Anda di halaman 1dari 36

ASPEK HUKUM

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Ny. Anna Haroen Atmodirono SH

Bagian Kedokteran Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
1

PENDAHULUAN
Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali
artinya : peristiwa pidana tidak ada dan tidak akan dijatuhkan pidana
terhadap pelakunya, jika ketentuan pidana dalam undangundang tidak ada terlebih dahulu.

Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia (termasuk


dokter) seyogianya mengetahui bagaimana peraturan
hukum yang berlaku di Indonesia --> dapat mengetahui
tindakan apa yang dilarang menurut hukum dan apa
sanksinya.
Dokter --> tunduk pada hukum yg berlaku di Indonesia
2

PENDAHULUAN
Dokter --> mengetahuinya tentang hukum yang berlaku di
Indonesia supaya mengerti :
sejauh mana jangkauan hukum tersebut terhadap profesi
kedokteran
apa hak dan kewajiban pasien
hak dan kewajiban dokter dalam merawat pasien
serta hak dan kewajiban dokter dalam memberikan bantuannya
kepada pihak penyidik/pengadilan

pengertian tentang sistim hukum di Indonesia perlu


diberikan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran dengan
harapan bila mereka telah menyelesaikan pendidikannya
dan terjun ke masyarakat dapat bertindak lebih berhati-hati
didalam menjalankan tugas sesuai dengan profesinya
3

Apakah hukum itu?


Hukum ialah : keseluruhan kaidah-kaidah (norma-norma)
mengenai tingkah laku manusia dalam masyarakat yang
disusun menurut kemauan pembuat undang-undang

Siapakah pembuat undang-undang?


Yaitu segolongan orang yang didalam sebuah negara
berkuasa memaksakan kehendaknya dan bertindak
sebagai wakil masyarakat yang teratur.

PEMBAGIAN HUKUM DI INDONESIA


Hukum Publik (umum) :
1. Hukum Pidana :

Hukum Perdata (privat) :


1. Hukum Sipil :

Hukum Pidana Sipil


Hukum Pidana Militer

Hukum pribadi
Hukum keluarga

Hukum Pidana Fiskal

Hukum harta kekayaan


Hukum waris

2. Hukum Tata Usaha


3. Hukum Tata Negara

2. Hukum dagang

Apakah hukum Publik itu ?


Hukum yang mengatur hubungan antara :
Orang dengan Pemerintah (sebagai pemerintah
Pemerintah dengan pemerintah
Pemerintah dengan orang-orang yang berada dibawah
kekuasaannya

Apakah hukum perdata itu ?


Hukum yang mengatur hubungan antara :
Seseorang dengan orang lain
Seseorang dengan negara dan bagioan-bagiannya yang
bertindak sebagai orang lain

HUKUM PIDANA DI INDONESIA.


Hukum Pidana Sipil :
Yaitu hukum yang berlaku untuk semua warga masyarakat, kecuali
anggota ABRI (TNI/POLRI)

Hukum Pidana Militer :


Yaitu hukum Pidana yang berlaku untuk anggota TNI/POLRI atau
meeka yang disamakan dengan anggota TNI/POLRI

Hukum Pidana Fiskal :


Yaitu hukum pidana yang berlaku bagi mereka yang melanggar
peraturan dalam bidang keuangan. (misalnya : pajak)

HUKUM PIDANA SIPIL


Kapan seseorang dapat dipidana ?
Seseorang dapat dipidana apabila ia melakukan DELIK,
yaitu : perbuatan melawan hukum yang diancam dengan
pidana oleh Undang-undang dan dilakukan dengan salah
oleh orang yang dapat mempertanggung jawabkan
perbuatannya
Unsur-unsur delik, yaitu :
Adanya perbuatan
Perbuatan itu melawan hukum
Perbuatan itu diancam dengan pidana (hukuman) oleh
Undang-undang.
Perbuatan itu dilakukan oleh orang yang mampu
bertanggung jawab

HUKUM PIDANA SIPIL


Jenis delik menurut berat ringannya perbuatan :
1. Kejahatan.
Yaitu perbuatan yang merupakan bahaya besar bagi
kepentingan umum. Hal ini diatur didalam Buku Kedua
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Pasal 104 488).

