Anda di halaman 1dari 14

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

PEDOMAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DESA


Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 4,
penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem fungsi utama kawasan, wilayah administratif,
kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Sedangkan pada Pasal 5 ayat (4) menyebutkan
bahwa penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan
perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Perdesaan merupakan suatu bagian wilayah yang tidak berdiri sendiri dan akan terkait
dengan pengembangan wilayah yang lebih luas. Suatu wilayah bisa disebut kawasan perdesaan
karena mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan kawasan perkotaan. Suatu kawasan
yang aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi penduduknya bersandar pada pengelolaan
sumberdaya alam setempat dinamakan dengan kawasan perdesaan. Namun dalam
pengembangan wilayah, kawasan perdesaan harus dipandang sebagai bagian yang tak
terpisahkan dengan kawasan perkotaan.
Berdasarkan UU No. 27 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang khususnya, hal-hal yang
mengatur tentang kawasan perdesaan terdapat pada Pasal 48 sampai dengan Pasal 54.
Berdasarkan Pasal 48 ayat 3 disebutkan bahwa penataan ruang kawasan perdesaan
diselenggarakan pada:
a. kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau
b. kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih
wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.
Sedangkan pada Pasal 49 disebutkan bahwa rencana tata ruang kawasan perdesaan yang
merupakan bagian wilayah kabupaten adalah bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten.
Penataan ruang kawasan perdesaan dalam 1 (satu) wilayah kabupaten dapat dilakukan pada
tingkat wilayah kecamatan atau beberapa wilayah desa atau nama lain yang disamakan dengan
desa yang merupakan bentuk detail dari penataan ruang wilayah kabupaten.

Berdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada pasal 69 ayat 4
dinyatakan bahwa Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa harus mendapatkan evaluasi dari
Bupati/Walikota sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa, sehingga perlu disusun Pedoman
Rencana Tata Ruang Desa sebagai sebagai standar teknis proses evaluasi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Desa yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten
merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah.
Rencana tata ruang yang bersifat lintas administratif tersebut berisikan struktur ruang dan pola
ruang yang bersifat lintas wilayah administratif. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Desa, secara
sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan merencanakan pemanfaatan potensi dan ruang
perdesaan

serta

pengembangan

infrastruktur

pendukung

yang

dibutuhkan

untuk

mengakomodasikan kegiatan sosial ekonomi yang diinginkan.


2. Maksud dan Tujuan
A.

Maksud
Maksud penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa adalah menyusun Rencana
Tata Ruang Wilayah Desa, untuk merealisasikan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten yang dapat digunakan
sebagai pedoman operasionalisasi pelaksanaan pembangunan.

B.

Tujuan
Tujuan penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa yaitu :
a) Mempercepat terlaksananya Permendagri Nomor 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan
Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat;
b) Menyampaikan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Desa;
c) Mendorong terencananya berbagai kegiatan yang akan diarahkan untuk mempercepat
pembangunan dan pengembangan wilayah perdesaan.

3. Sasaran
Sasaran dari Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa ini adalah untuk :
a) Terdeliniasinya kawasan perdesaan;
b) Tersusunnya skenario dan muatan RTR Desa.

4. Lokasi Kegiatan
Penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa Tahun 2016 diarahkan pada seluruh
wilayah pedesaan di Kabupaten Gresik.

5. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Kab. Gresik Tahun Anggaran 2016. Untuk
pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa diperlukan biaya
Rp. 300.000.000,00 (Tiga Ratus Juta Rupiah ) termasuk PPN yang bersumber dari APBD
Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2016.
6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Nama Pejabat Pembuat Komitmen: MISBAHUL MUNIR S.Sos, M.Si
Proyek/Satuan Kerja: PENYUSUNAN PEDOMAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DESA /
BIDANG PRASWIL, SDA DAN LINGKUNGAN PADA BAPPEDA KAB.
GRESIK
7. Standar Teknis
a) Pendahuluan
1) Latar belakang
2) Maksud dan Tujuan
3) Ruang Lingkup Pedoman
4) Fungsi Pedoman umum
b) Ketentuan Umum ;
1) Istilah dan Definisi;
2) Dasar Hukum;
3) Kedudukan;
a. Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan dalam sistem penataan ruang dan
sistem pembangunan nasional
b. Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan terhadap peraturan perundang
Undangan terkait
4) Fungsi dan Manfaat Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan;
5) Tipologi dan Lingkup Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan;
6) Masa Berlaku Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan.
c) Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Desa;
1)

Profil Desa

2)

Rencana Pola Ruang

3)

Rencana Jaringan Prasarana

4)

Ketentuan Pemanfaatan Ruang

5)

Peraturan Zonasi

6)

Indikasi Program Pembangunan

d) Prosedur Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Desa;


1)

