Oleh:
THOMAS DARWIN
06120018
ULFIA IZZATI
06120104
06120168
MEIDIANASER PUTRA
06120170
06923015
RIDHA ATHIFA
06923016
Pembimbing:
dr. IDA RAHMAH BURHAN
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Upaya
Mengoptimalkan Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus Melalui
Pembentukan Komunitas DM di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas. Kami
ucapkan Shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan pengikutnya.
Makalah ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di
bagian ilmu kesehatan masyarakat (Public Health) Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Penulis mengucapkan terimakasih kepada preseptor kami dr. Ida Rahmah
Burhan, selaku pembimbing yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, Kepala Puskesmas Andalas, dr. Artati Suryani, DK., MPH
dan dokter pembimbing di Puskesmas Andalas, drg. Nashrullah Zahar,
beserta
seluruh staf dan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dalam peningkatan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang, terutama untuk
Puskesmas Andalas.
Padang, Januari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
ANALISIS SITUASI...............................................................................................................6
2.1 Sejarah Puskesmas........................................................................................................6
2.2 Kondisi Geografis.......................................................................................................6
2.3 Kondisi Demografis....................................................................................................7
2.4 Sarana dan Prasarana...................................................................................................8
2.4.1. Sarana dan Prasarana Kesehatan............................................................................8
2.4.2. Sarana dan Prasarana Umum..................................................................................9
2.5 Ketenagaan................................................................................................................10
2.6 Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Penduduk.......................................................12
BAB III..................................................................................................................................13
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................13
3.1 Diabetes Melitus..........................................................................................................13
3.1.1 Definisi..................................................................................................................13
ii
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin.............................................................8
Tabel 2. Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas..........................................10
Tabel 3. Kadar Glukosa Darah...............................................................................................20
Tabel 4. Jumlah Penderita Diabetes Melitus dan Angka Kunjungan ke Pojok Gizi................27
Tabel 5. Prioritas Masalah......................................................................................................28
Tabel 6. Metodologi Program.................................................................................................34
Tabel 7. Indikator Keberhasilan Program Komunitas DM.....................................................36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta wilayah kerja Puskesmas Andalas..................................................................7
Gambar 2. Struktur Puskesmas Andalas................................................................................11
Gambar 3. Grafik Jumlah Penderita Diabetes Melitus dan Angka Kunjungannya.................30
Gambar 4. Fishbone Diagram................................................................................................29
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara epidemiologi diabetes sering kali tidak terdeteksi dan dikatakan onset
atau mulai terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga
morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi dini. Penelitian
lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi, populasi diabetes tipe 2 akan
meningkat 5-10 kali lipat karena terjadi perubahan prilaku rural-tradisional menjadi
urban. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologi diperkirakan adalah:
bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh,
kurangnya aktivitas jasmani dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi
dengan beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya Diabetes
Melitus tipe 2.
Setiap tahun, tren jumlah penderita diabetes kian meningkat. Berdasarkan data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar
dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia.
Pada 2006, jumlah penyandang diabetes (diabetasi) di Indonesia mencapai 14
juta orang. Dari jumlah itu, baru 50% penderita yang sadar mengidap, dan sekitar
30% di antaranya melakukan pengobatan secara teratur. Menurut beberapa penelitian
epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5 sampai 2,3, kecuali di
Manado yang cenderung lebih tinggi, yaitu 6,1 %.
Faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan,
berlemak, kurang aktivitas fisik, dan stres berperan besar sebaga pemicu diabetes.
Tapi, diabetes juga bisa muncuk karena faktor keturunan.
Data WHO mengungkapkan, beban global diabetes melitus pada 2000 adalah
135 juta, di mana beban ini diperkirakan akan meningkat terus menjadi 366 juta
orang setelah 25 tahun (tahun 2025). Pada 2025, Asia diperkirakan mempunyai
1
populasi diabetes terbesar di dunia, yaitu 82 juta orang dan jumlah ini akan
meningkat menjadi 366 juta orang setelah 25 tahun.
Pada 2005, daerah semi-urban seperti Sumatera Barat melaporkan prevalensi
diabetes mellitus sebesar 5,1% dan Pekajangan (Jawa Tengah) 9,2%. Bali telah
meneliti prevalensi beberapa daerah rural dengan hasil antara 3,9-7,2% pada 2004
dan Singaparna tahun 1995 tercatat 1,1%. Dalam upaya ini dibutuhkan kerja sama
yang baik antara pasien dengan dokter ahli diabetes dengan dokter-dokter yang terkait
dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
motivasi pasien dalam mengendalikan diabetesnya. Karena jumlah dokter yang masih
terbatas, dibutuhkan juga bantuan dari orang yang sudah dididik (diabetes educator).
