Anda di halaman 1dari 4

 

Sebagian besar calon jamaah tidak mau ‘mengaku’ kalau dirinya memiliki keluhan atau penyakit tertentu saat
dianamnesis di Indonesia.  Alasannya, takut jadi batal berangkat. Tak jarang buku yang seharusnya diisi oleh dokter
ini pun hanya dicentang oleh perawat karena tidak ada dokter puskesmas yang memeriksa.
 
Seorang muslim memiliki kewajiban melaksanakan ibadah haji minimal sekali dalam seumur hidup. Setiap tahunnya
sekitar 200.000 orang dari seluruh penjuru dunia melakukan migrasi massal menuju tanah haram demi mengharap
ridha Allah SWT semata. Jamaah haji dari Indonesia selalu menjadi pemegang rekor tetap kuota jamaah haji
terbanyak di dunia. Sayangnya, persiapan kesehatan calon jamaah sebagian besar terabaikan, hingga akibatnya
angka morbiditas dan mortalitas jamaah di Arab senantiasa mengkhawatirkan.

Berangkat ibadah haji tentu tidak sama dengan wisata ke luar negeri. Diperlukan kesiapan fisik dan mental, selain
wawasan keagamaan dan ilmu-ilmu dasar fiqih. Di Indonesia, sebagai bagian dari Ongkos Naik Haji (ONH), calon
jamaah mendapat hak kesehatan selama ibadah haji. ”Baik jamaah ONH reguler atau ONH khusus (plus)
memperoleh hak yang sama dalam bidang kesehatan,” ujar Anna Uyainah, ZN, dr. Sp.PD., K-P pada simposium mini
”Masalah Kesehatan haji Indonesia” di Ruang Senat Guru Besar FKUI, 16 Nopember lalu. Biaya di dalamnya sudah
termasuk pelayanan tenaga kesehatan dan rangkaian pemeriksaan sebelum keberangkatan. Koordinator bidang
pelaksana kesehatan jamaah haji ini bertutur, meski jamaah sudah dibekali buku hijau (buku catatan kesehatan
jamaah haji Indonesia), hasil penelitiannya membuktikan 66% isi buku tersebut tidak valid. Sebagian besar calon
jamaah tidak mau ‘mengaku’ kalau dirinya memiliki keluhan atau penyakit tertentu saat dianamnesis di Indonesia.
Alasannya, takut jadi batal berangkat. Tak jarang buku yang seharusnya diisi oleh dokter ini pun
hanya dicentang oleh perawat karena tidak ada dokter puskesmas yang memeriksa.
 
Hanya onta yang tidak batuk pilek saat ibadah haji, begitu seloroh para jamaah Indonesia. Hampir semua jamaah
haji –yang hampir semua kurang persiapan fisik- akan sakit, minimal terkena influenza di sana. Iklim kurang kondusif
menjadi faktor utama morbiditas para jamaah.
 
Selain itu, kondisi fisik mereka –yang tidak terlalu kuat-  harus dibarengi dengan ibadah sunnah yang tak henti-
hentinya, kalau tidak bisa dibilang berlebihan. Beruntung bagi jamaah yang mendapat maktab (pemondokan) tidak
jauh dari masjid (Al-Haram dan Nabawi). Sayangnya, hampir semua jamaah ONH reguler harus puas dengan
penginapan kurang layak yang berjarak lebih dari 1km dari masjid, jarak tempuh yang sangat jauh untuk dilakukan
dengan jalan kaki. Para jamaah wanita sering pula bolak-balik masjid-maktab berkali-kali yang membuat dirinya
sangat lelah. Lebih parah, saat mereka mulai sakit dan pergi ke dokter kloter, sering pula sang dokter tidak di tempat;
sedang thawaf di Pasar Seng.
 
