KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kelancaran dalam
menyusun makalah ini sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya
tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis
ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. kami melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan
kemampuan.
Maka dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran. Kami akan menerima semua kritik
dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa
mendatang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan
dengan hasil yang lebih baik.
Penulis
Daftar isi
Kata pengantar 1
Daftar isi 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 3
B. Tujuan penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Sistem pernapasan manusia 5
1.2 Organ-organ pada sistem pernapasan manusia 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 14
Penutup 15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernapasan ( respirasi ) merupakan proses pengambilan oksigen, pengeluaran
CO2, dan penggunaan energi yang dihasilkan. Selain itu, respirasi juga diartikan
sebagai pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya.
Sistem pernapasan pada manusia
meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ
pernapasan utama berupa paru-paru, yang dibantu oleh organ-organ lain. Jalur
pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung
faring
laring
trakea
bronkus
bronkiolus
alveolus
paru-paru.
Proses penapasan terdiri atas dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik
napas (inspirasi) dan menghembuskan udara atau mengeluarkaekspirasin napas
(ekspirasi). Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paruparu, pernapasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke
posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil, akibatnya tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya oksigen keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot diafragma sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga
udara luar masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi
semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar akibatnya
udara keluar dari paru-paru.
B.
1.
2.
3.
Tujuan Penulisan
Mengetahui dan memahami tentang sistem pernapasan pada manusia
Mengetahui dan memahami tentang pernapasan dada dan perut
Mengetahui dan memahami organ-organ pernapasan manusia beserta mekanisme
pernapasan pada manusia
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Sistem pernapasan manusia
Pernapasan ( respirasi ) merupakan proses pengambilan oksigen, pengeluaran
CO2, dan penggunaan energi yang dihasilkan. Selain itu, respirasi juga diartikan
sebagai pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya.
Sistem pernapasan pada manusia
meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ
pernapasan utama berupa paru-paru, yang dibantu oleh organ-organ lain. Jalur
pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung
faring
laring
trakea
bronkus
bronkiolus
alveolus
paru-paru.
Proses penapasan terdiri atas dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik
napas (inspirasi) dan menghembuskan udara atau mengeluarkaekspirasin napas
(ekspirasi). Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paru-
paru, pernapasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke
posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil, akibatnya tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya oksigen keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot diafragma sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga
udara luar masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi
semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar akibatnya
udara keluar dari paru-paru.
1. Rongga hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam
resonansi suara.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat
kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia
olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab
rongga hidung.
Hidung merupakan alat pernapasan utama yang dilalui oleh udara. Ujung hidung
ditunjuang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Kedua tulang
hidung menghubungkan rongga hidung dengan atmosfer untuk mengambil udara. Rongga
hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis pipih dengan rambut-rambut kasar. Rambutrambut kasar tersebut berfungsi menyaring debu-debu kasar. Rongga hidung tersusun atas
sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang memiliki sel goblet. Sel goblet merupakan sel
penghasil lendir yang berfungsi menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung.
Dan mengatur suhu udara pernapasan. Sebagai indera pembau, pada atap atau rongga
hidung terdapat lobus olfaktorius yang mengandung sel-sel pembau. Perjalanan udara
memasuki paru-paru dimulai ketika udara melewati lubang hidung.
Di lubang hidung, udara disaring oleh rambut-rambut di lubang hidung. Udara juga
menjadi lebih hangat ketika melewati rongga hidung bagian dalam. Di rongga hidung bagian
dalam, terdapat juga ujung-ujung saraf yang dapat menangkap zat-zat kimia yang terkandung
dalam udara sehingga kita mengenal berbagai macam bau. Ujung-ujung saraf penciuman
tersebut kemudian akan mengirimkan impuls ke otak.
Rongga hidung
Rongga hidung disebut juga dengan kavum nasi. Rongga hidung dibagi menjadi 2
bagian, kanan dan kiri di garis median oleh spetum nasi yang sekaligus menjadi dinding
medial dari rongga hidung. Rongga hidung langsung berhubungan dengan udara yang tidak
bersih.oleh karena itu, rongga hidung dilengkapi dengan cilia/bulu-bulu halus hidung yang
berfungsi untuk menyaring kotoran supaya tidak ikut mengalir ke paru-paru.
Proses mencium sesuatu pada hidung
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita.
Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan
merangsang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsang
ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Fungsi bagian-bagian indera pembau :
a)
b)
c)
d)
e)
2. Faring
Merupakan persimpangan jalan masuk udara dan makanan. Faring merupakan
persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan hidung ke tenggorokan.
3. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan
yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang
rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh
katup pangkal tenggorokan (epiglotis).
Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke bawah menutupi laring sehingga
makanan tidak dapat masuk dalam laring. Sementara itu, ketika bernapas epiglotis akan
membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan pita
suara
4. Trakea
Trakea (batang tenggorokan) adalah tuba yang panjangnya kira-kira 9 cm. Trakea terletak
dari laring dan terbifurkasi menjadi bronkus utama pada mamalia, dan dari faring ke syring
pada burung, yang merupakan jalan masuk udara menuju paru-paru. Trakea tersusun atas
enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk C. Cincin-cincin
tulang rawan ini di bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel
pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea tetap terbuka.
Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa, selain itu juga
terdapat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh
epitelium bersilia. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini
debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.
Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
Trakea berfungsi sebagai saluran udara pernafasan menuju ke alveolus. Trakea
merupakan organ tunggal di tengah yang memiliki panjang rata- rata pada orang dewasa 11
cm.
5. Bronkus dan bronkiolus
Alveolus adalah saluran akhir dari alat pernapasan yang berbentuk bola-bola mungil
atau gelembung-gelembung udara yang sangat tipis. Dindingnya tipis, lembap, dan diselimuti
oleh pembuluh kapiler darah.
Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara. Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2). Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen melewati
dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu darah akan
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk pembentukan
energi. Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbondioksida (CO2) .
Karbondioksida tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu darah akan
membawa Karbondioksida ke paru-paru.
7. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu:
1. paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus.
2. paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan
selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk
secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter 1 mm,
dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mem
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Faring
Laring
Trakea
Bronkus dan bronkiolus
Alveolus
Paru-paru
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya
melibatkan aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan
rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap
sebagai berikut.
1. Fase inspirasi
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar. Akibatnya, rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil
sehingga udara luar masuk.
2. Fase ekspirasi
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma
(kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada
mengecil dan tekanan menjadi lebih besar. Akibatnya, udara keluar dari
paru-paru.
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada
kebutuhan tubuh. Kebutuhan oksigen dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran
tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
Umumnya, manusia membutuhkan kurang lebih 300 cc oksigen dalam sehari
(24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus
dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu.
Misalnya, konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena konsentrasi
hemoglobin darah berkurang.
Proses pernapasan dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Oksigen yang dihirup pada saat menarik napas akan berdifusi masuk ke
darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus.
2. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen
darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin
yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa
hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa
protein.
3. Hasil pernapasan yang dikeluarkan adalah berupa CO2. Sebenarnya reaksi
pernapasan berupa pengolahan O2 menjadi energi dan penglepasan CO2
tersebut dilakukan di dalam sel dan terjadi pada bagian yang disebut
mitokondria.
4. Peristiwa respirasi di dalam sel ini disebut pula sebagai oksidasi. Jadi, organ
pernapasan berfungsi untuk mengambil udara pernapasan, menampung,
kemudian mendistribusikannya ke seluruh jaringan, serta selanjutnya
mengeluarkannya dalam bentuk udara hasil pernapasan.
5. Udara hasil pernapasan selain CO2 adalah H2O (uap air). Oleh karena itulah,
apabila kamu mengembuskan napas di kaca akan terbentuk titik-titik air. Titiktitik
air itu terjadi karena peristiwa pengembunan uap air hasil pernapasan.
C. Kapasitas Udara Pernapasan
Besarnya volume udara pernapasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta
kondisi kesehatan. Terdapat empat asas mengukur kapasitas (volume)
pernapasan, yaitu:
1. Volume tidal (TV = tidal volume), merupakan volume udara pernapasan pada
saat melakukan pernapasan biasa.
operasi.
e. Rhinitis
Rhinitis merupakan radang selaput hidung yang disebabkan oleh
bakteri. Dapat pula disebabkan oleh selesma maupun alergi.
2. Pada Sinus
Sinusitis berupa peradangan yang bisa menyebabkan sakit kepala dan
nyeri pada tulang pipi.
a. Laringitis
Laringitis merupakan peradangan pada kotak suara yang menimbulkan
suara menjadi lirih bahkan mungkin dapat tidak terdengar sama
sekali. Dapat disembuhkan dengan jalan mengistirahatkan pita suara.
b. Trakheitis
Trakheitis berupa peradangan pada trakhea yang pada umumnya
disebabkan oleh infeksi virus.
c. Bronkhitis
Bronkhitis merupakan peradangan pada bronkhus yang
disebabkan oleh infeksi dan dapat diperparah oleh asap, misalnya
asap rokok dan asap polusi.
d. Pneumonia
Pneumonia diawali dengan adanya gejala radang pada paruparu
dan paru-paru terisi dengan cairan radang. Pneumonia
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Dapat pula disebabkan
oleh asap rokok dan asap polusi.
e. Pleuritis
Pleuritis berupa radang selaput yang menyelubungi paru
yang disebut sebagai selaput pleura. Radang ini sering diikuti
rasa nyeri.
f. Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit.
Infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan atas disebut pula sebagai
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), sering terdapat pada anak-anak atau
penduduk di wilayah yang kurang sehat. Beberapa penyakit pernapasan
seperti asma (sesak napas) disebabkan oleh faktor genetik, dapat berupa
penyempitan saluran napas dan paru-paru.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran
gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi didalam paru-paru
pernapasan luar. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O 2 dan CO2 antara
darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah
ke sel-sel tubuh.
Pada manusia, sistem pernapasan yang termasuk saluran yang digunakan untuk membawa
udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk
dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai
jenis makhluk hidup.
1.
2.
3.
4.
5.
Sistem pernapasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk, bronkus
bronkiolus, alveolus dan diafragma.
Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea.
Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka.
Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-paru.
Kedua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada ujung bronkiolus.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian system pernapasan
Untuk memahami jenis-jenis pernapasan pada manusia, aves dan pisces
Untuk memahami struktur organ pernapasan atau alat-alat pernapsan pada manusia, aves, dan
pisces
Untuk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam
benda asing, misalnya debu dan kuman, yang ikut masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu,
rongga mulut manusia juga memiliki konka yang mengandung banyak kapiler darah sehingga
dapat menghangatkan udara yang akan masuk ke dalam sistem pernapasan.
2. Pangkal tenggorokan (Faring)
Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings) di bagian depan dan
saluran pencernaan (orofarings) di bagian belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika
manusia berbicara, oleh karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan makanan
masuk ke dalam saluran pernafasan.
Jika makanan masuk ke dalam saluran pernafasan, biasanya saluran pernafasan akan
terangsang dan berusaha mengeluarkan makanan tersebut lewat hidung. Bentuknya adalah
peristiwa tersedak. Pada bagian belakang farings terdapat laring (tekak). Pada laring terdapat
pita suara (pita vocalis). Bila pita suara bergetar karena masuknya udara pada faring, maka
akan menimbulkan suara.
3. Batang Tenggorokan (trakea)
Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki silia-silia pada
dinding di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut
masuk ke dalam saluran pernafasan. Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi
terletak di rongga dada. Batang tenggorokan pada orang dewasa memiliki panjang sekitar 10
cm.
4. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di bagian bawah berbatasan dengan diafragma,
sedangkan di depan dan di samping dibatasi oleh tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas
antara rongga perut dengan rongga dada. Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3
lobus. Sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus.
Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura visceralis) dan
pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung menyelimuti paru-paru, sedangkan
pleura luar bersebelahan dengan tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga
tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru.
Paru-paru tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Alveolus adalah kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus. Alveolus
memiliki selaput tipis dan pada permukaannya banyak terdapat muara kapiler darah, oleh
karena itu dapat berlangsung pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida secara difusi.
4. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi menjadi dua, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus hampir sama dengan
trakea. Bronkus kanan dan bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus yang merupakan salah satu bagian paru-paru.
5. Bronkiolus
Bronchiolus berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus menuju ke
gelembung - gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus hampir mirip dengan struktur
yang menyusun bronchus tapi epitelium bersilianya mengalami modifikasi menjadi sisik.
6. Alveolus
Alveolus mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi pertukaran
gas antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang dewasa bisa mencapai
antara 97 sampai 194 m2.
2.2.2 Mekanisme Pernapasan
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan
dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas kontraksi
dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu:
Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga tulang
rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini mengakibatkan
tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara yang
kaya okan oksigen terhisap masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan.
Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot antara
tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan paru-paru
mengempis. Kondidi ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari
tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar melalui saluran
pernafasan.
Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga
dada membesar dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari
luar dapat masuk kedalam paru-paru melalu saluran pernafasan.
Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding
perut berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya
rongga dada mengecil, paru-paru mengepis, tekanan udara dalam paru-paru
meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus
keluar melalui saluran pernafasan.
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37C karena manusia mampu
mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolismenya, sehingga
kebutuhan oksigen akan meningkat.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat berdiri,
otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan
pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.
2.2.5 Pertukaran Gas di Dalam Tubuh
Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru, melainkan
juga di jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan parsial udara.
Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan
melalui paru-paru. Tetapi arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel
dengan lingkungannya. Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk
hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung.
Pernapasan secara langsung adalah pengambilan udara pernapasan dilakukan secara
langsung oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran
pernapasan. Sedangkan pernapasan tak langsung artinya udara pernapasan tidak berdifusi
langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas
tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus).
Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap
yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal.
1. Respirasi Eksternal
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Dengan kata lain,
pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah.
Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut
sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3) dengan persamaan reaksi
seperti
berikut,
(H+)
(HCO3)
=>
H2
CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut.
H2CO3 => H2O + CO2.
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan
CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760
mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru sebesar 160 mmHg. Tekanan parsial
pada kapiler darah arteri 100 mmHg, dan di vena 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2
dari udara berdifusi ke dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena 47
mmHg, tekanan parsial CO2 dalam arteri 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam
alveolus 40 mmHg. Adanya perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat
berdifusi dari darah ke alveolus.
2. Respirasi Internal
Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen
meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh. Reaksinya
sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam
cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah
dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secara terus menerus
menggunakan oksigen dalam respirasi selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam
jaringan menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar
paru-paru.
Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi 100 mmHg dan tekanan parsial O2
dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida tinggi,
karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan parsial
CO2 dalam jaringan 60 mmHg dan dalam kapiler darah 41 mmHg. Hal inilah yang
menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2 berdifusi ke luar jaringan.
Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari.
Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
Sekitar 6070% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3) oleh plasma darah,
setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan ion
bikarbonat
(HCO3).
Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3
meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3 dalam eritrosit
diganti
oleh
ion
klorit.
Persamaan
reaksinya
sebagai
berikut,
=>
HbCO2
yang
mengikat
CO2
adalah
gugus
asam
amino.
di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai
buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3)
akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan
sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut
asidosis.
2.2.6 Gangguan pada Sistem Respirasi
1.
Sinusitis, yaitu infeksi pada bagian sinus. Infeksi ini terjadi ketika saluran hidung yang
mengarah ke sinus tersumbat.
2. Tonsilitis, yaitu infeksi pada bagian tonsil sehingga meradang dan membengkak. Peradangan
dan pembengkakan tonsil yang terjadi di daerah pangkal faring disebut amandel. jika terjadi
pada nasofaring disebut adenoid.
3. Laringitis, yaitu infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara parau atau serak.
4.
Bronkitis akut, yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului oleh infeksi
saluran respirasi bagian atas oleh virus yang diikuti dengan infeksi bakteri.
5.
Pneumonia, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga
bronkus dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya proses
pertukaran udara.
6.
Tuberkulosis
atau TBC,
yaitu
infeksi
pada
paru-paru
yang
disebabkan
oleh
Emfisema, yaitu gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan rusaknya dinding-dinding
alveolus sehingga kemampuan pertukaran udara menjadi berkurang
9.
Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi (nafas
berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam
menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang
luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti
diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher
menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas
trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu,
masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali
dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh
darah, dan karbon dioksida (CO2 ) dikeluarkan.
10. Kanker paru-paru, lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Penyebab kanker ini
salah satunya dipicu oleh kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama, baik aktif
maupun pasif.
11. Flu, yaitu penyakit yang ditandai dengan rongga hidung berlendir, batuk, dan demam.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Influenza.
2.2.7 Teknologi Sistem pernapasan
Salah satu bentuk teknologi sistem respirasi untuk mengatasi gangguan sistem respirasi
adalah suatu alat respirasi yang disebut dengan respirator Emerson atau paru-paru besi.
Paru-paru besi merupakan suatu alat berupa lemari logam kedap udara yang di dalamnya
menempel sebuah pompa yang dapat mengubah kuantitas dan tekanan udara. Alat tersebut
berfungsi sebagai alat pernapasan buatan dan biasa digunakan ketika otot-otot pernapasan
mengalami kerusakan berat.
banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah
pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari
insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan
tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju insang untuk
melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang.
a) Fase inspirasi ikan Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap
menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah
belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada
tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
b) Fase ekspirasi ikan Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup.
Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut
mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada tempat
ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat
O2 dari air.
Ada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh
kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase
ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari
insang diekskresikan keluar tubuh.
2. Sistem Pernapasan pada Ikan Bertulang Rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai operkulum contohnya ikan hiu. Masuk dan
keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut
yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga
mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, sehingga
tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga
mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi. Bila dasar mulut
bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup,
sehingga air mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada
saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
3. Sistem Pernapasan pada Ikan Paru-Paru ( Dipnoi )
Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain mempunyai
insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru
yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu pulmosis. Pulmosis banyak
dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus.
Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan
sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan hidup
walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas menggunakan
gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan paru-paru afrika, ikan
paru paru amerika selatan, dan ikan paru - paru queensland (Australia).
Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok memiliki alat
bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas dalam rongga
insang, dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur.
Rongga labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan
hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2)
juga disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
Kantung
udara
memiliki
beberapa
fungsi
berikut.
1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen
cadangan.
2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara
berlebihan.
3.
Membantu
memperkeras
suara
dengan
memperbesar
ruang
siring.
Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan volume rongga dada membesar
tekanan mengecil udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah sebagian
oksigen masuk ke paru-paru dan O2berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara
dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
2.
Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula rongga dada mengecil tekanan
membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-kantong hawa
bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O 2 diikat oleh darah
kapiler alveolus, dan darah melepas CO 2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan
O2 dapatberlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit,
sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke pundi hawa
ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi
pertukaran gas O2 dan CO2.
2.
Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit,
sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara mengalir keluar
dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati paru-paru
akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara
dalam paru-paru burung saat terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga
berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring,
laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Pada proses inspirasi dan
ekspirasi, mekanisme pernapasan pada manusia dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan
perut. Sedangkan Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah Umur, Jenis
Kelamin, Suhu Tubuh, Posisi Tubuh. Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia
berlangsung melalui dua tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal. Serta ada
beberapa gangguan pada system respirasi manusia.
Pada pernapasan hewan Juga melibatkan alat-alat repirasi yang beragam. Hewan yang
hidup di lingkungan darat kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan
yang hidup di air bernapas menggunakan insang. Selain memiliki alat-alat respirasi utama,
beberapa hewan tertentu memiliki alat respirasi tambahan sesuai tempat hidupnya.
3.2 Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan
lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan
gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok. Serta rawatlah paru-paru (pulmo)
agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga
menimbulkan kerusakan jaringannya.
DAFTAR PUSTAKA
Refrensi :
Priadi, Arif. 2009. Biology Senior High School Year XI. : Yudhistira
Websites :
www.google.com Kategori : Sistem Pernapasan
www.google.com Kategori : Pengertian Sistem Pernapasan
www.wiki.org.co.id Kategori : Sistem Pernapasan Pada manusia
http://izzativegan.wordpress.com/sistem-respirasi/
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/13/sistem-respirasi-manusia/
http://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-pada-manusia/
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Mempelajari mata kuliah faal pada jurusan psikologi sangatlah penting karena ilmu faal
adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi organ dan tubuh pada makhluk hidup yang
saling terkait dengan ilmu psikologi lebih khusus subjeknya adalah manusia. Didalam ilmu
psikologi banyak sekali teori-teori yang menyebutkan bahwa emosi, kecerdasan dan tingkah
laku manusia selain dipengaruhi oleh lingkungan juga dipengaruhi oleh fungsi organ pada
tubuh manusia.
Oleh karena itu muncullah ilmu psikologi faal yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang
perilaku manusia berdasarkan fungsi organ dalam tubuh manusia. Untuk itu dalam
mempelajari mata kuliah faal I pada jurusan Psikologi khususnya semester dua harus faham
tentang fungsi organ pada tubuh manusia, mulai dari pernafasan (Respirasi), Jantung
(kardiovaskuler), Sistem sirkulasi, Sistem Pencernaan (Digesti) hingga pembuangan
(Ekskresi). Dan semua sistem atau fungsi tersebut harus dalam keadaan seimbang atau
homeostatis. Salah satu yang terpenting dalam beberapa sistem tersebut adalah sistem
pernafasan dimana manusia setiap detiknya harus menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida dalam hidupnya.. maka dari itu perlu mempelari meliputi apa saja organorgan yang ada dalam sistem pernapasan dan apa fungsi dari masing-masing organ tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dalam mempelajari sistem pernapasan ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti.
Beberapa hal tersebut yakni
1.
2.
Mengetahui organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan manusia beserta fungsifungsinya
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk
mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara
darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar
maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka
udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat
saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring
(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pitasuara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat
mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga tidak mengakibatkan
gangguan kesehatan.
c.
Laring
Kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea. Tabung pendek berbentuk seperti
kotak triangular dan ditopang oleh tiga kartilago tidak berpasangan (kartilago tiroid, kartilago
krikoid , dan epiglotis ) dan tiga kartilago berpasangan ( kartilago ariteniod , kartilago
kornikulata, dan kartilago kuneiform)
d. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dansebagian di
rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring
benda- benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
e.
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkuskiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannyamelingkari
lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
f.
Bronkiolus
Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang
menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan
mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya
bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis,
pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan
alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada
mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan
epitel. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang
dihirup agar mencapai paru-paru.
g.
Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan
rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmosinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam (pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan
dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara
eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru
tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paruparu berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar
untuk pertukaran gas.
C.
Otot pernapasan utama adalah otot inspirasi, yang terpenting adalah diafragma; kontraksi
diafragma akan mendatarkan kubah, mengurangi tekanan rongga toraks, sehingga menarik
udara masuk ke paru-paru. Otot interkostalis eksterna membantu dengan cara menaikkan iga
dan meningkatkan dimensi rongga toraks. Pernapasan yang tenang normalnya adalah
6.
Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya. Otot-otot
ekspirasi menurunkan volume rongga toraks.
a. Inspirasi membutuhkan kontraksi otot dan energi
(1) Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang relaks akan memipih saat
berkontraksi dan memperbesar rongga toraks ke arah inferior.
(2) Otot interkostal eksternal mengangkat iga ke atas dan ke depan saat berkontraksi sehingga
memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan superior.
(3) Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis
mayor, serratus anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks.
b. Ekspirasi pada pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses
pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan otot
abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen menekan diafragma.
1. Transport gas
a. Transport O2 Sekitar 97% oksigen dalain darah dibawa eritrosit yang telah berikatan
dengan hemoglobin (Hb), 3% oksigen sisanya larut dalam plasma.
1.
Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu
molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (Hb02) berwarna merah tua. Ikatan ini
tidak kuat dan reversibel. Hemoglobin tereduksi (111Th) berwarna merah kebiruan.
2.
Kapasitas oksigen adalah volume maksirnum oksigen yang dapat berikatan dengan
sejumlah hemoglobin dalam darah.
a)
Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin. Setiap gram
hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen.
b)
100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml O2
per 100 ml darah (15 X 1,34). KonsentraSi hemoglobin ini biasanya dinyatakan sebagai
persentase volume dan merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
3.
Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksigen aktual yang terikat pada
hemoglobin dan kapasitas oksigen. Kejenuhan oksigen dibatasi oleh jumlah hemoglobin atau
PO2.
4.
Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin. Grafik memperlihatkan persentase kejenuhan
hemoglobin pada garis vertikal dan tekanan parsial oksigen pada garis horisontal.
a)
Kurva berbentuk S (sigmoid) karena kapasitas pengisian oksigen pada hemoglobin
(afinitas pengikatan oksigen) bertambah jika kejenuhan bertambah. Deinikian pula, jika
pelepasan oksigennya (pelepasan oksigen terikat) meningkat, kejenuhan oksigen darah pun
meningkat. Hemoglobin dlkatakan 97% jenuh pada PO2 100 mmHg, seperti yang terjadi
pada udara alveolar.
b)
Lereng kurva disosiasi ini menjadi tajam di antara tekanan 10 sampai 50 mmHg dan
mendatar di antara 70 sampai 100 mmHg. Dengan deinikian, pada tingkat PO2 yang tinggi,
muatan yang besar hanya sedikit memengaruhi kejenuhan hemoglobin.
c)
Jika PO2 turun sampai di bawah 50 mmHg, seperti yang terjadi dalam jaringan tubuh,
perubahan PO2 ini walaupun sangat sedikit dapat mengakibatkan perubahan yang besar pada
kejenuhan hemoglobin dan volume oksigen yang dilepas.
d) Darah arteri secara normal membawa 97% oksigen dan kapasitasnya untuk melakukan
hal tersebut. Oleh karena itu, pernapasan dalam atau menghirup oksigen murni tidak dapat
memberi peningkatan yang berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen. Menghirup
oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen ke dalam jaringan karena volume
oksigen terlarut dalam plasma darah meningkat.
e)
Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmHg dan hemoglobin masih 75% jenuh, ini
menunjukkan bahwa darah hanya melepas sekitar seperempat muatan oksigennya saat
melewati jaringan. Hal ml memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu
pernapasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.
b. Transport CO2
Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dan janingan dibawa ke paru-paru melalui
cara berikut ini:
1.
Sejumlah kecil karbon dioksida (7% sampai 8%) tetap terlarut dalam plasma.
2.
Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%-nya
bergabung dalam bentuk reversibel yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian globin
pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.
3.
Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonat, terutama dalam
plasma.
a)
Karbon dioksida dalam sel darah merah benikatan dengan air untuk membentuk asam
karbonat dalam reaksi bolak-balik yang dikatalis oleh anhidrase karbonik.
b)
Reaksi di atas berlaku dua arab, bergantung konsentrasi senyawa. Jika konsentrasi CO2
tinggi, seperti dalam Jaringan, reaksi beglangsung ke kanan sehingga lebih banyak terbentuk
ion hidrogen dan bikarbonat. Dalam paru yang konsentrasi C02-nya lebih rendah, reaksi
berlangsung ke kiri dan melepaskan karbon dioksida.
2. Proses difusi gas
Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang
konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi
merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi
di dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membrana
kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah
merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin.
Membran kapiler alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 um atau sepertujuh puluh dari tebal butir
darah merah sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya.
Peristiwa difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari
darah ke udara alveolus. Oksigen dan karbondioksida menembus dinding alveolus dan kapiler
pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa
menggunakan tenaga aktif. Urut-urutan proses difusi terbagi atas:
a)
Difusi pada fase gas Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang cepat,
ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas yang baru
masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada di dalam alveoli.
Kecepatan gas berdifusi di sini berbanding terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen
mempunyai berat molekul 32 sedangkan berat molekul karbondioksida 44. Gerak molekul
gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan gerak molekul gas karbondioksida sehingga
kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara gas yang baru saja masuk ke
dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan komplit dalam hitungan perpuluhan
detik. Hal semacam ini terjadi pada alveoli yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak
normal, seperti pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah
berada di alveoli lebih lambat.
b)
Proses difusi yang melewati membrana pembatas alveoli dengan kapiler pembuluh darah
meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase cairan. Dalam hal ini, pembataspembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler pembuluh darah (endotel), lapisan
plasma pada kapiler, dan dinding butir darah merah (eritrosit). Kecepatan difusi melewati
fase cairan tergantung kepada kelarutan gas ke dalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih
besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi karbondioksida di
dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen. Semakin tebal membrana pembatas
halangan bagi proses difusi semakin besar.
D.
Menurut Ethel Sloane (2004 : 266) Fungsi utama sistem pernafasan adalah untuk mengambil
oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida
(CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Sedangkan fungsi tambahan sistem
pernafasan adalah sebagai produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa,
pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.
E.
v Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa,
misalnya polip, amandel, dan adenoid.
v Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebut sinusitis, peradangan
pada bronkus disebut bronkitis, serta radang pada pleura disebut pleuritis.
v Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium tuber culosis
penyebab penyakit TBC.
v Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon monoksida dalam
alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh lebih besar terhadap CO daripada
O2 dan CO2.
v Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan
terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena daya afinitas
hemoglobin juga lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.
v Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu juga
kanker dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat.
v Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi
karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru
beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga
dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut
olehdiafragma.
gula (glukosa). Proses oksidasi makanan bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang
dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu
tubuh, pembakaran sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan
juga menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.
2. Faring ( tekak)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,
terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi
sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada bagian
belakang.
3. Laring (pangkal tenggorokan)
Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang
rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis.
Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring. Laring
memiliki katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis tertutup
sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Makan sambil
berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran
pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur
agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga
ditemukan adanya pita suara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara.
4. Tenggorokan ( trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia silia ini berfungsi menyaring bendabenda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bias mengalami
gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1.
a.
oleh
bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan
saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang
mengganggu jalan napas.
b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan
nafas.Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untukbernapas
e. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebutpleura.
f. Bronkitis, adalah radang pada bronkus
2.
Pnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawa
3.
a.
b.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru ,tulang rusu kotot
interkosta,bronkus,bronkiol,alveolus,dandiafragma.Dalam mekanismenya,Udara disedot ke
dalamparu-paru melalui hidung dan trakea,dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya
menjadi kuat dan sentiasa terbukatrakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri
yang disambungkan kepadaparu-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol
dan alveolus pada hujungbronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk
memudahkan pertukaran gas.
Penulis menyimpulkan system pernafasan adalah system dalam tubuh yang harus dijaga
dan dipelihara, karena jika salah satu organ pernafasan rusak akan mengganggu organ system
pernafasan yang lain. Dengan nafas kita bisa Hidup.
1.
2.
3.
4.
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pernafasan
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari
tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menhembuskan disebut
ekspirasi.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari
udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara
osmose. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius(jalan
pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler kapiler vena pulmonalis
kemudian masuk ken serambi kiri jantung (atrium sinistra) kemudian ke aorta
keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah
CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung, ke
bilik kanan,dan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan
paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari
metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis, dan kulit.
2.2 Anatomi Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan
paru- paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalamrongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga
dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
2.2.1 Hidung = Naso = Nasal
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang( cavum
nasi), dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi). Didalam terdapat bulu-bulu
yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk
kedalam lubang hidung.
1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan
karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah:
a) konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah)
b) konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)
c) konka nasalis superior(karang hidung bagian atas).
Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior
(lekukan bagian atas), meatus medialis(lekukan bagian tengah dan meatus
inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara
pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak,
lubang ini disebut koana.
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga
hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis,
yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga
tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis pada
rongga tulang tapis.
Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke
konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut
terutama terdapat di bagianb atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat
serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf penciuman disebut nervus
olfaktorius.
Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit
terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan
rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga
berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris.
Fungsi hidung, terdiri dari
1. bekerja sebagai saluran udara pernafasan
2. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
3. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
4. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh
leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
2.2.2 Tekak=Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.
Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah
depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain keatas
2.2.6 Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat sekitar 300
juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
Terdiri atas 3 tipe:
Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli
Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan nensekresikan
surfaktan ( suatu fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps)ahanan
Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan.
2.2.7 Paru paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada
atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung
dan beberapa pembuluh dareah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis,
paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris. Paru
kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi
beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.
2.2.8 pleura
Merupakan lapisan tipisyang mengandung kolagen dan jaringan elastis. Terbagi
menjadi 2:
Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada
Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernafsan.
Juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam
rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap
paru-paru.
2.3 Mekanisme Pernafasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
2.4.5 Asfiksi
Gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan oksigen yang disebabkan oleh
tenggelam (akibatnya terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi lendir dan
cairan limfa), keracunan CO atau HCN, atau gangguan sitokrom(enzim
pernapasan).
2.4.6 Asidosis
Kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga
pernapasan terganggu.
2.4.7 Difteri
Penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh
kuman difteri.
2.4.8 Emfisema
Penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan
udara.
2.4.9 Pneumonia
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang
menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
2.4.10 Wajah adenoid (kesan wajah bodoh)
Disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar
limfa atau polip, pembengkakan ditekak atau amandel.
2.4.11 Kanker paru-paru
Mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar
keseluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan kebiasaan
merokok (75% penderita adalah perokok). Perokok pasif juga dapat terkena
kanker paru-paru. Penyebab lain adalah penderita menghirup debu asbes
kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pernafasan ( respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara otomatis
walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi
oleh susunan saraf autonom.
Adapun anatomi dari sistem pernapasan itu meliputi hidung(nasal), faring(tekak),
laring(pangkal tenggorokan), trakea(batang tenggorokan), bronkus(cabang
tenggorokan), alveoli, paru-paru dan pleura.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar. Pernapasan dalam
adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel
tubuh, sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara
udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka
mekanisme pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot
tulang rusuk, sedangkan pernapasan perut adalah pernapasan yang
mekanismenya melibatkan aktifitas otot- otot diafragma yang membatasi rongga
perut dan rongga dada.
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting. Jika
alat- alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan
akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan Kematian. Kelainan kelainan itu
diantaranya influenza(flu), asma (sesak napas), tuberkulosis(TBC), asfiksi,
asidosis, difteri, emfisema , pnemonia, wajah adenoid( kesan wajah bodoh,
kanker paru-paru dan juga peradangan yang meliputi rinitis, faringitis, laringitis,
bronkitis dan sinusitis.
3.2 Saran
Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh kita,
apabila salah satu organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses
pernapasan.
Salah satu penyebab gangguan yang paling vital adalah rokok, karena didalam
rokok banyak terkandung zat yang berbahaya seperti nikotin,dan lain
sebagainya. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
pernapasan dan jaringan paru- paru. Misalnya, sel mukosa membesar
(disebuthipetrofi ) dan kelenjar mucus bertambah banyak (disebuthiperplasia).
Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan akan timbul perubahan fungsi
paru- paru. Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit obstruksi
paru menahun (POPM ), termasuk emfisema (pembengkakan paru- paru ),
bronkitiskronis, dan asma. Dan rokok lebih berbahaya bagi perokok pasif
daripada perokok aktif, karena asap yang dihirup oleh perokok pasif lebih banyak
mengandung zat zat yang berbahaya.
Oleh karena itu, marilah mulai sekarang kita jaga kesehatan organ pernapasan
paru-paru dan sistem pernapasan dengan makan-makanan yang sehat,
perbanyak minum air putih, berolahraga yang cukup dan jangan merokok, dan
makan teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gitamedia PressSurabaya.
http://ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN Fraxawants.html
http://Jenis Pernafasan dan Mekanisme Pertukaran Gas Guru NgeBlog.htm
http://kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html
http://kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusiakesehatan-pada-masyarakat.html
http://Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia _
SmartClick.html
http://MAKALAH-PERNAFASAN.html