Anda di halaman 1dari 13

Pentingnya Tanda Baca Dalam Naskah Buku

Pada zaman sekarang, orang biasa menggunakan tanda


baca semaunya dalam aktivitas komunikasi tidak langsung.
Akan tetapi, hal tersebut harus dihindari dalam menulis
buku.
Adakalanya kegagalan besar datang dari hal yang terkecil. Ya!
Setiap jerih payah perjuangan kita juga ditentukan oleh hal kecil
yang kita lakukan. Pernahkah Anda mendengar pepatah Sedikit
demi sedikit, lama-lama menjadi bukit?
Tentu saja kita yang telah mengenyam pendidikan dari bangku
sekolah dasar sampai sekarang ini, paham apa maksud dari pepatah
itu. Baik digunakan dalam motivasi positif, hingga ungkapan negatif
sekalipun, makna inti keduanya selalu sama. Dalam kata lain, kita
tidak boleh mengabaikan satu hal sekecil apapun jika hal itu
berkaitan dengan kita!
Dalam menulis buku, banyak sekali kaidah penulisan yang sudah
banyak dijelaskan. Kaidah tersebut mengandung muatan aturan
tata cara penulisan. Kegiatan menulis buku mempunyai kaidah
bahasa tulis harus diperhatikan agar dapat meningkatkan kualitas
buku. Seperti hal kecil semacam penggunaan huruf kapital, huruf
miring, hingga penggunaan tanda baca.
Tanda baca adalah objek penanda dalam suatu kalimat sampai
paragraf. Setiap tanda baca memiliki fungsinya masing-masing.
Namun sayangya, tidak semua orang benar-benar memahami
penggunaan tanda baca yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan
oleh kebebasan orang dalam mengekspresikan komunikasi tidak
langsung melalui surat baik elektronik maupun konvensional,
gadget, dan berbagai macam multimedia masa kini. Maka dari itu,
pada bagian ini kita akan membahas penggunaan tanda Titik (.) dan
tanda koma (,). Tujuannya? Tentu saja untuk menulis buku yang
berkualitas. Berikut penjelasan tentang fungsi-fungsinya:
1

Tanda Titik (.)


Fungsi tanda titik yang paling utama dan umum dipahami oleh
banyak orang adalah sebagai penanda berakhirnya kalimat. Tanda
titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan, ataupun
seruan. Contoh kalimatnya:
Nenekku meninggal dua bulan yang lalu.
Tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan Indonesia.
Gadis cantik itu bukan kekasihku.
Raiz menulis buku berdasarkan pengalaman pahitnya.
Tanda titik tidak hanya digunakan dalam kalimat saja. Akan tetapi,
tanda titik dapat digunakan bahkan dibelakang satu huruf maupun

angka. Dalam penulisan bagan, ikhtisar, atau daftar, tanda titik


diletakkan dibelakang angka atau huruf. Contohnya:
IV. Daerah Istimewa Yogyakarta
A. Kota Yogyakarta
B. Kabupaten Bantul
1. . . . . . . . . . .
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
*)keterangan: bold dan underline menyatakan BAB, underline
menyatakan sub-BAB, dan tanpa bold ataupun underline
menyatakan pecahan sub-BAB.
3

Jarang diketahui, tanda titik juga dapat digunakan sebagai pemisah


angka jam, menit, dan detik. Hal ini disebabkan tanda tersebut
sering digantikan oleh titik dua (:) Contoh penggunaan titik dalam
pemisah angka jam, menit, dan detik:
Pukul 21.25.07 (Pukul 21 lewat 25 menit 7 detik)
Pukul 13.45.45 (Pukul 13 lewat 45 menit 45 detik)

Selain itu tanda titik juga dapat digunakan untuk memisahkan


angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan JANGKA waktu.
Contohnya:
3.45.12 (3 jam, 45 menit, 12 detik)
0.14.26 (14 menit, 26 detik)

Dalam penulisan sumber referensi, tanda titik jug berperan banyak.


