Anda di halaman 1dari 10

BAB III

RANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian uji klinis dengan cara double
blind randomized controlled trial (RCT) yang akan membandingkan efikasi ondansetron
4 mg dan haloperidol 2,5 mg dalam mencegah mual dan muntah pada tindakan operasi
dengan anestesi umum di Gedung Bedah Sentral RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok dimana setiap kelompok diberikan
perlakuan secara paralel dan simultan yaitu 30 menit sebelum operasi berakhir. Pada
kelompok 1 mendapatkan ondansetron 4 mg intravena sedangkan pada kelompok 2
mendapatkan haloperidol 2,5 mg intramuskular. Untuk mendapatkan hasil yang sahih,
maka kedua kelompok tersebut harus sebanding dengan randomisasi sehingga semua
variabel pada kedua kelompok menjadi seimbang, terkecuali dari variabel perlakuan.
Dengan demikian, apabila pada akhir penelitian terdapat perbedaan efek pada kedua
kelompok maka penyebab perbedaan tersebut merupakan akibat dari perlakuan yang
diberikan (Sastroasmoro dan Ismael, 2011)

Keterangan :
PT
: Populasi Terjangkau
KI/KE : Kriteria Inklusi/Kriteria Eksklusi
IC
: Informed Conscent
21

N
R

: Sampel penelitian
: Randomisasi

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi penelitian
Populasi adalah pasien rawat inap yang sudah direncanakan menjalani
pembedahan. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah pasien
rawat inap yang akan menjalani tindakan operasi dengan anestesi umum di
Gedung Bedah Sentral RSUP dr. Sardjito Yogyakarta.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian ini adalah subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi yang diambil dari populasi yang terjangkau serta telah menyetujui untuk
menjalani prosedur penelitian sampai selesai.
3. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di kamar operasi instalasi Klinik Permata Hati RSUP dr.
Sardjito Yogyakarta selama 4 bulan
4. Kriteria subyek penelitian
Kriteria inklusi :
Pasien ASA I II yang akan menjalani tindakan operasi dengan anestesi

umum di Gedung Bedah Sentral RSUP dr. Sardjito Yogyakarta.


Bersedia menjadi subyek penelitian

Kriteria eksklusi :

Pasien yang mempunyai riwayat hipertensi


Pasien yang sebelumnya sudah mendapatkan terapi kortikosteroid

(deksamehtason)
Mempunyai riwayat penyakit gastrointestinal (seperti gastritis kronis,

ulkus gaster), gangguan vestibuler, dan parkinsons


Pasien gangguan jiwa yang sudah/sedang mendapatkan terapi haloperidol
Mual dan muntah dalam 24 jam terakhir sebelum operasi

22

Mendapatkan terapi antiemetik selain obat yang digunakan dalam

penelitian selama 24 jam terakhir


Mendapatkan terapi steroid kronik
Pasien obesitas dengan BMI > 30 kg/m2

Kriteria dropout :

Alergi s/d Syok anafilaksis terhadap obat-obatan yang akan digunakan

dalam penelitian
Terjadi muntah selama tindakan MOW
Memerlukan perubahan teknik operasi dari GA dengan agen inhalasi

menjadi GA dengan TCI propofol


5. Perhitungan besar sampel
Pada uji klinis ini, besar sampel diperhitungkan berdasarkan rumus besar sampel
untuk uji dua proporsi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011), yaitu :
Z 2. PQ+ Z P1. Q 1+ P 2. Q 2
n 1=n 2=
P 1P 2

Keterangan :

Z : 1,96
Z : 0,84
P2 : Proporsi mual muntah pada penggunaan obat standart (haloperidol) =

40,7% (0,40) (pada kepustakaan Aouad, 2007)


Q2 : 1 P2 : 1 0,40 = 0,6
P1-P2 : Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna : 25%
P1 : Proporsi pada kelompok yang ditetapkan peneliti : P2 + 025 = 0,40 +

025 = 0,65
Q1 : 1 P1 : 1 0,65 = 0,35
P : (P1 + P2) / 2 = (0,28+0,53)/2 = 0,85
Q : 1 0,65 = 0,35
sampel = 41,9 (42 sampel pada masing-masing kelompok)

Berdasarkan rumus di atas, besar sampel yang diperoleh tiap kelompok sebanyak
41,9 sampel yang dibulatkan menjadi 42 pasien. Apabila ditambahkan 10% dari

23

kriteria dropout, maka total sampel adalah 46 pasien pada tiap kelompok yang
akan diteliti. Total pasien yang diteliti sebesar 92 pasien.