Cita rasa catering setempat sering membuat para jamaah malas makan. Sehari-hari hanya ada buncis dan daging
onta atau kambing, makan ngampar (duduk melantai) di maktab, belum lagi obrolan antar jamaah kadang membuat
telinga panas, ditambah rasa kangen dengan kampung halaman, komplet sudah kondisi fisik menjadi lemah. Jamaah
Indonesia yang terbiasa tinggal di rumah pribadi dengan halaman hijau dan fasilitas kendaraan juga akan mengalami
tekanan saat mereka ditempatkan di ‘barak-barak’ penginapan seadanya yang sempit dalam gedung bertingkat
tanpa lift. Barita mengeluhkan, sulitnya para dokter memantau kondisi pasien dengan model tempat tinggal kamar-
kamar sempit seperti itu. Tidak mengherankan jika persentase mortalitas jamaah terbanyak (37.4%) terjadi di
maktab, katanya. Kalau tempat paling ‘mematikan’ ialah di maktab, waktu penyumbang kematian terbesar ialah saat
wukuf dan melontar jumrah. Luar biasa, perbandingan kematian sebelum wukuf dan jumrah dengan sesudahnya
mencapai 280% di tahun 2005. Dari hanya  30 orang hingga ratusan orang meninggal dengan berbagai penyebab.
Melontar jumrah ialah aktivitas yang paling banyak meminta korban.
 
Dari berbagai paparan dan pengalaman setiap tahun, semua masalah kesehatan jamaah Indonesia berakar dari latar
belakang pendidikan dan kultur yang rendah. Hal senada diungkapkan perwakilan Departemen Agama yang hadir,
70% jamaah setiap tahunnya ialah lulusan Sekolah Dasar (SD) yang tidak terlalu paham pentingnya kebersihan dan
kesehatan. Jangankan membiasakan cuci tangan, membuang ludah dan lendir (ingus) sembarangan pun terlihat di
mana-mana. Saat ada jamaah yang terkena ISPA, kontan satu maktab akan tertular dengan mudah. Pedagang
makanan khas Indonesia, baik khas rasanya dan khas higienitasnya, selalu saja diserbu para jamaah yang lidahnya
tidak familiardengan masakan timur tengah.
 
DR.dr. Aru W. Sudoyo, SpPD,K-HOM, Ketua PAPDI yang saat itu terlihat semangat mengikuti simposium berkata,
gastritis dan diare di kalangan jamaah haji Indonesia sih sudah lumrah.  Selaras dengan fakta, data epidemiologi dari
Anna Uyainah menunjukkan bahwa penyakit saluran pernapasan (THT) selalu menempati insiden tertinggi, diikuti
dengan penyakit saluran cerna, penyakit otot dan tulang, penyakit paru, dan penyakit akibat udara dingin. Anna yang
sudah sangat berpengalaman dalam urusan kesehatan haji mengutarakan bahwa obat-obatan dispepsia selalu habis
lebih dahulu, diikuti dengan antidiare dan obat simtomatis lainnya. (Farid)
 
Tips Kesehatan Ibadah Haji untuk Umum
dari dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH dan dr. Anna Uyainah. Sp.PD-KP
 
Persiapan
Periksakan diri ke dokter, bawa persiapan obat yang biasa dipakai, olah raga sesuai kondisi, konsumsi makanan
sehat, siapkan pakaian yang melindungi dari udara dingin,
Selama Perjalanan
Konsumsi makanan sehat, kurangi aktivitas tidak bernilai ibadah (mis.belanja), hindari teh, alkohol, rokok, soda
(pemicu dehidrasi)
Menghindari Sengatan Dingin
Pertahankan kondisi fisik, makan yang baik dan teratur, pakai pakaian yang menghindari dari udara dingin, hindari
udara dingin, hindari alkohol dan rokok, hindari minuman dingin, mandi cukup sekali sehari, gunakan shower dan
sabun dari sana, lindungi kulit dengan krim, pakai masker, tutup kepala, sarung tangan, kaos kaki.
 
