Dalam penulisan bilangan yang lebih dari seratus, tanda titik juga
diperlukan. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan
ribuan ataupun kelipatannya. Tanda titik digunakan untuk
memperjelas jumlah. Contohya:
Desa itu berpenduduk 13.500 orang.
Tsunami yang terjadi pagi tadi menewaskan 1.094 jiwa.
Dana bersih dari kegiatan tersebut adalah Rp 25.780.000 (dua
puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)
Namun ada pengecualian jika angka tersebut tidak menunjukkan
jumlah seperti.
Lihatlah
halaman
2104
untuk
mengetahui
proses
perkembangbiakannya!
Pegawai dalam kantor itu sebagian besar lahir pada tahun 1988.
kata-kata terebut adalah oleh karena itu, maka dari itu, lagi pula,
meskipun begitu, walaupun begitu, namun, dan akan tetapi.
Contohnya:
. . . . jadi, kita sebaiknya pergi secepatnya.
. . . . lagi pula, mereka sudah tidak punya kekuatan untuk
melawan.
. . . . maka dari itu, wajib hukumnya untuk mandi besar.
. . . . meskipun begitu, dia masih memikirkan ayahnya.
5
Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagianbagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contohnya:
Berkas ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan Raya Darmaga, Bogor.
Sdr. Rima Setyaningsih, Jalan KHA Dahlan, Yogyakarta.
Semarang, 17 July 1994
Bangkok, Thailand
10
B. Sasikirana, S.H.
Ny. Andriyani, M.A.
11
12
13
14
dan penyaring.
Jika rangkaian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan,
tanda titik dua TIDAK dipakai. Contohnya:
Kita memerlukan wajan, spatula, panci, dan penyaring.
5
Tanda titik dua digunakan pada teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contohnya:
Ferdi
: (sambil memandang ke bawah) Mungkin
memanglah ini akhirnya
Winda
: (menepuk pundak Fredi) Hei, ngapain ngelamun
sendirian?
Ferdi
: (kaget) Eh, Winda..
Tanda titik dua di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab
dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan subjudul suatu karangan,
serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contohnya:
Tempo, 1 (1971), 34:7
Al-Kahfi: 15
Karangan Joko Genta, Rahasia Hidup: Cerita di Balik Cerita, sudah
terbit.
Setiati, Eni. 2008. 7 Jurus Jitu Menulis Buku Best Seller. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
10
10
10
11
12
13