Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

OPTIMALISASI LAHAN
KAMPUS STAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA
TAHUN ANGGARAN 2013
1) DATA PROYEK
Nama Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan
Sumber Dana
Tahun Anggaran
Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan

: Optimalisasi Lahan Kampus STAIN Zawiyah Cot Kala


Langsa
: Kota Langsa
: DIPA STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa
: 2013
: STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa
: 30 (Tiga Puluh) hari kalender.

2) LATAR BELAKANG
Pada dasarnya jumlah volume air adalah tetap, namun distribusinya tidak sama
sehingga ketersediaan air tidak seimbang menurut lokasi dan musim. Ketersediaan air di
musim kemarau saat ini masih merupakan permasalahan yang belum seluruhnya dapat
dipecahkan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan air baku. Beberapa daerah
di Indonesia memang dikatagorikan kering sedangkan daerah lainnya dengan curah hujan
tahunan yang cukup baik juga mengalami masalah ketersediaan air di musim kemarau hal
itu akibat perubahan tataguna lahan maupun akibat penggunaan air yang tidak terkontrol.
Suatu daerah aliran sungai atau DAS secara ekologis merupakan suatu wilayah
kesatuan ekosistem yang terbentuk secara alamiah dengan pengaruh dari manusia dan
aktifitas alam lainnya. Daerah Aliran Sungai berfungsi sebagai penampung air hujan,
daerah resapan, daerah penyimpanan air, penangkap air hujan dan pengaliran air.
Keterbatasan sumber air sangat memerlukan suatu upaya untuk mengembangkan,
mengendalikan, memanfaatkan atau menggunakan dan melestarikan sumber air yang
seoptimal mungkin, agar dapat mendukung keberadaan dan kebutuhan air secara terus
menerus.
Pembangunan waduk sebaiknya menghindari daerah permukiman yang padat.
Pembangunan waduk sekarang tidak saja mengacu kepada aspek teknis, sosial, ekonomi,
budaya dan lingkungan namun juga aspek otonomi daerah. Perubahan ekologi selalu
mengikuti pembangunan bendungan karena bendungan menciptakan waduk yang
mengubah lingkungan. Apabila tidak dimungkinkan pembangunan waduk besar, dapat pula
dibuat banyak waduk kecil yang biasa disebut embung, situ, waduk lapangan, dan beberapa
sebutan lainnya di daerah-daerah. Melihat dari fungsinya, embung, situ, waduk lapangan
sebetulnya sama dengan waduk, yaitu sama-sama menangkap air, perbedaannya adalah
1

pada ukurannya. Bagaimanpun juga kampus STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa yang
menjadi lokasi yang dimaksud dalam pekerjaan ini masih memerlukan pembangunan
tampungan air saat ini maupun di masa mendatang mengingat kondisi hidrologinya serta
makin besar dan beragamnya keperluan air seiring meningkatnya kegiatan kempus ke
depan.
3) MAKSUD DAN TUJUAN
a) Maksud dari Kerangka Acuan Kerja ini adalah sebagai petunjuk untuk Konsultan
Perencana yang memuat azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi, diperhatikan dan
diinterprestasikan di dalam melaksanakan tugas Perencanaan ini.
b) Tujuannya adalah untuk membuat rekayasa teknis dan sebagai referensi pelaksanaan
pembangunan konstruksi;
c) Tersedianya wadah untuk menampung air sehingga tidak terjadi kekurangan air pada
selama kampus melakukan kegiatan.
d) Mengendalikan sumber daya air yang ada agar tidak menimbulkan kerusakan atau
kemerosotan lingkungan di sekitarnya.
e) Mengoptimalkan potensi sumber daya air sehinggga dapat menunjang peningkatan
kegiatan.
f) Dengan adanya waduk kecil ini kebutuhan air baku di kampus STAIN Zawiyah Cot
Kala Langsa diharapkan dapat terpenuhi.
4) WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan pekerjaan Optimalisasi Lahan Kampus STAIN Zawiyah Cot Kala
Langsa membutuhkan waktu selama 30 (Tiga Puluh) hari kalender.
5) SUMBER DANA
Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan Optimalisasi Lahan
Kampus STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa adalah sebesar Rp. 69.750.000,- (Enam
Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) sudah termasuk PPN 10%,
biaya ini bersumber dari dana DIPA STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Tahun Anggaran
2013.
6) LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Optimalisasi Lahan Kampus STAIN Zawiyah Cot Kala
Langsa adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data dan Peta;
2. Survey Topografi;
3. Perencanaan Detail Teknis;
2

4.
5.
6.

