BATU SALURAN
KEMIH
Disusun oleh :
Yohanna Tania
42150020
Dokter Pembimbing :
dr. Hariatmoko, Sp.B, FINACS
BATU SALURAN KEMIH
Kompetensi 3A
Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Tanggal Lahir : 2 Mei 1962
Usia : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gunung Kidul
No. RM : 02030521
Rujukan dari RSU Rizki Amalia
Waktu Masuk : 9 Oktober 2015, pukul 24.00
Anamnesis dan pemeriksaan fisik : 10 Oktober 2015
KASUS
Seorang wanita (Ny. M) datang ke RS Bethesda Yogyakarta dengan keluhan sakit di perut kanan
bawah. Beliau merupakan rujukan dari RSU Rizki Amalia. Beliau didiagnosis oleh dr. X
menderita hidronefrosis et causa ureterolithiasis, kemudian oleh pihak dr. X, beliau dirujuk ke
RS Bethesda. Beliau masuk IGD RS. Bethesda pada 9 Oktober 2015, kemudian dipihkan ke
rawat inap bangsal J.
ANAMNESIS
STATUS LOKALIS
Kepala : mata : konjungtiva anemis (-), ikterus (-), hidung : sekret (-), darah (-), telinga :
kelainan bentuk/luka/gangguan pendengaran (-), mukosa mulut kering (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks :
- Inspeksi : jejas (-), ketinggalan gerak (-), massa (-)
- Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus kanan dan kiri sama
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler, suara napas tambahan (-)
Abdomen :
- Inspeksi : Distensi (+)
- Auskultasi : Suara peristaltik normal
- Perkusi : Timpani, nyeri ketok costovertebra dekstra (+)
- Palpasi : Nyeri tekan di regio hipokondrik, lumbar dekstra dan epigastric. Teraba ginjal
kanan membesar
Urinaria : Nyeri ketok (+)
Genitalis : Tidak diperiksa
Vaskular : Akral tangan kiri dan kanan hangat, capillary refill < 2 detik
Muskuloskeletal : Atrofi otot (-), Motorik baik
Neurologi : Fungsi sensoris dan motorik baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Index
a. MCV : 80,5 fl
b. MCH : 28,5 pg
c. MCHC : 35,4%
Differential
a. Limfosit : 9,3%
b. Netrofil : 83,7%
c. MXD : 7%
Jumlah Total Sel
Kimia Darah
a. Ureum : 25,2 mg/dl
b. Kreatinine : 0,79 mg/dl
B. Pemeriksaan Urin
Kimia Urin
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Mikroskopis Urin
a.
b.
c.
d.
e.
f.
C. Pemeriksaan Imaging
1. Rontgen Abdomen AP :
Hidronefrosis dextra
Hasil Pemeriksaan :
-
Kontur ginjal kanan tampak membesar. Tidak tampak kalsifikasi di area ginjal kanan.
Opasitas sebesar biji rambutan overlapping dengan os sacrum kanan. Vesica tidak tampak
kalsifikasi.
2. Foto BNO
Intepretasi Hasil
-
Udara usus normal, distribusi merata, faecal material (+), renal outline kurang tegas.
3. Foto IVP
Intepretasi Hasil
IVP : dengan media kontras positif non ionic 40 ml, iv
Hasil : Reaksi alergi terhadap bahan kontras 0
-
Pengisian kontras pada SPC kedua ren tidak serentak kanan-kiri. SPC dan nephrogram
ren sinistra tampak cuping : dbn. Passage kontras pada ureter sinistra lancar sampai
kontras mengisi VU, tidak tampak adanya penyempitan maupun dilatasi abnormal ureter
sinistra. Dilatasi SPC renal dextra dengan ureter dextra tidak tervisualisasi. Konsentrasi
kontras pada VU densitas cukup, tak tampak adanya filling defect maupun additional
defect. Residual urin post voiding tampak minimal, tak tampak adanya lesi dengan
contrast enhancement.
Kesan : Hidronephrosis renal dextra dengan non visualized ureter dextra, sulit dievaluasi.
DIAGNOSIS
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
PENANGANAN AWAL
Pemasangan kateter urin mengosongkan kandung kemih
Pemberian infus masukan cairan
Farmakologi :
-
Antibiotik : ceftriazone
OAINS : ketorolac
Analgesik : ketesse
Paracetamol : pamol
TINDAKAN
Ureterolithotomi : suatu tindakan operasi terbuka untuk mengambil batu pada saluran
kemih
Nefrostomi : suatu tindakan untuk membuat saluran (air seni) dari ginjal menuju
permukaan kulit
FOLLOW UP
KU : sedang
Abdomen :
- Inspeksi : Distensi (+)
- Auskultasi : Suara peristaltik normal
- Perkusi : Timpani, nyeri ketok costovertebra dekstra (+)
- Palpasi : Nyeri tekan di regio hipokondrik, lumbar dekstra dan epigastric. Ginjal kanan
membesar
KU : sedang, CM
VS : dbn
KU : sedang, CM
VS : dbn
KU : sedang, CM
VS : dbn
Luka rembes : -
P : Intervensi lanjut
TINJAUAN PUSTAKA
BATU SALURAN KEMIH
DEFINISI
Penyakit di mana terbentuknya batu di sepanjang saluran kemih, baik saluran kemih atas (Ginjal
dan ureter) dan saluran kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat menyebabkan
nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi (Grace & Borley, 2007).