Pola penyakit saat ini dapat dipahami sedang dalam transisi epidemiologi,
suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut
hendak menghubungkan morbiditas dan mortalitas pada beberapa golongan penduduk
dan menghubungkannya dengan faktor sosioekonomi serta demografi masyarakat
masing-masing.
Sebagai dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
dalam kurun waktu 60 tahun merdeka, pola penyakit di Indonesia mengalami
pergeseran yang cukup berarti. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun,
meskipun angka kejadiannya masih tinggi. Di lain pihak, penyakit menahun yang
disebabkan penyakit degeneratif, di antaranya diabetes melitus meningkat tajam.
Perubahan pola penyakit itu diduga ada hubungannya dengan perubahan gaya hidup.
Pola makan di kota-kota telah berubah dari pola makan tradisional yang mengandung
banyak karbohidrat dan serat ke pola makan kebarat-baratan yang mengandung
banyak protein, lemak, gula, garam, dan sedikit serat.
Di samping itu, gaya hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan menyebabkan
tidak adanya kesempatan untuk berkreasi dan berolahraga. Pola hidup beresiko
seperti inilah yang menyebabkan tingginya kekerapan penyakit diabetes, hipertensi,
dan penyakit jantung koroner.
2
1.2
Perumusan Masalah
Mengidentifikasi masalah masih belum optimalnya pelayanan kesehatan
terhadap penderita Diabetes Melitus di kecamatan Padang Timur sebagai wilyah kerja
Puskesmas Andalas.
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1. Mengidentifikasi masalah yang ada di Puskesmas Andalas
1.3.2. Menetapkan prioritas masalah yang ada di Puskesmas Andalas
1.3.3. Menganalisis penyebab masih belum optimalnya pelayanan kesehatan
terhadap penderita Diabetes Melitus di Kecamatan Padang Timur
BAB II
ANALISIS SITUASI
Sebelah Utara
2.
Sebelah Selatan
3.
Sebelah Barat
4.
Sebelah Timur
: 87.174 jiwa
oIbu Hamil
: 2039
oBayi
: 1854
oBalita
: 7190
: 1947
oBufas/Bulin
oLansia
oPUS
: 6140
: 12455
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah 87.174 jiwa, yang
terdiri dari 21.404 KK dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KELURAHAN
Laki-laki
Kelurahan Sawahan
3.233
Kelurahan Jati Baru
3.337
Kelurahan Jati
5.822
Kelurahan Sawahan Timur
2.851
Kelurahan Simpang Haru
2.541
Kelurahan Andalas
5.089
Kelurahan Kubu Marapalam
3.471
Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah 5.930
Kelurahan Parak Gadang Timur
4.415
Kelurahan Ganting Parak Gadang
5.856
Jumlah
42.545
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas AndalasTahun 2009
Perempuan
3.645
4.035
5.844
2.996
2.804
5.336
3.467
5.924
4.528
6.050
44.629
JUMLAH
6.878
7.372
11.666
5.847
5.345
10.425
6.938
11.854
8.943
11.906
87.174
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
6
6
51 Orang
15 Orang
30 Orang
2 Orang
352 Orang
12 Pos
88
8
1
Taman Kanak-kanak
SD Negeri
SD Swasta
SMP
SMU/SMK
Perguruan Tinggi
Tempat Ibadah
Salon/Pangkas Rambut
Pasar
: 34
: 35
: 14
: 11
: 15
: 4
: 112
: 34
: 2
JENIS KETENAGAAN
PNS
PTT
HONOR
JML
1.
Dokter Umum
2.
Dokter Gigi
3.
SKM
4.
Akademi Perawat
5.
Akademi Bidan
7
8
6.
7.
8.
Perawat
9.
Bidan
10.
Perawat Gigi
11.
Sanitarian
12.
Asisten Apoteker
13.
Analis
14.