Tanda titik digunakan di antara nama penulis, judul tulisan yang
tidak berakhir dengan nada tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftar pustaka. Contoh:
Ali, Muhammad. 1994. Lenyapnya Sang Pencerah. Malang:
Generasi Edan Media.

Dalam penulisan bilangan yang lebih dari seratus, tanda titik juga
diperlukan. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan
ribuan ataupun kelipatannya. Tanda titik digunakan untuk
memperjelas jumlah. Contohya:
Desa itu berpenduduk 13.500 orang.
Tsunami yang terjadi pagi tadi menewaskan 1.094 jiwa.
Dana bersih dari kegiatan tersebut adalah Rp 25.780.000 (dua
puluh lima juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)
Namun ada pengecualian jika angka tersebut tidak menunjukkan
jumlah seperti.

Lihatlah
halaman
2104
untuk
mengetahui
proses
perkembangbiakannya!
Pegawai dalam kantor itu sebagian besar lahir pada tahun 1988.

Nomor handphone Bapak Sutejo adalah 081234567890.

Tanda titik juga memiliki larangan penggunaan, yaitu: tanda titik


TIDAK digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contohnya
Acara Kunjungan Presiden Joko Widodo
Eksotisnya Merak Jawa
Tabel 3.1 Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap MEA
Bentuk dan Kebudayaan (Bab I UUD 1945)
Adapun beberapa larangan berikutnya, tanda titik TIDAK dipakai
dalam kepala surat yang. Lebih tepatnya, tanda tersebut tidak
digunakan di belakang alamat pengirim, dan tanggal surat, atau
nama dan alamat penerima surat. Contohnya
Jalan Pramuka 13
Cirebon
21 February 2013
Yth. Sdr. Imam Prayogi
Jalan Imam Bonjol 55
Surabaya
Kantor Penerbit Z
Tanda Koma (,)
Tanda koma seringkali digunakan di tengah kalimat. Tanda ini
umumnya digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau perbilangan. Letak penempatan tanda koma (,) ada dibelakang
kata yang mengikutinya. Contohnya:
Shinta membeli garam, gula, penyedap rasa, dan cuka di warung
sebelah.
Indra, Indri, dan Indro adalah anak kembar tiga.
Lima, empat, tiga, dua, satu, . . . . stop!

Dalam pembentukan kalimat perbandingan tanda koma juga


berperan penting. Tanda koma digunakan untuk memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya didahului
oleh kata seperti tetapi, walau, namun, atau melainkan. Contohnya:
Pertunjukkan itu sungguh menarik, tetapi membahayakan
penonton disekitarnya.
Mereka tidak berasal dari Kalimantan Timur, melainkan
Kalimantan Tengah.

Lebih lanjut lagi, tanda koma digunakan untuk memisahkan anak


kalimat dari induk kalimat, jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya. Contohnya:
Kalau tempat itu cukup luas, kita akan pakai tempat itu.
Karena sudah bekerja, dia akan lupa dengan kampusnya.

Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan


penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kata. Kata atau

kata-kata terebut adalah oleh karena itu, maka dari itu, lagi pula,
meskipun begitu, walaupun begitu, namun, dan akan tetapi.
Contohnya:
. . . . jadi, kita sebaiknya pergi secepatnya.
. . . . lagi pula, mereka sudah tidak punya kekuatan untuk
melawan.
. . . . maka dari itu, wajib hukumnya untuk mandi besar.
. . . . meskipun begitu, dia masih memikirkan ayahnya.
5

Tanda koma juga digunakan sebagai pemisah partikel dengan inti


kalimat. Partikel tersebut adalah kata sepertu o, ya, oiya, hmm,
wah, aduh, kasihan, hati-hati, yasudah, dan segala macam bentuk
partikel bebas. Contohnya:
Wow, ternyata kacamata itu sangat canggih!
Oh, aku kira kamu makan batu.
Emm, kalau kita batalkan saja gimana?

