
*spesifikasi dalam sub bab 41.7.1 publikasi IEC 76 (1967). Karena
mengikuti tabel tunggal yang diatur untuk digunakan pada kedua jenis
pendinginan dengan kesalahan yang tidak lebih dari 2%
Nilai d secara relatif tidak penting tidak penting pada beban tinggi,
hanya memberikan secara garis besar tinggi atau rendahnya kenaikan
temperatur dalam prakteknya. Lebih dari itu ini dikompensasikan untuk
seberapa besar korespondensinya dengan naik atau turunnya temperatur
minyak pada beban rendah.
b) Kenaikan temperatur hotspot
Kenaikan temperatur hot spot untuk beban yang stabil dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut[4]:
= (
1+ 2
1+
) + ( ) 2 ....................................(4)
Keterangan :
= 78 oC
=
y= 0,8 (ONAN dan ONAF)*
y = 0,9 (OFAF dan OFWF)
= suhu untuk = 55 0C untuk ON dan = 40 0C
untuk OF
Sedangkan kondisi dengan beban yang berubah-ubah terdiri dari :
14
= ( 1) + ( ( 1))(1 ).................(3)
Dengan ( 1) adalah kenaikan temperatur awal minyak
adalah kenaikan temperatur akhir minyak yang distabilkan.
= konstanta waktu minyak dalam jam
= 3 (ONAN dan ONAF)
= 2 (OFAF dan OFWF)
t = waktu dalam jam
b) Kenaikan temperatur hotspot
Kenaikan temperatur hotspot pada waktu tertentu sebelum kondisi
distabilkan adalah mendekati perkiraan dengan asumsi bahwa kenaikan temperatur
hotspot diatas adalah kenaikan temperatur top oil yang terbentuk dengan seketika.
Kenaikan temperatur hot spot pada waktu tertentu sama dengan[4] :
= (
1+ 2
1+
) + ( ) 2 ...............................(4)
()
19,93
.................................................................................(5)
Dengan:
X = nilai relatif dari umur pemakaian
= 98 oC menurut publikasi IEC 76 (1967)
Persamaan diagram kehilangan umur dalam periode 24 jam
Dapat digolongkan menjadi beberapa keadaan yaitu[4]:
Operasional pada temperatur konstan
Jumlah jam dari umur pemakaian pada temperatur konstan dapat dihitung
dengan rumus tV seperti pada persamaan 7
15
24
= 24 10
(98)
19.93 .............................................................(8)
16
Massa jenis dibatasi agar air dapat terpisah dari minyak isolasi dan
tidak melayang
17
No
Sifat minyak
isolasi
Kejernihan
Kelas
Satuan
I/Kelas
Metode Uji
II
Tempat
Uji
Jernih
IEC 296
Di tempat
g/cm3
<0,895
IEC 296
Lab
Viskositas (20C)
cSt
<40 /<25
Kinematik - (15C)
cSt
<800
Kinematik - (20C)
cSt
<1800
Titik Nyala
Titik Tuang
Angka Kenetralan
Korosi Belerang
Tegangan Tembus
9
10
mgKOH/g
>140
Lab
<30 /<40
IEC 296 A
Lab
<0,03
IEC 296
Lab
>30 />50
<0,05
Dielektrik
Lab
Lab
korosif
Faktor Kebocoran
IEC 296
IEC 296 A
>100
Tidak
kV/2,5 mm
Lab
IEC 296
Di
tempat/Lab
Di
296
tempat/Lab
Lab
Ketahanan oksidasi
a.Angka kenetralan
b. kotoran
mgKOH/g%
<0,04
<0,10
18
IEC 47
Lab
Sifat Minyak
Isolasi
1.
Tegangan
Tembus
Tegangan
Batas yang
Peralatan diperbolehkan
Metode
Tempat
Uji
uji
>170 kv
>50kv/2.5mm
IEC 156
70-170 kv
>50kv/2.5mm
ISO 760
<69 kv
23 kv/1 mm*
IEEE
69-230 kv
40 kv/2 mm**
>230 kv
28 kv/1 mm*
47 kv/ 2 mm**
30 kv/1 mm*
Di
tempat/lab
C57.106
IEEE
C57.106
IEEE
C57.106
50 kv/2 mm**
2.
Kandungan air
<70 kv
>170 kv
<20 mg/L
<170 kv
<30 mg/L
<69 kv
35 kv
C57.106
69-230 kv
25 kv
IEEE
>230 kv
20 kv
IEC
250
(90 O)
IEEE
C57.106
IEEE
C57.106
3.
Dielektrik
Tahanan jenis
All
G/mm
Voltage
19
IEC
Di tempat/
93&247
lab
Angka
All
Keasamaan
Vottage
(Neutralization
<69kv
Number/NN)
69-230 kv
<0.5 mg/KOH
IEC 296
0.2 mg KOH
IEEE
0.15 mg KOH
0.1 mg KOH
>230 kv
Lab
C57.106
IEEE
C57.106
IEEE
C57.106
5.
Sedimen
Lab
penurunan
6.
Titik
Maximum 150
IEC 296
Lab
>170 kv
>15 x 103Nm-1
Sedang
Sedang
<69 kv
25 dyne/cm
dikerjakan
dikerjakan
IEC
IEC
69-229 kv
30 dyne/cm
>230 kv
32 dne/cm
Nyala
(Flash Point)
7.
Tegangan
Permukaan
(Interfacial
Tentison/ IFT)
IEEE
C57.106
IEEE
C57.106
IEEE
C57.106
8.