 
Menstruasi atau haid terjadi secara periodik pada semua perempuan sehat yang memiliki organ reproduksi sehat
juga. Haid bahkan bisa menjadi indikator kesuburan. Namun siklus bulanan tersebut kerap menjadi masalah
bagi wanita (misalanya ibadah haji) karena hukum Islam melarang wanita yang sedang haid melakukan ibadah. 
Teknologi terkini di bidang terapi hormonal telah memungkinkan pengaturan waktu terjadinya haid secara tetap
sesuai keinginan, bisa dimajukan atau dimundurkan. Selain berkaitan dengan ibadah, keinginan mendapatkan
"hari bebas haid" juga bisa berhubungan dengan karir atau acara khusus tertentu, seperti bulan madu. 
Dalam menghadapi persoalan ini ternyata para ulama berbeda pendapat tentang hukum kebolehan
mengguanakan obat penunda atau pencegah haid. Sebagian besar ulama membolehkan namun sebagian lainnya
tidak membolehkan.

Ibadah haji merupakan ibadah fisik, oleh karena itu dibutuhkan fisik yang sehat pula agar kita bisa menjalankan
ibadah haji secara sempurna. Hampir bisa dipastikan seluruh jamaah haji akan menurun kondisi stamina fisiknya
sebab selama prosesi ibadah haji tenaga kita akan terkuras, kurang tidur dan melelahkan.
Jika kondisi tubuh sudah menurun dan daya tahan tubuh akan menurun pula, sudah barang tentu penyakit akan
mudah masuk menyerang kita. Hal ini bisa kita lihat ketika jamaah haji pulang dari Mina, banyak jamaah haji yang
jatuh sakit, mulai dari penyakit yang ringan seperti batuk, pilek, flu disertai demam tinggi bahkan ada yang harus
dirujuk ke Rumah Sakit karena tidak bisa ditangani oleh Dokter Kloter. Ada guyonan nih katanya " Hanya Onta saja
yang tidak batuk dan pilek?" hehehe..
Kali ini akan kami berikan beberapa tips berhaji sehat dan penyakit-penyakit yang sering diderita oleh jamaah haji
serta bekal obat yang perlu dibawa selama menunaikan ibadah haji. Materi ini adalah materi manasik yang
disampaikan oleh Dr. Muniroh dan Dr. Rizki Anisa dalam Bimbingan Manasik KBIH AROFAH MALANG.
CARA MANDIRI MENGATASI PENYAKIT
BATUK PILEK ( FLU)
a. Batuk pilek (flu) adalah penyakit infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus.
b. Cara mengatasinya :

 Minum obat flu :  ultraflu, neozep, sanaflu, deconal, decolgen, paratusin, demacolin, dll
 Obat batuk : OBH, laserin, woods, vicks
 Vitamin : becombion, enervon c, CDR, zegavit, hemaviton, protecal, supradin, dll.

c. Cara pencegahan :

 Selalu menggunakan masker yang dilembabkan sebagai pelindung yang menutupi lubang hidung dan
mulut.
 Perbanyak makanan yang mengandung  vitamin diantaranya buah-buahan dan sayuran.
Dan memperbanyak cairan seperti minuman hangat, susu, air zam-zam atau air mineral yang tidak dingin.
 Istirahat yang cukup.
PENYAKIT JANTUNG DAN TEKANAN DARAH TINGGI
a. Penyakit jantung adalah penyakit yang disebabkan kelainan pada jantung.
   - Obat - obat : digoxin, ISDN, dll.
b. Penyakit darah tinggi / hipertensi adalah bila tekanan darah melebihi atau sama dengan 140/90 mmHg.

 Obat - obat : captopril 12,5 mg dan 25 mg, nifedipin, lodoz, dll.