Sering ditemukan dalam bentuk percakapan pada buku, tanda koma


digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat. Contohnya:
Kata Paman, Jangan menengok ke belakang ketika berjalan di
tengah kuburan
Astagfirullah, Sahut Bu Fatima, Saya tidak percaya apa
yang saya dengar.

Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagianbagian alamat, (c) tempat dan tanggal, dan (d) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contohnya:
Berkas ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan Raya Darmaga, Bogor.
Sdr. Rima Setyaningsih, Jalan KHA Dahlan, Yogyakarta.
Semarang, 17 July 1994
Bangkok, Thailand

Dalam penulisan daftar pustakan, tanda koma digunakan untuk


menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya. Contohnya:
Dwiloka, Bambang. 2001. Pangan dan Gizi. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Frick, Heinz. 2008. Pedoman Karya Ilmiah. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius

Tanda koma juga digunakan diantara bagian-bagian dalam catatan


kaki. Contohnya:
W.J.S. Poerwadarminta , Bahasa Indonesia untukk Karangmengarang (Yogyakarta: UP Indonesia. 1967), hlm. 4.

10

Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik


yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga. Contohnya:

B. Sasikirana, S.H.
Ny. Andriyani, M.A.
11

Dalam penulisan bilangan, tanda koma digunakan di muka angka


persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka. Contohnya:
84,5 m
Rp 10,49

12

Kalimat bertingkat juga membutuhkan tanda koma. Tanda koma


digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi. Contohnya:
Temanku, Irfan, adalah orang yang sangat rajin.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang-orang
berkonsultasi dengan dukun.
Semua siswa, baik laki-laki maupun yang perempuan, diberi
hukuman untuk berlari setengan lapangan sebanyak 5 kali.

13

Tanda koma digunakan untuk menghindari salahbaca (miss


interpretation) di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat. Contohnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan
sikap yang bersungguh.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.

14

Tanda koma TIDAK digunakan untuk memisahkan petikan langsung


dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contohnya:
Mengapa dia melakukannya? tanya Zainudin.
Jangan sampai kecolongan lagi! Doni menegaskan.
Berdasarkan penjelasan diatas tanda baca semacam tanda titik (.)
dan tanda koma (,) memuat beberapa kaidah fungsi yang wajib kita
terapkan dalam menulis buku. Ternyata, tanda baca sekecil itu
digunakan dibanyak situasi. Untuk itulah menulis buku tidak boleh
melupakan hal sekecil ini.
Jadilah penulis yang peka terhadap hal kecil, jika ingin tulisan buku
kita laris di pasaran. Sehingga, kegiatan menulis buku Anda akan
berasa bermanfaat terutama bagi Anda sendiri. Semoga bermanfaat
dan tunggu bagian selanjutnya!
Kebiasaan menggunakan tanda baca keluar dari aturan akan
menyebabkan kesalahpahaman penggunaan tanda baca
yang berkepanjangan.
Pernahkah Anda mendengar, pembiasaan akan menyebabkan