6. Alokasi sampel
Setelah didapatkan jumlah sampel, dilakukan blok randomisasi (permuted block
random sampling) untuk mendapatkan jumlah sampel yang seimbang pada kedua
kelompok. Diharapkan dengan randomisasi setiap pasien mempunyai kesempatan
yang sama untuk mendapatkan perlakuan. Permuted block random sampling
dilakukan

dengan

adanya

bantuan

bilangan

acak

(random).

Subyek

dikelompokkan menjadi :
Kelompok H : pasien yang diberikan haloperidol 2 mg IM 30 menit

sebelum operasi selesai.


Kelompok O : pasien yang diberikan ondansetron 4mg IV 30 menit
sebelum operasi selesai.

7. Pengukuran
Sebelum dimulai pengambilan sampel, tim pelaksana penelitian dilakukan
uji kappa terlebih dahulu untuk mendapatkan persepsi evaluasi mual dan muntah
yang seragam.
Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap kejadian mual dan muntah serta
derajat mual dan muntah setelah pembedahan selesai (berdasarkan dari skor
PONV yang sudah tersedia di instrumen penelitian) apakah selama di ruangan
pemulihan pasien membutuhkan tambahan dexamethason 5 mg IV. kemudian
dilakukan penilaian di bangsal apakah pasien butuh anti mual dan muntah
tambahan sampai 2 jam pasca operasi.
8. Definisi operasional

24

1) Mual didefinisikan sebagai sensasi subyektif yang tidak menyenangkan yang berkaitan
dengan perasaan ingin muntah,
2) Muntah didefinisikan dengan reflex berupa daya untuk mengeluarkan isi lambung
melalui esophagus dan keluar melalui mulut,
3) Retching apabila pasien ingin muntah dan berusaha untuk muntah tetapi tidak ada isi
lambung yang keluar (retching dimasukkan dalam kategori muntah),
4) Status fisik ASA I adalah orang dengan kondisi fisik sehat sedangkan status fisik ASA II
adalah orang dengan penyakit sistemik ringan
5) Anestesi umum adalah sebuah tindakan pada seorang pasien yang akan menimbulkan
efek sedasi, analgesi, paralisis otot, dan amnesia anterograd.
6) Antiemetik merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi sampai dengan
menghilangkan perasaan mual dan muntah
7) Hipertensi, menurut JNC 7 jika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan
darah diastolic lebih dari 90 mmHg
8) Overweight adalah kondisi medis dimana terjadi akumulasi lemak tubuh dimana pada
penialaian body mass indeks (BMI) berkisar antara 25 kg/m2 sampai dengan 30 kg/m2.
9) Obese adalah kondisi medis dimana terjadi akumulasi berlebihan lemak tubuh yang
mempunyai efek buruk terhadap kesehatan orang dikatakan obese jika body mass index
(BMI) lebih dari 30 kg/m2.
10) QT Prolongation merupakan pemanjangan jarak dari kompleks QRS sampai dengan
gelombang T pada EKG, dan jika interval QT memanjang melebihi dari interval R-R.

C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variable bebas meliputi pemberian terapi haloperidol 2 mg IM dan ondansetron 4
mg IV.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung, menilai dan mengukur ada/tidaknya episode mual (nausea),
menjulak (retching) dan muntah (vomiting) pasca operasi histeroskopi dan
lapaoroskopi setelah diberikan tindakan.
25

3. Variabel lain
Variabel yang meliputi umur, status fisik ASA, berat badan, durasi operasi, dan
agen anestesi
D. Analisis Data dan Uji Statistik
Analisi data menggunakan program SPSS versi 17.0 perhitungan statistic untuk sekala
mual, retching, muntah dan status fisik dengan menggunakan uji statistic chi square.
Sedangkan untuk umur, berat badan tekanan darah, laju nadi dan lama operasi
menggunakan independent t-test. Dengan nilai p<0,05 secara statistic dinyatakan
bermakna.
E. Data Demografi Karakteristik Subyek Penelitian
Pada penelitian nanti akan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 92 pasien yang di
bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol yang mendapatkan injeksi
ondansetron 4 mg IV dan kelompok kedua yang mendapatkan injeksi haloperidol 2 mg
IM. Karakteristik subyek penelitian meliputi umur, indeks masa tubuh (IMT), jenis
kelamin, ansietas, dan riwayat mual dan muntah sebelumnya
Haloperidol
N
%
Usia