 Cara pencegahan: bersikap tenang agar jantung tidak berdenyut dengan cepat dan hindari makanan yang
banyak mengandung garam serta hindari daging kambing.
 Selalu ingat minum obat teratur dan sediakan obat untuk beberapa hari dalam tas paspor .

ASMA
Asma adalah gangguan saluran nafas karena adanya penyempitan saluran nafas yang disebabkan reaksi dari
berbagai rangsangan yang bersifat alergi.
Obat - obat : aminofilin, salbutamol, alupent, ventolin, dll
Cara pencegahan: hindari stress, makan makanan yang tidak menimbulkan alergi, hindari udara dingin dengan
memakai pakaian tebal, memakai masker.
PENYAKIT MAAG
Penyakit maag ialah penyakit yang disebabkan berlebihnya asam lambung.
Obat - obat : sanmaag, Mylanta, polycrol, dll.
Cara pencegahan: hindari makanan yang merangsang lambung seperti pedas, asam, merica, minuman yang
bersoda, kopi  dll.
PENYAKIT KENCING MANIS
Penyakit kencing manis adalah penyakit dimana kadar gula dalam darah meningkat karena kurang insulin.
Obat - obat : glibenclamide, metformin, dll
Cara pencegahan : makan secukupnya dan hindari yang manis atau tinggi karbohidrat. 
DIARE
Diare adalah keadaan dimana buang air besar  encer lebih dari 3x/hari.
Obat - obat : Loperamid, enterostop, corosorb, dll.
Cara pencegahan: hindari makanan  yang merangsang lambung seperti asam dan pedas.
 
OBAT – OBAT LAIN YANG PERLU DIBAWA

 Antibiotik: amoxicillin 500mg, ciprofloxacin, cefadroxil, primadex, dll.


 Penurun panas : paracetamol, sanmol, dll.
 Anti nyeri: antalgin, asam mefenamat, ponstan, mefinal, panadol, dll.
 Anti mabuk/ muntah; antimo, primperan, dll.
 Anti alergi: dextamin, CTM, dexamethasone, dll.
 Obat kolesterol: simvastatin, dll.
 Obat asam urat: allopurinol, dll.
 Tetes mata: visine, cendoxitrol, erlamycetine, sagestam, alletrol, dll.
 Obat gosok: minyak kayu putih, geliga, rheumason, counterpain, dll.
 Obat luka luar: betadine, dll
 Plester luka: tensoplast, hansaplast, dll.

 
PENGATURAN WAKTU HAID BAGI JAMAAH HAJI WANITA USIA SUBUR

 Catat tanggal haid 3 bulan terakhir sebelum berangkat agar diketahui pola haid sehingga dapat diperkirakan
tanggal haid selama perjalanan haji.
 Bagi ibu-ibu yang haidnya tidak berbarengan dengan thawaf umrah, thawaf ifadah, thawaf wada dan Shalat
Arba’in di Masjid Nabawi biarkan haid datang alamiah. Bila diperkirakan haid datang bersamaan dengan waktu-
waktu tersebut perlu pengaturan haid.
 Cara : minum obat penunda haid 7 hari sebelum perkiraan haid yang akan datang dan hentikan minum obat
3 hari sebelum waktu haid yang diinginkan.
 Obat penunda haid : Primolut N ( 2 x 1 tablet setiap hari .

Beberapa Tips Menjaga Kesehatan Selama Berhaji


Ada pepatah kuno "mencegah lebih baik daripada mengobati". Datangnya penyakit tak dapat ditolak, kita wajib
berikhtiar untuk mencegah terjangkitnya penyakit dalam diri kita. Jika sudah terkena penyakit, kewajiban kita untuk
berikhtiar mencari kesembuhannya. Nah, ternyata mencegah jauh lebih murah ketimbang mengobatinya! Nggak

percaya? Tanya aja kepada orang-orang yang lagi diopname di Rumah Sakit? hehehe..
 