SMU
Jumlah
47
56
KEUANGAN
1.SUMARNI
2.YENTI REFLINDA
PERENCANAAN
Ka..Puskesmas
TataUsaha
StafMedis
PERLENGKAPAN/UMUM
ERNAWATI
ROSTINI
PENGOBATAN
:
1. Dr. BOBBY
2. ANNELTI
3. ELISMI
4. ERNI BOTH
5. NURHAYATI
6. DEWI RAHAYU
GIGI
drg. NASHRULLAH
drg.
RATNI
YUDHA
MURNI
BR
GR
S.
KIA/KB
NOVARIZA
A. IBU
dr.YULI
B. ANAK
SYAMSIWARTI
RINI AMD. KEP
DESSY AFNELLY
DOTI
MARLINDA
C. KB
:
ARNITAWATI
PROGRAM PENUNJANG
APOTIK
:
YENTI REFLINDA
ELGUSNETI
GUSTINAR N.
RR
:
NURHAYATI
YULIZAR
AMRIANI
LABOR
:
HAFIZAH
PUSTU PARAK
PUSTU TERANDAM
KERAKAH
IMELDA,Amd.Keb
ROZA PAHILDA
PUSTU JATI GAUNG
ERNI NOFITA
PUSTU SARANG
GAGAK
YULIANA,Amd.Keb
DRG. NASHRULLAH Z
P2M
1. TB PARU
: NURHAYATI
2. SURVEILLANS
:
ADETYOZA,AMK
3. DBD
: IRDAWATI,
SKM
4. ISPA
: DESSY
AFNELLY
5. IMUNISASI/ RABIES: FERDINI DK
6. MALARIA
: HAFIZAH
LIZA
NURMAYA
JUFRIYANTI
KESLING
PROMKES
YUSMARNI,AMK
GIZI
PASARIBU,SKM
: NERIWATI
:
: ELIS
SALNIATY, AMG
PROGRAM TAMBAHAN
UKS : GUSNETI
UKGS
SINGA
LANSIA
KESORGA
PUSTU GANTING
SELATAN
ELMIATI
PUSTU KUBU
DALAM
SYAFRIDA
: MURNI BR GR
: LINA FIFRIANTI
: SYAMSIWARTI
PUSTU ANDALAS
BARAT
EFRITA
PUSTU KP. DURIAN
ARIOSDA
10
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Diabetes Melitus
3.1.1 Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Sedangkan menurut WHO 1980 dikatakan bahwa Diabetes Mellitus merupakan suatu
kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah
faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut atau relative dan gangguan fungsi
insulin.
3.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus
Banyaknya
klasifikasi
diabetes
justru
menimbulkan
kesulitan
dalam
12
Menurut penelitian Zimmert (1978) hal ini disebabkan adanya adopsi gaya hidup
barat. Tetapi bila kontak dengan barat berkurang dan masih terdapat kehidupan
tradisional, seperti di pedesaan, penyakit-penyakit tersebut umumnya jarang
ditemukan.
13
oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan akan diedarkan ke seluruh
tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar. Dalam proses metabolisme, insulin
memegang peranan sangat penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk
selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar. Pengeluaran insulin tergantung pada
kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa darah sebesar > 70 mg/dl akan
menstimulasi sintesa insulin. Insulin yang diterima oleh reseptor pada sel target, akan
mengaktivasi tyrosin kinase dimana akan terjadi aktivasi sintesa protein, glikogen,
lipogenesis dan meningkatkan transport glukosa ke dalam otot skelet dan jaringan
adipose dengan bantuan transporter glukosa (GLUT 4).
Faktor-faktor yang banyak berperan sebagai penyebab resistensi insulin:
1. Obesitas terutama yang bersifat sentral (bentuk apel)
2. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
3. Kurang gerak badan
4. Faktor keturunan (herediter)
Menurut Brunner dan Suddarth(2001), patogenesis Diabetes Melitus yaitu:
1) Diabetes Tipe I
Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia
puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu,
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia post prandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut
muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke
urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan pula.
Keadaan ini dinamakan dieresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang
15
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa
haus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera
makan (Polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori, gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan.
2). Diabetes Tipe II
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yaitu yang berhubungan
dengan insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi sel resistensi insulin pada diabetes
tipe II disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam
darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan pada penderita
toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang
berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau
sedikit meningkat. Namun untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin,
maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.