Kandungan Gas
Keterangan:
*Metode ASTM D-1816 (1 mm)
*Metode ASTM D-1816 (2 mm)
20
Sedang
Sedang
dikerjakan
dikerjakan
IEC
IEC
Bersifat higroskopis
Biasanya t<0,8mm
sirkulasinya dapat
Alamiah (natural)
Tabel 3 Tipe Pendinginan Transformator
Media
Macam Sistem
Pendingin
Di dalam
Di luar
transformator
Transformator
AN
Udara
AF
Udara
ONAN
Minyak
Udara
ONAF
Minyak
Udara
OFAN
Minyak
Udara
OFAF
Minyak
Udara
OFWF
Minyak
Air
ONAN/ONAF
ONAN/OFAN
ONAN/OFAF
ONAN/ OFWF
Keterangan:
A = Air (Udara)
O = Oil (minyak)
N = Natural (alami)
F = Forced (paksa)
W = Water (air)
22
23
Relai Difffrensial
Relai ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam transformator dari
Relai Thermis
Relai ini berfungsi sebagai pengaman dari kerusakan isolasi transformator.
Akibat kenaikan suhu yang terjadi pada kumparan yang menimbulkan panas lebih
karena adanya arus lebih yang terjadi.
2.5.8 Meter Indicator[9]
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi maka ada indikator yang
dipasang pada transformator. Adapun beberapa indikator yang umumnya dipasang
pada transformator yaitu:
Indikator tekanan gas nitrogen
Indikator permukaan minyak transformator
Indikator suhu minyak transformator
Indikator sistem pendingin, dsb.
2.5.9 Tap Changer[9]
Tap
changer
adalah
perubah
perbandingan
transformator
untuk
25
Partikel
Partikel debu atau serat selulosa dari sekeliling dielektrik padat selalu
tertinggal dalam cairan. Apabila ada medan listrik maka partikel ini akan
terpolarisasi. Jika partikel ini memiliki permitivitas yang lebih besar dari pada
permitivitas cairan maka suatu gaya akan terjadi pada partikel yang
mengarahkannya ke daerah yang memiliki tekanan elektris maksimum diantara
elektroda-elektroda.. Hal ini akan menyebabkan adanya jembatan hubung singkat
antara elektroda. Arus yang mengalir sepanjang jembatan ini menghasilkan
pemanasan lokal dan menyebabkan kegagalan.
Air
Air yang dimaksudkan disini ialah air yang ada pada isolasi cair
minyak
transformator yang memanjang searah medan dan pada medan kritis. Saluran
kegagalan ini akan memanjang dari ujung tetesan yang memanjang sehingga
menghasilkan kegagalan total.
Gelembung
Pada gelembung dapat terbentuk kantung-kantung gas yang terdapat dalam
27
terbentuk selulosa, besi, aluminium dan tembaga dan partikel lainnya. Terjadinya
penuaan dan meningkatkannya temperatur lama-kelamaan akan membentuk
partikel-partikel yang mengendap. Terjadinya pemanasan yang berlebih diatas
5000 C dapat menimbulkan terbentuknya karbon. [9]
Akibat dari kontaminasi partikel maka akan menurunkan kekuatan
dielektrik bahan isolasi transformator. Oleh karena itu dalam proses pembuatan
minyak isolasi transformator sangat perlu meminimalkan kontaminasi partikel yang
dapat mengontaminasi minyak tersebut. Antara lain ialah partikel yang bersifat
konduktif diantara karbon, logam, fiber.
2.7. Penuaan Isolasi Padat[9]
Kertas merupakan salah satu jenis bahan isolasi padat yang digunakan
dalam peralatan tegangan tinggi. Isolasi kertas masih banyak digunakan terutama
untuk instalasi di darat dalam rentang tegangan ekstra tinggi.
Isolasi kertas yang biasanya digunakan adalah kertas kraft. Kertas kraft
terdiri dari 90 % selulosa, 6-7 % lignin dan 3-4 % penosan. Kertas kraft digunakan
secara luas dalam oil filled power transformer sebagai bahan isolasi padat[13]
Salah satu penggunaan isolasi kertas adalah sebagai isolasi transformator.
Transformator menggunakan isolasi kertas dan minyak (disebut dengan isolasi
kertas-minyak). Pada saat transformator beroperasi, akan timbul senyawa-senyawa
akibat proses penuaaan isolasi yang digunakan. Senyawa CO, CO2 dan furfural (2furaldehid) merupakan senyawa yang terbentuk karena adanya proses penuaan
isolasi transformator Selain senyawa-senyawa tersebut, pada saat transformator
beroperasi juga terjadi air.
Air pada isolasi transformator disebabkan oleh proses oksidasi isolasi
kertas-minyak dan penetrasi udara atmosfer ke dalam tangki transformator. Pada
saat transformator beroperasi, terjadi kenaikan suhu pada komponen-komponen
transformator yang mengakibatkan kenaikan suhu pada isolasi transformator akan
mengakibatkan perubahan karakteristik isolasinya.
28
29
Dangerous
1.0-1.1
Poor
1.11.25
Questionable
1.252.0
Fair
<2.0
Good
Oil Type
Mineral Oil
Silicone Oil
HMWM
Sythetic ester
Natural Ester
30
melampaui batas ketahanan material isolasi pemburukan minyak isolasi pada suhu
150 0C sampai 500 0C yang menghasilkan molekul rata-rata gas ringan dalam
jumlah besar seperti H2 (Hidrogen), CH4 (Methana) dan sedikit molekul gas yang
lebih berat C2H4 (etilen) dan C2H6 (etana). Selain pemburukan minyak, pemburukan
thermal juga terjadi pada kertas isolasi transformator. Pemburukan kertas ini
ditunjukkan dengan kemunculan gas CO dan CO2.