EPIDEMIOLOGI
-
Asia : 2-5%
Eropa : 8-15%
Arab Saudi : 20%
KLASIFIKASI
A.Batu Kalsium
- Paling banyak menyebabkan BSK ( 70% - 80% )
- Faktor terjadinya batu kalsium :
1. Hiperkalsiuria
Penyebab :
2. Hiperoksalouria
Kalsium dapat mengikat oksalat sehingga membentuk batu kalsium oksalat.
Penyebab :
3.Hiperurikosuria
Asam urat berlebih dapat menjadi inti batu/nodus terbentuknya batu kalsium oksalat.
Penyebab :
4.Hipositraturia
Sitrat membentuk ikatan yang lebih mudah larut dengan kalsium sehingga menghalangi ikatan
kalsium dengan fosfat atau oksalat.
Penyebab :
5.Hipomagnesiuria
Magnesium berikatan dengan oksalat sehingga membentuk ikatan magnesium oksalat. Hal ini
mencegah ikatan kalsium dengan oksalat.
Penyebab :
Whewelite
Wedlite
Pasien gout
Mieloproliferatif
Pasien dengan terapi antikanker
Pasien dengan obat urikosurik (sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat)
Kegemukan, minum alcohol, dan diet tinggi protein menyebabkan peluang lebih besar
menderita BSK, karena dapat meningkatkan eksresi asam urat sehingga pH air kemih
rendah.
C. Batu Struvite
Ditemukan sekitar 15-20% penderita BSK
Disebabkan karena infeksi saluran kemih (ISK)
Kuman penyebab infeksi merupakan kuman pemecah urea atau urea splitter yang menghasilkan
enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi ammonia.
Contoh kuman : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan Stafilokokus.
D. Batu Sistin
Paling jarang ditemui, dengan frekuensi kejadian 1-2%
Disebabkan karena keturunan dan pH urine asam.
PATOFISIOLOGI
Kristal-kristal dalam urin metastable (tetap larut) presipitasi inti batu (nukleasi) agregasi
menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi bahan yang lebih besar menempel pada epitel
saluran kemih batu cukup besar membuntu saluran kemih.
Keadaan yang menyebabkan terjadinya presipitasi adalah pH, suhu, laju aliran urin, dan korpus
alienum
pH
pH yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan timbulnya batu saluran kemih. pH
yang terlalu asam dapat disebakan oleh dehidrasi, diabetes, asidosis metabolic, asam urat,
kelaparan. pH yang terlalu basa dapat disebabkan oleh ISK, penyakit ginjal (gagal ginjal),
keracunan salisilat (aspirin).
Suhu
Suhu yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi (meningkatkan jumlah keringat),
meningkatkan konsentrasi air kemih, dan mempengaruhi pembentukan vitamin D.
Vitamin D membantu ekskresi kalsium, oksalat, dan sitrat.
FAKTOR RESIKO
A.Faktor Intrinsik
1. Umur
2. Jenis kelamin
perempuan
Hormon estrogen perempuan mampu mencegah agregasi garam kalsium
3.Herediter/keturunan
B.Faktor Ekstrinsik
1.Geografi
kemih
Konsentrasi air kemih tinggi dapat menyebabkan kristal air kemih
4.Diet/Pola makan
5.Jenis Pekerjaan
MANIFESTASI KLINIS
berhenti disertai rasa nyeri, akibat batu menghalangi leher kandung kemih
Batu uretra : miksi tiba-tiba berhenti menjadi menetes dan nyeri
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sedimen urin : untuk melihat adanya leukosituria, hematuria, dan kristal-
antara lain kadar kalsium, oksalat, fosfat, maupun asam urat didalam darah maupun urine.
Pemeriksaan kultur urine : menunjukan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
Pemeriksaan faal ginjal : mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal
Bertujuan untuk melihat sistem urinarius dengan keopasitasan dan kemungkinan jenis
batu
Batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat opak
Batu asam urat / sistin lusen
MAP (Mg-amonium PO4) semiopak
C. USG
D. Retrograde Pyelography
Dilakukan bila pada kasus-kasus di mana IVP tidak jelas, alergi zat kontras, dan IVP
tidak mungkin dilakukan.
TATALAKSANA
A.Medikamentosa
Ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, diharapkan batu keluar spontan
Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri (analgesic), memperlancar aliran urine
(diuretic), dan minum banyak supaya mendorong batu keluar dari saluran kemih.
B. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Litotripsi)
Alat ini menggunakan gelombang kejut menghancurkan batu menjadi pecahan kecil
C. Endourologi
Tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan BSK baik melalui insisi kult maupun
memasukkan alat melalui uretra yang terdiri atas memecah batu dan kemudian
D. Laparoskopi
Memasukkan alat laparoskop dengan melakukan insisi sebanyak 2 sebesar 5-10 mm di daerah
dekat pusar dan bawah pusar.
Tujuan : mengambil batu saluran kemih
E. Bedah terbuka
Indikasi :
Jika batu sudah membuntu saluran kemih
Infeksi rekuren
Adanya komplikasi pionefrosis
Nyeri yang sangat hebat
EDUKASI
PROGNOSIS
Ad Fungtionam : ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Vitam : ad bonam
KOMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA
Djumhana & Syam. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Ed. 5. Interna Publishing.
Grace & Borley. 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Ed. 3. Erlangga : Jakarta.
Moore, KL. 2010. Clinically Oriented Anatomy Six edition. Philadelphia: Lippincot.
Sjamsuhidajat,R. 2010. Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Sudoyo, WA. 2010. Buku Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.