Anda di halaman 1dari 2

FISIOLOGI PEMEKATAN DAN PENGENCERAN URIN

Pelaku utana sistem umpan bali untuk mengatur osmolaritas plasma


dan konsentrasi natrium adalah hormone antidiuretic (ADH). Bila osmolaritas
cairan tubuh meningkat diatas normal, kelenjar hipofisis posterior akan
menyekresikan lebih banyak ADH, yang meningkatkan permeabilitas tubulus
distal dan duktus koligens terhadap air. Keadaan ini mengakibatkan
terjadinya reasorbsi air dalam jumlah besar dan penurunan volume urin,
tetapi tidak mengubah kecepatan ekskresi zat terlarut oleh ginjal secara
berarti.
Bila terdapat kelebihan air dalam tubuh dan osmolaritas cairan
ekstraseluler menurun, maka sekresi ADH oleh hipofisis posterior akan
menurun. Oleh sebab itu, permeabilitas tubulus distal dan duktus koligens
terhadap air akan menurun, sehingga menghasilkan sejumlah besar urin
encer. Jadi kecepatan sekresi ADH sangat menentukanencer atau pekatnya
urin yang akan dikeluarkan.
Mekanisme ginjal untuk mensekresi urin encer
Ginjal melakukan tugas ini dengan merabsorbsi zat terlarut terus
menerus dan pada saat yang sama tidak mereabsorbsi sejumlah besar air
dibagian nefron bagian distal.

Tubulus proksimal : di tubulus ini zat terlarut dan air direabsorbsi dalam
jumlah yang sama sehingga cairan tetap isoosmotik terhadap plasma
Pars desendens ansa Henle : air direbsorbsi melalui proses osmosis dan
cairan di tubulus mencapai keseimbangan dengan cairan interstisial
medulla ginjal yang sangat hipertonik.
Pars desendens ansa Henle : terutama di segmen tebal, natrium, kalium,
dan klorida banyak direabsorbsi. Akan tetapi, bagian segmen ini
impermeable terhadap air, walaupun terdapat banyak ADH.
Tubulus distal dan koligens : di tubulus ini terjadi reasorbsi tambahan
natrium klorida. Tanpa adanya ADH bagian tubulus ini juga impermeable
terhadap air.

Mekanisme ginjal untuk pemekatan urin

Tubulus proksimal : kurang lebih osmolaritasnya sama dengan filtrate


glomerulus, karena meskipun terjadi reabsorbsi 65% elektrolit,
membrane tubulus ini sangat permeable terhadap air.

Pars desendens ansa Henle : air diabsorbsi ke dalam medulla karena


pars desenden sangat permeable terhadap air tetapi kurang
permeable terhadap natrium klorida dan ureum. Oleh sebab itu,
osmolaritas cairan yang mengalir melalui pars desendens akan
meningkat secara bertahap hingga hampir sama dengan cairan
intersisial di sekitanya apabila konsentrasi ADH tingi
Segmen tipis pasr asendens ansa Henle, segmen tebal pasr asendens
ansa Henle, segmen awal tubulus distal : pada dasarnya impermeable
terhadap air tetapi dapat merebsorbsi sejumlah natrium klorida.
Segmen akhir tubulus distal dan duktus koligens kortikalis : pada
tubulus ini osmolaritas cairan bergantung pada kadar ADH. Dengan
kadar ADH tinggi tubulus ini sangat permeable terhadap air.

Anda mungkin juga menyukai