2. Korona (Partial Discharge)
Pada umumnya menghasilkan gas hidrogen. Salah satu contoh partial
discharge berupa pelepasan muatan (discharge) dari plasma dingin (corona) pada
gelembung gas (menyebabkan pengendapan pada isolasi padat) ataupun tipe
percikan (menyebabkan proses perforasi atau kebolongan pada kertas yang bisa
saja sulit untuk dideteksi).
3. Busur Api (Arching)
Pelepasan muatan listrik (electrical disharge) yang berlangsung lama dan
akan menimbulkan bunga api atau kilatan cahaya. Saat electrical discharge
mencapai kondisi arching atau bagian discharge berkelanjutan suhu bisa mencapai
700-1800 0C menyebabkan terjadi gas asetilen.
DGA pada dasarnya merupakan pengujian dengan menggunakan sampel
minyak transformator. Sampel yang diuji harus dalam keadaan vakum agar
kandungan gas-gas yang ada dalam minyak transformator tersebut tidak memuai.
Untuk melakukan pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara mengambil
sampel dari valve tangki minyak trafo.
Setelah itu untuk menginterprestasikan hasil data, PT Badak NGL
menggunakan bantuan alat transport X, dimana alat ukur ini bekerja mengukur
kandungan gas dengan menggunakan metode photo-acoustic spectrometer sebagai
31
amplitudo
dari
tekanan
terdeteksi
dengan
menggunakan
Gambar 8 Transport X
Interpretasi hasil DGA dapat dianalisis berdasarkan beberapa metode, yakni:
konsentrasi TCG atau gas-gas yang mudah terbakar yaitu hidrogen (H2) dan
hidrokarbon rantai pendek seperti metana (CH4), etana (C2H6), etilen (C2H4) dan
asetilen (C2H2). Jumlah konsentrasi (ppm) dari masing-masing gas tersebut diatas
merupakan kandungan total dissolved combustible gases (TDCG) Berdasarkan
standart IEEE C57-104-1991 serta ASTM D-3612 memberikan petunjuk mengenai
penggunaan analisis dengan TCG serta kandungan gas-gas secara individual.
32
ABBR
Hydrogen
Carbon Dioxide
Carbon
Monoxide
Ethylene
Methane
Acetylene
Ethane
TDCG
H2
CO2
Kondisi
1
100
2500
Kondisi 2
Kondisi 3
101-700
2500-4000
701-1800
4001-10000
Kondisi
4
>1800
>10000
350
50
120
1
65
720
351-570
51-100
121-400
2-9
66-100
721-1920
571-1400
101-200
121-400
Oct-35
101-150
1921-4630
>1400
>200
>1000
>35
>150
>4630
CO
C2H4
CH4
C2H2
C2H6
Diagnosis
Prosedur
Penanganan
individual
Kondisi 1
Trafo beroperasi
-Tidak perlu
dengan normal
dilakukan
individual berdasarkan
penanganan
tabel 6
khusus
-Lanjutkan
pengoperasian
33
TCG berada
-Lanjutkan
diatas normal
tindakan
individual berdasarkan
kegagalan
pencegahan agar
tabel 5
mungkin terjadi
berlanjut
- Lakukan
investigasi untuk
masing-masing
combustible gas
yang melebihi
batas normal
Kondisi 3
-Segera lakukan
ini menunjukkan
tindakan
gas individual
telah terjadi
pencegahan agar
berdasarkan tabel 5
dekomposisi
gangguan tidak
tingkat tinggi
berlanjut
-Lakukan
investigasi lebih
cermat untuk
masing-masing
combustible gas
yang terdeteksi
-Segera ambil
tindakan
perbaikan
Kondisi 4
-Terjadi
Laju
dekomposisi
pembentukan gas
yang berlebihan
dan penyebabnya
34
dan menyeluruh
harus segera
tabel 6
dalam minyak.
diidentifikasi dan
-Meneruskan
dilokalisir
operasional dapat
menyebabkan
gangguan yang
serius
Sumber : Farida, Lailiyana.2010
dari gas-gas kunci pada data akan dapat mempermudah dalam mendiagnosis
kondisi minyak transformator.
Tabel 8 Metode Gas Kunci dan analisis gangguan
Gas Kunci
Kriteria
Diagnosis Gangguan
Asetilen (C2H2)
Arching
Konsentrasi H2 dalam
jumlah besar, CH4 tidak
terlalu banyak, serta
C2H6 dan C2H4 dalam
jumlah kecil. CO dan
CO2 juga timbul jika
terjadi dekomposisi pada
selulosa
35
Corona (PD)
Overheating of oil
Konsentrasi CO dan
(CO)
Overheating of cellulose
besar. Gas-gas
hidrokarbon dapat juga
timbul.
Metode Doernenburg
Metode analisis berikut adalah melakukan evaluasi kemungkinan
kegagalan melalui gas terpisah yang mudah terbakar yang ditimbukan. Penggunaan
perbandingan gas sebagai indikasi sebuah kemungkinan jenis kegagalan merupakan
proses dasar yang harus dilakukan karena berdasarkan pengalaman masing-masing
investor dalam menghubungkan analisis gas dari berbagai unit dengan jenis
kegagalan yang kemudian ditetapkan sebagai penyebab kegagalan ketika
transformator diuji.
Diagnosa teori berdasarkan prinsip penurunan panas menggunakan
beberapa perbandingan gas kunci yang mudah terbakar sebagai indikator jenis
kegagalan. Kelima perbandingan tersebut antara lain:
Tabel 9 Rasio Perbandingan Gas
Rasio
Perbandingan Zat
R1
CH4/H2
R2
C2H2/C2H4
R3
C2H2/CH4
R4
C2H6/C2H2
R5
C2H4/C2H6
36
Doernenburg
menggunakan
rasio
1,2,3,4.
