Anda di halaman 1dari 61

NYERI LEHER (NECK PAIN)

Nita Marta Hardianty, S. Ked


FAA 110 028
Pembimbing :
dr. Bambang, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI
RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR
PALANGKA RAYA
JANUARI 2016
1

NYERI LEHER?
Nyeri leher adalah nyeri yang
dirasakan pada bagian atas
tulang belakang. Ini
merupakan tanda bahwa
sendi, otot, atau bagian lain
dari leher terluka, tegang,
atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya
Leher adalah daerah tulang
belakang (spine) yang paling
lentur. Fungsinya menyangga
berat dari kepala peka
terhadap bayak luka-luka dan
penyakit-penyakit yang
potensial yang menghasilkan
nyeri dan membatasi gerakan.
Tulaar ABM. Nyeri Leher & Punggung. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5:169-80.

NYERI LEHER?
Nyeri leher didefinisikan
sebagai nyeri yang terjadi
di daerah yang dibatasi
oleh garis nuchae di
bagian atas, margo
lateralis leher di bagian
samping dan di bagian
bawah dibatasi oleh garis
transvers imaginer
melalui processus
spinosus T1 (Thoracal 1).
Tulaar ABM. Nyeri Leher & Punggung. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5:169-80.

Tiap tahun 16,6% populasi dewasa mengeluh


rasa tidak enak di leher,bahkan 0,6% berlanjut
menjadi nyeri leher yang berat. Incidence nyeri
lehermeningkat dengan bertambahnya usia.
Lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki
dengan perbandingan 1,67:1.

Tulaar ABM. Nyeri Leher & Punggung. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5:169-80.

ANATOMI

Terdapat 8 pasang saraf


servikal yang menginervasi,
disebut juga rami
communicantes, yang terdiri
dari tiga ganglion; yaitu C1-C4
ganglion superior, C5-C7
ganglion media, C8-T2
ganglion inferior. Servikal
divaskularisasi oleh arteri
karotis interna dan arteri
vertebralis, serta vena
jugularis dan vena vertebralis

FISIOLOGI LEHER
Leher : bagian spina yg paling mobile
3 fungsi utama :
menopang & memberi stabilitas kepala
memungkinkan pergerakan kepala ke semua bidang gerak
melindungi struktur yg lewat spina, terutama medula
spinalis, akar saraf & a. vertebra

Tulaar ABM. Nyeri Leher & Punggung. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5:169-80.

Fleksi berlebihan dibatasi oleh ligamen longitudinal posterior,


ligamen intervertebra posterior, elastisitas terbatas fascia otot
ekstensor (erektor spina).
Ekstensi berlebihan dibatasi oleh kontak langsung lamina, faset
dan prosesus spinosus posterosuperior.
Tulaar ABM. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5:169-80.

PATOFISIOLOGI NYERI
TENGKUK (Neck Pain)
Transmisi nyeri melalui free nerve
ending yg terdapat pada situssitus nosiseptif (serabut-cepat
delta tipe A & serabut-lambat tipe
C) dihantarkan melalui tractus
spinothalamicus lateralis
dipersepsikan di cortex cerebri
sensasi nyeri.
Beberapa situs nosiseptif pada
spina cervical :

Ligamen longitudinal anterior


Ligamen longitudinal posterior
Annulus terluar (outer)
Dura
Kapsul (simpai) faset
Otot
Ligamen

Tulaar ABM. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5:169-80.

Etiology of Neck Pain

Bogduk N. Phys Med Rehab Clin N Am;2003. 14:455-72.

etiology of neck pain

Bogduk N. Phys Med Rehab Clin N Am;2003. 14:455-72.

PENYEBAB
Ketegangan-ketegangan otot.
Berjam-jam mengemudi atau membaca nyeri kronis
Berbaring pada postur yang buruk untuk periode waktu
yang panjang.

Trauma.
Kecelakaan-kecelakaan automobile merobek
jaringan-jaringan lunak (seperti otot-otot dan ligamenligamen) dari leher, berakibat pada luka dan nyeri.
Luka parah dapat menjurus pada patah tulang atau
dislokasi dari leher, yang mungkin merusak sumsum
tulang belakang dan menyebabkan kelumpuhan.

Penyakit-penyakit pada discus


Syaraf terjepit. Ketika seseorang menua, discus
intervertebral yang berfungsi sebagai bantalanbantalan antara vertebrae dari spine mulai
mengering. Ini menyempitkan ruang-ruang dalam
kolom tulang belakang dimana syaraf-syaraf
keluar, dan memberikan tekanan pada syarafsyaraf tulang belakang.
Penyakit degeneratif discus. Discus memburuk
dan menekan atas syaraf-syaraf.
Herniated disc. Discus intervertebral adakalanya
robek, yang berarti pusat saraf akan menonjol
melalui lapisan discus yang kuat.

