MRI - Ahdan Surya - D41105122
MRI - Ahdan Surya - D41105122
PENDAHULUAN
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaran
penampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen. Tehnik
penggambaran MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada
banyak parameter. Alat tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan
coronal,
sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila
pemilihan parameternya tepat, kualitas gambaran detil tubuh manusia akan tampak
jelas, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Magnetic Resonance Imaging yang disingkat dengan MRI adalah suatu alat
diagnostik mutahir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan
magnet dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X ataupun bahan
radioaktif.
Hasil pemeriksaan MRI adalah berupa rekaman gambar potongan penampang
tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 1,5
tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Beberapa faktor kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya membuat
potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh
pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik penggambaran MRI relatif kompleks karena gambaran yang dihasilkan
tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas
gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang
kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
2. 1 Tipe MRI
MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
a.
MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang luas
b.
MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 1,5 T
b.
c.
MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih MRI yang memiliki tesla tinggi karena alat
tersebut dapat digunakan untuk teknik Fast Scan yaitu suatu teknik yang memungkinkan
1 gambar irisan penampang dibuat dalam hitungan detik, sehingga kita dapat membuat
banyak irisan penampang yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan
banyaknya variasi gambar membuat suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.
2. 2 Prinsip MRI
Pasien ditempatkan dalam medan magnet, dan gelombang elektromagnet pulsa
diterapkan untuk membangkitkan objective nuclide di dalam tubuh. Nuclide yang
dibangkitkan akan kembali ke dalam energi semula dan akan melepaskan energi yang
diserap sebagai gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang dilepas ini
adalah sinyal MR. Sinyal ini dideteksi dengan kumparan (coil) untuk membentuk suatu
gambar (image).
Yang perlu diperhatikan dengan memakai MR adalah nucleus (proton di dalam
tubuh). Nucleus mempunyai massa dan muatan positif serta berputar pada sumbunya.
Nucleus yang berputar ini dianggap sebagai suatu magnet batang kecil (small bar
magnet). Karena nucleus ditempatkan di dalam medan magnet statis, maka akan berputar
(precession). Ketika suatu pulsa RF yang mempunyai frekuensi sama dengan
kecepatan/frekuensi dari putaran diberikan, nucleus menyerap energi dari pulsa (yang
disebut gejala resonansi). Pulsa RF adalah gelombang elektromagnet dan disebut pulsa RF
(Radio Frequency) karena band frekuensinya. Ketika pulsa RF dimatikan, nucleus
kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi yang diserap (yang disebut
relaxation). Dengan membuat nucleus memancarkan sinyal ketika melepaskan energi
yang diserap, suatu gambar (image) dihasilkan.
Permanent magnet (generating a constant static magnetic field)
Gradient magnetic field coil (providing MR signal with positional information)
Transmitter coil (applying an RF pulse)
Receiver coil (receiving MR signal)
Display
Image
Processing
system
Nc
Rf
Signal
2. 3 Instrumen MRI
Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe
magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI
tersebut
b.
Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan
koil, yaitu:
- Gradien coil X, untuk membuat citra potongan sagittal.
- Gardien coil Y, untuk membuat citra potongan koronal.
- Gradien coil Z untuk membuat citra potongan aksial .
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan
oblik
d.
e.
Sistem pencetakan citra, fungsinya untuk mencetak gambar pada film rontgent
atau untuk menyimpan citra.
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis. Berikut
adalah 3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:
1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
2. Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)
3. Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)
1. Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
Magnet tetap adalah sama dengan suatu magnet batang. Sistem MRI yang menggunakan
suatu magnet tetap dapat dianggap suatu magnet batang yang besar.
N
S
Large bar
magnet
Patient
Magnetic
field
N
S
Cooling-water flanges
(sandwitching the coil)
Cooling
Water
Coil
(Aluminium sheet)
b.
Harus ada aliran air untuk pendinginan sistem, karena panas yang terjadi
sangat tinggi
3.
Electrical
resistance
Temperature
Critical Temperature Tc
2.
Medan magnet yang kuat dapat dihasilkan karena arus listrik yang cukup
besar dapat dialirkan.
3.
Magnet superkonduktif memerlukan biaya daya listrik yang rendah daripada magnet
kumparan untuk mendapatkan medan magnet yang kuat, yang membuat magnet
superkonduktif lebih berguna, tetapi masalahnya adalah helium cair yang dibutuhkan
untuk mendinginkan kumparan.
Kekurangan dengan menggunakan helium cair adalah sebagai berikut:
1. Tidak mudah untuk menangani
2. Harga helium cair sangat mahal
3. Helium cair menguap pada kecepatan 0,6 sampai 0,7 liter/jam
4. Penggunaan kembali helium gas sesudah penguapan adalah sulit
2.4 Pelindung untuk MRI
Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:
1. MRI dipengaruhi oleh noise radio
Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi yang sama
dengan siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa pelindung (shield), maka
akan terpengaruh noise radio serta mempengaruhi mutu gambar (image) yang
dihasilkan. Untuk menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang MRI harus diberi
pelindung.
Radio
noise
Radio-wave shield
Kesalahan geometric
b.
Kesalahan algoritma
c.
b.
c.
Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya.
d.
Artefak yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap.
e.
Akibat adanya artefak artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur,
terjadi kesalahan geometri, tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garis
garis dibawah gambaran, gambaran bergaris garis miring, gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRI, antara lain dilakukan dengan cara :
a. Waktu pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio
frekuensi
b. Menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila memungkinkan
c. Perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
d. Pengambilan sample/gambar sebaiknya lebih dari satu kali.
e. Pengolahan citra yang dilakukan pada komputer (image processing) harus sebaik
mungkin.
2.
3.
4.
5.
Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu,
pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli.
6.
Daftar Pustaka
-
www.litbang.depkes.go.id/media/data/mri.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_resonance_imaging#Background_inf
ormation