Prosedur
ini
INPUT
GAS
RATIO
TEST OK
Y
N
CH6,CO,>2L1
R1<0.1
N
R3<0.3
Y
N
R4>0.4
N
Y
PARTIAL DISCHARGE
FAULT NOT
IDENTIFICABLE
RESAMPLE
N
R2>0.75
R1 0.1 to 1.0 Y
N
N
R3>0.3
N
R4<0.4 Y
DISCHARGE ARCING
FAULT NOT
IDENTIFICABLE
RESAMPLE
N
R2<0.75
R1>1.0 Y
N
R3<3.0 Y
N
R4>0.4 Y
THERMAL FAULT
R2
R3
Diagnosa Kegagalan
R4
Gas
Minyak Udara Minyak
Gas
Udara
Gas
Minyak Udara Minyak
Gas
Udara
Dekomposisi Thermal
>1
>1
<0.75
<1
<0.3
<0.1
>0.4
>0.2
<0.1
<0.01
tidak ditentukan
<0.3
<0.1
>0.4
>0.2
0.1-1
0.011
<0.75
>0.3
>0.1
<0.4
<0.2
>1
Berikut ini adalah tabel batas konsentrasi gas terlarut menurut metode
doernenburg yaitu
37
Gas kunci
(ppm)]]
Hidrogen
100
Metana
120
Karbon Monoksida
350
Acetilena
Etilena
50
Etana
60
38
INPUT
GAS
R1 0.1-1.0 Y
N
R5<1.0 Y
N
R5 1.0-3.0 Y
CASE O NO FAULT
CASE 3 LOW
TEMPERATURE TERMAL
OVERLOADING
R1 = CH4/H2
R2 = C2H2/C2H4
R1 >1.0 Y
R5 1.0-3.0 Y
R5 = C2H4/C2H6
R5>3.0
R2<0.1 Y
R1<0.1 Y
R5<1.0
R2 1.0-3.0 Y
N
R1 0.1-1.0 Y
R5>3.0
CASE 1 PARTIAL
DISCARGE
C2H6/CH4
R2
0
0
1
1
0
0
0
1
0
C2H4/C2H6
R3
0
0
0
0
1
1
0
0
1
C2H2/C2H4
R4
0
0
0
0
0
0
1
1
1
Diagnosis
Normal deterioration
Slight overheating-below 150 C
Slight overheating-150 C -200 C
Slight overheating-200 C -300 C
General conductor oveheating
Circulating current and/or overheating joints
Flashover without power follow-through
Tap changer selector breaking current
Arc with power follow-through-or persistent sparking
39
42
Tangki Purifikasi
BDV Test
Pengujian
Tangki
Penampungan
Sementara
Tangki Purifikasi
BDV Test
Pengujian
Transformator
DGA Test
Pengujian
sistem
permesinan,
ventilasi,
penyedot
debu,
sistem
pengering
sentrifugal
ini
menggunakan
prinsip
gaya
sentrifugal
untuk
membangkitkan aliran fluida gas. Mirip dengan pompa sentrifugal, udara masuk
melalui sisi inlet yang berada di pusat putaran kipas sentrifugal tersebut, lalu
terdorong menjauhi poros kipas akibat gaya sentrifugal dari sudu-sudu kipas
yang berputar. Pada debit aliran yang sama, kipas sentrifugal menghasilkan
tekanan udara outlet yang lebih besar bila dibandingkan dengan kipas aksial.
Pada dunia industri, kipas ini sering diberi istilah blower.
44
Karakteristik performasi dari kipas sentrifugal tergantung pada jenis dari bentuk
sudu kipas yang digunakan. Secara umum, bentuk sudu kipas sentrifugal ada tiga
jenis, yakni:
Tidak berisik
45
Namun disisi lain kipas sentrifugal jenis ini memiliki kelemahan yakni nilai
efesiensi yang rendah, serta karakteristiknya yang tidak bebas overload power.
46
47
48
Menghasilkan laju aliran udara yang tinggi pada tekanan yang rendah
Tidak membutuhkan saluran kerja yang luas (sebab tekanan yang dihasilkan
kecil)
Kerugian:
Agak berisik
Tekanan lebih tinggi dan efesiensi operasinya lebih baik dari pada fan
propeller
Cocok untuk tekanan menengah, penggunaan laju aliran udara yang tinggi
Relatif mahal
50
Kerugian:
51
awal
perlu
dilakukan
untuk
mengetahui
keadaan/kondisi
Transport X
Gambar 21 Transport X
53
Transformator 48-PT-12-3A
54
Thermogun
Gambar 23 Thermogun
Alat ini merupakan pengukur suhu yang dipakai untuk mengukur suhu yang
ada di dalam kubikel transformator 48-PT-12-3A. Prinsip kerja dari alat ini adalah
mendeteksi temperatur atau suhu secara optikal (selama objek diamati),
menggunakan metode pengukuran radiasi energi sinar infra merah, untuk kemudian
digambarkan dalam bentuk suhu.
56
Mencatat semua informasi yang penting berkaitan dengan memberi label pada
tempat penyimpanan.
Putar valve seperti gambar 26, sehingga minyak akan masuk ke syringe, ambil
sampel minyak kurang lebih 30 ml, apabila sampel minyak yang diambil
terdapat gelembung, sampel harus dibuang, untuk tahap pertama bisa dipakai
untuk membersihkan atau melumuri tuas syringe dengan minyak
57
Tutup valve B seperti gambar 27, kemudian lepaskan syringe dari saluran
penguras transformator. Putar valve A seperti seperti gambar D. Keluarkan
gelembung minyak dari syringe dengan cara menekan keatas tuas syringe
sampai semua keluar dari syringe dan keadaan syringe benar-benar vakum
kemudian tutup valve syringe.