2. Pelanggaran.
Yaitu perbuatan yang tidak terlalu merupakan bahaya bagi
kepentingan umum. Hal ini diatur didalam Buku Ketiga
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Pasal 489 569)
9

HUKUM PIDANA SIPIL


Jenis delik menurut cara penuntutannya :
1. Delik biasa.
Dalam suatu peristiwa pidana, sipelaku delik (biasa) akan dituntut
tanpa menuggu pengaduan dari orang yang merasa dirugikan,
disamping itu penuntutannya tidak dapat ditarik kembali.
Misalnya :
- pembunuhan,
- pencurian,
- pemerkosaan dll

2. Delik aduan
penyidik hanya dapat mengajukan tuntutan berdasarkan pengaduan
dari orang yang merasa dirugikan
Contohnya :

- perzinahan,
- pencurian oleh anggota keluarga,
- pembocoran rahasia kedokteran/jabatan

10

Alasan pemaaf dan alasan pembenar


dalam peristiwa pidana
Barang siapa yang melakukan tindak pidana

dijatuhi pidana

KUHP

11

Alasan pemaaf dan alasan pembenar


dalam peristiwa pidana
Namun ada pelaku tindak pidana yang dikurangi
atau dibebaskan dari tuntutan pidana berdasarkan
alasan tertentu yaitu seperti yang diatur didalam :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pasal 44 KUHP
Pasal 45 KUHP
Pasal 48 KUHP
Pasal 49 KUHP
Pasal 50 KUHP
Pasal 51 KUHP
12

Pasal 44 KUHP
(1) Barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang
tidak dapat dipertanggung jawabkan kepadanya
karena kurang sempurna akalnya atau karena
sakit berubah akal, tidak boleh di pidana
(2) Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat
dipertanggung jawabkan kepadanya karena
kurang sempurna akalnya atau karena sakit
berubah akal, maka hakim boleh memerintahkan
untuk memasukkan dia kerumah sakit jiwa selama
1 tahun untuk diperiksa
13

Pasal 45 KUHP
Jika seseorang yang belum dewasa dituntut karena melakukan tindak
pidana ketika umurnya belum cukup 16 tahun, hakim boleh
memerintahkan supaya yang bersalah itu dikembalikan kepada orang
tuanya, walinya atau pemeliharanya, dengan tidak dikenakan pidana, atau
memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada Pemerintah tanpa
dijatuhi pidana yaitu bila perbuatan tersebut masuk bagian kejahatan atau
salah satu pelanggaran yang diterangkan dalam pasal 489, 490, 492, 496,
497, 503, 505, 514, 517, 519, 526, 531, 532, 536 dan 540 serta tindak
pidana itu dilakukannya sebelum lewat 2 tahun sesudah keputusan yang
terdahulu yang menyalahkan dia melakukan salah satu pelanggaran itu
atau suatu kejahatan menjadi tetap atau memidana anak yang bersalah itu

14

Pasal 48 KUHP
Barang siapa yang melakukan tindak pidana
karena pengaruh daya paksa, tidak dapat
dipidana.

15

Pasal 49 KUHP
(1) Barangsiapa melakukan perbuatan, yang terpaksa
dilakukannya untuk mempertahankan dirinya atau diri
orang lain, mempertahankan kehormatan atau harta benda
sendiri atau kepunyaan orang lain, dari pada serangan
yang melawan hak dan mengancam dengan segera pada
saat itu juga, tidak boleh dipidana.
(2) Melampaui batas pertahanan yang sangat perlu, jika
perbuatan itu dengan sekonyong-konyong dilakukan karena
perasaan tergoncang dengan segera pada saat itu juga,
tidak boleh dihukum.
16

Pasal 50 KUHP
Barangsiapa melakukan perbuatan untuk
melaksanakan ketentuan Undang-undang,
tidak dipidana.

