Dr. Laksmi
Dr. Laksmi
ABSTRACT
Polycystic ovary syndrome is one of the most common endocrine disorder in women of reproductive age
that is associated with hormonal disturbance and influencing general health. Clinical and biochemical features
or other examination have varied results. The reason that cause a patients to see the physician were menstrual
cycle disturbance, infertility, obese, hirsute, and other complication such as hypertension, hypercholesterolemia
and diabetes. The polycystic ovary syndrome is not only caused of gynaecological problems, but is also related
to other metabolic disturbance, such as insulin resistance with for long term health implications. Women with
this syndrome have an increased risk of diabetes mellitus, coronary disease and endometrial carcinoma. Insulin
sensitizing agent can help the patients to improve hormonal disturbance as basis of problems in this syndrome.
Key words : Polycystic ovary syndrome, hyperandrogenism, women, reproductive
ABSTRAK
Sindrom ovarium polikistik merupakan salah satu masalah endokrinologi pada wanita masa reproduksi yang
berhubungan dengan kelainan hormonal dan dapat mempengaruhi kesehatan wanita tersebut secara umum. Pada
kenyataannya, baik gejala klinik, pemeriksaan biokimiawi maupun pemeriksaan penunjangnya dapat memberikan
hasil yang bervariasi. Alasan yang paling sering menjadi penyebab pasien dengan sindrom ini datang ke dokter
ialah adanya gangguan pada siklus menstruasi dan infertilitas, masalah obesitas dan pertumbuhan rambut yang
berlebihan serta kelainan lainnya seperti hipertensi, kadar lemak darah dan gula darah yang meningkat. Saat ini
sudah terbukti bahwa sindrom ovarium polikistik tidak hanya menyebabkan kelainan pada bidang ginekologi saja
tetapi juga berkaitan dengan kelainan metabolisme lain, yaitu adanya resistensi insulin yang berimplikasi pada
kesehatan jangka panjang pasien. Wanita dengan kelainan ini mempunyai risiko lebih besar untuk mendapat
penyakit diabetes melitus, penyakit jantung koroner dan karsinoma endometrium. Adanya terapi berupa senyawa
sensitisasi insulin diharapkan dapat membantu pasien memperbaiki kelainan hormonal yang mendasari kelainan
pada sindrom ini.
Kata kunci : Sindrom ovarium polikistik, hiperandrogenisme, wanita, reproduksi
PENDAHULUAN
Definisi klinis dari sindrom ovarium polikistik
yang diterima secara luas adalah suatu kelainan
pada wanita yang ditandai dengan adanya
hiperandrogenisme dengan anovulasi kronik yang
saling berhubungan dan tidak disertai dengan
kelainan pada kelenjar adrenal maupun kelenjar
hipofisis.(1-3) Hiperandrogenisme merupakan suatu
keadaan di mana secara klinis didapatkan adanya
hirsutisme, jerawat dan kebotakan dengan disertai
peningkatan konsentrasi androgen terutama
98
J Kedokter Trisakti
Vol.21 No.3
Maharani, Wratsangka
DAMPAK KLINIS
Infertilitas
Infertilitas pada sindrom ovarium polikistik
berkaitan dengan dua hal. Pertama karena adanya
oligoovulasi/anovulasi. Keadaan ini berkaitan
dengan hiperinsulinemia di mana terdapat resistensi
insulin karena sel-sel jaringan perifer khususnya otot
100
Diabetes melitus
Sindrom ovarium polikistik berkaitan erat
dengan masalah insulin. Adanya resistensi sel-sel
tubuh terhadap insulin menyebabkan organ tubuh
tidak dapat menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen sehingga kadarnya meningkat di dalam
darah.
J Kedokter Trisakti
Vol.21 No.3
Maharani, Wratsangka
J Kedokter Trisakti
Vol.21 No.3
KESIMPULAN
Penampakan klinis yang menonjol pada pasien
sindrom ovarium polikistik dengan gangguan siklus
haid dan anovulasi kronik adalah infertilitas di
samping gambaran klinis lainnya seperti
hiperandrogenisme dan obesitas. Adanya resistensi
insulin yang mendasari kelainan hormonal pada
sindrom ini menyebabkan pemeriksaan nisbah gula
puasa dan insulin puasa dapat mendukung
diagnosisnya. Pemakaian klomifen sitrat merupakan
pilihan utama untuk mengatasi infertilitas, dengan
pemantauan selama waktu pemberian lebih kurang
6 bulan untuk mencegah meningkatnya risiko
kanker ovarium. Pemberian hormon yang
merangsang ovarium untuk menghasilkan ovum dan
penatalaksanaan secara operatif kurang disukai
karena efek dari prosedur ini tidak sebanding
dengan hasil yang diinginkan. Pemberian senyawa
sensitisasi insulin pada kasus gangguan infertilitas
yang terbukti mempunyai gambaran ovarium
polikistik pada ultrasonografi juga dapat dianjurkan
untuk meningkatkan sensitifitas tubuh terhadap
insulin. Selain dapat memperbaiki kelainan hormonal
yang berhubungan dengan sindrom ini, juga dapat
membantu menurunkan berat badan dengan cara
memperbaiki metabolisme gula di perifer, menekan
oksidasi asam lemak dan meningkatkan penggunaan
glukosa oleh usus.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Daftar Pustaka
13.
1.
2.
3.
14.
15.
103