Ulangi lagi langkah sampai diatas sampai didapat sampel minyak dalam
syringe tanpa gelembung udara atau vacum. Seperti gambar 28 kurang lebih
50 ml, kemudian tutup valve A dan lepaskan syringe dari saluran penguras
transformator, kemudian sampel ini siap untuk diinjeksikan ke alat Transport
X.
58
Masukkan sampel minyak transformtor yang akan diuji kedalam sel uji kirakira 400-500 ml
Setelah semua siap tekan tombol ON, dan alat akan berkerja secara otomatis
sampai terjadi tegangan tembus pada minyak, dan akan berhenti/stop secara
otomatis
Catat nilai yang tertera pada LCD yang merupakan nilai tegangan tembus
minyak dalam satuan kv
59
60
Spesifikasi
Merek
Jenis Pendingin
Impedance (%)
Frekuensi
Kva
Tegangan Primer
Tegangan Sekunder
Arus Primer
Arus Sekunder
Berat
Oil (diala B)
Tipe Pendingin
Tahun Pembuatan
Standard
Tag Number
Nomor Serial
Nomor Pemesanan
BIL (Kv)
Vector Group
Trafindo Perkasa
ONAN
4
50 Hz
500
13,8 KV
380 V
20,92 A
759,67 A
1940 Kg
560 Liter
ONAN
1999
IEC -76
TH 24 C- 500 KVA
9930165
990103
LI 95 AC 38/ LI-AC 3
DYN-5
61
CB
160 A
161 A
162 A
163 A
164 A
165 A
166 A
MCB
800 A
801 A
802 A
803 A
804 A
805 A
806 A
ELCB
Outlet/Lampu
Keterangan
48-PPASD-123A-1
48-PPASD-123A-2
48-PPASD-123A-3
48-PPASD-123A-4
48-PPASD-123A-5
Gereja Katolik
Spare
62
Satuan
KV
%
dyne/cm
C
C
Mm2/s
Skala
ASTM
mg KOH/g
Sulfur korosif
Kandungan Air
Klorida Inorganik, Sulfat
Sulfur Bebas
Nilai Endapan Setelah 336
Jam
Kandungan DBPC
ppm
%
% massa
Standard IEC
62535
Min. 30
Max. 0,005
Min. 25
Max. -40
Min.135
Min 9,4 (40 C)
Max. 3,5
Max. 0,01
Tidak ada
Max. 35
Max. 0,02
Trafindo Perkasa
Tahun Operasi
1999
Jenis Pendingin
ONAN
Impedance (%)
4.0
Frekuensi
50 Hz
Kva
500
Tegangan Primer
13,8 KV
Tegangan Sekunder
380 V
Arus Primer
20,92 A
Arus Sekunder
759,67 A
Berat
1940 Kg
Oil (diala B)
560 Liter
Standard
IEC -76
63
TH 24 C- 500 KVA
Nomor Serial
9930165
Nomor Pemesanan
990103
BIL (Kv)
LI 95 AC 38/ LI-AC 3
Vector Group
DYN-5
B. Data Temperatur
Data temperatur harian trafo 48-PT-12-3A : 40oC -70oC
Data rata-rata temperatur di dalam kubikel trafo 48-PT-12-3A : 48.25oC
C. Data Pembebanan
Untuk data pembebanan bulan februari 2016 dapat dilihat pada tabel 13
Berikut ini:
Tabel 15 Pembebanan transformator 48-PT-12-3A PT Badak NGL
Jam
Transformator 48-PT-12-3A
Suhu (C)
Amp
KVA
KW
KVAR
1.00
150
98.73
99
1.464589
40
2.00
150
98.73
99
1.464589
40
3.00
150
98.73
99
1.464589
40
4.00
150
98.73
99
1.464589
40
5.00
150
98.73
99
1.464589
40
6.00
150
98.73
99
1.464589
40
7.00
150
98.73
99
1.464589
40
8.00
150
98.73
99
1.464589
50
9.00
150
98.73
99
1.464589
54
10.00
160
105.3
105
1.562228
64
11.00
160
105.3
105
1.562228
62
12.00
160
105.3
105
1.562228
70
13.00
170
111.9
112
1.659868
61
14.00
170
111.9
112
1.659868
61
15.00
170
111.9
112
1.659868
62
16.00
175
115.2
115
1.708687
50
17.00
180
118.5
118
1.757507
50
18.00
180
118.5
118
1.757507
48
19.00
200
131.6
132
1.952786
46
20.00
200
131.6
132
1.952786
40
21.00
200
131.6
132
1.952786
40
22.00
150
98.73
99
1.464589
40
23.00
150
98.73
99
1.464589
40
24.00
150
98.73
99
1.464589
40
64
100%
=
100%
=
= 1.0
0.9
1 + 5(1.0)2
= 55 [
]
1+5
6 0,9
= 55 [ ]
6
= 55
= ( 1) + ( )( 1)(1 )
1
= 55 + (55 55)( 1 3 )
= 55 + (55 55)( 0,2835)
= 55
65
(126.2598)
19.93
= 101.41
= 25.70
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk
tiap jam perhari sama.
{ 4 + 2 }
1
{4 (25.70 + 25.70 + 25.70 + 25.70 + 25.70 + 25.70
=
3 24
1
(1233.6 + 616.8)
72
= 25.7 /
75%
=
100%
=
= 0.75
0.9
1 + 5(0.75)2
= 55 [
]
1+5
= 55 [
3.81 0,9
]
6
= 36.56
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
1
(98)
19.93
= 10
(96.3298)
19.93
= 100.084
= 0.82
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk
tiap jam perhari sama.