Proses dan Jangka Waktu Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan;

2)

Pelibatan Peran Masyarakat dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan

3)

Pembahasan Rancangan Peraturan Desa tentang Rencana Tata Ruang Wilayah


Pedesaan.

e) Kelengkapan Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan


1)

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan

2)

Kelengkapan draft Rancangan Peraturan Desa (ranperdes) tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Pedesaan

3)

Kelengkapan dokumen untuk persetujuan substansi raperdes tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Pedesaan

4)

Kelengkapan dokumen Perdes Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan

8. Studi-Studi Terdahulu
9. Referensi Hukum
Dasar hukum untuk melaksanakan Rencana Tata Ruang Wilayah Desa Kabupaten Gresik antara
lain:
1.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;

2.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;

3.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Hayati;

4.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;

5.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

6.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;

7.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;

8.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

9.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

10. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;


11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
15. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
16. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

17. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


18. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
19. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya;
20. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;
21. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
22. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan PerundangUndangan;
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
24. Undang undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
25. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
26. Undang undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan
Ruang Wilayah;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
33. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan;
34. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
35. Peraturan Pemeritah Nomor 60 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
36. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
37. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
38. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
39. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
40. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
41. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka
Margasatwa, Taman nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman wisata Alam;
42. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
43. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

44. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengelolaan Tanah
bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
45. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
46. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
47. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
48. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di
Bidang Pertanahan;
49. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Koordinasi Penataan
Ruang Nasional;
50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Dan
Pendayagunaan Data Profil Desa Dan Kelurahan;
51. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budidaya;
52. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
53. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
54. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
55. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan
RDTR dan Peraturan Zonasi;
56. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
57. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan
di Desa;
58. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa.

Ruang Lingkup
10. Lingkup Kegiatan
Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh konsultan bidang Tata Lingkungan Sub Bidang Jasa
Perencanaan Urban dalam menangani Penyusunan Pedoman Tata Ruang Wilayah Desa meliputi:
a) Pengalaman kerja melaksanakan pekerjaan sejenis seperti:
1) Penyusunan Rencana Tata Ruang Desa;
2) Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah;
3) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan;
4) Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan;
5) Penyusunan Rencana Rinci Ruang Kawasan;dan
6) Penyusunan Rencana Teknik Bangunan dan Lingkungan.
b) Pengalaman kerja melaksanakan pekerjaan yang menunjang seperti :
1) Penyusunan Profil Desa;
2) Penyusunan Rencana Tata Ruang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
3) Penyusunan Rencana Tata Ruang Lahan Perikanan Berkelanjutan;
4) Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL);
5) Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
6) Pemetaan Bangunan dan Lingkungan;
7) Survey dan Pemetaan;
8) Rencana Induk Kebakaran;
9) Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah;
10) Masterplan Sumber Daya Alam;
11) Masterplan Kawasan Industri;
12) Masterplan Drainase;
13) Masterplan Ruang Terbuka Hijau;
14) Masterplan Persampahan;
15) Masterplan Pemakaman;
16) Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Di Daerah;
17) Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman;
18) Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RSWP3K);
19) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (RZWP3K);
20) Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ( RPWP-3-K);dan
21) Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RAWP-3-K).
(Pengalaman sejenis dan menunjang tersebut diatas berlaku untuk seluruh tenaga ahli)
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam tahapan penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa
dilakukan untuk keperluan pengenalan karakteristik pedesaan dan penyusunan pedoman, dan
dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui :


a.

Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui penyebaran angket,


temu wicara, wawancara orang perorang, dan lain sebagainya untuk menjaring aspirasi
masyarakat terhadap kebutuhan yang diatur dalam Pedoman Rencana Tata Ruang
Wilayah Desa; dan

b.

Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi kawasan pedesaan secara langsung melalui
peninjauan lapangan serta Metode Overlay guna memadukan data-data dasar yang
diperoleh dari hasil survey dan investigasi lapangan.

Data sekunder yang harus dikumpulkan meliputi :


a) Peta-peta rencana kawasan dari RTRW/RDTR/RTBL;
b) Data dan informasi, meliputi :
1.

data wilayah administrasi;

2.

data fisiografis;

3.

data kependudukan;

4.

data ekonomi dan keuangan;

5.

data ketersediaan prasarana dan sarana ;

6.

data peruntukan ruang;

7.

data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;

8.

data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata bangunan); dan

9.

peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan,
penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal
peta 1:5.000.

c) identifikasi masalah dari masing-masing kegiatan serta kondisi fisik (tinggi bangunan dan
lingkungannya);
d) standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari peraturan-perundangundangan nasional maupun daerah;
e) peraturan perundang-undangan terkait pemanfaatan lahan dan bangunan, serta prasarana di
wilayah perencanaan; dan
f) peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan lahan yang ada di
kabupaten/kota yang akan disusun peraturan zonasinya.
2. Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif yang digunakan dalam penyusunan pedoman Penataan Ruang Kawasan
Desa ini, pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan untuk merumuskan suatu
kebijakan (aturanstandar dan kriteria teknis) dan strategi berdasarkan data dan informasi yang
tersedia serta mengacu pada produk peraturan dan perundangan yang terkait.