Penggambaran Detail Teknis;


Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi;
Penyusunan Spesifikasi Teknis.

Pengumpulan Data dan Peta


a. Studi yang dapat terkait dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Peta Topografi skala 1 : 50.000.
c. Data klimatologi, meteorologi dan kegempaan.
d. Data Statistik, Kabupaten Dalam Angka tahun 2012.
Survey Topografi
Peralatan yang akan dipergunakan dalam pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Theodolite T1 dan T0.
b. Waterpass.
c. GPS.
d. Roll meter.
e. Peralatan pendukung lainnya.
Metode pengukuran topografi
Secara garis besar, pekerjaan pengukuran dan pemetaan situasi meliputi pemasangan patok
BM, kontrol horizontal dan vertikal, pengukuran dalam situasi detail :
a. Semua data penting yang digunakan untuk menentukan koordinat Bench Mark di
peroleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan.
b. Semua alat ukur (Theodolite, Waterpass) yang digunakan dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat ketelitian yang diminta (akan dikalibrasi).
c. Sebelum pekerjaan dimulai, konsultan menyerahkan program kerja yang berisi jadwal
waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personil, daftar peralatan dan rencana
keberangkatan untuk dibahas bersama direksi.
d. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan program kerja dan waktu pelaksanaan
sesuai dengan jangka waktu yang tersedia.
Kontrol horizontal
Koordinal awal untuk kontrol horizontal akan diambil/diinterpolasi dari peta
topografi skala 1 : 50.000 dengan sistim grid, sedangkan Azimuth awal diperoleh dengan
pengukuran Azimuth Matahari. Pengukuran kontrol horizontal akan dilakukan dengan cara
poligon, poligon tertutup dan melingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya cukup
luas, maka poligon utama akan dibagi dalam beberapa kring tertutup.

Diusahakan sisi poligon sama panjangnya, poligon cabang terkait kepada poligon
utama dan titik referensi yang digunakan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
Diusahakan semua jalur poligon baik cabang ataupun yang utama melalui batas alam yang
ada seperti jalan, sungai, batas kampung dan lain-lain. Titik poligon lainnya selain BM
adalah patok kayu berukuran 5 x 5 x 60 cm. Patok ini akan dicat dengan warna merah serta
diberi paku payung di atasnya untuk memudahkan dalam mengidentifikasi. Sudut diukur
double seri dan digunakan alat ukur Theodolite T-2, perbedaan sudut biasa dan sudut luar
biasa lebih kecil dari 2 dan ketelitian sudut lebih kecil dari 10n dimana n, adalah jumlah
titik poligon. Jarak titik poligon utama dan poligon cabang diperoleh dari jarak datar
Theodolite dan atau dengan memakai pita ukur baja dengan ketelitian linier poligon utama
lebih kecil atau sama dengan 1 : 7500, sedangkan poligon cabang lebih kecil atau sama
dengan 1 : 5000.
Kontrol vertikal
Semua titik poligon akan diukur ketinggiannya (elevasinya), titik referensi awal
untuk kontrol vertikal akan diambil dari patok BM TTG (Titik tinggi geodesi dari
BAKORSURTANAL) yang terdekat dan atau titik-titik lain yang telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pengukuran kontrol vertikal dilakukan secara pergi dan
pulang atau double stand dengan selisih beda tinggi antara stan I dengan stand II tidak
boleh lebih dari 2 mm, alat yang digunakan adalah alat ukur Waterpass Automatis (N12,
NAK atau yang sejenis), sebelum dan sesudah pengukuran alat ukur diperiksa ketelitian
garis bidiknya, jumlah jarak belakang diusahakan sama dengan jumlah jarak muka dan
jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih besar dari 60 cm, sedangkan jarak terdekat dari
alat ke rambu tidak boleh kurang dari 5 m. Ketelitian pengukuran Waterpass pada poligon
utama tidak lebih dari 10D dan Waterpass pada poligon cabang tidak boleh lebih dari
5D, dimana D adalah jumlah jarak dalam satuan kilometer.
Bench Mark
Bench Mark dipasang di tempat yang aman dari gangguan manusia atau binatang.
BM dipasang 1 (satu) buah untuk setiap 50 (lima puluh) hektar atau setiap 2 (dua)
kilometer untuk pengukuran sepanjang sungai atau saluran pembuang. Setiap BM akan
dibuat deskripsinya dan diberi nama sesuai dengan daerah studi serta nomor urut yang
teratur. Ukuran BM adalah Diameter 10 cm x Panjang 100 cm dan dipasang baut dengan
diameter 1 cm. Seluruh Bench Mark akan dibuat deskripsinya dengan dilengkapi koordinat
(X dan Y), elevasi (Z), foto BM, lokasi BM dan keterangan penempatannya. Semua BM
akan disertakan dengan patok poligon yang ditunjukkan pada peta situasi yang berskala 1 :
2000, 1 : 1000 dan 1 : 500.