kebiasan (habbit)? Ya, kita yang telah melakukan kesalahan, secara


nomal, akan mengoreksi diri kita sendiri. Baik secara pribadi
ataupun dibantu oleh orang lain, kesalahan kita harus dikoreksi
sedini mungkin. Namun, pernahkah kita membiarkan satu kesalahan
dibiarkan begitu saja? Pasti ada rasa yang mengganjal di diri kita
ada sesuatu yang tidak beres. Akan tetapi, pembiaran tersebut
seringkali membuat kita lupa diri dan menggangap apa yang salah
itu benar.
Efek dari pembiasaan ini memanglah jangka panjang. Namun, jika
efeknya mulai bekerja, akan cukup sulit bagi kita untuk
menghilangkannya. Ibarat menjadi orang sakit-sakitan yang
penyakitnya berkepanjangan.
Dalam menulis buku pun juga sama. Jika kita membiarkan kesalahan
penulisan tetap berlarut-larut, kita akan terbiasa menulis dengan
tata aturan yang salah. Tapi hal ini bisa disembuhkan dengan
belajar. Jangan malu untuk belajar lagi ke dasar-dasarnya! Karena
sifat malu itulah yang seringkali menjadi penghalang kesuksesan
kita. Termasuk sukses dalam menulis buku. Lagipula, belajar dari hal
yang paling dasar dapat me-refresh apa yang pernah kita pelajari
sebelumnya.
Maka dari itu, pada bagian ini kita akan membahas penggunaan
tanda titik koma (;) tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah
(- -), dan tanda ellipsis/titik-titik(). Lima tanda baca ini adalah
tanda baca yang penggunaannya seringkali kurang tepat. Seperti
menggunaan titik dua (:) dalam kalimat yang seharusnya titik koma
(;) atau penggunaan tanda ellipsis yang berlebihan. Berikut
penjelasan tentang lima tanda baca tersebut beserta fungsifungsinya:
2

Tanda Titik Koma (;)


Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara. Contohnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
Semuanya merasa terhibur; penonton melakukan standing
applause.
Tanda titik koma digugunakan sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contohnya:
Kakak menulis buku karangan pribadi di kamarnya; Adik menonton
TV di ruang tamu.
Wawan tidak menyukai futsal karena tidak handal menggunakan
kakinya; Galan tidak menyukai basket karena terlalu banyak
menggunakan tangan.
Tanda Titik dua (:)
Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti suatu rangkaian yang berhubungan mengakar. Contohnya:
Kita memerlukan perlengkapan memasak: wajan, spatula, panci,

dan penyaring.
Jika rangkaian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan,
tanda titik dua TIDAK dipakai. Contohnya:
Kita memerlukan wajan, spatula, panci, dan penyaring.
5

Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang


memerlukan pemerian. Contohnya:
Ketua
: Sigit Pramana Putra
Wakil Ketua
: Nur Alwan
Sekretaris
: Tutut Apriyani
Bendahara
: Danti Syahriana
Hari/Tanggal : Ahad, 1 Mei 2016
Waktu
: pukul 09.30 WIB
Tempat
: Ruang A.2.1 Kampus 3 UTY

Tanda titik dua digunakan pada teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contohnya:
Ferdi
: (sambil memandang ke bawah) Mungkin
memanglah ini akhirnya
Winda
: (menepuk pundak Fredi) Hei, ngapain ngelamun
sendirian?
Ferdi
: (kaget) Eh, Winda..

Tanda titik dua di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab
dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan subjudul suatu karangan,
serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contohnya:
Tempo, 1 (1971), 34:7
Al-Kahfi: 15
Karangan Joko Genta, Rahasia Hidup: Cerita di Balik Cerita, sudah
terbit.
Setiati, Eni. 2008. 7 Jurus Jitu Menulis Buku Best Seller. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.

Tanda Hubung (-)


Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar
yang terpisah oleh pergantian baris. Contohnya:
Selain digunakan untuk menjadi pelindung tubuh, rompi itu juga didesain senyaman mungkin.
Terkadang, adakalanya kita harus berhenti untuk mengkhayalkan imajinasi kita terlalu tinggi.
Adapun pengecualian terhadap pemotongan suku kata, jika karakter
pada baris terakhir adalah huruf vokal. Contohnya:
Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas itu
seperti merasa tidak punya tempat.
BUKAN
Semenjak diperketatnya aturan kampus, komunitas itu seperti merasa tidak punya tempat.

Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsure-unsur kata


ulang. Contohnya:
Kunang-kunang, berang-berang, biri-biri
Anak-anak, kuda-kuda, ramai-ramai
mondar-mandir, maju-mundur, kebiru-biruan
Tanda hubung digunakan untuk menyambung huruf kata yang dieja
satu-satu dan bagian-bagian pada penulisan tanggal. Contohnya:
p-a-r-t-i-s-i-p-a-s-I, k-n-o-w-l-e-d-g-e, s-o-f-y-u-d-i-n
13-10-2012
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas (a) hubungan
bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (b) penghilangan bagian
kelompok kata. Contohnya:
ber-evolusi
dua puluh lima-ribuan
tanggung jawab dan kesetiakawanan-sosial
Bandingkan dengan:
ber-revolusi
dua-puluh-lima-ribuan
tanggung jawab dan kesetiakawan sosial
Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (a) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka,
(c) angka dengan an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap. Contohnya:
se-Kalimantan
hari jadi pernikahan yang ke-10
era 80-an
mem-PHK-kan
Menteri-Sekretaris Negara
Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur Bahasa
Indonesia dengan unsure bahasa asing. Contohnya:
se-stylish mungkin
peng-upload-an
di-backup
Tanda Pisah ( )
Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contohnya:
Kebahagiaan hidup semua orang mendambakannya diperoleh
melalui harmonisasi batin terhadap lingkungan kehidupan
disekitarnya.
Hukum di Indonesia saya sangat ragu dapat ditegakkan
oleh penegak hukum yang anti terhadap segala bentuk
penyuapan.
Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih
jelas.
Para anggota grup band itu Rico, Morris, G.G, dan Zafira telah

memberi dampak sosial yang cukup besar selain melantunkan


musik slow, namun pedas mengritik penguasa.
Istri muda Pak Sholeh yang berada di Surabaya telah
mengandung 5 bulan.
8

10

Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan


arti sampai. Contohnya:
1903 1955
Yogyakarta, 13 20 November 2015
Siang malam
Jakarta Batam
Tanda Ellipsis/Titik-titik ( )
Tanda ellipsis ada yang ditulis dengan cara titik-spasi-titik-spasi-titik
( . . . ) Tanda tersebut digunakan dalam penulisan kalimat yang
terputus-putus. Contohnya:
Kalau begitu . . . ya, lebih baik kita cari tempat makan lain.
Hmm . . . aku juga bingung dengan tingkahnya.
Tanda ellipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Contohnya.
Makanan-makanan berformalin supaya tidak beredar lagi di
pasaran.
Hal yang patut dihindari serta menjadi sumber masalah dalam
menulis buku.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu
dipakai empat buah titik ( . ); tiga buah untuk menandai
penghilangan teks dan satu buah untuk menandai akhir kalimat.
Contohnya:
Semua yang telah ia lalu, bukanlah hal yang dapat .
Sayangnya, tidak semua orang setuju dengan .
Berdasarkan penjelasan diatas, setiap tanda baca berperan penting
dalam pembentukkan kalimat yang bagus. Pembentukkan kalimat
yang bermutu juga didorong oleh kepekaan penulis dalam menulis
buku. Sekali lagi, kepekaan tersebut didorong dengan intensitas
kerajinan dalam menulis buku. Semoga bermanfaat dan silahkan ke
bagian 3 untuk belajar lebih banyak lagi!
Penggunaan tanda baca yang tepat dapat mendukung
pengokohan Bahasa Indonesia agar dapat menjadi bahasa
yang lebih konsisten dan berintegritas
Terpikirkah dalam benak Anda bahwa Bahasa Indonesia tidaklah
konsisten? Contoh gampang saja, tentang peluruhan karakter K-T-SP (KTSP). Peluruhan karakter KTSP termasuk yang paling tidak
konsisten daripada yang lain. Bagaimana tidak? Coba bandingkan
kata mengkaji dengan mengaji, pasti tentunya beda makna. Secara
harifiah, mengaji diartikan sebagai kegiatan sebagian umat (baca:

muslim) dalam mempelajari kitab sucinya. Sedangkan, mengkaji


bermakna kurang lebih sama-sama mempelajari ilmu, tetapi
terlepas dari embel-embel agama. Tentunya, hal ini dapat
menyebabkan orang-orang terpaku pada kebingungan penggunaan
kata.
Terkadang, menyisipkan nilai-nilai agama ke dalam makna kata
dalam bahasa, dapat menggangu konsistensi bahasa itu sendiri.
Tidak bermaksud menyalahkan nilai-nilai agama, tetapi terkadang
kita harus konsisten menggunakan bahasa agar tidak merusak
esensi bahasa yang kita gunakan. Pada hakikatnya, bahasa
memudahkan kita untuk berkomunikasi, bukan malah membuat kita
semakin bingung. Untuk itu kita harus konsisten dalam penggunaan
bahasa beserta segala aspek didalamnya, termasuk penyusunan
kalimat, pemilihan kata, logika bahasa, hingga yang terkecil
pengunaan tanda baca.
Pada bagian terakhir ini kita akan membahas 8 (delapan) tanda
baca beserta penggunaanya. Tanda baca tersebut adalah tanda
tanya (?) tanda seru (!), tanda kurung (()), tanda kurung siku
([]), tanda petik(), tanda petik tunggal (), tanda garis
miring (/), dan tanda aprostof (). Mirip dengan kasus sebelumnya,
tanda baca ini seringkali disalahgunakan. Contohnya seperti;
menggunakan tanda tanya kepada kalimat biasa (walau
mengandung kata tanya), sampai menggunakan tanda baca petik
yang kurang tepat. Berikut penjelasan tentang delapan tanda baca
tersebut beserta kegunaannya:
3

Tanda Tanya (?)


Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya ataupun prasa
yang bertujuan untuk menyanyakan sesuatu. Contohnya:
Sejak kapan mereka pergi ke Semarang?
Kamu tahu, engga?
Ada apa?
Pak Winarna bukan, sih?
Tanda tanya TIDAK digunakan dalam kalimat tanya yang berubah
menjadi penjelas, seperti:
Dian masih tidak tahu mengapa gurunya selalu memberikan nilai
yang jelek kepadanya.
Budi paham bagaimana cara mengoperasikan komputer dengan
sistem operasi LINUX.
Tanda tanya digunakan dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya. Contohnya:
Bumi tetap berbentuk bulat walau tanpa atmosfer (?)
Agung lahir di tahun 1995 (?)
Total tabungan Andi ada 400 juta rupiah (?)
Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan pada kalimat seruan atau perintah, baik
perintah keras maupun tidak. Contohnya:

Tolong tutup jendala itu!


Kerjakan essay ini dalam waktu kurang dari 15 menit!
Tanda seru digunakan pada kalimat yang memuat ekspresi kaget,
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contohnya:
Astaga! Tinggal seminggu lagi kah?
Solidaritas tanpa batas, salam integritas!
Aih, berhentilah merengek seperti itu!
Tanda Kurung (())
Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan, yang biasa digunakan untuk menjelaskan
abreviasi. Contohnya:
Kementrian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristek dikti) telah menyelenggarakan Progam Hibah Bina
Desa (PHBD) semenjak bulan lalu.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
mengajukan kebijakan yang terlalu mementingan masalah
pribadi.

Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau


penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contohnya:
Novel The Great Gatsby (salah satu novel terkenal era revolusi
industri) terbit dan dicetak dalam berbagai versi.
Bukti tersebut (lihat halaman 109) mendukung pernyataan
KHA Dahlan terhadap bidah dalam ibadah yang dilakukan
oleh kebanyakan masyarakat muslim saat itu.

Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang


kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contohnya:
Kata aggression diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi
agresi (an).
Pendaki amatiran tidak diperkenankan untuk mendaki sampai
(puncak) Mahameru.

10

Tanda kurung digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang


memerinci satu urutan keterangan. Contohnya:
Kecerdasan sejati ditentukan oleh penguasaan (a) IQ, (b) EQ,
dan (c) SQ.