Menghitung Pengurangan umur
Besarnya susut umur pada transformator saat dibebani 75% karena
pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa memperhitungkan
pengaruh yang lain dapat dihitung sebagai berikut:
{ 4 + 2 }
1
{4 (0.82 + 0.82 + 0.82 + 0.82 + 0.82 + 0.82 + 0.82
=
3 24
1
(39.36 + 19.68)
72
= 0.82 /
Menghitung perkiraan sisa umur transformator
= ( )
17 = ( )
17
30 17
=
= 15.85
0.82
=
68
50%
100%
= 0.5
0.9
1 + 5(0.5)2
= 55 [
]
1+5
2.25 0,9
= 55 [
]
6
= 22.75
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
1
(98)
19.93
= 10
(78.5898)
19.93
= 100.97
= 0,10
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk
tiap jam perhari sama.
69
{ 4 + 2 }
1
{4 (0.10 + 0.10 + 0.10 + 0.10 + 0.10 + 0.10 + 0.10
=
3 24
1
(0.48 + 0.24)
72
= 0.10 /
25%
=
100%
=
= 0.25
0.9
1 + 5(0.25)2
= 55 [
]
1+5
70
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
1
(98)
19.93
= 10
(64.7598)
19.93
= 101.66
= 0.021
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk
tiap jam perhari sama.
{ 4 + 2 }
71
1
{4 (0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021
3 24
+ 0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021
+ 0.021) + 2(0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021
+ 0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021 + 0.021
+ 0.021 + 0.021)
1
(1.008 + 0.504)
72
= 0.021/
Pada presentase pembebanan yang lain, umur trafo dapat ditentukan dengan
perhitungan yang sama. Adapun dari hasil perhitungan diatas,
didapatkan
perbandingan antara pembebanan, susut umur trafo dan umur trafo seperti terlihat
pada tabel 16 sebagai berikut:
Tabel 17 Susut Umur dari berbagai macam pembebanan
No
1
2
3
4
Beban (%)
100
75
50
25
Umur (tahun)
0.50
11.14
122.45
605.11
Dari tabel 15 dapat dianalisis jika trafo dengan pembebanan 100% maka
sisa umur pemakaian trafo 0.5 tahun lagi setelah 17 tahun beroperasi sejak tahun
1999, jika dengan pembebanan 75% maka sisa umur pemakaian trafo 11.14 tahun
lagi setelah 17 tahun beroperasi dengan susut umur sebesar 1.17 pu/hari, jika
dibebani dengan pembebanan 50% maka sisa umur pemakaian trafo 122.45 tahun
lagi setelah 17 tahun beroperasi dengan susut umur sebesar 0.11 pu/hari sedangkan
72
30
25
20
15
10
5
0
25
50
75
100
Pembebanan (%)
100%
=
100%
=
= 1.0
73
1 + 5(1.0)2
= 55 [
]
1+5
6 0,9
= 55 [ ]
6
= 55
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
1
= 55 + (55 55)( 1 3 )
= 55 + (55 55)( 0,2835)
= 55
(14898)
19.93
= 102.50
= 322.68
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk
tiap jam perhari sama.
karena
pengaruh
penurunan
isolasi
belitan
tanpa
{ 4 + 2 }
74
1
{4 (322.68 + 322.68 + 322.68 + 322.68 + 322.68
3 24
+ 322.68 + 322.68 + 322.68 + 322.68 + 322.68
+ 322.68 + 322.68}
+ 2{322.68 + 322.68 + 322.68 + 322.68 + 322.68
+ 322.68 + 322.68 + 322.68 + 322.68 + 322.68
+ 322.68 + 322.68}
1
(15488.95 + 7744.475)
72
= 322.68 /
Perhitungan perhitungan untuk beban 100% pada suhu 55 oC adalah
sebagai berikut:
Menentukan rasio pembebanan
100%
=
100%
=
= 1.0
0.9
1 + 5(1.0)2
= 55 [
]
1+5
6 0,9
= 55 [ ]
6
= 55
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
1
= 55 + (55 55)( 1 3 )
= 55 + (55 55)( 0,2835)
= 55
75
(13398)
19.93
= 101.75
= 57.03
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk
tiap jam perhari sama.
55
karena
pengaruh
penurunan
isolasi
belitan
tanpa
{ 4 + 2 }
1
{4 (57.03 + 57.03 + 57.03 + 57.03 + 57.03 + 57.03
=
3 24
1
(2737.712 + 1368.85)
72
= 57.03 /
76
100%
=
100%
=
= 1.0
0.9
1 + 5(1.0)2
= 55 [
]
1+5
6 0,9
= 55 [ ]
6
= 55
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
1
= 55 + (55 55)( 1 3 )
= 55 + (55 55)( 0,2835)
= 55
(11898)
19.93
77
karena
pengaruh
penurunan
isolasi
belitan
tanpa
{ 4 + 2 }
1
{4 (10.08 + 10.08 + 10.08 + 10.08 + 10.08 + 10.08
=
3 24
1
(483.89 + 241.94)
72
= 10.08 /
Dengan cara yang sama didapatkan perhitungan susut umur trafo untuk
suhu di dalam kubikel yang berkisar antara 40 oC-70 oC pada tabel 16 seperti
dibawah ini
78
Suhu
(a)
100%
40
10.081201
0.4498
0.0409285