Pengukuran situasi
Situasi akan diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang
telah dipasang dengan melakukan pengukuran keliling serta pengukuran di dalam daerah
survey. Bila perlu jalur poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk
mengisi detail planimetris berikut dengan spot height yang cukup, sehingga diperoleh
penggambaran kontur yang lebih menghasilkan informasi ketinggian yan memadai. Titiktitik spot height yang terlihat tidak lebih dari interval 2.50 cm pada peta berskala 1 : 2000.
interval ini ekivalen dengan jarak 50.00 m tiap penambahan satu titik spot height atau 8
10 titik spot height untuk 1 (satu) hektar di atas tanah.
Pengambilan titik spot height bervariasi tergantung kepada kondisi lapangan, karena
pada pekerjaan ini lebih dominan berada pada dalam wilayah perkotaan dan permukiman
penduduk, pengambilan titik-titik situasi tersebut juga perlu disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan kebutuhan untuk kelengkapan data perencanaan. Pengukuran situasi
dilakukan dengan metode Tachimetry, dengan menggunakan Theodolite Wild (T0) atau
dengan tipe yang sejenisnya. Jarak dari alat ke rambu ukur tidak lebih dari 60 meter.
Untuk penggambaran kontur akan dibuat seteliti mungkin, dan bagian luar daerah sungai,
kontur akan diplot hanya berdasarkan titik-titik spot height, efek artistik tidak diperlukan.
Interval garis kontur yang akan digambarkan adalah sebagai berikut :
Interval Garis Kontur
Kemiringan Tanah

Interval Kontur

Kurang dari 2 %

0.25 meter

2 % sampai 5 %

0.50 meter

Lebih dari 5 %

1.00 meter

Semua legenda lapangan akan ditampilkan, terutama :


a. Seluruh jalan, drainase, sungai (dasar terendah dan lebar akan jelas terlihat).
b. Seluruh jalan yang melingkupi areal studi.
c. Petak-petak tambak, petak-petak sawah, jaringan irigasi dan drainase, batas kampung,
rumah-rumah, jembatan dan saluran. Diameter atau dimensi berikut ketinggian lantai
semua gorong-gorong, jembatan, sekolah, mesjid dan kantor pemerintah dan lain-lain.
d. Tower telepon, tower listrik dan lain-lain.
e. Daerah rawa.
f. Batas tata guna lahan.
g. Tiap detail topografi setempat.

Perencanaan Detail Teknis


Perencanaan detail teknis terdiri atas :
a. Desain Layout Plan;
b. Desain Bangunan Air.
Penggambaran Detail Teknis
Pembuatan gambar rencana konstruksi selengkapnya dilakukan setelah draft
perencanaan teknis disetujui oleh pengguna jasa. Gambar rencana konstruksi yang dibuat
mencakup :
1. Gambar peta lokasi proyek;
2. Gambar layout plan;
3. Gambar potongan melintang;
4. Gambar detail.
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi
Perkiraan biaya konstruksi harus dipersiapkan untuk setiap tahapan konstruksi yang
direncanakan sesuai item pekerjaan dan harga satuan disajikan secara terpadu. Kuantitas
akan disertai dengan data pendukung perhitungannya sedangkan harga satuan akan merujuk
pada referensi harga satuan baru dan masih berlaku.
Perencanaan harus membuat perhitungan kuantitas pekerjaan secara rinci dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Kuantitas pekerjaan;
2. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi yang dipakai;
3. Perhitungan kuantitas harus dilakukan secara keseluruhan.
4. Kuantitas pekerjaan harus dihitung sesuai dengan yang ada dalam gambar rencana.
Penyusunan Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis berisikan pasal-pasal yang akan disebutkan di dalam kontrak dan
ketentuan-ketentuan teknis pelaksanaan pekerjaan
.
7) DATA DAN FASILITAS PENUNJANG
a) Penyediaan oleh pengguna jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan harus
dipelihara oleh penyedia jasa.
b) Laporan dan Data
Laporan dan data-data pembuatan master plan, dokumen kontrak serta laporan yang
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
6

c)

Akomodasi, Transportasi dan sewa kantor kalau ada tersedia dalam daftar rencana
anggaran biaya.