3.1.5 Manifestasi Klinis
Menurut Price (1995) manifestasi klinis dari Diabetes Melitus adalah sebagai berikut:
1. Diabetes Melitus tidak tergantung insulin / Diabetes Melitus Tipe II
Penderita mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun, pada
hiperglikemia yang lebih berat, mungkin memperlihatkan polidipsi, poliuri, lemah,
dan somnolen, biasanya tidak mengalami ketoasidosis, kalau hiperglikemia berat dan
tidak respon terhadap terapi diet mungkin diperlukan terapi insulin untuk
menormalkan kadar glukosanya. Kadar insulin sendiri mungkin berkurang normal
16
atau mungkin meninggi tetapi tidak memadai untuk mempertahankan kadar glukosa
darah normal. Penderita juga resisten terhadap insulin eksogen.
3.1.6 Komplikasi
1.
Microangiopathy
Macroangiopathy
- Coronary heart disease, dimana berawal dari berbagai bentuk dislipidemia, yaitu
hipertrigliseridemia dan penurunan kadar HDL. Pada Diabetes Melitus sendiri tidak
meningkatkan kadar LDL, namun sedikit partikel LDL pada Diabetes Melitus tipe 2
sangat bersifat atherogenik karena mudah mengalami glikasilasi dan oksidasi.
- Cerebrovascular disease
- Peripheral vascular disease dengan tanda klinis:
Nyeri kaki bila berjalan dan hilang bila beristirahat.
17
18
Kadar glukosa
Darah
Plasma vena
Bukan
Belum
pasti Diabetes
Diabetes
Diabetes
Melitus
Melitus
<110
110-199
>200
<90
90-199
>200
<110
110-125
>126
<90
90-109
>110
Melitus
(mg/dl)
Kadar glukosa
Darah
Plasma vena
(mg/dl)
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI
3.1.8 Penatalaksanakan
Pilar Penatalaksanaan Diabetes Melitus
1. Edukasi
Diabetes Melitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku
telah terbentuk dengan matang. Pemberdayaan penyandang Diabetes Melitus
memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga, dan masyarakat. Tim kesehatan
mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai
keberhasilan perubahan perilaku dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan
upaya peningkatan motivasi.
Materi Pencegahan Primer
19
Perjalanan penyakit DM
Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
Penyulit DM dan risikonya
Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target perawatan
20
tentang DM
7. Pemeliharaan / perawatan kaki
Edukasi perawatan kaki :
a. Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan air
b. Periksa kaki setiap hari, dan laporkan pada dokter apabila ada kulit
yang terkelupas, kemerahan, atau luka
c. Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya
d. Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih dan mengoleskan krim
pelembab ke kulit yang kering
Materi Pencegahan Tersier
Ditujukan kepada : kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami
penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut
Materi yang diberikan :
Berupa upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal. Contohnya, aspirin dosis rendah (80-325mg/hr) dapat
21
Kegiatan jasmani 3-4 kali seminggu selama + 30 menit merupakan salah satu
pengelolaan Diabetes Melitus. disamping untuk menjaga kebugaran juga
dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas insulin sehingga
memperbaiki kendali glukosa darah. Pelatihan jasmani yang dianjurkan yang
bersifat aerobik seperti jalan kaki, sepeda santai, jogging, dan berenang, yang
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
4. Intervensi farmakologis
22
sendiri dan juga mengetahui kapan dia harus memeriksakan dirinya ke dokter atau
anggota tim perawat lainnya untuk mendapatkan pengarahan yang lebih lanjut.
Dengan demikian dapat dikatakan penyuluhan diabetes adalah suatu proses
pemberian pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes, yang diperlukan untuk
dapat merawat diri sendiri, mengatasi krisis, serta mengubah gaya hidupnya agar
dapat menangani penyakitnya dengan sukses. Proses ini dilakukan untuk
memungkinkan pasien menjadi pemain yang paling aktif dalam menangani penyakit
yang dideritanya.
Penyuluhan dapat dilakukan secara perseorangan atau kelompok, tergantung
pada fasilitas yang ada, baik fasilitas waktu, ruangan serta petugasnya. Untuk
memudahkan melakukan penyuluhan ini maka dibentuklah suatu komunitas.
Komunitas ini diharapkan terbentuk dari peran serta masyarakat. Dengan adanya
komunitas ini, diharapkan para diabetasi nantinya dapat mengenali penyakitnya,
mampu melakukan perawatan mandiri dan bisa melakukan sharing informasi dengan
sesamanya.