Klasifikasi Nyeri leher


Menurut onset
a. Akut : berlangsung 3-6 bulan yang secara langsung
berkaitan dengan kerusakan jaringan.
b. Kronik : dua jenis masalah nyeri kronis yaitu akibat
pembangkit nyeri yang dapat diidentifikasi (misalnya
cedera, penyakit diskus degeneratif, stenosis tulang,
dan spondilosthesis) dan nyeri kronis akibat
pembangkit nyeri yang tidak dapat diidentifikasi
(misalnya cedera yang telah sembuh, fibromialgia).
c. Neuropatik : Nyeri neuropatik dirasakan berupa rasa
berat, tajam, pedih, menusuk, terbakar, dingin, dan
atau mati rasa, kesemutan atau kelemahan

Menurut penyebab nyeri leher :


a. Penyebab biomekanik : spondilosis servikalis
(axial neck pain, radikulopati, mielopati),
infeksi, neoplasma.
b. Penyebab rematik (Rheumatoid Arthritis)
c. Distonia Servikal (Tortikolis Spasmodik)
d. Trauma (Whiplash Associated Dissorders)
e. Fibromialgia (3,10)

Spondilosis Servikalis
Tulang belakang berisi sekumpulan saraf yang
memberikan kekuatan dan sensasi pada
lengan dan kaki, dan memberikan kontrol usus
serta kandung kemih. Seiring dengan
bertambahnya usia, diskus intervertebralis
menjadi kurang lunak dan mulai kehilangan
kadar air. Hal ini dapat menyebabkan
penonjolan bagian keras diskus ke kanalis
spinal.

Cervical Sprain & Strain


Etiologi :
Kronik, overuse dgn
postur jelek & ketegangan
Trauma akut
Trauma minor (e.g : salah
tidur)
Trauma mayor (whiplash
injury)

Gambaran klinis
Ada riwayat trauma akut
maupun kronis
Nyeri lokal (sharp pain),
biasanya tidak berat
Spasme otot leher
Tidak ada penjalaran nyeri
ke lengan atau tangan
Kekuatan otot, sensasi &
refleks normal
ROM leher terbatas
Spurling test negatif

Tulaar ABM. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5:169-80.

Spondilosis terdiri atas 3 tipe sindrom yaitu:


1. servikal radikulopati (sindrom tipe I) : sindrom
dengan manifestasi klinis nyeri leher dengan
nyeri yang menjalar di ekstermitas atas,
kelemahan, atau mati rasa.
2. servikal mielopati (sindrom tipe II) : manifestasi
yang dihasilkan dari penurunan ruang yang
tersedia dari kanalis servikalis medulla spinalis.
3. axial joint pain (sindrom tipe III) : uncomplicated
neck pain dan ketegangan ligamen leher.

Cervical Radiculopathy

Etiologi :
HNP
Stenosis foramen
intervertebra

Gambaran klinis :
Nyeri leher menjalar
secara explosive atau
gradual ke lengan sesuai
akar saraf yg tertekan
Nyeri timbul/bertambah
bila melakukan aktivitas
yg menyebabkan tekanan
subarachnoid meningkat
(batuk, bersin, valsava
manuever), ekstensi
kepala berlebihan
Kadang disertai atrofi &
kelemahan otot

cervical radiculopathy
Pemeriksaan Fisik
Provokativ manuver
Spurling manuver
Ekstensi cervical manuver
Fleksi lateral & rotasi
ipsilateral manuver

Hoffman sign positif


menandakan medula
spinalis ikut terkena
Pemeriksaan penunjang

Terapi
Terapi medikamentosa
Modifikasi
aktivitas/postur
Terapi modalitas

Terapi panas
TENS
Traksi cervical
Collar brace

MRI
EMG

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Muscle weakness & reflex change in cervical radiculopathies

Goetz CG. Goetz: Textbook of Clinical Neurology. Ed. 3. Saunders;2007.

Carette S, Phil M, Fehlings MG. Cervical radiculopathy. N Eng J Med 2005; 353: 392-399.