3. Pendekatan Partisipatif
Perencanaan partisipatif didefinisikan sebagai upaya perencanaan yang dilakukan bersama
antara unsur pemerintah dan masyarakat.
11. Ruang lingkup materi :
Muatan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa meliputi : Profil Desa, Rencana Pola Ruang,
Rencana Jaringan Prasarana, Ketentuan Pemanfaatan Ruang, Peraturan Zonasi, dan Indikasi
Program Pembangunan.
12. Ruang lingkup wilayah perencanaan :
Seluruh wilayah pedesaan Kabupaten Gresik.
13. Keluaran
Keluaran yang dikehendaki dalam penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa
adalah:
1)

Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi pemahaman konsultan terhadap lingkup
pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi studi dan pelaksanaan pekerjaan, program
kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk daftar kebutuhan data dan rencana survey
lapangan berikut formulir-formulir survey lapangan yang diperlukan serta dukungan tenaga ahli
beserta perlengkapannya. Laporan Pendahuluan ini diserahkan kepada Pemberi Tugas 30
(tiga puluh) hari setelah diterimanya SPMK oleh Konsultan, Setelah dokumen telah disetujui
tim teknis, selanjutnya dijilid dengan format kertas A4 dan sampul depan berupa soft cover
dan digandakan (berwarna jika terdapat foto/peta).

2)

Laporan Akhir / Materi teknis Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa
Berisi mengenai Pendahuluan, Ketentuan Umum, Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah
pedesaan, Prosedur Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Desa, Kelengkapan
Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Pedesaan. Laporan Akhir (Materi Teknis) yang
meliputi perbaikan draft Laporan Akhir (Materi teknis) diserahkan pada Pemberi Tugas setelah
pembahasan Draft Laporan Akhir (Materi teknis) atau 120 (seratus Dua Puluh) hari setelah
diterimanya SPMK oleh Konsultan . Setelah dokumen telah disetujui tim teknis, selanjutnya
dijilid dengan format kertas A4 dan sampul depan berupa soft cover dan digandakan
(berwarna jika terdapat foto/peta).

3)

Rancangan Peraturan Bupati tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa, setelah
dokumen telah disetujui tim teknis, selanjutnya dijilid dengan format kertas A4 dan sampul
depan berupa soft cover dan digandakan (berwarna jika terdapat foto/peta).

4)

Hand Book Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa, setelah dokumen telah disetujui tim
teknis, selanjutnya dijilid dengan format kertas A5 dan sampul depan berupa soft cover dan
digandakan (berwarna jika terdapat foto/peta).

NO
1.
2.
3.
4.
5.

PRODUK PEKERJAAN
RANGKAP
Laporan Pendahuluan
5 buku
Laporan Akhir / Materi Teknis Pedoman Rencana Tata Ruang
10 buku
Wilayah Desa
Draft Rancangan Peraturan Bupati tentang Pedoman Rencana
10 buku
Tata Ruang Wilayah Desa
Hand Book Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa
10 buku
Softcopy dalam bentuk Compact Disk (CD) yang berisi :
5 buah
Laporan Pendahuluan,
Laporan Akhir / Materi Teknis Pedoman Rencana Tata
Ruang Wilayah Desa,
Draft Rancangan Peraturan Bupati tentang Pedoman
Rencana Tata Ruang Wilayah Desa
Hand Book Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa

14. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
a) Peralatan

: Fasilitas Diskusi (Ruang Rapat dan Fasilitasnya)

b) Material

:-

c) Personil

: Tim teknis pelaksana kegiatan

15. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi


a) Peralatan

: Laptop atau PC, Printer, Kamera, dan kendaraan operasional

b) Material

:-

16. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Kewajiban Konsultan
a) Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan
penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa sesuai dengan ketentuan
perjanjian kerjasama yang disepakati.
b) Konsultan wajib mengikuti ketentuan teknis yang ditentukan sesuai dengan kerangka acuan
kerja
c) Konsultan dalam melaksanakan pekerjaannya dinyatakan berakhir sampal dengan selesainya
semua kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan perjanjian pekerjaan yang disepakati.
d) Konsultan wajib hadir dan menyerahkan hasil perencanaannya dalam forum diskusi dengan
Tim Teknis.