0.00828244
41
11.315869
0.5049
0.0459411
0.00929681
42
12.701749
0.5667
0.0515676
0.01043541
43
14.257361
0.6361
0.0578831
0.01171345
44
16.003492
0.714
0.0649722
0.01314803
45
17.963476
0.8015
0.0729295
0.0147583
46
20.163503
0.8996
0.0818614
0.01656578
47
22.632972
1.0098
0.0918871
0.01859463
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
25.404884
28.516277
32.00873
35.928911
40.329206
45.268414
50.812539
57.035665
64.020952
71.861742
80.662812
90.541768
101.63062
114.07755
128.04889
143.73133
161.33442
181.09342
203.27233
228.16756
256.11175
287.47833
322.68645
1.1335
1.2723
1.4281
1.603
1.7994
2.0197
2.2671
2.5447
2.8564
3.2062
3.5989
4.0397
4.5344
5.0898
5.7131
6.4128
7.1982
8.0798
9.0693
10.18
11.427
12.826
14.397
0.1031407
0.1157726
0.1299515
0.145867
0.1637317
0.1837843
0.2062927
0.2315579
0.2599173
0.2917499
0.3274812
0.3675886
0.412608
0.463141
0.5198629
0.5835317
0.6549981
0.7352172
0.8252609
0.9263325
1.0397825
1.1671271
1.3100677
0.02087195
0.02342819
0.02629749
0.0295182
0.03313336
0.03719128
0.04174618
0.04685893
0.05259785
0.05903962
0.06627034
0.07438662
0.08349691
0.09372297
0.10520143
0.11808569
0.13254791
0.14878135
0.16700294
0.18745617
0.21041435
0.23618427
0.26511028
25%
Dari tabel 18 dapat dianalisis bahwa suhu sekitar transformator 48-PT 123A yang berada di dalam kubikel sekitar 40oC-70oC mengakibatkan susut umur
pada pembebanan 100% berada pada cakupan 10.08 p.u/hari sampai 322.68, pada
pembebanan 75 % berada pada cakupan 0.4498 p.u/hari sampai 14.397 p.u/hari,
pada pembebanan 50 % berada pada cakupan 0.04 p.u/hari sampai 1.31 p.u/hari
79
Suhu (C))
Suhu ( C)
Shu ( C)
Suhu (C)
81
131.62
=
500
=
= 0.26324 (ONAN)
1 + 5(0.263222
= 55 [
]
1+5
0.9
1.346 0,9
= 55 [
]
6
82
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
Untuk ONAN = 3
Untuk OFAF = 2
Untuk besarnya ( 1) diasumsikan sama dengan karena beban
awalnya dianggap stabil.
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
1
= 10
(65.29798)
19.93
= 10
= 101.64
= 0.022
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk tiap jam
perhari sama.
pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa memperhitungkan pengaruh yang lain
dapat dihitung sebagai berikut:
=
{ 4 + 2 }
84
1
{4 (0.017673 + 0.017673 + 0.017673 + 0.017673
3 24
+ 0.017673 + 0.018899 + 0.019811 + 0.019811
+ 0.02107 + 0.024047 + 0.024047 + 0.017673)
+ 2(0.017673 + 0.017673 + 0.017673 + 0.017673
+ 0.018683 + 0.018164 + 0.017673 + 0.020423
+ 0.02107 + 0.024047 + 0.017673 + 0.017673)
1
(0.934888 + 0.452196)
72
= 0.019 /
Berdasarkan perhitungan susut umur transformator daya 48-PT-12-3A
dengan data pembebanan pada 10 Februari 2016 jam 20.00 diperoleh susut umur
transformator sebesar 0.019 pu/hari.
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk beban rata-rata
transformator dalam 1 minggu, dimana daya aktif sebesar 106.99 KW, dan daya
reaktif sebesar 1.58 KVAR maka diperoleh perhitungan susut umur transformator
48-PT-12-3A sebagai berikut yaitu:
107
=
500
=
= 0.214 (ONAN)
0.9
1 + 5(0.214)2
= 55 [
]
1+5
85
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
Untuk ONAN = 3
Untuk OFAF = 2
Untuk besarnya ( 1) diasumsikan sama dengan karena beban
awalnya dianggap stabil.
= ( 1) + ( ( 1)(1 )
1
= 10
(63.40198)
19.93
= 10
= 101.73
= 0.018
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk tiap jam
perhari sama.
pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa memperhitungkan pengaruh yang lain
dapat dihitung sebagai berikut:
=
{ 4 + 2 }
87
1
{4 (0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018
3 24
+ 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018)
+ 2(0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018
+ 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018 + 0.018)
1
(0.864 + 0.432)
72
= 0.018 /
Berdasarkan perhitungan susut umur transformator daya 48-PT-12-3A
dengan data pembebanan rata-rata pada 10 febuari 2016 diperoleh susut umur
transformator sebesar 0.018 pu/hari.