d) Staf Pengawas/Pendamping
Yang bertindak sebagai wakil Pengguna Jasa adalah Staf dan Tim Teknis yang diangkat
oleh Pengguna Jasa.Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan
oleh penyedia jasa berupa ruangan kantor yang dapat digunakan untuk rapat koordinasi.
8) ALIH PENGETAHUAN
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf proyek.
9)

PENDEKATAN KONSEP
Pendekatan konsep juga tidak terlepas dari pendekatan-pendekatan yang lain, yaitu :
a) Pendekatan Umum
Konsep penanganan pekerjaan yang sifatnya administratif dan non teknis, seperti :
persiapan, koordinasi dan demobilisasi personil dan alih pengetahuan lainnya yang bersifat
sebagai kegiatan penunjang.
b) Pendekatan Teknis
Konsep penanganan pelaksanaan pekerjaan utama, dengan adanya pemisahan penanganan
pekerjaan tersebut diharapkan tidak terjadi pemusatan kegiatan pada satu bagian kerja,
sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
10)

DISKUSI DAN ASISTENSI


Konsultan yang menangani pekerjaan ini mengadakan diskusi dengan Direksi
pekerjaan guna memperoleh masukan. Asistensi kepada pemberi pekerjaan diadakan
minimum 2 (satu) kali setiap bulan, dengan permasalahan yang dibahas mengenai
pekerjaan yang telah diselesaikan, sekaligus menyampaikan alternative pilihan, guna
memperoleh persetujuan dan mengajukan program kerja selanjutnya. Untuk memudahkan
monitoring pekerjaan agar pihak Konsultan membuat buku Asistensi. Buku tersebut berisi
catatan, tanggal dan bulan mengenai perintah, hasil diskusi, persetujuan dan lain-lain
dengan direksi serta sebagai catatan pihak konsultan mengenai item/produk pekerjaan yang
telah dilakukan/diselesaikan. Catatan tersebut ditanda tangani oleh pihak Direksi (Asisten
Perencana) dan pihak konsultan. Untuk setiap bagian item/bab pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh konsultan agar diasistensikan secara bertahap ke Direksi, sehingga bisa
mengontrol/mengoreksi hasil pekerjaan dengan baik.
7

11) PERSONIL YANG DIBUTUHKAN


a) Team Leader
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 8 tahun. Menguasai permasalahan pembangunan, mempunyai motivasi tinggi,
memliki wawasan luas, berkemampuan memimpin tim dapat bekerja sama dengan pihakpihak lain dan bertanggung jawab atas semua kegiatan sebagai koordinator tim.
b) Ahli Struktur
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 5 tahun, dengan keahlian dibidang Struktur, memiliki wawasan luas dan biasa
bekerja sama dalam tim dengan baik.
c) Ahli Bendungan
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 5 tahun, dengan keahlian dibidang bendungan atau bangunan air, memiliki wawasan
luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.
d) Ahli Geologi
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Geologi dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 5 tahun, dengan keahlian dibidang geologi, memiliki wawasan luas dan biasa
bekerja sama dalam tim dengan baik.
e) Cost Estimate
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 5 tahun, dengan keahlian dibidang analisa biaya pekerjaan teknik sipil, memiliki
wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.
f) Asisten Ahli Struktur
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 4 tahun, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.
g) Asisten Ahli Bendungan
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 4 tahun, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.

h) Asisten Ahli Geologi


Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 4 tahun, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.
i) Asisten Cost Estimate
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 4 tahun, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.
j) Surveyor Lapangan
Seorang sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 4 tahun, dengan keahlian dibidang pengukuran topografi, memiliki wawasan luas
dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.
k) Pembantu Surveyor
Seorang sarjana muda D3 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 3 tahun dibidang pengukuran topografi, memiliki wawasan luas dan biasa bekerja
sama dalam tim dengan baik.
l) Draftman AutoCAD
Seorang sarjana muda D3 di bidang Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal
selama 2 tahun dibidang penggambaran dengan program AutoCAD, memiliki wawasan
luas dan biasa bekerja sama dalam tim dengan baik.
12) KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah laporan hasil
Optimalisasi Lahan Kampus STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa yang dapat digunakan
untuk pelaksanaan konstruksi.
13)

PRODUK
Produk yang akan dihasilkan dari dari pekerjaan Optimalisasi Lahan Kampus
STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa adalah sebagai berikut :
a. Gambar Perencanaan A3, 10 Buku;
b. Rencana Anggaran Biaya, 10 Buku;
c. Spesifikasi Teknis, 5 Buku;

Anda mungkin juga menyukai