Hak Konsultan
a) Dalam pelaksanaan penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa Kabupaten
Gresik, konsultan berhak meminta bantuan Tim Teknis dalam mencari data dan informasi yang
diperlukan;
b) Setelah pelaksana pekerjaan melaksanakan seluruh kewajibannya, maka pihak pelaksana
pekerjaan berhak untuk mendapatkan pembayaran atas hasil pekerjaannya sejumlah tertentu
dengan syarat yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja.
17. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa Tahun 2016
ditetapkan 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender atau 4 (empat) bulan terhitung setelah
diterimanya SPMK.
18. Personil
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk kegiatan Penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah
Desa Tahun 2016 adalah:
a.

(satu) orang Team Leader/Ahli Perencanaan Kota dan Ekonomi Wilayah yang memiliki latar
belakang pendidikan S2 Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi),dengan pengalaman
minimal 5 tahun mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Madya Perencanaan Wilayah dan
Kota (502) yang di terbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakeditasi oleh lembaga yang
berwenang (LPJK) serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa;

b.

Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Ilmu
Manajemen dan Kebijakan Publik dan atau Administrasi Negara dengan pengalaman minimal
3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa;

c.

Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Ekonomi
Pembangunan dengan pengalaman minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja
dari pengguna jasa;

d.

Tenaga Ahli Hukum dan Kelembagaan sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Hukum
dengan pengalaman minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna
jasa;

e.

Tenaga Ahli Teknik Lingkungan sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Lingkungan
mempunyai sertifikat keahlian (SKA) ahli muda Teknik Lingkungan (501) yang di terbitkan oleh
asosiasi profesi yang telah terakeditasi oleh lembaga yang berwenang (LPJK) serta dilengkapi
dengan referensi kerja dari pengguna jasa; dan

Tenaga Pendukung yang dibutuhkan untuk kegiatan Penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang
Wilayah Desa Tahun 2016 adalah:
a. Surveyor sebanyak 4 (empat) orang , kualifikasi minimal SMA/SMK dengan pengalaman
minimal 2 tahun; (jumlah menyesuaikan)
b. Tenaga Administrasi sebayak 1 orang, kualifikasi minimal SMA/SMK/ SMEA dengan
pengalaman minimal 3 tahun; dan
c. Sopir sebanyak 1 orang, dengan kualifikasi minimal SMP atau sederajat dengan pengalaman
minimal 3 tahun.
19. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah Desa
Tahun 2016 ditetapkan 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender atau 4 (empat) bulan terhitung
setelah diterimanya SPMK.

Laporan
1. Laporan Pendahuluan
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (Tiga Puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan.
2. Laporan Akhir
Laporan yang terdiri dari Materi teknis, Draft Ranperbup, Hand Book dan Back Up CD harus
diserahkan selambat-lambatnya 120 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan.
Hal-Hal Lain
a. Konsultan bertanggungjawab secara kontraktual kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
sesuai dengan Surat Perjanjian;
b. Selain data dan informasi penting sebagai masukan serta ketentuan khusus yang diberikan
proyek, berlaku pula ketentuan, peraturan, persyaratan, standart dan pedoman lainnya, antara
lain :
1. Surat Keputusan Pemberian Pekerjaan (Gunning) dan atau Surat Perintah Kerja untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan;
2. SNI dan SK-SNI Teknis yang berlaku;
3. Pertimbangan Regional dari Pemerintah Daerah setempat;
4. Peraturan Pembangunan dan Rencana Pengembangan Daerah setempat.
c. Konsultan harus menyelesaikan adminitrasi proyek sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pencairan dana sesuai kemajuan pekerjaan dengan melampirkan invoice dan persyaratan
lainnya.
d. Untuk mencapai target, Konsultan harus menyediakan, tenaga dan peralatan yang kualifikasi dan
klasifikasinya sesuai persyaratan, baik untuk bidang teknis, Admnistrasi dan Keuangan.
e. Untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan, Konsultan mendapat bimbingan dan pengarahan
dari Pengelola Kegiatan dan Tim Teknis yang bertindak sebagai aparat Pemerintah yang
mengatur dan membina Konsultan.
f.

Setiap tahapan hasil perencanaan harus dipresentasikan oleh Konsultan kepada Team teknis
untuk membahas semua aspek yang telah ditentukan

g. Hasil perencanaan yang telah dibahas dan disetujui Team Teknis akan menjadi penilaian untuk
penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa / Penerima pekerjaan.
h. Pekerjaan lain yang belum dimasukkan dalam TOR ini akan dibahas dan disepakati dalam
perjanjian.

i.

Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.
Gresik, Mei 2016
Kabid Prasarana Wilayah SDA dan Lingkungan pada
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian
dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik
Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen

MISBAHUL MUNIR S.Sos, M.Si


Pembina
NIP. 19730705 199703 1 002

Anda mungkin juga menyukai