Tanda Kurung Siku ([ ])


Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompook kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat yang
ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contohnya:
Mahasiswa juga wajib berperan dalam pemberdaya[a]n
masyarakat secara berintegritas.
Dalam jurnal yang ditulis oleh Tim Kuscz[s]cak, terdapat kesalahan

10

dalam logika penulisan.


Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contohnya:
Persamaan dari metode pembelajaran itu (perbedaannya
[lihat halaman 20-23] begitu signifikan) memberikan output
yang kurang lebih tetap sama dengan tujuan awal.
Tanda Petik ()
Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contohnya:
Saya belum siap, Kata Ahmad, Lima menit lagi!
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia.
Tanda petik digunaka untuk mengapit judul syair, karangan, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contohnya:
Bacalah Bola Lampu dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat.
Karangan Putra Setiawan yang berjudul Peran BEM Terhadap
Kehidupan Mahasiswa telah diterbitkan di surat kabar Kedaulatan
Rakyat sebagai tema besar halaman swarakampus.
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contohnya:
Model itu melenggang dengan celana kuno yang dikenal sebagai
cubrai.
Dalam istilah asing, keadaan semacam inilah yang disebut
sebagai jeopardy.
Tanda petik juga digunakan sebagai tanda baca penutup kalimat
atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda pentik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada
ujung kalimat atau bagian kalimat. Contohnya:
Michael Gerard Mike Tyson adalah satu dari sekian ikon terkenal
dunia yang menjadi mualaf.
Karena mata sipit dan kulit kuning langsatnya, Fatima kerap
dipanggil Cacik oleh para pedagang pasar.
Rhendy sering menjadi pengacau dalam setiap kegiatan
keorganisasian.
Tanda Petik Tunggal ( )
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain. Contohnya:
Tanya Melia, Kau denggar bunyi ngiung-ngiung tadi kah?
Waktu membuka pintu depan, kudengar teriak anakku Bapak
sudah pulang, dan rasa letihku lenyap seketika, ujar Bapak
Santoso
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan,
atau penjelasan kata ungkapan asing. Contohnya:
rate of inflation laju inflasi

feedback umpan balik


shut down nonaktif
11

11

12

13

Tanda Garis Miring (/)


Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada
kalimat dan penandaan masa tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim. Contohnya:
No. 036/Kep/DIKTI/2002
Ngadiwinatan NG I/1095
Tahun Ajaran 2015/2016
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau
Contohnya:
pria/wanita
harga permen itu Rp500,00/butir
hal tersebut sangat dilarang/wajib dihindari dalam pembuatan
skripsi.
Tanda Apostrof ()
Tanda penyingkat atau apostrof digunakan untuk menunjukkan
penghilangan bagian kata atau kata atau bagian angka tahun.
Contohnya:
Jono lah orang yang menyelamatmu (lah = adalah)
29 Februari 16 (16 = 2016)
Tanda apostrofi juga terkadang digunakan dalam penulisan nama
ataupun kata khusus serta serapan bahasa asing. Contohnya:
Rifan Syafii (bukan Syafi i atau Syafii)
Surat Al-Anam (bukan Al-An am atau Al-Anam)
Jadillah penulis yang peka! Menjadi penulis yang peka tidak akan
pernah ada ruginya. Seorang penulis yang peka terhadap hal
terkecil sekalipun adalah penulis yang memiliki tingkat kepedulian
sangat tinggi. Tidak begitu terlihat memang, tetapi jika kita dapat
memerhatikan hal terkecil sekalipun. Juga, dalam kasus ini, penulis
yang peka adalah ia yang turut serta untuk menjaga konsistensi
segala aspek bahasa. Maka dari itu, jangan pernah berhenti belajar
untuk menjadi lebih peka.
Penulis disini hanya mencoba berbagi apa yang penulis pahami.
Jadi, bila ada kesalahan dan sebagainya, jangan sungkan untuk
memberi saya koreksi. Selamat menulis buku dan semoga
bermanfaat!

Anda mungkin juga menyukai