Tersedianya dukungan sosial memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan
dengan adanya peningkatan akses terhadap kebutuhan peralatan, informasi, dan
dukungan emosi. Pada penderita diabetes, tingginya dukungan sosial berhubungan
dengan peningkatan kepatuhan terapi, kendali glukosa darah yang lebih baik, dan
lebih dalamnya pemahaman mengenai diabetes. Sebuah studi dilakukan untuk mengetahui
apakah kecenderungan mencari dukungan sosial yang lebih rendah berhubungan dengan
peningkatan angka mortalitas pada penderita diabetes. Disimpulkan bahwa pada studi
penderita diabetes skala besar ini, kecenderungan memperoleh dukungan sosial yang lebih
rendah berhubungan dengan angka mortalitas 5 tahun yang lebih tinggi. Saat ini masih
diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme yang mendasari hubungan ini.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi, laporan tahunan
Puskesmas Andalas tahun 2008-2009, dan wawancara dengan kepala dan penanggung
jawab program-program di Puskesmas. Beberapa masalah di Puskesmas Andalas
yang ditemui antara lain :
1. Rendahnya N/D Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
24
JUMLAH PENDERITA
ANGKA
KUNJUNGAN KE
DATANG ke BP
507 orang
652 orang
885 orang
POJOK GIZI
2,9 %
3,9 %
3,2 %
2008
2009
2010
4.2
Prioritas Masalah
Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas tidak
yang kami gunakan adalah teknik skoring. Dari masalah tersebut akan dibuat plan of
action untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan.
Kriteria nilai yang digunakan adalah sebagai berikut :
Urgensi: merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan
Nilai 1
: tidak penting
Nilai 2
: kurang penting
Nilai 3
: cukup penting
Nilai 4
: penting
Nilai 5
: sangat penting
Intervensi
Nilai 1
: tidak mudah
Nilai 2
: kurang mudah
Nilai 3
: cukup mudah
Nilai 4
: mudah
Nilai 5
: sangat mudah
Biaya
Nilai 1
: sangat mahal
Nilai 2
: mahal
Nilai 3
: cukup murah
Nilai 4
: murah
Nilai 5
: sangat murah
Kemungkinan meningkatkan mutu
Nilai 1
: sangat rendah
Nilai 2
: rendah
Nilai 3
: cukup sedang
Nilai 4
: tinggi
Nilai 5
: sangat tinggi
Tabel 5. Prioritas Masalah
Kriteria
Rendahnya N/D Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Andalas
Rendahnya cakupan Pembinaan
dan pemantauan kesehatan Lansia
Urgensi Intervensi
Biaya
Mutu
Total Rank
15
II
11
IV
26
Rendahnya skrining TB di
wilayah kerja Puskesmas Andalas
14
III
15
II
17
Dari tabel penilaian prioritas masalah di atas, kami mengambil prioritas yang
pertama untuk Plan Of Action yaitu belum optimalnya pelayanan kesehatan penderita
Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Penulis menganggap perlu
untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus guna
meningkatkan kualitas hidup dan mencegah terjadinya komplikasi atau progresi
komplikasi dari penyakit tersebut .
4.3 Analisa Sebab Akibat Masalah
Berdasarkan penilaian prioritas di atas, kami menganggap perlunya
pengidentifikasian, analisis, dan upaya pemecahan masalah belum optimalnya
pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
Setelah melakukan observasi langsung, diskusi dan wawancara dengan petugas
puskesmas serta melihat dari laporan tahunan Puskesmas Andalas, maka didapatkan
beberapa penyebab masalah yang mendasari belum optimalnya pelayanan kesehatan
penderita Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Andalas sebagai berikut:
1. Metode.
Belum adanya program khusus Puskesmas Andalas terkait penatalaksanaan
penderita Diabetes Melitus secara holistik. Hal ini didapat dari wawancara dengan
petugas Puskesmas dan laporan tahunan Puskesmas Andalas.
2. Manusia.
Penderita Diabetes Melitus
27
Petugas Kesehatan
o Kurangnya perhatian petugas kesehatan dalam menatalaksana penderita
Diabetes Melitus secara holistik. Hal ini dilihat dari observasi dan
3.