Ondansetron
N
%

P-value

20 35 th
35 40 th
40 55 th
55 70 th

IMT
Underweight
Normal
Pre-obese
Obesitas

Jenis Kelamin
Pria
Wanita
26

Hamilton Anxiety Scale


Ringan ( <17)
Sedang (18 24)
Berat (25 30)
Riwayat Mual & Muntah
Tidak
Ada
F. Data Hubungan Kejadian Mual & Muntah Setelah Perlakuan
Pada contoh data ini diharapkan dapat mengetahui perbedaan timbulnya reaksi mual dan
muntah pasca operasi antara pasien yang mendapatkan terapi ondansetron 4 mg IV
sebagai obat standar mual dan muntah di RSUP dr. Sardjito dengan obat yang diteliti
haloperidol 2 mg IM dengan menggunakan uji Chi-Square.
Kejadian Mual
Tidak mual
Mual
(N)
(N)

P- Value

RR (CI%)

Kejadian Muntah
Tidak muntah
Muntah
(N)
(N)

P- Value

RR (CI%)

Haloperidol
Ondansetron

Haloperidol
Ondansetron
G. Data Perbandingan Harga
Pada penelitian juga dilakukan perbandingan harga pada tiap kelompok, pada kelompok
kontrol dengan pemberian ondansetron 4 mg IV apakah mampu menangani mual dan
muntah pasca operasi atau perlu diberikan obat tambahan berupa deksamethason 5 mg IV
kemudian dilakukan perhitungan harga. Juga pada kelompok yang diteliti akan dilakukan
perlakuan yang sama.
Harga (ribu)

Jumlah pasien
(n/%)

P-Value

27

Haloperidol
Ondansetron
Haloperidol +
Dexamethason
Ondansetron +
Dexamethason
H. Struktur Organisasi dan Jadwal Penelitian
Pembimbing Materi
: dr. I Gusti Ngurah Rai Artika, Sp.An, KAKV
Pembimbing Metodologi
: dr. Yunita Widyastuti Sp. An, PhD, KAP
Penanggung Jawab
: dr. Audhiaz Marthsyal Triputra
Peneliti Pendamping
: dr. Panji Herlambang (085263362999)
Pelaksana Penelitian
:
dr. Arga Ilyasa Kusuma (085743636365)
dr. Wildan Arsyad Zaki (082328564667)
dr. Dedi Pujo Purnomo (081391909590)

Jadwal Pelaksanaan Penelitian


April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Proposal
Persiapan
Pengambilan
sampel
Olah data
Presentasi hasil

I. Alur Penelitian
Populasi Terjangkau

Kriteria Inklusi

28
Haloperidol 2 mg i.m
Ondansetron 4 mg i.v
Informed
Haloperidol
2 mg i.m
TindakanConsernt
operasi
Ondansetron
4 mg i.v
+ Dexamethason
5mg
+ Dexamethason
5mg
Sampel
Randomisasi
Penelitian
dengan
Anestesi
PONV -PONV - PONV
PONV PONV
- i.v + PONV +
PONV PONV +
i.v +

J. Prosedur Penelitian
1. Pasien mendapatkan informasi penelitian dari peneliti kemudian mengisi, membaca dan
menandatangani lembar SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN.
2. Setelah dilakukan randomisasi pasien, di ruang persiapan dilakukan pemeriksaan tekanan
darah, laju nadi, dan saturasi.
3. kemudian pasien dimasukkan ke kamar operasi untuk dilakukan tindakan operasi.
Operasi berlangsung dengan teknik anestesi umum dengan menggunakan agen inhalasi.
29

4. Semua pasien dilakukan teknik anestesi umum dengan menggunakan premedikasi


midazolam 0,5 mg/kgBB (iv), fentanyl 1mcg/kgBB (iv) dan induksi dengan
menggunakan propofol 1 2 mg/kgBB (iv) dan rocuronium 0,6mg/kgBB (iv).
Maintenance selama operasi menggunakan agen inhalasi sevoflurane, N2O, dan O2.
5. Sekitar 30 menit sebelum operasi selesai, pasien kelompok H diberikan haloperidol 2 mg
IM dan pasien kelompok O diberikan ondansetron 4 mg IV.
6. Setelah operasi selesai pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
7. Pada kelompok H dan O, selama pengawasan pasien di ruang pemulihan dilakukan
pengukuranan dan pencatatan tekanan darah, laju nadi dan saturasi setiap 5 menit selama
15 menit pertama, dan setiap 15 menit setelahnya. Dinilai lama pulih sadar, ada atau
tidaknya efek samping dari pemberian obat tersebut dan dilakukan pengamatan episode
mual dan muntah pasca operasi.
8. Jika selama observasi di ruang pemulihan pasien mengalami mual dan muntah, maka
diberikan obat tambahan berupa deksamethason 5 mg pada kedua kelompok baik pada
haloperidol 2 mg (im) dan ondansetron 4 mg (iv).
9. Semua pengukuran dan observasi dicatat dalam lembar INSTRUMEN PENELITIAN.

30

Anda mungkin juga menyukai