Yadla S, Ratliff JK, Harrop JS. Curr Rev Musculoskelet Med;2008. 1:6568

Terapi
Kontrol nyeri &
inflamasi dgn
medikamentosa
Terapi modalitas
Terapi panas
(superfisial & deep)
TENS
Masase ringan
Soft cervical collar

Perbaiki postur
Yadla S, Ratliff JK, Harrop JS. Curr Rev Musculoskelet Med;2008. 1:6568

Whiplash Associated Disorder (WAD)


WAD adalah kasus nyeri leher yang khusus
terjadi akut atau subakut diakibatkan oleh
akselerasi dan deselerasi energi pada leher.
Biasanya melibatkan beberapa pembangkit
nyeri seperti miofasial, ligamen, diskogenik,
dan facet.
Paling umum disebabkan oleh kecelakaan
kendaraan bermotor dapat pula disebabkan
oleh hal lain seperti menyelam
Olam SJ, Soewito F, Nuhonni SA, Sungkar S. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5.

Manifestasi klinis pada WAD biasanya muncul


sebagai nyeri di otot leher paramedian
posterior, dengan radiasi ke tengkuk, bahu,
atau daerah periskapular

Olam SJ, Soewito F, Nuhonni SA, Sungkar S. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5.

WAD terbagi atas 4 kategori (14) :


1. Kelas I terdiri dari keluan leher tidak spesifik
seperti nyeri, kaku nyeri tanpa temuan fisik yang
objektif.
2. Kelas II keluhan leher disertai tanda yang
terbatas pada struktur muskuloskeletal
3. Kelas III keluhan leher ditambah disertai tandatanda neurologis.
4. Kelas IV terdiri dari nyeri leher, ditambah fraktur
atau dislokasi.
Olam SJ, Soewito F, Nuhonni SA, Sungkar S. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5.

Fibromialgia
Fibromialgia adalah kelainan yang sering
ditemui, dicirikan oleh adanya nyeri
muskuloskeletal yang menyebar dengan
penyebaran yang simetris, kekakuan, mudah
lelah, parestesi, dan gangguan tidur

Olam SJ, Soewito F, Nuhonni SA, Sungkar S. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5.

Olam SJ, Soewito F, Nuhonni SA, Sungkar S. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5.

Fibromyalgia
Kriteria diagnosis
fibromialgia (ACR
1990)
Riwayat nyeri
tersebar luas selama
3 bulan
Terdapat 11 dari
18 tender points dgn
palpasi jari

Olam SJ, Soewito F, Nuhonni SA, Sungkar S. Maj


Kedokt Indon;2008. (58)5.

.fibromyalgia
Etiologi : penyebab pasti
belum diketahui.
Dipicu oleh :

Stres emosional
Infeksi
Pembedahan
Hipotiroidisme
Trauma
yg lain : kurangnya latihan,
overuse, perubahan
metabolisme otot

Tatalaksana
Farmakologis : analgetik,
antidepresan atau
antiansietas
Non-farmakologis :

Olahraga aerobik
Perbaikan postur tubuh
Terapi panas
Masase
Vapocoolant spray &
stretch

Olam SJ, Soewito F, Nuhonni SA, Sungkar S. Maj Kedokt Indon;2008. (58)5.

Occipital Neuralgia
Relatif sering
menyebabkan nyeri
kepala
Terjadi penekanan/iritasi
saraf occipital diantara
processus mastoid &
suboccipital

Gambaran klinis
Nyeri dari suboccipital
menjalar ke kepala bagian
atas & depan sampai ke
mata ipsilateral
Penderita mengeluh spt
migrain
Tinel test positif diantara
processus mastoid &
suboccipital

.occipital neuralgia
Terapi
Injeksi steroid &
anestesi lokal
Terapi exercise
Gentle exercise
ROM exercise
Postural exercise

Thoracic outlet syndrome (TOS)


Penekanan atau cedera
neurovaskular pada
bagian thoraks atas &
leher
Penekanan bisa terjadi
pada :
Trigunum scalenius
Iga pertama & clavicula
Pectoralis minor

Gambaran klinis
Nyeri menjalar ke lengan,
rasa baal & kesemutan
Gejalanya mirip
radiculopathy
Spurling test negatif
Adson test positif
Px penunjang :
MRI
Doppler
EMG

.Thoracic outlet syndrome (TOS)

.Thoracic outlet syndrome (TOS)


Terapi
Perbaiki postur
Stretching otot dada bagian depan
Strengthening otot trapezius & rhomboid
Ultrasound terapi
Operasi bila konservatif gagal atau kasusnya berat

