Penanganannya memang tidak selalu sama pada setiap penderita, tapi semuanya untuk
satu tujuan, yaitu sembuh
Ketika si kecil didiagnosis leukemia (kanker darah), jangan dulu kecil hati! Sekalipun
kanker dianggap sebagai penyakit yang cukup serius, jangan lupa bahwa kanker yang
dialami si kecil dapat disembuhkan, apalagi jika ditemukan pada tahap yang masih
dini. Apa saja yang dilakukan dokter untuk mengenali dan mengatasinya?
Dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, leukemia merupakan jenis kanker yang
paling banyak dijumpai pada anak-anak. Sebagaimana sifat kanker pada umumnya,
yaitu sel-sel bertumbuh secara liar di luar kontrol, demikian pula yang terjadi pada
leukemia dimana yang yang tidak terkontrol adalah proliferasi dari sel darah putih
(leukosit) yang belum matang.
Gambaran sumsum tulang biasanya akan menunjukkan jumlah sel-sel darah putih
yang jahat (sel blast) yang meningkat, sementara jumlah sel-sel lainnya berkurang
atau sedikit akibat proses pembuatannya yang tertekan oleh sel blast tersebut. Jika
keadaan pabriknya saja sudah demikian, sudah dapat diduga bagaimana keadaannya
di luar pabrik, yang dapat terlihat dari hasil pemeriksaan darah tepi. Kadar
hemoglobin, leukosit, dan trombosit umumnya rendah dibanding nilai normalnya.
Akibatnya, anak yang menderita leukemia biasanya akan menunjukkan gejala yang
merupakan cerminan dari rendahnya 3 komponen darah tersebut. Penyebab leukemia
pada anak sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, namun faktor genetik diduga
mempunya andil terhadap terjadinya kanker darah ini.
Mengenali gejalanya
Terdapat beberapa gejala berikut ini yang perlu dicermati oleh orangtua agar anak-
anak yang mengalami gejala-gejala tersebut dapat segera dibawa ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa gejala itu, antara lain:
· Lemah, pucat, mudah lelah, serta denyut jantung yang meningkat. Keadaan ini
terjadi karena jumlah sel darah merah yang berkurang akibat terdesak oleh sel-sel
darah putih yang jahat.
· Sering demam dan mengalami infeksi. Keadaan ini disebabkan oleh karena
berkurangnya jumlah sel darah putih yang baik yang bertugas sebagai “tentara” untuk
melawan organisme-organisme penyebab penyakit.
· Tampak biru-biru di beberapa bagian tubuh, bintik-bintik merah, mimisan, serta gusi
berdarah. Keadaan ini terjadi karena berkurangnya jumlah trombosit.
· Merasakan nyeri-nyeri pada tulang. Keadaan ini terjadi akibat sudah menyebarnya
sel-sel blast ke dalam tulang.
· Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar limfe. Keadaan ini juga terjadi akibat sudah
menyebarnya sel-sel blast ke dalam organ-organ tersebut di atas.
Gejala-gejala yang timbul antara satu anak penderita leukemia dengan yang lainnya
tidak selalu sama dan tidak selalu gejala-gejala tersebut timbul semuanya secara
bersamaan. Oleh karena itu, jika kulit anak Anda tampak biru-biru di sana-sini yang
bukan terjadi akibat terbentur sesuatu, atau ia mengeluh sakit yang tidak jelas dan
jalannya terpincang-pincang, sering mimisan dan gusinya juga sering berdarah, segera
periksakan anak Anda ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap tubuh
si kecil dan menganjurkan beberapa pemeriksaan yang diharapkan dapat mendukung
hasil pemeriksaan sebelumnya.
Aneka pemeriksaan
Mengatasi leukemia
Obat-obat kemoterapi, kalau boleh dibilang, adalah obat yang ”bodoh”. Maksudnya
”bodoh” adalah obat-obat ini tidak bisa hanya menyerang sel-sel kanker saja, semua
sel yang baik dan aktif juga diserangnya. Hal ini bisa terlihat dari hasil pemeriksaan
darah tepi yang dilakukan setelah pelaksanaan kemoterapi. Sebagai contoh, misalnya
kadar leukosit yang tadinya normal, setelah kemoterapi bisa berubah menjadi rendah
bahkan sampai ”tentara-tentara” tubuh ini mencapai jumlah yang tidak
memungkinkan untuk melakukan penyerangan bila musuh datang. Keadaan ini dapat
menyebabkan proses kemoterapi ditunda sampai jumlah leukosit mencapai kadar
yang aman untuk kemoterapi dapat dilanjutkan kembali. Bila kemoterapi tetap
dilakukan, ada kemungkinan besar si kecil akan mengalami infeksi yang berat
mengingat tingkat infeksi di negara kita yang masih tinggi. Untuk mengantisipasinya,
dokter biasanya akan melakukan pemantauan melalui pemeriksaan darah tepi. Oleh
karena itu, orangtua diharap tidak bingung dan bertanya-tanya kenapa anaknya
diambil darahnya bolak-balik. Rambut yang rontok setelah pemberian obat
kemoterapi tertentu juga merupakan hasil dari ”kebodohan” obat kemoterapi tersebut.
Orangtua tidak perlu takut anaknya menjadi botak setelah dikemoterapi karena
botaknya ini bersifat reversibel, maksudnya jika obat kemoterapi bersangkutan
dihentikan rambut akan tumbuh kembali.
Penyakit kanker pada anak umumnya jarang dibandingkan angka kejadian kanker
pada orang dewasa. Pada anak angka kejadian kanker 2-4 %, sangat kecil
dibandingkan angka kejadian penyakit lainnya seperti infeksi dan allergi yang ditulis
pada awal artikel ini.