17

Pasal 51 KUHP
(1) Barangsiapa melakukan perbuatan untuk
melaksanakan perintah jabatan yang diberikan
oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.
(2) Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak
menyebabkan hapusnya pidana, kecuali jika yang
diperintah dengan ihtikad baik mengira bahwa
perintah itu diberikan dengan wewenang dan
pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan
pekerjaannya
18

Hal-hal yang memperberat


Pidana.

1. Gabungan peristiwa pidana


Yaitu perbuatan melawan hukum yang dilakukan beberapa
kali oleh seseorang dan sama sekali belum pernah diajukan
kemuka sidang pengadilan
2. Pengulangan perbuatan (residice)
Yaitu pengulangan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
setelah dia keluar dari rumah Tahanan Negara (rutan)
3. Sifat Pegawai Negeri
Yaitu tindak pidana yang dilakukan oleh seorang Pegawai
Negeri dengan jalan melanggar kewajiban atau pada waktu
melakukan perbuatan itu dia menggunakan kekuasaan,
kesempatan atau alat yang diperoleh karena jabatannya
19

Turut serta dalam peristiwa pidana.


1. Si pembuat delik
2. Orang yang turut serta berbuat delik
3. Orang yang menyuruh berbuat delik
4. Orang yang menghasut
5. Orang yang membantu berbuat delik

20

Delik percobaan

Delik yang tidak sampai selesai dilakukan


Unsur-unsur delik percobaan yaitu :
Pelaku delik mempunyai niat hendak menyelesaikan
perbuatannya.
Ada awal/permualaan dari perbuatan tersebut.
Pelaksanaan tersebut tidak selesai bukan karena
kehendak sipelaku
21

HUKUM ACARA DI INDONESIA

Semua peraturan mengenai perselisihan


antara dua orang warga negara atau lebih,
beserta cara-cara penyelesaiannya

Hukum acara pidana

Hukum acara perdata

22

Hukum acara pidana


Peraturan mengenai hukum acara pidana diatur
dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
yang disingkat dengan KUHAP dan mulai berlaku
sejak tanggal 1 Januari 1982.
CONTOHNYA
Pasal 120 KUHAP :
(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat
orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.
(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucap janji dimuka
penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuan
yang sebaik-baiknya, kecuali bila disebabkan oleh harkat serta
martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia
menyimpan rahasia, dapat menolak untuk memberikan keterangan
yang diminta

23

Hukum acara perdata


Peraturan mengenai hukum acara perdata yang
dipergunakan untuk menyelesaikan perkara
perdata, diatur didalam Reglemen Indonesia Baru
Yang disingkat RIB
CONTOHNYA.
Pasal 70 :
Setiap orang yang dipanggil untuk memberi
bantuan kepada justisi sebagai orang ahli atau
sebagai dokter, wajib datang memberi bantuan itu

24

Penggunaan KUHAP dan RIB

KUHAP

Menyelesaikan perkara
pidana oleh Pengadilan
Negeri (Peradilan
Pidana)

RIB

Dipergunakan untuk
menyelesaikan
perkara perdata oleh :
Peradilan Perdata
Pengadilan Negeri
Pengadilan Agama.
25

PENYELESAIAN KASUS-KASUS
Peradilan
Pidana

Peradilan
Perdata

Peradilan
Agama

Menyelesaaikan
semua perkara :
pelanggaran
kejahatan

Menyelesaikan
perkara-perkara :
- Percerainan
- Perikatan
- Warisan dll

Menyelesaikan
perkara-perkara
Perkawinan
Perceraian
Warisan

26

SISTIM PIDANA
DI
INDONESIA.

27

Apakah pidana itu ?