28
29
MANUSIA
PENDERITA DM
PETUGAS KESEHATAN
Kurangnya perhatian petugas
kesehatan dalam menatalaksana
penderita Diabetes Melitus secara
holistik
Belum optimalnya
pelayanan kesehatan
penderita Dibetes
Melitus di wilayah
kerja Puskesmas
Andalas
Belum adanya program
khusus Puskesmas
Andalas terkait
penatalaksanaan penderita
Diabetes Melitus secara
holistik
Masih kurangnya
pemanfaatan media
informasi
MATERIAL
Gambar 4. Fishbone Diagram
METODE
29
dalam
dan
luar
gedung
yang
30
BAB V
METODOLOGI PROGRAM KOMUNITAS DIABETES MELITUS
5.1 Tahap Persiapan
31
2. Penyuluhan
Penyuluhan ini dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Materi
penyuluhan meliputi:
32
1.
KEGIATAN
Tahap
Persiapan
Pendataan
Penderita
Diabetes
Diskusi dengan
pimpinan
puskesmas
Advokasi
dengan pegawai
puskesmas
Advokasi
dengan
stakeholder
TUJUAN
PENANGGUNG
UNSUR YANG
JAWAB
TERLIBAT
WAKTU
TENAGA
SARANA
Pimpinan
Laporan
Minggu
data penderita DM
dan jajaran
Survailens,
III-IV
by name by
Puskesmas
Ruang kerja
Desembe
Andalas
KaPus dan
r 2010
serta
aula
Minggu I
stakeholder
Puskesmas
Januari
Mengumpulkan
Kepala Puskesmas
address
Mendiskusikan
dengan pimpinan
Andalas
Puskesmas
2011
Minggu
tentang program
II Januari
Komunitas DM
2011
Agar pegawai
Minggu
puskesmas
mendukung
II Januari
program
2011
Komunitas DM
Membina
kerjasama lintas
sektor untuk
mensukseskan
program
2.
Tahap
Pelaksanaan
Sosialisasi
Komunitas DM
Mensosialisasikan
pelaksanaan
program, peran
Pemegang Program
Petugas
Aula
dan Pengurus
Promkes,
Puskesmas
Komunitas DM
Komunitas
Andalas
Minggu
III
Januari
pelaksanaan
DM dan
2011
program
masyarakat, dan
stakeholder
Minggu
Pembentukan
struktur
membentuk
IV
komitmen kerja
Januari
34
organisasi
Membentuk
2011
Komunitas
susunan
Minggu
DM
kepengurusan
IV
agar program
Januari
program kerja
kerja Komunitas
2011
Komunitas
DM dapat
DM
terlaksana
Penyusunan
Membuat jadual
kegiatan
3.
Komunitas DM
Mengetahui
Tahap
Monitoring &
Evaluasi
kesuksesan
jalannya kegiatan
Minggu I
Pemegang program
Petugas
Aula
dan Pengurus
Promkes,
Puskesmas
Maret
Komunitas DM
Surveilans
Andalas dan
2011,
Monitoring
dalam program
dan
Kendaraan
selanjutn
pembinaan
Komunitas DM
Komunitas
Operasional
ya setiap
Mengidentifikasi
DM
program
Komunitas
kendala yang
DM
ditemukan serta
Evaluasi
Lokmin
bulanan
Lokmin
mencari solusinya
triwulan
Program
Komunitas
DM
No
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Jumlah Peserta
Jumlah kegiatan
Sumber dana
Penanggung Jawa
35
Pemeriksaan gula
darah rutin
90 % jumlah
anggota Komunitas
DM
1 x bulan
Iuran anggota
komunitas
Pengurus Komunita
DM
(awal bulan)
Promkes
2
Penyuluhan
75 % anggota
komunitas
1 x perbulan
Tj komunitas
penyuluhan dari
komunitas DM
Puskesmas
Promkes
3
Senam Massal
Sharing Informasi
4
75% anggota
komunitas
90% anggota
komunitas
1 x per minggu
(minggu pagi)
1 x perbulan
Iuran anggota
komunitas
Iuran
komunitas
Tj sharing informas
Promkes
Puskesmas
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa belum optimalnya
pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
Disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
o Belum
adanya
program
khusus
Puskesmas
Andalas
terkait
perhatian
petugas
kesehatan
dalam
menatalaksana
penderita Diabetes Melitus, tidak hanya terhadap penderita saja tapi juga
terhadap keluarganya.
37
38
BAB VII
PENUTUP
39
DAFTAR PUSTAKA
1. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/
2.
3.
4.
5.
Kesehatan
Pada
Penderita
Diabetes.
Diakses
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3665/1/fkm-hiswani3.pdf
dari
pada tanggal 9
40