Parsonage Turner Syndrome


(Idiopatic Brachial Neuritis)
Nyeri akut pada bahu &
lengan ok/ inflamasi
idiopatik pada satu atau
lebih saraf di pleksus
brachialis
Etiologi
Tidak diketahui
Dicurigai infeksi virus, bakteri
& immune
Vaksinasi

Gambaran klinis
Nyeri akut sangat berat
pada bahu & lengan atas
kadang sampai ke lengan
bawah & tangan
Nyeri bertambah bila lengan
digerakkan
Lengan yg sakit sering
disangga dgn tangan yg
sehat
Nyeri cenderung berkurang
setelah 1-3 minggu & terjadi
kelemahan otot

Feinberg JH, Radecki J. Parsonage-Turner Syndrome. HSSJ;2010. 6:199205

Idiopatic brachial neuritis


Px Fisik
Nyeri bertambah bila
lengan digerakkan
Terjadi kelemahan otot,
penurunan sensasi &
refleks
Spurling & adson test
negatif

Terapi
Medikamentosa (pain
management)
Strengthening &
stretching

Px Penunjang
EMG
MRI
Feinberg JH, Radecki J. Parsonage-Turner Syndrome. HSSJ;2010. 6:199205

Tes Kompresi (Comression Test)


Tes ini dilakukan dengan cara menekan atau kompresi kepala
pasien untuk mendeteksi ada tidaknya penekanan di foramen
intervertebralis bagian cervical. Tes ini dikatakan positif
apabila timbul nyeri sesuai dengan tingkat kompresi. Tes ini
dikenal dengan ama Lhermitte test atau Spurling test.
Tes Distraksi
Apabila terdapat nyeri kerena kompresi pada radiks saraf
dorsalis ditingkat cervical, maka dengan tes distraksi atau
mengangkat kepala pasien secara perlahan, kompresi
tersebut dapat dikurangi dengan demikian nyeri saraf menjadi
berkurang atau hilang.

Tes Valsalva
Tes ini akan meningkatkan tekanan intratekal. Jika
terdapat proses desak ruang dikanalis vertebralis
bagian cervical, maka dengan meningkatkan tekanan
intertekal akan menimbulkan nyeri radikuler atau
nyeri saraf sesuai dengan tingkat proses patologik di
kanalis vertebralis bagian cervical. Menurut valsalva
cara peningkatan intertekal adalah dengan meminta
pasien mengejan pada saat ia menahan nafas.
Tes ini positif jika timbul nyeri radikuler yang
berpangkal ditingkat cervical dan menjalar kelengan.

Tes Naffziger
Tes ini dapat dilakukan dalam posisi berbaring atau
berdiri, caranya mint pasien mengejan pada saat kedua
vena jugularis ditekan oleh pemeriksa menggunakan
kedua tangannya. Dengan cara ini tekanan intracranial
meningkat dan peningkatan tekanantersebut akan
diteruskan sepanjang rongga arakhnoid medulla spinalis.
Apabila terdapat proses desak ruang dikanalis vertebralis,
maka radiks yang terbentang atau teregang mendapat
rangsangan pada waktu tes Naffziger dilakukan. Oleh
sebab itu akan timbul nyeri melintasi kawasan
dermatomnya.

Nyeri kronik
- ringan : NSAID + analgetik ajuvant
- sedang : NSAID + analgetik ajuvant + codein
- berat
: NSAID + analgetik ajuvant + morfin
Obat penghilang nyeri atau relaksan otot dapat diberikan
pada fase akut. Obat-obatan ini biasanya diberikan selama
7-10 hari.
Ibuprofen 400 mg, tiap 4-6 jam (PO)
Naproksen 200-500 mg, tiap 12 jam (PO)
Fenoprofen 200 mg, tiap 4-6 jam (PO)
Indometacin 25-50 mg, tiap 8 jam (PO)
Kodein 30-60 mg, tiap jam (PO/Parentral)

1. Traksi
Traksi adalah suatu tindakan untuk memindahkan
tulang yang patah / dislokasi ke tempat yang normal
kembali dengan menggunakan daya tarik tertentu atau
dengan kata lain suatu pemasangan gaya tarikan pada
bagian tubuh, yang diindikasikan pada pasien dengan
fraktur dan atau dislokasi.
Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan
nyeri tidak berkurang atau pada pasien dengan gejala
yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks
saraf. Traksi dapat dilakukan secara terus-menerus atau
intermiten.
Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Halter Traction
Traksi halter digunakan untuk traksi servikal
jangka pendek. Penggunaannya meliputi
cedera leher minor tanpa kejelasan adanya
fraktur contoh spasme otot leher, terapi
conservative dari lesi di diskus servika