Reaksi atas delik yang berujud suatu
nestapa/siksaan yang dijatuhkan oleh
Negara kepada pembuat delik

28

Jenis pidana di Indonesia


(Pasal 10 KUHP)

Pidan pokok :

Pidana mati
Pidana penjara
Pidana kurungan
Pidana denda
Pidana tutupan
(UU No.20/1946)

Pidana Tambahan :
Pencabutan hak-hak
tertentu.
Perampasan beberapa
barang yang tertentu.
Pengumuman
putusan hakim

29

Pidana mati
Pasal 11 KUHP

Pidana mati dijalankan oleh Algojo ditempat gantungan dengan


menjeratkan tali yang terikat ditiang gantungan pada leher
terpidana, kemudian menjatuhkan papan tempat terpidana berdiri

Berdasarkan pertimbangan bahwa tata cara pelaksanaan


pidana mati tersebut tidak sesuai lagi dgn perkembangan
kemajuan keadaan serta jiwa revolusi Indonesia
Penetapan Presiden Republik Indonesia
No. 2 tahun 1964
Pelaksanaan pidana mati dijatuhkan oleh pengadilan
dilingkungan peradilan umum atau peradilan militer,
dilakukan dengan ditembak sampai mati

30

Pidana penjara
Pasal 12 KUHP

(1) Pidana penjara ialah seumur hidup atau selama waktu tertentu.
(2) Pidana penjara selama waktu tertentu paling pendek satu hari dan
paling lama lima belas tahun.
(3) Pidana penjara selama waktu tertentu boleh dijatuhkan untuk 20
tahun berturut-turut dalam hal kejahatan yang pidananya hakim
boleh memilih antara pidana mati, pidana seumur hidup dan pidana
penjara selama waktu tertentu, begitu juga dalam hal batas lima
belas tahun dilampaui sebab tambahan pidana karena
pembarengan, pengulangan atau karena ditentukan pasal 52
(4) Pidana penjara selama waktu tertentu sekali-kali tidak boleh
melebihi dua tahun

31

Pidana penjara
Pasal 12 KUHP

(1)Pidana penjara ialah seumur hidup atau selama waktu tertentu.


(2)Pidana penjara selama waktu tertentu paling pendek satu hari
dan paling lama lima belas tahun.
(3)Pidana penjara selama waktu tertentu boleh dijatuhkan untuk
20 tahun berturut-turut dalam hal kejahatan yang pidananya
hakim boleh memilih antara pidana mati, pidana seumur hidup
dan pidana penjara selama waktu tertentu, begitu juga dalam
hal batas lima belas tahun dilampaui sebab tambahan pidana
karena pembarengan, pengulangan atau karena ditentukan
pasal 52.
(4)Pidana penjara selama waktu tertentu sekali-kali tidak boleh
melebihi dua tahun.
32

Pidana kurungan
Pasal 18 KUHP

(1)Pidana kurungan paling sedikit satu hari dan


paling lama satu tahun.
(2)Jika ada pemberatan pidana yang disebabkan
karena pembarengan atau pengulangan atau
karena ketentuan pasal 52, pidana kurungan
dapat ditambah menjadi saru tahun empat bulan.
(3)Pidana kurungan sekali-kali tidak boleh lebih
dari satu tahun empat bulan

33

Pidana denda

Undang-undang tidak menentukan berapa jumlah maksimum


daripada denda, tetapi jumlah minimunnya ditentukan yaitu dua
puluh lima rupiah.

Tidak ditentukan dengan tegas, siapa yang harus membayar.

Jika denda tidak dibayar, maka dapat diganti dengan pisana


kurungan.

Lamanya pidana kurungan pengganti denda, ditentukan dalam


putusan. Minimun pidana kurungan pengganti denda adalah satu
hari dan maksimum enam bulan, yang dapat dinaikkan menjadi
delapan bulan dalam hal pembarengan, pengulangan dan seperti
apa yang ditentukan dalam pasal 52 dan 53 bis (pasal 30 ayat 5).

Terpidana mempunyai hak untuk membebaskan dirinya dari


pidana kurungan pengganti dengan jalan membayar dendanya

34

Pidana tambahan
Pidana tambahan yaitu pidana yang pada
umumnya dijatuhkan bersama-sama dengan
pidana pokok

35

36

Anda mungkin juga menyukai