88
Suhu (C)
1.465
40
0.017207
98.72
1.465
40
0.017207
98.73
98.72
1.465
40
0.017207
150
98.73
98.72
1.465
40
0.017207
5.00
150
98.73
98.72
1.465
40
0.017207
6.00
150
98.73
98.72
1.465
40
0.017207
7.00
150
98.73
98.72
1.465
40
0.017207
8.00
150
98.73
98.72
1.465
50
0.017207
9.00
150
98.73
98.72
1.465
54
0.017207
10.00
160
105.3
105.3
1.562
64
0.018118
11.00
160
105.3
105.3
1.562
62
0.018312
12.00
170
105.3
105.3
1.562
70
0.017651
13.00
170
111.9
111.9
1.66
61
0.01913
14.00
150
98.73
98.72
1.465
61
0.017207
15.00
170
111.9
111.9
1.66
62
0.01913
16.00
175
115.2
115.2
1.709
50
0.019676
17.00
180
118.5
118.5
1.758
50
0.020251
18.00
180
118.5
118.5
1.758
48
0.020251
19.00
200
131.6
131.6
1.953
46
0.022874
20.00
200
131.6
131.6
1.953
40
0.022874
21.00
200
131.6
131.6
1.953
40
0.022874
22.00
150
98.73
98.72
1.465
40
0.017207
23.00
150
98.73
98.72
1.465
40
0.017207
24.00
150
98.73
98.72
1.465
40
0.017207
Amp
KVA
KW
KVAR
1.00
150
98.73
98.72
2.00
150
98.73
3.00
150
4.00
89
Membandingkan
hasil dengan tabel 5
Kondisi 2,3,4
Kondisi 1. Normal
Melanjutkan
pengawasan normal
Gas Space :
Melakukan aksi
Melakukan aksi
berdasarkan TCG
berdasarkan TDCG
91
Pengujian Gas
ABBR
Besar Kandungan
Hydrogen
H2
52
Water
H2O
73
CarbonDioxide
CarbonMonoxide
8779
320
Ethylene
CO2
CO
C2H4
Methane
CH4
12
Acetylene
C2H2
Ethane
TDCG
C2H6
41
426
11.02.2016
CO
CO2
CH4
Indikator Kegagalan
C2H2
C2H4
C2H6
trace
trace
Trace
92
O2
H2
H2O
CO
CO +0.5O2
CO2
H2+0.5O2
H2O
C + H2 +O2
93
Perbandingan Zat
CH4/H2
C2H2/C2H4
C2H2/CH4
C2H6/C2H2
C2H4/C2H6
Hasil 48-PT-12-3A
0.23
0
0
~
0.048
94
Overheated Oil
C2H4,100
Proporsi Relatif(%)
100
80
60
40
20
CH4, 4 C2H2,5C2H6,0
0
Gas
Overheated Cellulose
CO, 320
400
300
200
100
H2O, 52
C2H4, 2
CH4, 12
C2H6, 41
C2H2, 0
0
Gas
95
100
H2, 85
80
60
40
H2O,2 CO2, 10 CO,0
20
C2H6,0
0
1
Gas
Arching in Oil
H2, 60
60
50
40
C2H2,30
30
20
10
CO2, 10
H2O,2
C2H4,5
CO, 0
CH4,4
C2H6,0
0
Gas
10000
8000
6000
4000
2000
H2, 52 H2O, 73
CO,320
0
Gas
Date: 12/02/2016
Test I (kV)
24.7
Test II
24.1
(kV)
Test III
28.5
(kV)
98
Kegagalan Thermal
Dekomposisi Selulosa
Oksidasi
Air
Gas
Padat
Asam
Endapan
Korosif
Menurunnya Tegangan
Tembus
Menurunnya Usia
Transformator
Berdasarkan hasil analisis kandungan gas dan air dapat dinyatakan bahwa
transformator 48-PT-12-3A mengalami kegagalan thermal selulosa. Kegagalan
99
Nilai (%)
85.714286
C2H4
14.285714
C2H2
Kode gangguan yang dapat dideteksi dengan Dissolve Gas Analysis (DGA)
menggunakan metode duval triangle terlihat seperti gambar berikut:
100
( 0)
Keterangan:
So =Sampel pertama (ppm)
St =Sampel kedua (ppm)
T = waktu (hari)
101
Level
Laju
TDCG
TDCG
(ppm)
(ppm.hari)
Rentang
Prosedur Operasi
Sampling
4
> 4630
>30
Harian
10-30
Harian
<10
Mingguan
19214630
>30
Mingguan
10-30
Mingguan
<10
Bulanan
7211920
<720
>30
Bulanan
Berikan perhatian.
10-30
Bulanan
<10
3-bulanan
>30
Bulanan
Berikan perhatian.
Analisa untuk masing-masing gas
102
3-Bulanan
<10
Tahunan
Berdasarkan hasil DGA diperoleh nilai TDCG dibawah 720 ppm dan dikarenakan
pengambilan sampel minyak transformator 48-PT-12-3A merupakan yang pertama,
maka diperlukan pengambilan sampel minyak trafo selanjutnya agar dapat
diketahui laju TDCG nya dan bisa diketahui operasi lanjutan yang bisa dilakukan.
4.9.2 Pemecahan Masalah Yang Sebaiknya Dilakukan Oleh PT Badak NGL
Ketika kandungan H2O dan CO2 dalam minyak trafo telah melebihi batas
yang telah ditentukan standar, maka hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini adalah:
Menjaga kondisi perlengkapan trafo telah terpasang dengan baik dan tidak
ada baut yang longgar atau tidak terpasang
oil
treatment
ini
adalah
lebih
ekonomis
dalam
biaya
104
pada suhu 40 oC naik menjadi 14.397 p.u/hari pada suhu 70 oC, pembebanan
50% susut umurnya berada pada rentang 0.04 p.u/hari pada suhu 40 oC naik
menjadi 1.31 p.u/hari pada suhu 70 oC sedangkan pembebanan 25% susut
umurnya berada pada rentang 0.008 p.u/hari pada suhu 40 oC dan naik
menjadi 0.256 p.u/hari pada suhu 70 oC. Hal ini menunjukkan bahwa bila
semakin tinggi temperatur di sekitar trafo maka semakin tinggi pula susut
umur nya sehingga perkiraan sisa umur trafo semakin berkurang.
3. Berdasarkan data pembebanan trafo 10 Februari 2016, susut umur
transformator 48-PT-12-3A sebesar 0.01 p.u/hari dengan jenis pendingin
ONAN.
4. Diagnosa hasil dari minyak pada trafo 48-PT-12-3A adalah adanya
dekomposisi selulosa yang disebabkan oleh kegagalan thermal yang
mengacu pada penuaan selulosa sehingga diperlukan proses purifikasi.
5. Kondisi isolasi cair transformator 48-PT-12-3A mengandung kadar CO2
dan H2O yang melebihi batas standar.
105
106
Cellulosic
Electrical
Transformers,IEE
Electrical
Proc.-Sci.Meas.
September 1994.
107
Paper
Insulation
In
Oil-Filled
Technol,.Vol.141,No.5,pp.324-334.