BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wanita berhubungan langsung dengan dunia luar melalui liang senggama, saluran
mulut rahim, rongga/ ruang rahim, saluran telur atau tuba fallopi yang bermuara di
dalam ruang perut. Hubungan langsung ini sehingga infeksi pada bagian luarnya
secara berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang perut. Dalam bentuk infeksi selaput
Diketahui bahwa sistem pertahanan dari alat kelamin wanita antara lain sistem
mengalir ke arah luar menyebabkan bakteri dibuang dan dalam bentuk menstruasi.
Sekali pun demikian sistem pertahanan ini cukup lemah, sehingga infeksi sering tidak
dapat dibendung dan menjalar ke segala arah, menimbulkan infeksi mendadak dan
menahun dengan berbagai keluhan. Salah satu keluhan klinis dari infeksi atau
keadaan abnormal alat kelamin adalah leukorea atau keputihan (Manuaba, 1999)
Menurut data family carp international (1995) Amerika Serikat bahwa satu
dari 20 remaja tertular Penyakit infeksi menular seksual dengan jumlah penderita ims
tertinggi pada usia 15-20 tahun, di Indonesia penderita ims terdapat sebanyak 45.830
Indonesia 2005), sedangkan jumlah penderita ims di kota metro pada tahun 2003
1
2
tidak ada (Profil Kesehatan Kota Metro, 2003), pada tahun 2004 sebanyak 17 orang
(Profil Kesehatan Kota Metro, 2004), pada tahun 2005 sebanyak 14 orang (Profil
abnormal.Keputihan bukan penyakit tetapi gejala penyakit, sehingga sebab yang pasti
perlu ditetapkan. Oleh karena itu untuk menentukan penyakit dilakukan berbagai
pemeriksaan cairan yang keluar tersebut. Dan untuk memastikannya perlu dilakukan
keputihan mencakup pewarnaan Gram untuk infeksi bakteri, preparat basah untuk
infeksi jamur, kultur/pembiakan untuk menentukan jenis bakteri penyebab, dan Pap
smear untuk menentukan adanya sel ganas pada serviks (Manuaba, 1999)
Setiap tahunnya, terdapat kurang lebih 400.000 kasus baru kanker leher rahim,
sebanyak 80% terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang. Penderita
8.182 kasus, dengan kasus kanker servik 2.780 kasus (www.pd. persi.co.id/?show =
rutin sehingga dapat menetapkan secara dini penyebab keputihan (Manuaba, 1999)
3
patologis tidak akan tahu dirinya mengidap penyakit atau tidak, wanita yang
tersebut merasa tidak nyaman dan merasa cemas dirinya menderita suatu penyakit
kelamin dan jika wanita yang beranggapan keputihan patologis adalah keputihan
Hasil pra survey yang telah penulis lakukan di MAN 1 Metro tentang
keputihan fisiologis dan patologis dengan cara menyebarkan kuesioner pada semua
remaja putri kelas II di MAN 1 Metro sebanyak 115 orang ditemukan 104 orang
(90,5%) yang tidak mengetahui tentang keputihan fisiologis dan keputihan patologis,
selain itu belum adanya penyuluhan kesehatan reproduksi dan penelitian mengenai
keputihan di MAN 1 Metro. Hal inilah yang mendorong penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
Remaja Putri di MAN 1 Metro tentang keputihan fisiologis dan Keputihan Patologis.”
A. Ruang Lingkup
patologis
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
fisiologis
patologis
5
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi remaja
Bagi remaja putri khususnya remaja putri di MAN 1 Metro diharapkan dapat
kebidanan Metro.
MAN 1 Metro, dan dapat juga sebagai bahan masukan dalam memberikan