Namun, dari data statistik menunjukkan kejadian penyakit kanker pada anak saat ini
memperlihatkan kecenderungan meningkat, dibandingkan dua dasa warsa yang lalu.
Kenapa?
Pewarna tekstil (rhodamin) digunakan mewarnai jelly dan minuman agar menarik
minat anak-anak untuk dikonsumsi. Sayuran dan buah-buahan sudah tidak semurni
dulu lagi sudah tercemar bahan kimia, akibat pemupukan dan insektisida,
sebelum sampai ketangan konsumen. Â
Contoh jelas dan nyata bagaimana bahan kimia mengakibatkan kanker dapat dilihat
dari tikus sekarang dibandingkan tikus saat saya masih anak. Puluhan tahun yang lalu,
tikus di sawah dan selokan yang saya lihat ukurannya kecil, badan ditutupi bulu-bulu
halus.
Pada saat ini tikus sawah maupun rumah dan selokan ukurannya jumbo, sangat besar
dengan badan yang ditumbuhi bulu kasar dan tajam, seperti landak. Zaman dulu tikus
takut sama kucing, tapi sekarang ini kucing yang takut kepada tikus, saking besar dan
seramnya tikus masa kini..
Perubahan bentuk dan ukuran serta textur jaringan tikus zaman dulu ke tikus zaman
sekarang disebabkan oleh mutasi genetik, yaitu adanya perubahan dalam susunan dan
panjangnya khromosom yang disebabkan oleh paparan bahan kimia yang terdapat di
dalam pupuk dan insektisida yang banyak digunakan pada saat ini. Tikus saat ini
boleh disebut sebagai ‘tikus mutant’.
Paparan bahan kimia selain melalui makanan dan minuman, juga melalui
pernafasan : bensin, timah hitam (Pb), carbon tetrachloride(CCl4), asbes, dll.
Bayangkan tubuh anak sudah diserang dari berbagai penjuru oleh bahan kimia yang
sangat berbahaya bagi  kesehatan dan menimbulkan berbagai kanker, diantaranya
leukemia adalah penyakit kanker tersering pada anak usia 0-9 tahun.
Khusus paparan bensin pada anak atau saat janin dalam kandungan-bila si ibu bekerja
berdekatan dan bersinggungan dengan bensin sebagai penjual bensin eceran-atau anak
yang membantu orang tua berjualan bensin. Pada kasus semacam ini, kemungkinan
anak menderita leukemia sangatlah besar, seperti disebutkan didalam buku.
Mengetahui bensin sebagai salah satu penyebab leukemia, adalah kurang bijak kalau
anak masih juga disuruh membantu berjualan bensin. Sebaiknya anak membantu
orang tua dengan pekerjaan lainnya yang tidak berdampak terhadap kesehatan anak…
Bila diperiksa lebih jauh, perut tampak membuncit, akibat pembesaran hati dan
limpa. Anak jadi cengeng dan rewel, susah makan-minum dan susah tidur…
Setelah diperiksa darahnya, biasanya akan tampak penurunan pada kadar hemoglobin
dan trombosit (bisitopenia) dengan sel darah putih yang sangat meningkat.
Pembekuan darahpun terganggu, terlihat dari sering mimisan, bab berdarah,
lebam-lebam dikulit, dst…
Begitulah secara umum tanda-tanda yang dapat dilihat pada penderita leukemia. Jadi
peran ibu dan ayah serta keluarga lainnya sangat besar dalam mencermati gejala
sekecil apapun yang menimpa putra-putrinya dan mewaspadai gejala yang tersebut
diatas…
Pengobatan leukemia biasanya dengan khemoterapi, obat keras yang membunuh sel
kanker. Dampak khemoterapi terhadap keadaan umum sangat tergantung dari kondisi
awal penderita. Bila datang dengan gizi bagus dan stadium awal, penderita akan dapat
mentolerir khemoterapi yaitu efek samping obat yang minimal atau sedikit.
Istilah leukemia sudah sering kita dengar di masyarakat. Walaupun begitu, tidak dapat
dipungkiri bahwa pengetahuan masyarakat mengenai leukemia masih terbatas karena
dasar ilmu yang memang sulit dipahami oleh awam. Sebenarnya apa yang dimaksud
dengan leukemia? Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit
neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal dari sel-sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam
sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar
dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel
leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal
dan imunitas tubuh penderita. Pada leukemia, sel darah putih membelah diri tidak
terkendali dan sel darah muda yang normalnya hanya hidup di sumsum tulang dapat
keluar dan bertahan hidup.
Gejala-gejala ini tidak selalu sama pada setiap individu dan juga tidak selalu timbul
secara bersamaan.
Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang
yang merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Ada dua jenis
sumsum tulang: sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid) dan sumsum
kuning. Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih dihasilkan
dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan warnanya
ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua tipe sumsum
tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.
Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak
digantikan dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat
disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi
sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
Transplantasi sumsum tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang
masih sehat. Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus. Transplantasi
sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat dari kembar identik,
dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat dari bukan kembar
identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan transplantasi allogenik. Sekarang
ini, transplantasi sumsum tulang paling sering dilakukan secara allogenik.
Efek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan infeksi dan
juga kemungkinan perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi. Hal ini dapat
ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk mencegah
anemia. Apabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien
sembuh sebesar 70-80%, tapi masih memungkinkan untuk kambuh lagi. Kalau tidak
dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya 40-50%.