Ada beberapa tips untuk mencegah atau menjaga kesehatan kita selama menjalankan ibadah haji:

1. Perbanyaklah minum air putih, jangan takut atau kuatir sering "pipis" selama di Masjidil Haram. Tingkat
kelembapan di Tanah Suci Makkah atau Madinah sangatlah rendah. Sedangkan kebanyakan dari jamaah haji
Indonesia terbiasa hidup dalam iklim yang kelembapannya sangat tinggi. Perubahan cuaca dan iklim yang cepat
inilah menyebabkan seringnya jamaah haji Indonesia terserang penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan), batuk
pilek (flu). Dengan sering minum akan menjaga agar tenggorokan kita tetap basah. Kalau bisa setiap kali Anda
berangkat ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, bawalah botol kecil berisi air minum, dan sering-sering lah minum
meskipun tidak merasa haus agar tenggorokan kita basah dan tidak kering. Jika minum air zam-zam usahakan tidak
dalam keadaan dingin. Kebanyakan Air Zam-zam di Masjidil Haram terasa dingin karena ada proses pendinginan
terlebih dahulu (masuk ke freezer). Jika ingin minum sebaiknya didiamkan dahulu agar tidak terlalu dingin. Jika
Anda tidak terbiasa minum air yang dingin biasanya mudah terserang pilek sehabis minum air zam-zam yang dingin.
Memang terasa segar tetaapi akibatnya pilek muncul. Anda pilih mana rasa segar atau terkena pilek?. Sediakan
juga minum disamping atau dekat tempat tidur anda, bisa jadi ketika tengah malam, tiba-tiba tenggorokan kita
terasa tercekat dan merasa haus sekali, ini adalah akibat rendahnya kelembapan udara di Makkah sehingga
menyebabkan tenggorokan kita kering sekali.
2. Sediakanlah selalu obat flu (pilek) kemanapun Anda pergi, baik sholat ke Masjidil Haram atau sekedar
shoping atau ziarah-ziarah. Karena kita tidak tahu kapan penyakit itu datang, bisa kapan saja, bisa setiap saat dan
dimanapun Anda berada. Jika terasa badan sudah terasa tidak enak badan (meriang) atau timbul gejala-gejala
terserang flu atau pilek segeralah minum obat flu, jangan menunggu hingga parah, sebab jika masih gejala-gejala
flu muncul dan segera minum obat flu maka akan lebih mudah sembuhnya ketimbang sudah parah.
3. Beristirahatlah dengan cukup. Jangan memforsir tubuh untuk ibadah terus tanpa memperhatikan kondisi
badan. Tubuh kita juga perlu istirahat, ini adalah Sunatullah. Lebih baik ibadah yang istiqomah, meskipun sedikit tapi
kita jalankan dengan istiqomah dan terus menerus, daripada banyak ibadah kemudian kita jatuh sakit, jadi
berkurang dong ibadahnya. Bahkan ada yang tidak bisa ibadah ke Masjidil Haram lagi kan sayang, iya kan?
4. Makan makanan yang bergizi dan sehat dengan cukup, meskipun makanan tersebut terasa kurang enak di
lidah kita. Karena kita hidup di negara Arab Saudi yang memiliki jenis makanan yang berbeda rasanya pun kurang
familiar dengan lidah kita. Selama di Tanah Suci kita tidak bisa menikmati makanan yang biasa kita makan di Tanah
Air. Ada restoran yang menjual makanan selera Indonesia tetapi tetap tidak seenak di rumah kita, maklum di
Makkah ketersediaan bumbu-bumbu tidaklah selengkap di rumah kita ya kan? Nah solusinya Anda bisa masak
sendiri atau nikmati saja apa yang ada karena kita masih tamu-tamu Allah SWT. Apa yang disajikan Allah sebagai
"Tuan Rumah" ya harus kita terima dengan ikhlas, ya kan? atau Anda punya pilihan lain? Ndak makan? Silahkan
aja

Anda mungkin juga menyukai