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Masalah dengan Traksi Halter


Tidak nyaman
Nyeri di Tempero-mandibular
Kontraindikasi pada fraktur mandibula
Sulit untuk mengontrol fleksi dan ekstensi

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Komplikasi dari Traksi Cervical


Perdarahan arteri temporalis
Tekanan sangat sakit pada tulang
Sepsis dari kulit ke abses subdural
Perburukan status neurologis
Mata juling dari jatuhnya nervus kranialis ke 6
Kontraindikasi Penjepit tulang kepala
Anak-anak
Sepsis Lokal
Fraktur tulang kepala

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

2. Cervical Collar
Pemakaian cervical collar lebih ditujukan untuk
proses imobilisasi serta mengurangi kompresi
pada radiks saraf, walaupun belum terdapat satu
jenis collar yang benar-benar mencegah
mobilisasi leher. Salah satu jenis collar yang
banyak digunakan adalah SOMI Brace (Sternal
Occipital Mandibular Immobilizer).
Pemasangan cervicalcollar adalah memasang alat
cervicalcollar untuk immobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal)
Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Tujuan pemasangan cervicalcollar:


Mencegah pergerakan tulang servikal yang
patah
Mencegah bertambahnya kerusakan tulang
servikal dan cordaspinalis
Mengurangi rasa nyeri

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Terdapat tiga macam cervicalcollar yaitu:


Cervical
Head-cervical
Head-cervical-thoracic

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

3. Thermoterapi
Thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu
menghilangkan nyeri. Modalitas terapi ini dapat
digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal untuk
relaksasi otot. Kompres dingin dapat diberikan
sebanyak 1-4 kali sehari selama 15-30 menit, atau
kompres panas/pemanasan selama 30 menit 2-3 kali
sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai hasil
yang memuaskan. Pilihan antara modalitas panas atau
dingin sangatlah pragmatik tergantung persepsi pasien
terhadap pengurangan nyeri.
Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Variabel

Efek

Spasme otot

Menurun

Persepsi nyeri

Menurun

Aliran darah

Meningkat

Kecepatan metabolisme

Meningkat

Elastisitas kolagen

Meningkat

Kekakuan sendi

Menurun

Permeabilitas kapiler

Meningkat

pembengkakan

Meningkat
Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Indikasi Thermotherapy
a. Kekakuan Otot.
b. Arthritis (Radang Persendian).
c. Hernia discus intervertebra
d. Nyeri bahu
e. Tendinitis (radang tendo)
f. Bursitis (radang bursa)
g. Sprain ( robekan ligamen sendi)
h. Strain ( robekan otot)
i. Nyeri pada mata yang diakibatkan oleh peradangan kelopak mata (blepharitis).
j. Gangguan sendi temporo mandibular.
k. Nyeri dada yang disebabkan oleh nyeri pada tulang rususk (costochondritis).
l. Nyeri perut dan pelvis.
m. Fibromyalgia dengan gejala nyeri otot, kekakuan, kelelahan dan gangguan tidur.
n. Gangguan nyeri kronis seperti pada lupus dan nyeri myofascial.
o. Asthma

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

a. Krim panas.
b. Bantal pemanas (Heat Pad)
c. Kantung Panas (Heat Pack)
d. Tanki whirlpool
e. Parafin Bath
f. Contrast Bath
g. Shortwave dan Microwave Diathermy
h. Terapi Ultrasound
Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

4. Latihan
Berbagai modalitas dapat diberikan pada
penanganan nyeri leher. Latihan bisa dimulai
pada akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher
kearah anterior, latihan mengangkat bahu atau
penguatan otot banyak membantu proses
penyembuhan nyeri. Hindari gerakan ekstensi
maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat
diakibatkan oleh spasme otot dapat ditanggulangi
dengan melakukan pijatan.
Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Terapi latihan bertujuan untuk :


a. Mengurangi rasa nyeri
b. Mengurangi lordosis cervical
c. Memperbaiki kekuatan otot
d. Meningkatkan postur pada ADL
e. Mempertahankan fleksibilitas atau rentang
sendi (R.O.M)
Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Kurniawan CD. Managemen Rehabilitasi Medik pada Nyeri Leher. FK UNUD.

Kesimpulan

Nyeri leher merupakan suatu keadaan yang


dapat disebabkan oleh apapun baik jaringan
lunak, saraf maupun vertebra servikalis,
adanya pemeriksaan yang tepat untuk
mengetahui penyebab dari nyeri perlu
diperhatikan. Untuk mendapatkan suatu
pengelolaan dan terapi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai