Anda di halaman 1dari 53

1

Makalah Biologi-Sistem Pernafasan pada Manusia

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kelancaran dalam
menyusun makalah ini sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya
tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis
ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. kami melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan
kemampuan.

Maka dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran. Kami akan menerima semua kritik
dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa
mendatang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan
dengan hasil yang lebih baik.

Penulis

Daftar isi
Kata pengantar 1
Daftar isi 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 3
B. Tujuan penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Sistem pernapasan manusia 5
1.2 Organ-organ pada sistem pernapasan manusia 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 14
Penutup 15

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernapasan ( respirasi ) merupakan proses pengambilan oksigen, pengeluaran
CO2, dan penggunaan energi yang dihasilkan. Selain itu, respirasi juga diartikan
sebagai pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya.
Sistem pernapasan pada manusia
meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ
pernapasan utama berupa paru-paru, yang dibantu oleh organ-organ lain. Jalur
pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung
faring
laring
trakea
bronkus
bronkiolus
alveolus
paru-paru.
Proses penapasan terdiri atas dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik
napas (inspirasi) dan menghembuskan udara atau mengeluarkaekspirasin napas
(ekspirasi). Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paruparu, pernapasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.

1. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke
posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil, akibatnya tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya oksigen keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot diafragma sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga
udara luar masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi
semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar akibatnya
udara keluar dari paru-paru.

B.
1.
2.
3.

Tujuan Penulisan
Mengetahui dan memahami tentang sistem pernapasan pada manusia
Mengetahui dan memahami tentang pernapasan dada dan perut
Mengetahui dan memahami organ-organ pernapasan manusia beserta mekanisme
pernapasan pada manusia

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Sistem pernapasan manusia
Pernapasan ( respirasi ) merupakan proses pengambilan oksigen, pengeluaran
CO2, dan penggunaan energi yang dihasilkan. Selain itu, respirasi juga diartikan
sebagai pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya.
Sistem pernapasan pada manusia
meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ
pernapasan utama berupa paru-paru, yang dibantu oleh organ-organ lain. Jalur
pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung
faring
laring
trakea
bronkus
bronkiolus
alveolus
paru-paru.

Proses penapasan terdiri atas dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik
napas (inspirasi) dan menghembuskan udara atau mengeluarkaekspirasin napas
(ekspirasi). Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paru-

paru, pernapasan dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke
posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil, akibatnya tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya oksigen keluar dari paru-paru.

2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Fase inspirasi. Merupakan fase berkontraksinya otot diafragma sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga
udara luar masuk ke paru-paru.
b) Fase ekspirasi. Merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi
semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar akibatnya
udara keluar dari paru-paru.

1.2 Organ-organ pada sistem pernapasan manusia


Sistem pernapasan pada manusia meliputi berbagai organ pernapasan. Jalur pernapasan pada
manusia yaitu rongga hidung => faring (rongga tekak) => laring => trakea (batang
tenggorok) => bronkus dan bronkiolus => alveolus => paru-paru.

1. Rongga hidung

Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara
pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam
resonansi suara.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat
kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia
olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab
rongga hidung.
Hidung merupakan alat pernapasan utama yang dilalui oleh udara. Ujung hidung
ditunjuang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Kedua tulang
hidung menghubungkan rongga hidung dengan atmosfer untuk mengambil udara. Rongga
hidung tersusun atas sel-sel epitel berlapis pipih dengan rambut-rambut kasar. Rambutrambut kasar tersebut berfungsi menyaring debu-debu kasar. Rongga hidung tersusun atas
sel-sel epitel berlapis semu bersilia yang memiliki sel goblet. Sel goblet merupakan sel
penghasil lendir yang berfungsi menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung.

Dan mengatur suhu udara pernapasan. Sebagai indera pembau, pada atap atau rongga
hidung terdapat lobus olfaktorius yang mengandung sel-sel pembau. Perjalanan udara
memasuki paru-paru dimulai ketika udara melewati lubang hidung.
Di lubang hidung, udara disaring oleh rambut-rambut di lubang hidung. Udara juga
menjadi lebih hangat ketika melewati rongga hidung bagian dalam. Di rongga hidung bagian
dalam, terdapat juga ujung-ujung saraf yang dapat menangkap zat-zat kimia yang terkandung
dalam udara sehingga kita mengenal berbagai macam bau. Ujung-ujung saraf penciuman
tersebut kemudian akan mengirimkan impuls ke otak.
Rongga hidung
Rongga hidung disebut juga dengan kavum nasi. Rongga hidung dibagi menjadi 2
bagian, kanan dan kiri di garis median oleh spetum nasi yang sekaligus menjadi dinding
medial dari rongga hidung. Rongga hidung langsung berhubungan dengan udara yang tidak
bersih.oleh karena itu, rongga hidung dilengkapi dengan cilia/bulu-bulu halus hidung yang
berfungsi untuk menyaring kotoran supaya tidak ikut mengalir ke paru-paru.
Proses mencium sesuatu pada hidung
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita.
Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan
merangsang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsang
ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Fungsi bagian-bagian indera pembau :
a)
b)
c)
d)
e)

Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara


Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indra pembau
Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan
Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang terdeteksi ke otak
Hidung peka terhadap rangsang zat kimia dalam bentuk gas. Dalam rongga hidung
sebelah atas terdapat selaput lendir yang didalamnya terdapat sel pembau.
Pada sel pembau terdapat ujung saraf pembau menuju otak. Pada setiap ujung sel pembau
terdapat rambut halus yang diliputi selaput lendir rongga hidung. Fungsi: melembabkan
rongga hidung. Sel sel pembau peka terhadap rangsang berupa zat kimia/gas.

2. Faring
Merupakan persimpangan jalan masuk udara dan makanan. Faring merupakan
persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan hidung ke tenggorokan.

3. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan
yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang
rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh
katup pangkal tenggorokan (epiglotis).
Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke bawah menutupi laring sehingga
makanan tidak dapat masuk dalam laring. Sementara itu, ketika bernapas epiglotis akan
membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan pita
suara

4. Trakea

Trakea (batang tenggorokan) adalah tuba yang panjangnya kira-kira 9 cm. Trakea terletak
dari laring dan terbifurkasi menjadi bronkus utama pada mamalia, dan dari faring ke syring
pada burung, yang merupakan jalan masuk udara menuju paru-paru. Trakea tersusun atas
enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk C. Cincin-cincin
tulang rawan ini di bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel
pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea tetap terbuka.

Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa, selain itu juga
terdapat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh
epitelium bersilia. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini
debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.
Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
Trakea berfungsi sebagai saluran udara pernafasan menuju ke alveolus. Trakea
merupakan organ tunggal di tengah yang memiliki panjang rata- rata pada orang dewasa 11
cm.
5. Bronkus dan bronkiolus

Bronkus merupakan saluran yang menghubungkan paru-paru dengan trakea ada 2


cabang yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang,
sempit, dan mendatar dari pada yang kearah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru
lebih mudah terserang penyakit.

Bronkus bercabang-cabang ke bronkiolus. Bronkiolus merupakan cabang dari


bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan
dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya
bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.
6. Alveolus

Alveolus adalah saluran akhir dari alat pernapasan yang berbentuk bola-bola mungil
atau gelembung-gelembung udara yang sangat tipis. Dindingnya tipis, lembap, dan diselimuti
oleh pembuluh kapiler darah.
Alveolus terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara. Pada alveolus ini terjadi pertukaran gas oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2). Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen melewati
dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu darah akan
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk pembentukan
energi. Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbondioksida (CO2) .

Karbondioksida tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu darah akan
membawa Karbondioksida ke paru-paru.
7. Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu:
1. paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus.
2. paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan
selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk
secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter 1 mm,
dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mem

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Sistem pernapasan pada manusia meliputi berbagai organ pernapasan. Jalur
pernapasan pada manusia yaitu rongga hidung => faring (rongga tekak) =>
laring => trakea (batang tenggorok) => bronkus dan bronkiolus => alveolus =>
paru-paru.
2. Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
3. Organ-organ pada sistem pernapasan manusia:
a) Rongga hidung

b)
c)
d)
e)
f)
g)

Faring
Laring
Trakea
Bronkus dan bronkiolus
Alveolus
Paru-paru

Makalah Sistem Pernapasan pada Manusia


A. Organ Penyusun Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan bekerja untuk memasukkan dan mengeluarkan udara
ke dalam dan keluar tubuh. Udara yang dimasukkan ke dalam tubuh adalah
oksigen, sedangkan yang dikeluarkan adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan
berfungsi untuk memasok oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen digunakan oleh sel
tubuh untuk membakar sari-sari makanan supaya dihasilkan tenaga. Tenaga
berguna untuk melakukan segala aktivitas hidup. Udara yang dihasilkan dari proses
pembentukan energi ini adalah karbon dioksida. Nah, karbon dioksida ini kemudian
dikeluarkan oleh tubuh melalui organ pernapasan juga. Oleh karena itu, di dalam
bernapas, terdapat kegiatan menarik dan membuang napas.
Aktivitas pernapasan melibatkan beberapa organ. Adapun organ pernapasan
dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Hidung
Terkadang manusia dapat bernapas
melalui mulut karena pada pangkal
rongga mulut selain terdapat saluran
cerna juga ada cabang menuju saluran
napas yang disebut tenggorokan.
Meskipun sebenarnya mulut hanyalah
alat pernapasan darurat pada saat
hidung tidak bisa melakukan pernapasan
dengan baik, misalnya pada
saat hidung tersumbat. Di dalam
hidung terdapat rambut-rambut yang
berguna untuk menyaring kotoran yang
masuk bersama udara pernapasan
sehingga udara yang masuk ke dalam
paru-paru relatif bersih. Berbeda apabila
kamu bernapas menggunakan
mulut, udara pernapasan yang masuk
tidak akan tersaring dengan baik.
Lagipula saluran pernapasan yang

efektif adalah melalui rongga hidung.


2. Faring
Faring terletak di belakang mulut, tempat yang dilewati oleh udara,
makanan, dan air.
3. Laring
Laring merupakan kotak suara tempat diproduksi suara.
4. Trakhea
Trakhea sering disebut juga sebagai tenggorokan, merupakan sebuah
pipa udara yang mempunyai ruas-ruas menyerupai tumpukan cincin. Saluran
ini menuju ke arah bronkus.
5. Bronkus
Merupakan saluran yang membawa udara dari trakhea menuju ke paruparu.
6. Paru-paru
Di dalam paru-paru, bronkus bercabang menjadi pipa-pipa yang lebih
kecil disebut bronkioli.
7. Bronkioli
Merupakan cabang dari bronkus yang berada di dalam paru-paru.
8. Alveoli
Alveoli merupakan sejumlah kantung udara yang terdapat di dalam paruparu.
Dinding alveoli ini tipis dan menopang jaringan-jaringan kapiler, yaitu
saluran halus yang berisi darah. Udara menembus dinding alveoli pada batas
antara paru-paru dan kapiler darah.
B. Bernapas
Perhatikanlah gambar di samping! Kamu pasti sering melakukan
aktivitas tersebut seusai senam atau berolahraga. Aktivitas pernapasan
tidak hanya dikerjakan setelah olahraga saja. Bernapas merupakan
aktivitas yang sangat vital bagi kehidupan. Kalau tidak bernapas makhluk
hidup pasti akan mati. Sebenarnya bagaimana sih proses pernapasan
berlangsung? Ayo, kita pelajari keterangan berikut ini.
Mekanisme pernapasan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot
antartulang rusuk. Otot antartulang rusuk luar berperan mengangkat
tulang rusuk, sedangkan otot antartulang rusuk dalam berperan
menurunkan tulang rusuk ke posisi semula.
Mekanisme pernapasan dada dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar. Akibatnya, tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b. Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antartulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya
tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar sehingga udara dalam rongga dada yang
kaya karbon dioksida keluar.

2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya
melibatkan aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan
rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap
sebagai berikut.
1. Fase inspirasi
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar. Akibatnya, rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil
sehingga udara luar masuk.
2. Fase ekspirasi
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma
(kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada
mengecil dan tekanan menjadi lebih besar. Akibatnya, udara keluar dari
paru-paru.
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada
kebutuhan tubuh. Kebutuhan oksigen dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran
tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
Umumnya, manusia membutuhkan kurang lebih 300 cc oksigen dalam sehari
(24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus
dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu.
Misalnya, konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena konsentrasi
hemoglobin darah berkurang.
Proses pernapasan dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Oksigen yang dihirup pada saat menarik napas akan berdifusi masuk ke
darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus.
2. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen
darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin
yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa
hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa
protein.
3. Hasil pernapasan yang dikeluarkan adalah berupa CO2. Sebenarnya reaksi
pernapasan berupa pengolahan O2 menjadi energi dan penglepasan CO2
tersebut dilakukan di dalam sel dan terjadi pada bagian yang disebut
mitokondria.
4. Peristiwa respirasi di dalam sel ini disebut pula sebagai oksidasi. Jadi, organ
pernapasan berfungsi untuk mengambil udara pernapasan, menampung,
kemudian mendistribusikannya ke seluruh jaringan, serta selanjutnya
mengeluarkannya dalam bentuk udara hasil pernapasan.
5. Udara hasil pernapasan selain CO2 adalah H2O (uap air). Oleh karena itulah,
apabila kamu mengembuskan napas di kaca akan terbentuk titik-titik air. Titiktitik
air itu terjadi karena peristiwa pengembunan uap air hasil pernapasan.
C. Kapasitas Udara Pernapasan
Besarnya volume udara pernapasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta
kondisi kesehatan. Terdapat empat asas mengukur kapasitas (volume)
pernapasan, yaitu:
1. Volume tidal (TV = tidal volume), merupakan volume udara pernapasan pada
saat melakukan pernapasan biasa.

2. Volume pernapasan simpanan (IRV = inspiratory reserve volume),


merupakan volume maksimum udara pernapasan yang dapat diambil pada
saat menarik napas. Volume ini lebih banyak daripada volume udara pada
saat menarik napas biasa.
3. Volume udara keluar simpanan (ERV = expiratory reserve volume),
merupakan volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan. Udara yang
dikeluarkan ini volumenya melebihi udara pernapasan biasa.
4. Volume sisa pernapasan (RV = residual volume), merupakan jumlah udara
yang masih tersisa di dalam paru-paru dan tidak dapat dikeluarkan,
merupakan volume udara tetap yang ada di dalam paru-paru setelah dilakukan
pengeluaran napas maksimum.
Dari keempat volume pernapasan di atas dapat dihitung kapasitas udara
pernapasan menggunakan rumus berikut.
1. Kapasitas paru-paru total (TLC = total lung capacity), merupakan kapasitas
paru-paru secara keseluruhan (volume udara di dalam paru-paru setelah
tarikan napas maksimum).
TLC = IRV + TV + ERV + RV
2. Kapasitas sisa pernapasan (FRC = functional residual capacity), merupakan
jumlah udara yang masih terdapat di dalam paru-paru setelah udara
pernapasan normal diembuskan keluar.
FRC = ERV + RV
D. Masalah yang Timbul pada Pernapasan
Semua organ tubuh dapat mengalami masalah atau kelainan dan penyakit.
Apalagi pernapasan sangat berhubungan dengan udara luar yang acapkali
mengandung kuman penyakit atau cemaran. Selain itu, kelainan organ juga dapat
menimbulkan masalah dan penyakit. Berikut beberapa kelainan dan penyakit yang
dapat terjadi di seputar organ pernapasan.
1. Pada Jalan Udara Nasal (Hidung)
a. Alergi
Alergi yang terjadi dapat bermacam-macam. Alergi karena debu dapat
menimbulkan bersin-bersin, lalu rongga hidung membengkak dan gatal
sehingga terjadi batuk-batuk baik ringan maupun berat. Kemudian ada
pula individu yang rentan terhadap serbuk sari. Selaput lendir hidung dan
mata menjadi bengkak dengan disertai keluarnya ingus dan bersin-bersin.
Reaksi alergi dapat dikurangi dengan memberikan senyawa antihistamin
atau pereda alergi.
b. Selesma (pilek yang mengiringi influensa)
Selesma merupakan kondisi hidung berair atau mungkin tersumbat
lendir diikuti dengan hilangnya sensitivitas indera penciuman. Selesma
disebabkan oleh infeksi virus. Pada umumnya dapat sembuh sendiri
setelah beberapa hari.
c. Mimisan
Mimisan terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang ada di dalam
hidung. Mimisan sering terjadi pada anak-anak. Namun, dapat pula terjadi
pada orang dewasa yang memiliki hipertensi dan gejala stroke.
d. Polip
Polip ini merupakan jenis tumor jinak yang menyumbat sebagian
jalan udara pada hidung. Sering menimbulkan suara yang sengau dan
dapat mengakibatkan kesulitan bernapas. Polip dapat dibuang melalui

operasi.
e. Rhinitis
Rhinitis merupakan radang selaput hidung yang disebabkan oleh
bakteri. Dapat pula disebabkan oleh selesma maupun alergi.
2. Pada Sinus
Sinusitis berupa peradangan yang bisa menyebabkan sakit kepala dan
nyeri pada tulang pipi.
a. Laringitis
Laringitis merupakan peradangan pada kotak suara yang menimbulkan
suara menjadi lirih bahkan mungkin dapat tidak terdengar sama
sekali. Dapat disembuhkan dengan jalan mengistirahatkan pita suara.
b. Trakheitis
Trakheitis berupa peradangan pada trakhea yang pada umumnya
disebabkan oleh infeksi virus.
c. Bronkhitis
Bronkhitis merupakan peradangan pada bronkhus yang
disebabkan oleh infeksi dan dapat diperparah oleh asap, misalnya
asap rokok dan asap polusi.
d. Pneumonia
Pneumonia diawali dengan adanya gejala radang pada paruparu
dan paru-paru terisi dengan cairan radang. Pneumonia
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Dapat pula disebabkan
oleh asap rokok dan asap polusi.
e. Pleuritis
Pleuritis berupa radang selaput yang menyelubungi paru
yang disebut sebagai selaput pleura. Radang ini sering diikuti
rasa nyeri.
f. Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit.
Infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan atas disebut pula sebagai
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), sering terdapat pada anak-anak atau
penduduk di wilayah yang kurang sehat. Beberapa penyakit pernapasan
seperti asma (sesak napas) disebabkan oleh faktor genetik, dapat berupa
penyempitan saluran napas dan paru-paru.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran
gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi didalam paru-paru

pernapasan luar. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O 2 dan CO2 antara
darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah
ke sel-sel tubuh.
Pada manusia, sistem pernapasan yang termasuk saluran yang digunakan untuk membawa
udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk
dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai
jenis makhluk hidup.
1.
2.
3.
4.
5.

Sistem pernapasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk, bronkus
bronkiolus, alveolus dan diafragma.
Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea.
Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka.
Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-paru.
Kedua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada ujung bronkiolus.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan system pernapasan?


Apakah jenis-jenis pernapasan pada manusia, aves dan pisces?
Apakah Alat-alat system pernapasan pada manusia, aves, dan pisces?
Apakah Gangguan/Kelainan pada system pernapasan manusia ?

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian system pernapasan
Untuk memahami jenis-jenis pernapasan pada manusia, aves dan pisces
Untuk memahami struktur organ pernapasan atau alat-alat pernapsan pada manusia, aves, dan
pisces
Untuk

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam

bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke


lingkungan.
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paruparu beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga
dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh
diafragma.
Di dalam tubuh manusia dan hewan, energi kimia dalam makanan dapat digunakan
setelah dioksidasi di dalm tubuhnya. Proses menghasilkan energi melalui oksidasi bahan
makanan di dalam sel-sel tubuh disebut respirasi sel. Respirasi sel terdiri atas respirasi aerob
dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah proses pembakaran bahan makanan dengan
membutuhkan oksigen (O2). Respirasi anaerob adalah suatu proses pembakaran bahan
makanan dengan tidak membutuhkan oksigen (O2).
2.2 Sistem Respirasi Manusia
Pada saat bernapas, kita menghirup udara (inspirasi) dan menghembuskan udara
(ekspirasi) Saat udara memasuki paru-paru, terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 yang disebut
respirasi eksternal. Darah yang mengandung banyak O2 akan menuju jaringan tubuh.
Pertukatan gas yang terjadi antara darah dengan cairan jaringan disebut respirasi internal.
Gas O2 yang sampai pada sel akan menggunakan untuk membuat energi (ATP) yang
dinamakan respirasi sel.
2.2.1 Alat-Alat Respirasi
Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring, trakea, paruparu, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.
Di dalam sel-sel tersebut gas oksigen menuju mitokondria untuk melakukan respirasi
seluler. Respirasi seluler adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi
melalui proses glikolisis, siklus krebs dan transport elektron. Reaksi pemecahan glukosa
membutuhkan glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi, air, dan gas
karbondioksida.
Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan. Alat
pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Bila
salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal maka bisa mempengaruhi
kerja sistem pernafasan secara umum. Berikut ini penjelasan daftar nama alat pernafasan
beserta fungsinya.
1.Rongga Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Di dalam rongga
hidung terdapat selaput lendir dan rambut yang berfungsi untuk menahan kontaminasi benda-

benda asing, misalnya debu dan kuman, yang ikut masuk ke dalam rongga hidung. Selain itu,
rongga mulut manusia juga memiliki konka yang mengandung banyak kapiler darah sehingga
dapat menghangatkan udara yang akan masuk ke dalam sistem pernapasan.
2. Pangkal tenggorokan (Faring)
Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings) di bagian depan dan
saluran pencernaan (orofarings) di bagian belakang. Saluran nafas akan terbuka ketika
manusia berbicara, oleh karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan makanan
masuk ke dalam saluran pernafasan.
Jika makanan masuk ke dalam saluran pernafasan, biasanya saluran pernafasan akan
terangsang dan berusaha mengeluarkan makanan tersebut lewat hidung. Bentuknya adalah
peristiwa tersedak. Pada bagian belakang farings terdapat laring (tekak). Pada laring terdapat
pita suara (pita vocalis). Bila pita suara bergetar karena masuknya udara pada faring, maka
akan menimbulkan suara.
3. Batang Tenggorokan (trakea)
Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki silia-silia pada
dinding di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut
masuk ke dalam saluran pernafasan. Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian lagi
terletak di rongga dada. Batang tenggorokan pada orang dewasa memiliki panjang sekitar 10
cm.
4. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di bagian bawah berbatasan dengan diafragma,
sedangkan di depan dan di samping dibatasi oleh tulang rusuk. Diafragma adalah pembatas
antara rongga perut dengan rongga dada. Paru-paru kanan (pulmo dekster) terdiri dari 3
lobus. Sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2 lobus.
Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura visceralis) dan
pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung menyelimuti paru-paru, sedangkan
pleura luar bersebelahan dengan tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga
tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga yang berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru.
Paru-paru tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Alveolus adalah kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus. Alveolus
memiliki selaput tipis dan pada permukaannya banyak terdapat muara kapiler darah, oleh
karena itu dapat berlangsung pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida secara difusi.

4. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi menjadi dua, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus hampir sama dengan
trakea. Bronkus kanan dan bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus yang merupakan salah satu bagian paru-paru.
5. Bronkiolus
Bronchiolus berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus menuju ke
gelembung - gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus hampir mirip dengan struktur
yang menyusun bronchus tapi epitelium bersilianya mengalami modifikasi menjadi sisik.
6. Alveolus
Alveolus mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi pertukaran
gas antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang dewasa bisa mencapai
antara 97 sampai 194 m2.
2.2.2 Mekanisme Pernapasan
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan
dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas kontraksi
dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu:

Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga tulang
rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini mengakibatkan
tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara yang
kaya okan oksigen terhisap masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan.

Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot antara
tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan paru-paru
mengempis. Kondidi ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari
tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar melalui saluran
pernafasan.

b. Sistem Pernafasan Perut


Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada aktivitas
diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:

Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga
dada membesar dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari
luar dapat masuk kedalam paru-paru melalu saluran pernafasan.

Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding
perut berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya
rongga dada mengecil, paru-paru mengepis, tekanan udara dalam paru-paru
meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus
keluar melalui saluran pernafasan.

2.2.3 Volume Udara Pernapasan


Dalam keadaan biasa, orang dewasa normal menghirup dan menghembuskan udara 500
cc yang disebut volume tidal.
Setelah melakukan pernapasan biasa, kita masih dapat menghirup udara sekuat-kuatnya
sebanyak 1500 cc. yang disebut volume cadangan inspirasi dan menghembuskan udara
sekuat-kuatnya hingga 1500 cc yang disebut volume cadangan ekspirasi. Volum udara ,
volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi mencapai 3500-4000
cc, yang disebut kapasitas vital paru-paru. Setelah menghembuskan napas sekuat-kuatnya,
didalam paru-paru masih tersisa udara sebanyak 1000 cc yang disebut sebagai volume
residu. Jumlah keseluruhan udara yang tertampung secara maksimal dalm paru-paru disebut
kapasitas total paru-paru.
2.2.4 Frekuensi Pernapasan
Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap menit. Faktor
yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.
1. Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi
semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada
saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-laki
memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada wanita.
3. Suhu Tubuh

Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37C karena manusia mampu
mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolismenya, sehingga
kebutuhan oksigen akan meningkat.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat berdiri,
otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju pernapasan
pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.
2.2.5 Pertukaran Gas di Dalam Tubuh
Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru, melainkan
juga di jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan parsial udara.
Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan
melalui paru-paru. Tetapi arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel
dengan lingkungannya. Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk
hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung.
Pernapasan secara langsung adalah pengambilan udara pernapasan dilakukan secara
langsung oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran
pernapasan. Sedangkan pernapasan tak langsung artinya udara pernapasan tidak berdifusi
langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas
tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus).
Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap
yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal.
1. Respirasi Eksternal
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Dengan kata lain,
pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah.
Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut
sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3) dengan persamaan reaksi
seperti

berikut,

(H+)

(HCO3)

=>

H2

CO3

Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut.
H2CO3 => H2O + CO2.
Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusi O2 dan
CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760
mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-paru sebesar 160 mmHg. Tekanan parsial
pada kapiler darah arteri 100 mmHg, dan di vena 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2
dari udara berdifusi ke dalam darah. Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena 47

mmHg, tekanan parsial CO2 dalam arteri 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam
alveolus 40 mmHg. Adanya perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat
berdifusi dari darah ke alveolus.
2. Respirasi Internal
Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen
meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh. Reaksinya
sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam
cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen di dalam cairan jaringan lebih rendah
dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secara terus menerus
menggunakan oksigen dalam respirasi selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam
jaringan menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yang masuk dan yang keluar
paru-paru.
Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi 100 mmHg dan tekanan parsial O2
dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida tinggi,
karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan parsial
CO2 dalam jaringan 60 mmHg dan dalam kapiler darah 41 mmHg. Hal inilah yang
menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2 berdifusi ke luar jaringan.
Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari.

Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
Sekitar 6070% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3) oleh plasma darah,
setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan ion
bikarbonat

(HCO3).

Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikat Hb, sedangkan ion HCO3
meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah. Kedudukan ion HCO3 dalam eritrosit
diganti

oleh

ion

klorit.

Persamaan

reaksinya

sebagai

berikut,

H2O + CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3)


Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karboksihemoglobin. Secara
sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut,
CO2
+
Hb

=>

HbCO2

Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari


hemoblogin

yang

mengikat

CO2

adalah

gugus

asam

amino.

Reaksinya sebagai berikut, CO2 + RNH2 => RNHCOOH


Sekitar 610% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat (H2CO3).
Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah
yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan

di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai
buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3)
akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan
sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebut
asidosis.
2.2.6 Gangguan pada Sistem Respirasi
1.

Sinusitis, yaitu infeksi pada bagian sinus. Infeksi ini terjadi ketika saluran hidung yang
mengarah ke sinus tersumbat.

2. Tonsilitis, yaitu infeksi pada bagian tonsil sehingga meradang dan membengkak. Peradangan
dan pembengkakan tonsil yang terjadi di daerah pangkal faring disebut amandel. jika terjadi
pada nasofaring disebut adenoid.
3. Laringitis, yaitu infeksi pada daerah laring yang menyebabkan suara parau atau serak.
4.

Bronkitis akut, yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului oleh infeksi
saluran respirasi bagian atas oleh virus yang diikuti dengan infeksi bakteri.

5.

Pneumonia, yaitu infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga
bronkus dan alveolus berisi banyak cairan. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya proses
pertukaran udara.

6.

Tuberkulosis

atau TBC,

yaitu

infeksi

pada

paru-paru

yang

disebabkan

oleh

bakteri Mycobacterium tuberkulosis.


7. Bronkitis kronis, yaitu tersumbatnya saluran udara oleh cairan mukus sehingga suplai udara
ke paru-paru terganggu.
8.

Emfisema, yaitu gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan rusaknya dinding-dinding
alveolus sehingga kemampuan pertukaran udara menjadi berkurang

9.

Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi (nafas
berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam
menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang
luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti
diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher
menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas
trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu,
masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali

dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh
darah, dan karbon dioksida (CO2 ) dikeluarkan.
10. Kanker paru-paru, lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Penyebab kanker ini
salah satunya dipicu oleh kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama, baik aktif
maupun pasif.
11. Flu, yaitu penyakit yang ditandai dengan rongga hidung berlendir, batuk, dan demam.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Influenza.
2.2.7 Teknologi Sistem pernapasan
Salah satu bentuk teknologi sistem respirasi untuk mengatasi gangguan sistem respirasi
adalah suatu alat respirasi yang disebut dengan respirator Emerson atau paru-paru besi.
Paru-paru besi merupakan suatu alat berupa lemari logam kedap udara yang di dalamnya
menempel sebuah pompa yang dapat mengubah kuantitas dan tekanan udara. Alat tersebut
berfungsi sebagai alat pernapasan buatan dan biasa digunakan ketika otot-otot pernapasan
mengalami kerusakan berat.

2.3 Sistem Respirasi Pisces


Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air,
sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang
terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).
Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang
(operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya tidak
mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok ikan yang
bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak
hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga berfungsi sebagai alat ekskresi garamgaram, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
1. Sistem Pernapasan pada Ikan Bertulang Sejati
Contoh ikan bertulang sejati adalah ikan mas. Insang ikan mas tersimpan dalam rongga
insang yang terlindung oleh (operkulum). Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang
tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring
air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen insang
tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai

banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah
pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari
insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan
tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju insang untuk
melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang.
a) Fase inspirasi ikan Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap
menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah
belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada
tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
b) Fase ekspirasi ikan Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup.
Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut
mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada tempat
ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat
O2 dari air.
Ada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh
kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase
ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari
insang diekskresikan keluar tubuh.
2. Sistem Pernapasan pada Ikan Bertulang Rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai operkulum contohnya ikan hiu. Masuk dan
keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut
yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga
mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, sehingga
tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga
mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi. Bila dasar mulut
bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup,
sehingga air mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada
saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
3. Sistem Pernapasan pada Ikan Paru-Paru ( Dipnoi )
Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain mempunyai
insang, ikan paru paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru
yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu pulmosis. Pulmosis banyak
dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus.
Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan
sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.

Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan hidup
walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas menggunakan
gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan paru-paru afrika, ikan
paru paru amerika selatan, dan ikan paru - paru queensland (Australia).

Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok memiliki alat
bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas dalam rongga
insang, dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur.
Rongga labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan
hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2)
juga disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat punggung.

2.4 Sistem Respirasi Aves


1) Jalur Pernapasan Burung
Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru
burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang
rusuk.
2) Alat Pernapasan Burung
Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang
disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai
ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus
cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau
korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau
rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput
tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan,
pernapasan pada burung menjadi efisien.

Kantung
udara
memiliki
beberapa
fungsi
berikut.
1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen
cadangan.
2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara
berlebihan.
3.

Membantu

memperkeras

suara

dengan

memperbesar

ruang

siring.

4. Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.


3) Mekanisme Pernapasan pada Burung
1. Pada Saat Istirahat
1.

Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan volume rongga dada membesar
tekanan mengecil udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah sebagian
oksigen masuk ke paru-paru dan O2berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara
dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.

2.

Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula rongga dada mengecil tekanan
membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-kantong hawa
bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O 2 diikat oleh darah
kapiler alveolus, dan darah melepas CO 2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan
O2 dapatberlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.

2. Pada Saat Terbang


Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada
saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi
dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid
(bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
1.

Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit,
sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke pundi hawa
ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi
pertukaran gas O2 dan CO2.

2.

Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit,
sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara mengalir keluar
dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati paru-paru
akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara

dalam paru-paru burung saat terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga
berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring,
laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Pada proses inspirasi dan
ekspirasi, mekanisme pernapasan pada manusia dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan
perut. Sedangkan Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah Umur, Jenis
Kelamin, Suhu Tubuh, Posisi Tubuh. Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia
berlangsung melalui dua tahap yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal. Serta ada
beberapa gangguan pada system respirasi manusia.
Pada pernapasan hewan Juga melibatkan alat-alat repirasi yang beragam. Hewan yang
hidup di lingkungan darat kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan
yang hidup di air bernapas menggunakan insang. Selain memiliki alat-alat respirasi utama,
beberapa hewan tertentu memiliki alat respirasi tambahan sesuai tempat hidupnya.
3.2 Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan
lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan
gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok. Serta rawatlah paru-paru (pulmo)
agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga
menimbulkan kerusakan jaringannya.

DAFTAR PUSTAKA
Refrensi :
Priadi, Arif. 2009. Biology Senior High School Year XI. : Yudhistira
Websites :
www.google.com Kategori : Sistem Pernapasan
www.google.com Kategori : Pengertian Sistem Pernapasan
www.wiki.org.co.id Kategori : Sistem Pernapasan Pada manusia
http://izzativegan.wordpress.com/sistem-respirasi/
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/13/sistem-respirasi-manusia/
http://wandylee.wordpress.com/2012/03/20/sistem-pernapasan-pada-manusia/

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

Mempelajari mata kuliah faal pada jurusan psikologi sangatlah penting karena ilmu faal
adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi organ dan tubuh pada makhluk hidup yang
saling terkait dengan ilmu psikologi lebih khusus subjeknya adalah manusia. Didalam ilmu
psikologi banyak sekali teori-teori yang menyebutkan bahwa emosi, kecerdasan dan tingkah
laku manusia selain dipengaruhi oleh lingkungan juga dipengaruhi oleh fungsi organ pada
tubuh manusia.
Oleh karena itu muncullah ilmu psikologi faal yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang
perilaku manusia berdasarkan fungsi organ dalam tubuh manusia. Untuk itu dalam
mempelajari mata kuliah faal I pada jurusan Psikologi khususnya semester dua harus faham
tentang fungsi organ pada tubuh manusia, mulai dari pernafasan (Respirasi), Jantung
(kardiovaskuler), Sistem sirkulasi, Sistem Pencernaan (Digesti) hingga pembuangan
(Ekskresi). Dan semua sistem atau fungsi tersebut harus dalam keadaan seimbang atau
homeostatis. Salah satu yang terpenting dalam beberapa sistem tersebut adalah sistem
pernafasan dimana manusia setiap detiknya harus menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida dalam hidupnya.. maka dari itu perlu mempelari meliputi apa saja organorgan yang ada dalam sistem pernapasan dan apa fungsi dari masing-masing organ tersebut.
B.

RUMUSAN MASALAH

Dalam mempelajari sistem pernapasan ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti.
Beberapa hal tersebut yakni
1.

Jelaskan pengertian sistem pernafasan.

2. Jelaskan organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan beserta fungsinya


3. Bagaimanakah mekanisme sistem pernapasan
4. Jelaskan fungsi sistem pernafasan
5.

Jelaskan kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun beberapa tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam mempelajari sistem pernapasan.
1.

Memahami pengertian sistem pernapasan pada manusia

2.
Mengetahui organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan manusia beserta fungsifungsinya
3.

Memahami dan mengerti mekanisme sistem pernafasan

4.

Memahami fungsi sistem pernapasan

5.

Memahami dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan

BAB II
PEMBAHASAN
A.

PENGERTIAN SISTEM PERNAPASAN

Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk
mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru.
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara
darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar
maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka
udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

Pernapasan DadaPernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang


rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
1
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
.
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
a
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
.
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
2
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
.
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar.
Pernapasan Perut Pernapasa n perut merupakan pernapasan yang mekanismenya
melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga
dada.Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai
berikut.
b
1 Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,
.
. akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke
2
posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih
.
besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
B. ORGAN-ORGAN PADA RESFIRASI DAN FUNGSINYA
a.

Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat
saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang
mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring
(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pitasuara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat
mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga tidak mengakibatkan
gangguan kesehatan.
c.

Laring

Kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea. Tabung pendek berbentuk seperti
kotak triangular dan ditopang oleh tiga kartilago tidak berpasangan (kartilago tiroid, kartilago
krikoid , dan epiglotis ) dan tiga kartilago berpasangan ( kartilago ariteniod , kartilago
kornikulata, dan kartilago kuneiform)

d. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dansebagian di
rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring
benda- benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
e.

Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkuskiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannyamelingkari
lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
f.

Bronkiolus

Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang
menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan
mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya
bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis,
pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan
alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada
mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan
epitel. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang
dihirup agar mencapai paru-paru.
g.

Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan
rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmosinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam (pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan
dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara
eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru
tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paruparu berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar
untuk pertukaran gas.
C.

MEKANISME PERNAFASAN (VENTILASI PULMUNAR)

Otot pernapasan utama adalah otot inspirasi, yang terpenting adalah diafragma; kontraksi
diafragma akan mendatarkan kubah, mengurangi tekanan rongga toraks, sehingga menarik
udara masuk ke paru-paru. Otot interkostalis eksterna membantu dengan cara menaikkan iga
dan meningkatkan dimensi rongga toraks. Pernapasan yang tenang normalnya adalah

pernapasan diafragma; otot inspirasi aksesorius (misalnya skalenus, sternomastoideus)


membantu inspirasi jika terdapat tahanan jalan napas atau ventilasi yang tinggi. Ekspirasi
dicapai dengan rekoil pasif paru dan dinding dada, namun, pada laju ventilasi yang tinggi,
ekspirasi dibantu oleh kontraksi otot abdomen yang mempercepat rekoil diafragma dengan
meningkatkan tekanan abdomen (misalnya olahraga). Volume dan tekanan paru. Volume tidal
adalah volume udara yang keluar dan masuk paru saat pernapasan normal; volume tidal
istirahat normal adalah -500 mL, namun, seperti volume paru lainnya, volume ini bergantung
pada usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Kapasitas vital adalah volume tidal maksimum,
yaitu ketika seseorang menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan napas sehabishabisnya. Perbedaan volume antara ekspirasi istirahat dan ekspirasi maksimum disebut
volume cadangan ekspirasi; hal yang sama pada inspirasi disebut volume cadangan inspirasi.
Volume paru setelah inspirasi maksimum adalah kapasitas paru total, sedangkan volume paru
setelah ekspirasi maksimum adalah volume residu. Kapasitas residu fungsional (functional
residual capacity, FRC) adalah volume paru pada akhir pemapasan normal, ketika otot-otot
respirasi berelaksasi. Besar FRC ditentukan oleh keseimbangan antara rekoil elastis ke arah
luar oleh dinding dada dan rekoil elastis ke arah dalam oleh paru. Keduanya dikoupling oleh
cairan di dalam rongga pleura dada yang kecil, sehingga terjadi tekanan negatif (tekanan
intrapleura: -0,2 sampai -0,5 kPa). Oleh karena itu,- perforasi dada menyebabkan udara
tersedot ke dalam rongga pleura, dan dinding dada akan mengembang, sementara paru kolaps
(pneumotoraks). Penyakit yang mempengaruhi rekoil elastis paru akan mengubah FRC;
fibrosis akan meningkatkan rekoil sehingga mengurangi FRC, sedangkan emfisema, di mana
terjadi kerusakan struktur paru, rekoil berkurang dan FRC meningkat. Selama inspirasi,
perluasan rongga toraks membuat tekanan intrapleura menjadi lebih negatif, menyebabkan
paru dan alveoli mengembang, dan mengurangi tekanan alveolar. Hal ini memunculkan
gradien tekanan antara alveoli dengan mulut, dan menarik udara ke paru. Selama ekspirasi,
tekanan intrapleura dan tekanan alveolar meningkat, walaupun, kecuali saat ekspirasi paksa
(misalnya batuk), tekanan intrapleura tetap negatif pada keseluruhan siklus karena ekspirasi
normalnya adalah pasif. Ruang rugi (dead space) adalah volume jalan napas yang tidak
berperan dalam pertukaran gas. Ruang rugi anatomis mencakup saluran napas dan turun
hingga ke bronkiolus terminalis; normalnya -150 mL. Ruang rugi alveolar adalah alveoli
yang tidak mampu mengadakan pertukaran gas; dalam kesehatan, hal ini tidaklah penting.
Ruang rugi fisiologis adalah jumlah ruang rugi anatomis dan alveolar.
Prinsip dasar
1. Toraks adalah rongga tertutup kedap udara disekeliling paru-paru yang terbuka ke
atmosfer hanya melalui jalur sistem pernafasan.
2.
Pernafasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara ke dalam paru-paru dan ekspirasi
(ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.
3.
Sebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosfer (sekitar 760 mmHg) sama dengan
tekanan udara dalam alveoli yang disebut sebagai tekanan intra-alveolar (intrapulmonar).
4. Tekanan intrapleura dalam rongga pleura (ruang antar pleura) adalah tekanan subatmosfer, atau kurang dari tekanan intra-alveolar.
5.
Peningkatan atau penurunan volume rongga toraks mengubah tekanan intrapleura dan
intra-alveolar yang secara mekanik menyebabkan pengembangan atau pengempisan paruparu.

6.
Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya. Otot-otot
ekspirasi menurunkan volume rongga toraks.
a. Inspirasi membutuhkan kontraksi otot dan energi
(1) Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang relaks akan memipih saat
berkontraksi dan memperbesar rongga toraks ke arah inferior.
(2) Otot interkostal eksternal mengangkat iga ke atas dan ke depan saat berkontraksi sehingga
memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan superior.
(3) Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis
mayor, serratus anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks.
b. Ekspirasi pada pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses
pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan otot
abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen menekan diafragma.
1. Transport gas
a. Transport O2 Sekitar 97% oksigen dalain darah dibawa eritrosit yang telah berikatan
dengan hemoglobin (Hb), 3% oksigen sisanya larut dalam plasma.
1.
Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu
molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (Hb02) berwarna merah tua. Ikatan ini
tidak kuat dan reversibel. Hemoglobin tereduksi (111Th) berwarna merah kebiruan.
2.
Kapasitas oksigen adalah volume maksirnum oksigen yang dapat berikatan dengan
sejumlah hemoglobin dalam darah.
a)
Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin. Setiap gram
hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen.
b)
100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml O2
per 100 ml darah (15 X 1,34). KonsentraSi hemoglobin ini biasanya dinyatakan sebagai
persentase volume dan merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
3.
Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksigen aktual yang terikat pada
hemoglobin dan kapasitas oksigen. Kejenuhan oksigen dibatasi oleh jumlah hemoglobin atau
PO2.
4.
Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin. Grafik memperlihatkan persentase kejenuhan
hemoglobin pada garis vertikal dan tekanan parsial oksigen pada garis horisontal.
a)
Kurva berbentuk S (sigmoid) karena kapasitas pengisian oksigen pada hemoglobin
(afinitas pengikatan oksigen) bertambah jika kejenuhan bertambah. Deinikian pula, jika
pelepasan oksigennya (pelepasan oksigen terikat) meningkat, kejenuhan oksigen darah pun
meningkat. Hemoglobin dlkatakan 97% jenuh pada PO2 100 mmHg, seperti yang terjadi
pada udara alveolar.

b)
Lereng kurva disosiasi ini menjadi tajam di antara tekanan 10 sampai 50 mmHg dan
mendatar di antara 70 sampai 100 mmHg. Dengan deinikian, pada tingkat PO2 yang tinggi,
muatan yang besar hanya sedikit memengaruhi kejenuhan hemoglobin.
c)
Jika PO2 turun sampai di bawah 50 mmHg, seperti yang terjadi dalam jaringan tubuh,
perubahan PO2 ini walaupun sangat sedikit dapat mengakibatkan perubahan yang besar pada
kejenuhan hemoglobin dan volume oksigen yang dilepas.
d) Darah arteri secara normal membawa 97% oksigen dan kapasitasnya untuk melakukan
hal tersebut. Oleh karena itu, pernapasan dalam atau menghirup oksigen murni tidak dapat
memberi peningkatan yang berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen. Menghirup
oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen ke dalam jaringan karena volume
oksigen terlarut dalam plasma darah meningkat.
e)
Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmHg dan hemoglobin masih 75% jenuh, ini
menunjukkan bahwa darah hanya melepas sekitar seperempat muatan oksigennya saat
melewati jaringan. Hal ml memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-waktu
pernapasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.
b. Transport CO2
Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dan janingan dibawa ke paru-paru melalui
cara berikut ini:
1.

Sejumlah kecil karbon dioksida (7% sampai 8%) tetap terlarut dalam plasma.

2.
Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%-nya
bergabung dalam bentuk reversibel yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian globin
pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.
3.
Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonat, terutama dalam
plasma.
a)
Karbon dioksida dalam sel darah merah benikatan dengan air untuk membentuk asam
karbonat dalam reaksi bolak-balik yang dikatalis oleh anhidrase karbonik.
b)
Reaksi di atas berlaku dua arab, bergantung konsentrasi senyawa. Jika konsentrasi CO2
tinggi, seperti dalam Jaringan, reaksi beglangsung ke kanan sehingga lebih banyak terbentuk
ion hidrogen dan bikarbonat. Dalam paru yang konsentrasi C02-nya lebih rendah, reaksi
berlangsung ke kiri dan melepaskan karbon dioksida.
2. Proses difusi gas
Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang
konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi
merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi
di dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membrana
kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah
merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin.
Membran kapiler alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 um atau sepertujuh puluh dari tebal butir

darah merah sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya.
Peristiwa difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari
darah ke udara alveolus. Oksigen dan karbondioksida menembus dinding alveolus dan kapiler
pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa
menggunakan tenaga aktif. Urut-urutan proses difusi terbagi atas:
a)
Difusi pada fase gas Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang cepat,
ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas yang baru
masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada di dalam alveoli.
Kecepatan gas berdifusi di sini berbanding terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen
mempunyai berat molekul 32 sedangkan berat molekul karbondioksida 44. Gerak molekul
gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan gerak molekul gas karbondioksida sehingga
kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara gas yang baru saja masuk ke
dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan komplit dalam hitungan perpuluhan
detik. Hal semacam ini terjadi pada alveoli yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak
normal, seperti pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah
berada di alveoli lebih lambat.
b)

Difusi menembus membran pembatas

Proses difusi yang melewati membrana pembatas alveoli dengan kapiler pembuluh darah
meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase cairan. Dalam hal ini, pembataspembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler pembuluh darah (endotel), lapisan
plasma pada kapiler, dan dinding butir darah merah (eritrosit). Kecepatan difusi melewati
fase cairan tergantung kepada kelarutan gas ke dalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih
besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi karbondioksida di
dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen. Semakin tebal membrana pembatas
halangan bagi proses difusi semakin besar.
D.

FUNGSI SISTEM RESPIRASI

Menurut Ethel Sloane (2004 : 266) Fungsi utama sistem pernafasan adalah untuk mengambil
oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida
(CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Sedangkan fungsi tambahan sistem
pernafasan adalah sebagai produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa,
pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.
E.

KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN

v Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau


jaringan tubuh; disebut asfiksi.
v Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa karena
infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia.
v Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit
bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan
pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari
saluran pernapasannya dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut
ke mulut dengan irama tertentu dan menggunakan metode Silvester dan Hilger Neelsen.

v Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa,
misalnya polip, amandel, dan adenoid.
v Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebut sinusitis, peradangan
pada bronkus disebut bronkitis, serta radang pada pleura disebut pleuritis.
v Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium tuber culosis
penyebab penyakit TBC.
v Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon monoksida dalam
alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh lebih besar terhadap CO daripada
O2 dan CO2.
v Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan
terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena daya afinitas
hemoglobin juga lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.
v Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu juga
kanker dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat.
v Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi
karena susunan dan fungsi alveolus yang abnormal.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru
beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga
dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut
olehdiafragma.

2.2 Jenis-Jenis Pernapasan


1. Pernapasan Dada

adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat


dibedakan sebagai berikut
-Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
-Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk
ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernapasan Perut
adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan
sebagai berikut:
-Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2.3 Alat-Alat Sistem Pernapasan
Alat pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan
sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat pernapasan pada manusia
terdiri atas rongga hidung, faring ( tekak), laring (pangkal tenggorokan), bronkus (cabang
batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
1.Rongga hidung ( cavum nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung
berlapis selaput lendir. Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat
saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung
berfungsi untuk: menyaring udara, melembapkan udara, dan memanaskan udara. diperoleh
dari lingkungan sekitar. Oksigen diperlukan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan, yaitu

gula (glukosa). Proses oksidasi makanan bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang
dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu
tubuh, pembakaran sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan
juga menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.
2. Faring ( tekak)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,
terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi
sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada bagian
belakang.
3. Laring (pangkal tenggorokan)
Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang
rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis.
Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring. Laring
memiliki katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis tertutup
sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Makan sambil
berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran
pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur
agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga
ditemukan adanya pita suara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara.
4. Tenggorokan ( trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia silia ini berfungsi menyaring bendabenda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

2.4 Kelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasi pada Manusia

Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bias mengalami
gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :
1.
a.

Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan

Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan

oleh

bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan
saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang
mengganggu jalan napas.
b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan
nafas.Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untukbernapas
e. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebutpleura.
f. Bronkitis, adalah radang pada bronkus
2.

Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus


PNEMONIA BAKTERI

Pnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawa
3.
a.
b.

Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara

Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.


Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan
tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru ,tulang rusu kotot
interkosta,bronkus,bronkiol,alveolus,dandiafragma.Dalam mekanismenya,Udara disedot ke
dalamparu-paru melalui hidung dan trakea,dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya
menjadi kuat dan sentiasa terbukatrakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri
yang disambungkan kepadaparu-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol
dan alveolus pada hujungbronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk
memudahkan pertukaran gas.
Penulis menyimpulkan system pernafasan adalah system dalam tubuh yang harus dijaga
dan dipelihara, karena jika salah satu organ pernafasan rusak akan mengganggu organ system
pernafasan yang lain. Dengan nafas kita bisa Hidup.

61.1 Latar Belakang


Fungsi sistem pernafasan adalah mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke
dalam sel-sel tubuh danuntuk mentranspor karbon dioksida(CO2) yang dihasilkan
oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ organ respiratorik ber4fungsi
dalam :
1) Produksi bicara, membantu proses dalam berbicara
2) Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh manusia
3) Pertahanan tubuh melawan benda asing, organisme asing yang masuk melalui
proses pernafasan ke dalam tubuh
4) Mengatur hormonal tekanan darah dan keseimbangan hormon dalam darah
Respirasi melibatkan proses proses berikut ini
1. Ventilasi pulmonar( pernafasan) adalah jalan masuk dan keluar udara dari
saluran pernafasan dan paru-paru.
2. Respirasi eksternal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara udara
dalam paru-paru dan kapiler pulmonal
3. Respirasi internal adalah difusi oksigen dan karbon dioksida antara sel darah
dan sel-sel jaringan
4. Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh untuk produksi
energi dan pelepasan produk oksidasi CO2 dan air oleh sel-sel tubuh.
1.2 Masalah
Sehubungan dengan tema makalah ini, penulis akan menjabarkan beberapa
masalah yang berhubungan dengan anatomi fisiologi sistem pernafasan, yaitu:
1. Apakah pengertian dari pernafasan (respirasi)
2. Apakah anatomi sistem pernafasan itu?
3. Bagaimanakah mekanisme atau proses pernafasan
4. Apa saja kelainan- kelainan dari proses pernafasan
5.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu

1.
2.
3.
4.

Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui

dan memahami tentang pernafasan


tentang apa yang dimaksud dengan anatomi sitem pernafasan
dan memahami tentang mekanisme atau proses pernapasan
apa saja kelainan-kelainan dari proses pernapasan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pernafasan
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari
tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menhembuskan disebut
ekspirasi.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari
udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara
osmose. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius(jalan
pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler kapiler vena pulmonalis
kemudian masuk ken serambi kiri jantung (atrium sinistra) kemudian ke aorta
keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah
CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung, ke
bilik kanan,dan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan
paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari
metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis, dan kulit.
2.2 Anatomi Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan
paru- paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalamrongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga
dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.
2.2.1 Hidung = Naso = Nasal
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang( cavum
nasi), dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi). Didalam terdapat bulu-bulu
yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk
kedalam lubang hidung.
1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit
2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan
karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah:
a) konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah)
b) konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)
c) konka nasalis superior(karang hidung bagian atas).
Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior
(lekukan bagian atas), meatus medialis(lekukan bagian tengah dan meatus
inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara
pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak,
lubang ini disebut koana.
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga
hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis,
yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga
tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis pada
rongga tulang tapis.
Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke
konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut
terutama terdapat di bagianb atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat
serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf penciuman disebut nervus
olfaktorius.
Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit
terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan
rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga
berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris.
Fungsi hidung, terdiri dari
1. bekerja sebagai saluran udara pernafasan
2. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
3. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
4. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh
leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
2.2.2 Tekak=Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.
Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah
depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain keatas

berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama


koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini
bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring,
ke belakang lubang esofagus.
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat terdapat
folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid.
Disebelahnya terdapat 2 buah tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di sebelah
belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang berfungsi menutup laring
pada waktu menelan makanan.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
1. bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring.
2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring
3. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
2.2.3 Pangkal Tenggorokan(Laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di
depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam
trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
1. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
2. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
3. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
4. Kartilago epiglotis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang
dilapisi oleh sel epiteliumnberlapis. Proses pembentukan suara merupakan hasil
kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir. Perbedaan
suara seseorang tergsantung pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara
pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.
2.2.4 Batang Tenggorokan ( Trakea)
Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari
tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi
oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,hanya bergerak
kearah luar.
Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi
oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing
yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea
menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
2.2.5 Cabang Tenggorokan ( Bronkus)
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan ( 3 lobus)
dan bronkus lobaris kiri ( 2 bronkus).bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10
bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental.
Bronkus segmentalisini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental
yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki: arteri, limfatik dan saraf.
Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus

mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk


selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.
Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis( yang
mempunyai kelenjar lendir dan silia)
Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori. Bronkiolus
respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain jalan nafas konduksi
dan jalan udara pertukaran gas.
Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.

2.2.6 Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat sekitar 300
juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
Terdiri atas 3 tipe:
Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli
Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan nensekresikan
surfaktan ( suatu fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps)ahanan
Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan.
2.2.7 Paru paru

Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada
atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung
dan beberapa pembuluh dareah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis,
paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris. Paru
kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi
beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.
2.2.8 pleura
Merupakan lapisan tipisyang mengandung kolagen dan jaringan elastis. Terbagi
menjadi 2:
Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada
Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernafsan.
Juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam
rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap
paru-paru.
2.3 Mekanisme Pernafasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam

keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan


saraf otonom.
2.3.1 Respirasi
1.Repirasi luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara
darah dan udara.
2. Respirasi dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2
dari aliran darah ke seluruh tubuh.
2.3.2 Jenis Respirasi
1. Pernapasan Dada
Merupakan adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan diluar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernapasan perut
Merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil
sehingga udara luar masuk.
Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma
(kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan
tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
2.3.3 Volume Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc.
Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Besarnya
volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta
kondisi kesehatan.
2.3.4 Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada
kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran
tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan. Dalam
keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam)
atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan
ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara
berkurang. Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler
darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat
oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel
jaringan tubuh.

2.3.5 Proses Kimiawi Respirasi Pada Manusia


1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 H2+CO3 H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 Hb O2
3.Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : : Hb O2 Hb O2
4. Pengangkutan karbohidrat di dalam tubuh : : CO2 + H2O H2+CO2

Gambar : Respirasi Pada Manusia


2.4 Kelainan Proses Pernapasan
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting. Jika
alat- alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan
akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada
saluran pernapasan manusia.
2.4.1 Influenza (Flu)
Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara
lain pilek, hidung tersumbat, bersin- bersin, dan tenggorokan terasa gatal.
2.4.2 Asma(Sesak napas)
Merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan
alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat
menurun.
2.4.3 Tuberkulosis(TBC)
Penyakit paru- paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium
Tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil- bintil atau
peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru- paru yang diserang meluas,
sel- selnya mati dan paru- paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengahengah.
2.4.4 Macam- macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:
a. Rinitis
Radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh
Virus, misalnya virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi terhadap
perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir (ingus) meningkat.
b. Faringingitis
Radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit
dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotic.
c. Laringitis
Radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara
lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alcohol, atau banyak bicara.
d. Bronkitis
Radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami
demam, menghasilkan banyak lendir yang menyumbat batang tenggorokan
sehingga penderita sesak napas.
e. Sinusitis,
Radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi di kiri dan kanan batang
hidung, biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui
operasi.

2.4.5 Asfiksi
Gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan oksigen yang disebabkan oleh
tenggelam (akibatnya terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi lendir dan
cairan limfa), keracunan CO atau HCN, atau gangguan sitokrom(enzim
pernapasan).
2.4.6 Asidosis
Kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga
pernapasan terganggu.
2.4.7 Difteri
Penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh
kuman difteri.
2.4.8 Emfisema
Penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan
udara.
2.4.9 Pneumonia
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang
menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
2.4.10 Wajah adenoid (kesan wajah bodoh)
Disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar
limfa atau polip, pembengkakan ditekak atau amandel.
2.4.11 Kanker paru-paru
Mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar
keseluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan kebiasaan
merokok (75% penderita adalah perokok). Perokok pasif juga dapat terkena
kanker paru-paru. Penyebab lain adalah penderita menghirup debu asbes
kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pernafasan ( respirasi) merupakan suatu proses yang terjadi secara otomatis
walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi
oleh susunan saraf autonom.
Adapun anatomi dari sistem pernapasan itu meliputi hidung(nasal), faring(tekak),
laring(pangkal tenggorokan), trakea(batang tenggorokan), bronkus(cabang
tenggorokan), alveoli, paru-paru dan pleura.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar. Pernapasan dalam

adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel
tubuh, sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara
udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam inspirasi dan ekspirasi maka
mekanisme pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot
tulang rusuk, sedangkan pernapasan perut adalah pernapasan yang
mekanismenya melibatkan aktifitas otot- otot diafragma yang membatasi rongga
perut dan rongga dada.
Alat- alat pernapasan merupakan organ- organ tubuh yang sangat penting. Jika
alat- alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan
akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan Kematian. Kelainan kelainan itu
diantaranya influenza(flu), asma (sesak napas), tuberkulosis(TBC), asfiksi,
asidosis, difteri, emfisema , pnemonia, wajah adenoid( kesan wajah bodoh,
kanker paru-paru dan juga peradangan yang meliputi rinitis, faringitis, laringitis,
bronkitis dan sinusitis.
3.2 Saran
Respirasi atau pernapasan merupakan proses yang penting bagi tubuh kita,
apabila salah satu organ mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses
pernapasan.
Salah satu penyebab gangguan yang paling vital adalah rokok, karena didalam
rokok banyak terkandung zat yang berbahaya seperti nikotin,dan lain
sebagainya. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
pernapasan dan jaringan paru- paru. Misalnya, sel mukosa membesar
(disebuthipetrofi ) dan kelenjar mucus bertambah banyak (disebuthiperplasia).
Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan akan timbul perubahan fungsi
paru- paru. Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit obstruksi
paru menahun (POPM ), termasuk emfisema (pembengkakan paru- paru ),
bronkitiskronis, dan asma. Dan rokok lebih berbahaya bagi perokok pasif
daripada perokok aktif, karena asap yang dihirup oleh perokok pasif lebih banyak
mengandung zat zat yang berbahaya.
Oleh karena itu, marilah mulai sekarang kita jaga kesehatan organ pernapasan
paru-paru dan sistem pernapasan dengan makan-makanan yang sehat,
perbanyak minum air putih, berolahraga yang cukup dan jangan merokok, dan
makan teratur.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gitamedia PressSurabaya.
http://ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN Fraxawants.html
http://Jenis Pernafasan dan Mekanisme Pertukaran Gas Guru NgeBlog.htm
http://kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html

http://kelainan-gangguan-penyakit-sistem-pernapasan-respirasi-manusiakesehatan-pada-masyarakat.html
http://Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia _
SmartClick.html
http://MAKALAH-PERNAFASAN.html

Anda mungkin juga menyukai